Teruntuk tuan dan Puan di Senayan. Juga raja dan segenap hamba di istana.
Ini alam kami, jangan dibuat lebam lagi. Berpihaklah kepada kami yang tumbang, bukan merapat ke pemilik tambang. Jangan dirampok lagi, jangan dibuat bonyok lagi.
Alam Indonesia untuk sejahtera manusianya, jangan dijadikan barang niaga yang siap dirudapaksa pemilik laba.
Teruntuk Senayan dan Istana, mohon sambung lidah kami. Bersuara bukan karena titipan pemilik laba atau bisikan wangsa lama.
Buruh jangan kalian bunuh dengan disuruh berpeluh hingga subuh.
Outsourcing membuat pusing, stop memperpanjang perbudakan menjadikan kami kurus kering.
Datangkan tenaga asing saat fajar PHK menyingsing, sebut kami mbeling.
Ini kami Tuan, saudara kalian. Kami kaum tani dan adat tidak banyak menggugat.
Di dalam diri tuan-tuan terhormat, kami percaya tersisa sepotong nurani tersirat.
Tolong jangan jadikan kami sekarat oleh pasal-pasal bejat, undang-undang agraria laknat.
Tuan dan Puan. Raja dan para hamba. Jangan tergesa-gesa, rakit untuk kami, Kitab Undang-Undang Hukumi Penduduk (KUHP) seluruh Indonesia.
IV/VI/MMXX
