civilian (discontinue)

By moloverine

9.3K 902 38

Ini kisah Kian dan Indira. [start : 17 Agustus 2019] More

-1 : Janji Jiwa
-2 : parkiran fakultas
-3 : kadal, pertamax, molto cair
-4 : Taman Kota dan Night Market
6. aksi
7. setahun
8. 24
9. sekre
11. seribu ajakan
12. video
13. rehat
14. buku hitam
15. taman induk
16. art museum
17. A flashback?

10. direct message

337 66 4
By moloverine

sedih banget votenya turun :( jangan lupa vote ya buibu..

------

Kian yang baru bangun tidur banget setelah sholat subuh, dipaksa bangun oleh kenyataan kalau hari ini dia dapat kelas pagi. Mandi ayam adalah mandi andalan Kian kalau waktu mepet gini. Pake baju di lipatan paling atas, celana yang digantung di belakang pintu, sama masker buat nutupin muka belernya. Tas kuliah, jas almamater, dan topi selalu ia taruh di jok motor.

Jalanan pagi yang padat bikin Kian tambah beler aja mukanya. Hampir aja nabrak lampu merah, kalau gak buru-buru sadar. Kian yang biasanya jalan 50km/h makin jadi kilat dengan 70km/h, kalau macet sih ya kecepatan seadanya lah.


Sampai di kampus, dia jalan ke kelas. Maskernya masih nempel dimuka. Indira yang baru mau masuk kelas heran melihat Kian.

"Ki, jas almat sama tas mana?"

Kian memegang bahu kanannya lalu menepuk dahinya.

"Astagfirullah! Ketinggalan di jok!" Kian buru-buru putar arah ke parkiran lagi.

Hal yang kayak gini nih, yang bikin gak ngantuk. Baru ini aja Kian ketinggalan tasnya. Kalau jas almat sih kalau gak dipakai biasa aja. Tapi kalau tas, udah deh.

Sampai di parkiran, Kian mencari lagi motornya. Pasalnya saat memarkir tadi, dia dalam keadaan setengah sadar.

Kian menemukan motornya. Helm yang biasanya akan selalu ditaruh di jok, masih berada di spion. Ceroboh banget dia hari ini, untung maling helmnya belum lewat.

Kian mengambil helm dan membuka jok motornya. Diambilnya tas dan jas almat, ditaruhmya helm berwarna hitam itu di jok.

Tenaga Kian sisa setengah. Tapi Kian tetap harus berlari soalnya dia gak mau telat. Dosen pagi ini selalu on time dan yaaa kalau telat bisa-bisa dia disuruh keluar.

Kian lari secepat yang ia bisa. Dalam hati berdoa semoga dosen belum hadir dan semoga tali sepatunya tetap terikat kuat. Kian melihat dosennya keluar ruangan dan menuju kelas, Kian semakin menaikkan kecepatan larinya. Pokoknya dia harus duluan. Usaha Kian tidak sia-sia, dirinya masuk dan duduk di kursi kosong. Beberapa saat kemudian, dosennya datang.

Kian masih mengatur nafas. Pagi-pagi udah olahraga aja. Hp yang berada di kantung celana ia ambil. Kian membuka aplikasi olahraga yang secara otomatis merekam langkah kaki Kian.

1000 steps with 15 minutes active time.

Ternyata bolak-balik kelas dan parkiran, serta nyari motor makan waktu 15 menit.

------

Kian dan Indira keluar kelas bersamaan. Katanya hari ini Indira gak bawa motor. Gak sibuk juga soalnya tugas yang dikasih ke Indira dari organisasi udah selesai dan tinggal minta cross check sama ketua.

"Kamu tadi ke kampus naik apa?" Kian mengambil botol yang diberikan Indira ke dirinya.

"Sama Tita, helm aku ada di motor dia" Indira memasukkan telapak tangannya di kantung jas almat Kian. Kebiasaan dari jaman awal pacaran dulu.

