Menghitung Hari Kekalahan

21 4 0
                                    

Bagi kita gelap adalah niscaya. Aroma kubur keras menguar. Dipaksa menarik kafan dan menggotong keranda sendiri. Menjadi tumbal atas pandemi hari ini. Dikurbankan agar wakil dan pemimpin kami kuat berdiri, mengimani delusi ekonomi tinggi.
     
Air mata sudah lama kering. Tangisi ibu kami, bapak kami, saudara kami, teman kami yang dipaksa menggali kubur, rehatkan pandemi agar tak lagi subur.
      
Kami menghitung hari menuju punah. Nyawa kami dihargai murah.
       
       
        
      
      
       
      
XXIII/V/MMXX

Abad Inersia RayaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt