#5 A Drama (END)

By happyfantasi

1.3M 46.4K 2.5K

Adult Story. Be Wise. More

Bagian 1
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
EXTRA PART

Bagian 2

71.1K 2K 78
By happyfantasi

"Assalamualaikum Manis!" teriak seorang pria dipanggilan video call itu.

"MAAAASSSSSS KANGEN!" seru Nara sambil meringis menatap layar ponsel.

"E..kok ga dibalas salamnya?"

Nara tertawa ngikik lalu membalas salam.

"Abis ngapain?" tanya si pria.

"cari novel di Plaza"

"uda maem?"

"Uda donk, kalo belum pasti Mas ngomel kan?" 

Pria yang disana terkekeh.

"Nara kapan wisuda?"

"Insya Allah 3 bulan lagi Mas, doain ya, biar bisa seperti Mas"

"Pasti donk, tapi Mas kayaknya ga bisa datang wisuda.Maaf ya sayang..."

"Ga papa Mas, yang penting doa buat Nara..."

Mereka terlibat dalam obrolan yang hangat, saling menceritakan kehidupan beberapa hari terakhir, hingga Nara tertidur.

"Bye manis, Mas sayang Nara, Be Happy!" Pria itu mengakhiri panggilannya setelah memastikan Nara benar-benar memejamkan matanya.

"Dia uda tidur?" celetuk wanita yang ada disebelah sang pria.

"Iya, seperti biasa" pria itu tersenyum menatap wanitanya

"Jadi sekarang giliranku" wanita itu mencium pipi pria.

"Aku minta maaf ya, aku belum kasih tahu dia hubungan kita."

"Ga papa Babe, aku paham. Lagian dia lebih dulu yang datang di kehidupanmu, dari pada aku."

"Terima kasih, jangan lelah menungguku ya.." Pria itu mencium lembut bibir sang wanita, dan ciuman mereka semakin memburu dan saling membalas.

Cuaca dingin membuat mereka semakin mengeratkan tubuh, saling menyalurkan suhu badan. Hingga sang wanita melepaskan pagutan.

"Yuk ke tengah ke kota! Pengen liat lampion!" ajak si wanita

"Apapun untukmu" 

**************

Nara membuka matanya ketika ayam tetangga berkokok. 

Dia melihat ponselnya, dan terdapat pesan.

Tedi : Uda aku transfer, nanti jam 19.00 ketemu di depan masjid balaikota.

Nara membuka aplikasi M-Banking, dia melihat saldonya sudah bertambah.

Nara : Ok! Nara siyap melayani. jam 19.00 masjid balaikota.

Jam 19.00

Nara turun dari taksi yang dinaikinya.

"Yuk berangkat! sekarang aku mesti ngapain?" tanya Nara setelah menduduki kursi penumpang di sebelah driver..

"Gandengan doank. Kan males aja ditanya mulu 'mana pacarnya?'" ujar seorang pria yang bernama Tedi.

"Ini resepsi sapa?" tanya Nara

"Pengantin cewek sepupu aku, pastinya banyak keluarga.Para Sepupu cowok uda punya gandengan semua, cuma aku yang belum, kan ngenes kalo dibully." Tedi menjelaskan.

"Tenang..Nara selalu disamping Tedi." ucap Nara sambil menepuk bahu Tedi

"Tarifnya jangan dinaikkin terus donk"

"Itu cuma cukup buat beli gaun aja Ted, yang diskon pula"

"Wajah juga gitu-gitu aja"

"Kamunya ga kasih duit hairstyle dan MUA, murah minta selamet, kayak emak-emak dikampung pake tawar-menawar."

Tedi terkekeh mendengar ocehan dari mulut Nara.

Gadis dan jejaka itu memasuki gedung pertemuan yang sudah dihias sedemikian rupa layaknya resepsi pada umumnya.

Nara memegang lengan Tedi, mereka berjalan seperti sepasang kekasih.

Tedi memperkenalkan Nara sebagai teman dekat. "Makasih ya, uda temani aku. Hari ini aku bebas dari tekanan mereka." ucap Tedi yang tangannya melingkar dipinggang Nara.

"Aku juga seneng dapat duit." ucap Nara lirih yang hanya didengar oleh Tedi, di susul tawa kecil Tedi.

"Kamu tunggu sini ya, mau apa? aku ambilin!" Tedi menawarkan.

"Bawa semua aja! Laper!" ucap Nara bahagia.

"Anak gadis ga bisa jaga image ya?"

"Bodo amat!" balas Nara membuat Tedi tertawa.

Tedi meninggalkan Nara berdiri sendiri didekat spot foto. Nara melihat pria itu lagi, dengan wanita yang berbeda saat ditemui di plaza beberapa hari yang lalu.

'cowok cakep gitu ya? Semudah itukah mencari pengganti? Penggantinya cantik pula' Nara membatin sambil memperhatikan pasangan yang hanya beberapa langkah dari dia.

Nara hanya melihat pasangan itu saat mereka berjalan dengan mesra melintas didepannya. Sebenarnya dia ingin menyapa lelaki itu. Tapi dia mengurungkan, 'mungkin dia lupa, mana mungkin dia ingat upik abu kalo ada putri disampingnya'.

Nara melihat sekeliling dan menanti Tedi, untuk membunuh suasana bosan, dia membuka clutch dan mengambil ponselnya. 

"Byan?" tanya pria itu.

"Eh.. Pak Angga" 

"Kenalin. Byan, Keyra. Keyra,Byan." Angga mengenalkan dua wanita itu.

Nara dan Keyra saling menjabat tangan.

"Byan sama sapa?" tanya Angga.

"Teman Pak"jawab Nara dengan tersenyum.

"Teman apa teman?" tanya Angga dengan nada menggoda.

"Beneran teman Pak" balas Nara dengan mengulum senyum.

"Teman, then?" Tanya Angga lagi yang kayaknya mulai kepo dan senang menggoda Nara.

"One night stand Pak, and i have to STAND. Ini resepsi sepupu teman saya." ucap Nara meyakinkan. (STAND = berdiri).

Tak lama Tedi menghampiri Nara serta membawa piring yang sudah berisi berbagai macam menu diatasnya.

"Kenalin. Tedi, Pak Angga. Pak Angga, Tedi. Dan itu, Kak Keyra, calon istri Pak Angga ya?" Nara memperkenalkan Tedi. 

"Belum Byan, masih teman." ucap Angga dan mereka saling menjabat tangan.

"Ya udah, kita mau kesana dulu ya" pamit Angga.

Nara dan Tedi menjawab dengan anggukan serta  senyuman.

Setelah usai menikmati hidangan, Nara dan Tedi meninggalkan area, dan seperti awal, Tedi menurunkan Nara di masjid balaikota dan menunggu taksi yang menjemputnya.

Setelah Taksi datang dan Nara memasuki Taksi, Tedi melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah.

*************

"Mas...gimana ini? cuteng pulang mendadak" ucap Isti.

"ya uda, ga papa Love. Kan disana banyak tante-tantenya" sahut Aji enteng sambil matanya tetap fokus membaca koran.

"aku ga sanggup kalo sendirian"

"kan ada aku?"

"Mas kalo uda ngobrol lupa semua"

Aji tersenyum mendengar ocehan Isti, dia meletakkan koran lalu menghampiri Isti yang sedang merapikan baju dan memasukkan ke dalam travel bag.

"tapi aku masih ingat kalo punya istri" Aji memeluk Isti dari belakang dan mencium tengkuknya.

"Mas, jangan ganggu dulu, ini uda malam" Isti mencubit lengan suaminya. Namun cubitan itu tak berpengaruh sama sekali, pria itu makin gencar mendaratkan kecupan di leher Isti.

Tubuh Isti melunglai, dia menyandarkan seluruh tubuhnya ke tubuh Aji.