"Pulang nya sama aku aja, aku mau mampir ke rumah"

Kian dan Indira berjalan ke parkiran. Ternyata parkiran udah gak terlalu ramai. Motor Tita masih ada dan kebetulan sekali Tita juga sudah sampai ke parkiran dari arah yang berlawan.

"Titit, aku mulih yo"

"Karo sopo?"

Indira tidak menjawab lisan, tetapi menunjuk Kian yang sedang mengatur motornya.

"Yowes, hati-hati"

Indira dan Tita memang sering menggunakan bahasa jawa kalau berbicara. Enggak tau kenapa, rasanya kayak akrab aja gitu. Kayak kerabat sendiri ngomong bahasa jawa sama Tita. Indira naik ke motor Kian. Dan membuka kaca helmnya yang tadi sempat tertutup.

"Ta, duluan ya" Kian menganggukan kepala ke Tita.

"Tit, nanti kita cerita lagi tentang hari ini"

Tita hanya menutup kaca helm Indira dengan kencang. Kian dan Indira melaju membelah jalanan.

----

Kian menghentikan motornya di depan pagar rumah Indira. Cewek itu turun terlebih dahulu untuk membuka pagar rumahnya, agar motor Kian bisa masuk. Di rumah Indira cuma ada bi Ipeh yang biasa jemur sama lipat baju. Orang tuanya sedang bekerja dan Dimas akan pulang sekitar setengah jam lagi.

"Ki kunciin pagarnyaa, aku kebelet" Indira buru-buru masuk ke dalam rumah.

Kian memarkirkan motornya disamping motor gede Dimas. Ia melepas helm dan menaruhnya di teras Indira. Berjalan ke depan untuk mengunci pagar.

Kian melepas sepatunya dan melangkahkan kaki ke dalam rumah Indira. Cewek itu baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang mencuci tangan di wastafel tempel.

"Motor Dimas kok di rumah, Dir?" Kian menghampiri Indira, ingin mencuci tangan juga.

"Kata Dimas sih tukeran, tukeran apaan. Aku aja gak bisa naik motor gede gitu" Tangannya yang basah dilapnya ke handuk yang tersedia di kabinet.

"Motor Dimas kenapa emangnya?"

"Gak ada sih. Mau irit duit bensin aja katanya. Tapi malah nyusahin aku banget"

"Udah kamu bareng aku aja kuliahnya. Dira, minta sabun muka dong hehe" Kian sekalian mau cuci muka aja, biar seger.

Indira kembali ke kamar mandi untuk mengambil sabun cuci mukanya. Sabun cuci muka berwarna kemasan biru laut itu diserahkannya kepada Kian.

"Banyakin aja, itu gak terlalu ada foamnya"

Kian menekan pelan kemasan sabun itu dan menaruh gel yang keluar do telapak tangannya. Bener kata Indira, foamnya dikit. Kian mengusap wajahnya dengan foam, Indira tertarik melihat Kian. Dirinya memiringkan kepala untuk melihat wajah Kian lebih jelas. Lucu aja, baru kali ini dia liat Kian cuci muka. Dirasa cukup, Kian membasuh kembali mukanya dan bercermin. Ganteng, udah mirip Liam Hemsworth.

"Enak sabunnya, di alfamart ada gak?" Kian mengembalikan sabun itu ke tangan Indira. Dilihatnya nama brand di kemasan itu bertuliskan La Roche Posay.

Indira tertawa, "gak ada Kian, kamu suka? Biar nanti aku share in jar"

"Mau mauu" Mata Kian berbinar, siapa sih yang gak suka gratisan. Cobain aja dulu, nanti kalo cocok bisa nitip full sizenya sama Indira.

Eh mahal gak sih harganya? Namanya kayak brand mahal ala ala gitu. Kalo harganya lumayan, Kian bakal setia sama sabun mukanya sekarang yang ada wasabi itu aja deh.

------

Setelah makan siang pakai nasi padang yang nitip sama Dimas tadi. Kian dan Indira gabut parah. Mau nonton tv gak ada acara seru. Mau main hp, ngapain ketemu kalo ujung-ujungnya main hp.

Lalu Dimas yang telah dinobatkan sebagai cerdikiawan mengutarakan idenya. Katanya dari pada gabut, mending workout aja. Duh, susah ya kalau ngomong sama yang bugar. Gabut aja disuruh olahraga.

Dan akhirnya mereka bertiga main Kahoot. Jadi Kahoot itu semacam quiz online gitu. Ada yang jadi peserta, dan ada yang jadi operator. Berhubung Kian sudah pernah main dan emailnya terdaftar sebagai operator, maka hp Kian dijadiin sarana permainan. Sedangkan Kian sendiri pakai iPad dan email Dimas. Kalau Dimas? Oh dirinya banyak punya email-emailan.

"Eh absen dulu absen" Kai merintahin Indira dan Dimas. Absen di Kahoot itu tinggal tulis nama kita, terus muncul di layar operator.

"Oalah nadiem makarim banget pak?" Dimas meledek Kian. Nama Dimas di absen hanya berupa nama lengkapnya saja, Athalla Dimastria.

"Anak kemaren sore gitu ya, absen aja pake nama lengkap" Kian membalas ejekan Dimas. Kian sudah pernah melewati fase absen di Kahoot pake nama lengkap.

Absen Indira? Titik doang. Iya titik doang, titik aja.

Mereka memilih quiz pengetahuan umum. Selama quiz berlangsung, layar hp Kian beberapa kali tertutupi oleh notifikasi dm instagram. Quiz selesai dengan Indira sebagai pemenangnya.

"Dari tadi kayaknya ada notif di ig kamu, coba liat siapa tau penting" Indira mengambil hp Kian yang disandarkan dengan kotak tisu. Diserahkannya hp itu kepada Kian.

"Coba tolong diliatin, Dir. Siapa tau ada fans kamu nyasar ke ig aku"

Indira memutar bola matanya. Dibukanya aplikasi instagram di hp Kian, dan lansung beralih ke kolom dm. Dilihatnya paling atas ada dm dari nama pengguna akun queerninaa. Indira tidak mengenal siapa itu si queerninaa, tapi dilihatnya profil akun tersebut dan difollow oleh beberapa teman Indira dan Kian, termasuk Bayu.

Indira membuka isi dm dari queernina. Hanya berisi spam memanggil nama Kian, dengan menggunakan embel-embel Kak.

"Queerninaa siapa?" Indira bertanya kepada Kian.

Kian mengintip layar hpnya, ia juga lupa siapa itu queerninaa. Bentar-bentar, yang nyetop Kian dan minta follback bukan sih?

"Oh itu anak semester 2, ngedm apa dia, Dir?"

Indira mendekatkan hp Kian ke sang empunya. Kian menaikkan alis dan menyuruh Indira untuk membalas dm dari Nina.

"Kamu sering dapat dm kayak gini?" Indira masih memegang hp Kian. Entah kenapa rasa penasaran tiba-tiba muncul, tapi ia masih menjaga privasi pacarnya tersebut.

"Enggak baru ini. Eh iya dir, si Nina ini a few days ago nyamperin aku dan ngajak kenalan, terus minta follback sama acc request. Aneh banget gak sii??" Kian menampilkan muka yang sedikit mengerucut. Heran dengan manusia kayak Nina.

Indira mencoba menganalisis maksud serta tujuan perilaku Nina seperti ini ke Kian. Tidak boleh suudzon, tetapi kadang kesuudzonan itu bikin kita was-was.

"Apa dia suka sama kamu ya, Ki? Eh tapi baru ngajak kenalan sama ngedm aja sih.." Indira memberikan respon terhadap cerita Kian dengan ragu.

Hp Kian kembali bunyi, Indira segera membuka notif tersebut.

queerninaa
kak Kian
kakak..

Kak Kian :(

Ya?

Besok ada acara?

Kenapa memangny?

Mau ngajak ketemu,, :<

Indira membulatkan matanya. Ini anak emang suka nih jadinya?

Indira memperlihatkan pesan Nina ke Kian. Ekspresi bingung yang pertama kali Kian perlihatkan, lalu dilanjutkan dengan ekspresi tidak senang. Kian tiba-tiba meringsek masuk ke dalam pelukan Indira dari samping.

"Sumpah sumpah aneh sekali aneh banget dia.. dia tuh kenapa sih? Akrab juga enggak ngapain ngajak ketemu. Ketemu aja baru sekali, aku aja baru ini loh Dir liat muka dia" Kian memberikan reaksi terhadap direct message dari Nina. Masih dalam pelukan Indira dan kepalanya yang bertengger manis di collarbone cewek itu.

"Aneh sih aneh, gak usah meluk juga kali" Protes Indira tidak berbanding lurus dengan gerak tubuhnya. Ia sekarang malah mengelus surai hitam milik kekasihnya itu.

"Ini aku bales apa jadinya?"

"Bilang aja ada tugas, meet and greet, atau apa kek"

Tangan yang tadi mengelus rambut Kian kini telah berubah aktivitas. Indira segera membalas direct messenge dari Nina. Lagian ngapain sih ngajak ketemu. Setelah membalas Nina, Indira meletakkan hp Kian di spot kosong sebelah kanannya. Tangan kirinya digunakan untuk mengelus bahu Kian dan tangan kanannya menepuk-nepuk paha Kian.

Kian yang mendapat perlakuan seperti itu jadi merasa ngantuk. Ditariknya nafas dalam-dalam dan menurunkan bahunya yang sedari tadi tegang. Mau tidur posisi gini aja rasanya.

"Indahnya berzinah" Dimas yang tak tau datangnya dari mana tiba-tiba sudah berada di ruang tengah. Tangannya mengacak pinggang dengan kepala yang menggeleng beberapa kali.

"Ckckck, ada gue aja kayak gini. Kalo gak ada gue gimana ya"

Kian diem aja, dirinya udah mau terlelap. Indira meneliti pakaian Dimas dari baju hingga sepatu, rapi. Bahkan bau parfum Dimas tercium dari tempat Indira duduk.

"arep neng ndi?" Indira bertanya setelah meneliti Dimas.

"Jalan"

"Sendiri?"

"Iya"

Indira hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban Dimas. Tiba-tiba Dimas menarik tangan Kian agar bangun dan menjauh dari Indira. Kian yang dari tadi udah ngantuk tiba-tiba jadi seger karena kaget.

"Bang pulang bang. Gue mau jalan nih, gak boleh kalo bukan muhrim berduaan di rumah" Dimas menyuruh Kian pulang ke kosnya.

"Tadi katanya-"

"Bi Ipeh udah pulang. Udah sana lu pulang, gue tendang nih" Dimas memberikan gerak tubub seolah-olah ingin menendang Kian. Indira sendiri ke kamar mandi untuk mengisi jar kecil dengan sabun cuci muka yang akan diberinya ke Kian.

"Iya iya, ini lagi ngumpulin nyawa"

Indira datang ke ruang tengah dan memberikan jar kepada Kian. Dimas udah narik Kian buat pulang, sekalian Dimas jalan gitu. Indira menunggu keduanya di depan pintu. Kian berangkat terlebih dahulu.

Dimas menghampiri Indira dan mencium pipi kanan kakaknya. Indira menghilangkan bekas ciuman Dimas dengan mengusap lengan baju ke pipinya.

"Mbak, motor'e tak pake yo"

------🧚‍♀️-----

guys, sesungguhnya Civilian kangen ada di ranking 20 besar #kaistal :(

oh iya, badai mulai datang lur.

icikiwir,
Aly

Continue Reading

You'll Also Like

755K 36.3K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
274K 23.4K 35
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
589K 59.2K 46
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
80.8K 14.2K 22
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...