Teruntuk Munir Said.
Engkau kusuma yang gugur dan berpusara di udara. Keji menikammu, tak rela tangannya yang berlumur darah silam berkarib borgol, dijerujikan. Racun ditahtakan dalam tubuhmu, agar engkau tak lagi banyak bicara, agar borok masa lalu dilalukan.
Di udara tubuhmu terurai menjadi jalinan benang perajut bendera perlawanan. Di udara kusuma gugur, harum perjuangan terindra, siap teramu untuk kemanusiaan.
Ketuk palu sekadar lelucon, hanya berani menjerujikan pion. Dalang tetap bebas melancong. Anak Pertiwi dibunuh kala menetaskan keadilan. Ia disumpal dera di cakrawala oleh penjagal berbasah darah. Negara menyerah, ciut menuntut jagal. Negara kalah, berlutut takut kepada jagal. Di negeri ini nyawa dihargai murah.
Tiada pernah mati yang berpusara di udara. Terus bergenerasi bertunas di mana-mana. Tabah koyak tubuh menjelma bendera perlawanan pengumpan keadilan. Harum perjuangan disemai angin ke sepenjuru, terindralah oleh kita yang bersatu-gerak menjemput kemanusiaan.
VII/II/MMXX