"Malam kan jatahku Love!" kini tangan Aji mulai berjelajah menyusup ke dalam kaos atasan piyama. Nafas Isti makin berat saat dia merasakan tangan Aji menyentuh kulit perutnya. Ketika tangannya berpetualang ke tubuh istrinya,  bibir Aji pun tak berhenti menikmati leher Isti.

"Jangan buat tanda, besok ngumpul semua" rengek Isti.

"emang kenapa? kan ada suaminya?" ucap Aji dan meremas kasar payudara Isti

"mmmmppphhh, malu Mas!" 

Seolah tak peduli ucapan istrinya, Aji malah membuat beberapa tanda dileher wanitanya. Isti menoleh seakan ingin protes, namun sebelum bicara bibirnya dibungkam lebih dulu oleh bibir Aji. Isti hanya bisa mendesah dan meremas rambut Aji. 

Dan mereka melanjutkan percintaanya.

"Aku telpon Nara aja dech, minta tolong temani aku. Boleh ya Mas?" tanya Isti yang sedang merebahkan kepalanya di dada Aji usai 1 ronde.

"Boleh, kalo ada Nara, jangan lupa aku" jari Aji mengusap ringan lengan dan bahu Isti.

"maksudnya?"

"Nara bobok sama Nesa, kamu bobok sama aku."

"tiap hari kan kita tidur berdua"

"beda suasananya sayang....Ya?Ya?Ya?" 

"Iya, aku telpon Nara dulu" Isti yang masih berbaring mengambil ponselnya yang ada di balik bantal.

Esok Pagi 

"makasih ya Ra, kamu WA aja, berapa yang harus aku transfer buat ini semua" ucap Isti yang duduk di samping Aji yang sedang menyetir.

"ga usah mbak, Nara juga ga ada acara apa-apa. Justru Nara yang terima kasih, Mbak Isti dan Kak Aji ngajak Nara jalan-jalan" 

"soalnya Nesa kalo ga kenal banget, ga mau. Kalo ambil suster harian rasanya ga bisa, Nesa pasti rewel ada orang asing. Kalo sama kamu kan uda akrab. Maaf ya Nara, bukan maksudnya kamu gantiin cuteng."

"Ga papa Mbak" 

Setelah beberapa jam, mereka tiba di Villa.

Sudah ada Bunda dan keluarga yang lainnya.

"Tumben telat" tanya Bunda melihat Aji menurunkan beberapa tas.

"cuteng mendadak pulang, Isti semua yang beresin Bun, tapi kita ngajak Nara buat bobok sama Nesa." ucap Aji.

Ketiga anak Aji langsung lari ke halaman disamping rumah, menghampiri saudara yang sepantaran.

"Bunda..." sapa Nara dan mencium punggung tangan Bunda

"Nara, lama ga ketemu" Bunda mengusap kepala Nara.

"Iya Bun, Amar uda datang?" 

"Semua uda datang, ada di ruang TV, ada di teras samping."

"Yuk masuk!" ajak Isti

Nara mengikuti Isti menuju kamarnya, tempat dimana Nara dan Nesa tidur. Dan tak lama, Isti menjemput Nara, dia menunjukkan beberapa ruangan di villa, dan berakhir di teras samping.

"Woy! cewek bookingan! Sini!" teriak Akmal, Nara tersenyum dan menghampiri 3 lelaki, Akmal, Aksa dan Amar.

"Dibayar berapa kamu sama kak Isti?" tanya Amar.

"Ga ada ! aku malah yang seneng, di ajak jalan-jalan."

"Gitu ya? Kemarin temani aku beberapa jam, bayarnya lumayan mengelus dada." cerita Akmal.

Tak jauh, Nara melihat Angga bersama wanita yang ditemuinya tempo hari, Keyra,  berjalan bergandengan tangan. Mereka berjalan menuju ke arah Nara.

"Beda Akmal, bisnis is bisnis. Kalo ini refreshing gratis."

"Ih dasar cewek bookingan" Akmal melempar remahan kerupuk ke wajah Nara.

"Ntar booking aku lagi ya....One night STAND murah meriah" 

"Ngomong apaan nich? kok ada one night stand segala?" celetuk Angga yang kebetulan lewat. Keyra meninggalkan Angga, dan terus berjalan.

"Si Nara cewek one night STAND kak Angga" sahut Aksa sambil tertawa.

"Byan ikut Bunda atau Aji?" tanya Angga.

"Kak Isti. Cuteng Nesa libur, Nara yang jadi cuteng Nesa" jawab Amar cepat.

"ga papa, dari pada sendiri di kos, ga ada yang booking juga." sahut Nara

"kamu bener bisa di booking?" tanya Angga.

"Kak Angga mau booking Nara? lha si Keyra untuk apa?" tanya Amar.

"Yang booking saya kebanyakan kaum jomblo, Pak Angga"

"Pak Angga?!" sahut 3 jejaka secara bersamaan. Mereka pun tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengar panggilan Nara untuk Angga.

Nara hanya melihat mereka yang sedang tertawa. Sedangkan Angga meninggalkan mereka sebelum 3 jejaka itu sadar dan akan membuat Angga malu.

Dan mereka pun melanjutkan bercanda dan mengobrol bersama, mereka juga membantu Nara mengawasi ketiga anak Aji. 

Nara merupakan adik angkatan Amar dikampus, jadi mereka sudah saling mengenal. Nara sering bermain kerumah Bunda, untuk meminjam buku Amar yang tidak terpakai. Dari Amar juga, Nara memberi les untuk anak Aji.

Sedangkan Akmal pernah memakai jasa Nara untuk berperan sebagai kekasihnya saat mantan kekasih Akmal menikah, Akmal tahu info Nara bisa di booking dari Amar.

Kegiatan di Villa berjalan seperti biasa, usai makan malam mereka masih bergurau. Nara tetap mengawasi Nesa dilantai 2, dibantu 3 jejaka jomblo. Maklum, hingga saat ini Nesa the only princess di dynasti keluarga itu, jadi butuh extra pengawasan agar gadis kecil itu tidak terluka atau tersakiti saat bermain dengan saudaranya yang lelaki semua.

"Nesa....sudah jam 8, waktunya masuk kamar." ucap Isti ketika membuka pintu tempat bermain.

"Ayuk, Nesa bobok sama Tante Nara ya" bisik Nara.

"Tapi masih boleh sisir rambut Tante ya Bu?" tanya Nesa memandang Isti.

Isti berjongkok sejajar dengan Nesa.

"Nesa tanya Tante, minta ijin, boleh atau ga?" 

"Tante, Nesa boleh sisir rambut Tante?" Nesa memandang dengan tatapan memohon, tentunya mereka tidak akan bisa menolak saat mendapat tatapan itu.

"Boleh, tante buat coklat hangat dulu, tunggu di kamar ya" pinta Nara.

Akhirnya gadis keluar ruangan bermain dan berjalan dengan ibunya menuju kamarnya. Sedangkan Nara menuju dapur untuk membuat coklat hangat.

"ini gimana sich?" Nara melihat dispencer dengan seksama.

"atau rebus air dulu?! ini kayaknya bisa untuk air panas, tapi gimana?" Nara masih berbicara sendiri sambil menamati tombol -tombol dispencer

"Byan...kamu ngapain?" tanya Angga yang tiba-tiba muncul di dapur.

"Ih! Bapak ngagetin!" Nara mengelus dada.

Angga terkekeh sejenak.

"Ini air panas, gimana pencetnya Pak?" tanya Nara.

Angga pun memberikan intruksi, dan Nara memperhatikan dengan seksama.

"Bisa?gampang kan?"

"Sip, makasih Pak Angga!" ucap Nara dengan meringis dan mengacungkan jempolnya.

"Dasar Bocah!" ucap Angga sambil berbalik badan.

"Bocah? belum pernah masuk lubang bocah ini? aku jamin ketagihan!" gerutu Nara.

