Abad Inersia Raya

By odemarjinal

7.7K 663 3

Antologi ketiga dari Ode Marjinal. More

Marhaen Menang
Agenda Gerilya
Diburukan
Anak-Anak Marsinah
Daulat Omong Kosong
Selamat Mengheningkan Cipta
Penyamun
Rahwana di Beranda
Istirahatlah Pejuang
Perseteruan
Tes Wawasan Kewangsaan
Bidak Budak
Berbineka Ria
Pipit Mati di Lumbung Padi
Singgasana Amnesia
Menjemput Kemanusiaan
Sinema Api
Inferno
Dusta Daulat
Petilasan Musafir
Engkau Garuda
Marhaen Merajah Puisi
Mekarlah Fajar
Kamis Menggugat
Kartini Perebus Kata
Naik Mencekik
Demokrasi Air Mata
Melahirkan Merah
Berpusara di Udara
Berdikari Selamanya
Tanah Air Mata
Mosi Tidak Percaya
Di Seberang Istana
Negeri Retorika
Berproletar Ria
Mengimami Perlawanan
Melawan Meski Tertawan
Kembalikan Keluarga Kami
Rumah Manusia
Penyamun Menggelanggang
Reformasi Basa-Basi
Bangku dan Meja Mahal
Pahlawan Itu Bernama Guru Honorer
Pledoi Proletar
Katalog Air Mata
Kaisar Kecil Otda
Hilang Karena Benar
Ini Tanah Air Kami
Apa Kabar Pancasila?
Kidung Orang Gusuran
Budak Penikam Majikan
Hari Baik untuk Berkhianat
Aku Dijerat
Makar
Himne Kue Ulang Tahun
Sebelah Mataku
Terima Kasih Pahlawan
Buruh Bukan Romusha
Panjang Umur Gerilya
Bersuara Untuk Siapa?
Bumi Lara
Hikayat Almamater Lusuh
Iftar
Jahit Mulut
Nyanyi Kaum Usiran
Revolusi Belum Usai
Narsis
Berdaulat di Rumah Sendiri
Jantung Membusuk
Ini Republik Kita
Menuju Revolusi
Jam Malam
Peluru Untuk Trisakti
Ibukota Api
Kubur Gelap
Dibunuh Karena Benar
Rakyat Tak Diundang Membuat Undang-Undang
Mohon Izin Untuk Memperkosa dan Membunuh
Reformasi Gagal
Membusuk Dalam Oligarki
Menghitung Hari Kekalahan
Gerilyalah Kata-Kata
Kue Lebaran
Peluru Untuk Kasasi
Delusi Ekonomi Tinggi
Berhala Pancasila
Merdeka 100%
Rampok Bumi
Omnibusuk Law
Bung Karno Menjemput Fajar Revolusi
Jurnalisme Kuning
Suara Dari Penjara
Sum Kuning
Mematahkan Kepak Garuda
Di Bawah Panji Demokrasi
Menjemput Pagi
Negara Lupa Saya Dibuat Buta
Bumi Garuda
Jerumun Rombeng

Kartografi Tua

144 7 0
By odemarjinal

/1/
              
Di suatu persimpangan jalan terpampang sebuah peta Indonesia. Orang-orang lalu lalang. Tidak begitu peduli. Beberapa di antaranya berhenti sejenak. Bergumamlah salah seorang, di sini tertulis bahwa negeri ini adalah paru-paru dunia. Tapi di manakah rimba yang dibilang orang lebat itu?
                    
Salah seorang di dekatnya menjawab, di sana, Pak, di ibukota, dan di setiap jantung peradaban di kelima pulau utama. Rimba kosmopolit yang di dalamnya beraneka ragam semen, beton, rangka baja, dan kaca. Pencakar langit menjelma pohon-pohon, namun ia tidaklah mengikat air. Aspal mulus dan cor semen menjelma lantai humus namun ia tidaklah menyuburkan. Kendaraan yang melata menjelma satwa yang mencari makan, namun semuanya tidaklah ramah, buru memburu dengan waktu.
                     
Orang yang di belakangnya menyahut, hutan Indonesia di sana, Pak. Telah berubah menjadi pundi-pundi bagi koorporat. Pohon dibabat habis untuk kemudian diubah menjadi real estate, kebun sawit, dan areal industri. Nyawa hutan berkonversi menjelma uang yang tiada habisnya masuk ke saku pengembang.
                 
                 
                  
/2/
                 
Tak puas. Orang itu kembali bertanya. Dari peta ini dapat dilihat bahwa negeri aku dan saudara sekalian adalah negeri lautan yang besar. Tapi di manakab letak laut Indonesia yang dikata orang kaya itu?
                  
Di sana, Pak. Terhimpit di antara jutaan limbah industri dan sampah plastik yang tiada habis-habisnya. Kantung kresek menjelma koloni ubur-ubur yang mengembarai lautan. Sedotan plastik menjelma ikan-ikan kecil. Tumpahan minyak menjadi permadani yang disulap rapi. Yang lain menjawab, di sana, Pak. Dirampok oleh tetangga yang rakus dan bengis.
               
                
              
/3/
              
Sebelum berlalu pergi, orang itu bersuara lagi. Oh negeriku yang raya. Di manakah udara bersihmu saat ini?
                  
Serempak orang-orang di sampingnya menjawab, mitos, Pak, hanya mitos. Mereka beranjak pergi.
                  
                 
                 
                
                
                  
               
                     
                
              
            
              
XXI/I/MMXX

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 119K 56
Spiritual - Romansa Kisah seorang perempuan yang ditinggal nikah oleh laki-laki yang pernah menyuruhnya untuk menunggu selama 2 tahun. Namun takdir...
2.4K 162 63
Cerita anak sekolah dengan genre slice of life bercerita seputar keseharian dan yang terjadi disekitar mereka menyangkut persahabatan kekeluargaan da...
162K 35.1K 35
Selayaknya segaris lintang jingga dalam biru senja. Atau selayaknya seutuh hangat menyelimuti setiap manusia ditemuinya. Wajahnya terangkat menampilk...
8.4K 2.3K 36
Jauh sebelum lintang bintang memudar Dia pernah berpikir ke arah mana kaki melangkah Dengan rasa lelah memuncah Tertatih-tatih kehilangan arah Lalu s...