"Kamu bilang apa, Byan?" Tanya Angga menatap wajah Nara. Gadis itu pun terkejut saat ada orang lain mendengar ucapannya.

"Eh! Hmmm....g-ga pa pa Pak, lubang wastafel nya lupa belum dibuka waktu cuci tangan tadi" Nara menjawab dengan gelagapan.

Mereka melanjutkan aktivitasnya selama di Villa. Dan minggu sore seluruh keluarga kembali ke habitatnya masing-masing.

****************

6 hari kemudian

Sabtu pagi

Nara mendengar suara pesan masuk diponselnya.

Dika : Ra, nti malam jam 10 di pos kamling bisa?

Nara : Seperti biasa?

Dika: Iya, seperti biasa! tapi bisa kan Ra nanti jam 10 malam?

Nara : bisa.

Setelah 2 menit.

Dika : Uda aku tranfer, jam 10 malam, di pos seperti biasa.

Nara : Ok! Nara siap melayani, jam 10 malam di pos kamling.

Jam 10 malam Nara berjalan dari kos menuju pos kamling, sudah ada mobil yang menunggunya. Nara memasuki mobil itu, dan duduk di samping driver.

"Yuk Dik!"

Mereka meluncur ke salah satu club house di tengah kota. Nara tak banyak bicara, Dika merupakan pelanggan setianya saat dia dirundung masalah, entah putus cinta atau saat orang tuanya adu mulut didepannya.

Nara hanya menemani saat berangkat ke club, karena didalam club sudah ada teman Dika yang siap menghibur. Tentunya saat Dika sudah kehilangan kesadaran, Nara yang mengambil alih kemudi mobil Dika. Pihak keamanan rumah Dika sudah hafal dengan Nara.

Karena asap rokok yang terlalu pekat, mata Nara pedih, hingga dia keluar ruangan. Nara yang memakai kaos body fit dan hot pants duduk di bangku sendiri, dia terdiam mengotak atik ponselnya. Tas selempangnya masih bertengger di badannya.

"Byan?" 

Nara mendongakkan wajahnya dan dia melihat wajah tampan dengan tersenyum.

"Pak Angga?" 

"Iya. Kamu sama sapa?"

"Temen Pak, yang pake jasa Nara"

"Ngapain kamu diluar?"

"Mata Nara perih, asap rokok"

"Emang beneran kamu bisa di booking?" Angga duduk disamping Nara.

Nara mengangguk dan meringis menampilkan giginya yang rata.

Nara menjelaskan mengenai prosedur dan biaya jasa menemani.

"Terus ngapain aja?"

"Maksud Bapak?"

"Kamu dibooking untuk apa?make a love? making out?" 

Nara tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Cuma temani aja Pak, paling cuma drama sebagai pacar, sebagai saudara, apa aja, terserah customernya"

"Kalo sekarang?"

"Sekarang kalo dia mabok, ya Nara yang joki mobilnya ke rumah dia, sebagai driver."

"Kamu nginep situ?"

"Ya ga lah Pak, pulang. Pak Satpam perumahan dia uda kenal Nara kok, ntar dipanggilin taksi."

"Naik taksi malam-malam sendiri?" tanya Angga heran.

"Iya, uda biasa kok Pak"

"Bahaya By...ntar aku jemput dech!"

"ga usah Pak, uda biasa kok"

"No ponsel kamu berapa?"

"ngapain Pak? Bapak ga SMS minta pulsa kan?"

Angga terkekeh mendapat respon dari gadis itu. Biasanya Angga yang diminta no ponsel, namun kali ini Angga yang meminta.

"Ya aku mau pastikan kalo kamu uda nyampek rumah dengan selamat"

Mereka pun saling tukar no pribadi.

"Aku ke dalam dulu ya" pamit Angga.

Nara mengangguk dan mengacungkan jari jempolnya.














Continue Reading

You'll Also Like

5M 272K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
1.9M 88.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
4.4M 32.3K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
228K 7.6K 47
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...