Kala Temu ✔

By halfmoonsc

8K 966 139

Siapa sangka takdir mempertemukan mereka kembali seperti saat ini? Meskipun hanya Tuhan dan Bima yang tahu. More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25 (END)
BonChap : Ayi's Side
Author's

17

176 25 0
By halfmoonsc

Line!

Ayi ❤
Bim, maaf banget aku nggak bisa nonton soalnya ada rapat

Ayi ❤
Maaf banget ya, kamu semangat tandingnya, semoga menang💕

"Ck" decak Bima setelah membaca pesan Ayi. Semangatnya perlahan menghilang, padahal ia berharap Ayi akan melihatnya dalam pertandingan futsal kali ini. Tapi sama dengan alasan-alasan sebelumnya, Ayi tidak bisa menonton karena ada rapat.

"Nape muka lu kusut gitu" tanya Galang yang sejak tadi duduk disampingnya.

"Kagak" jawabnya singkat. Galang menyipitkan matanya, mencoba membaca yang dipikiran Bima. Yang pasti nggak bakal jauh-jauh dari Ayi.

"Ayi ya?" Bima menghela nafasnya lalu mengangguk mengiyakan.

"Nggak jadi nonton lagi dia. Sibuk, rapat mulu" keluhnya lalu meneguk sebotol air hingga tersisa setengahnya.

"Ya maklum lah Bim, kan anak organisasi, lagian jurusan dia bakal ada acara besar kan? apa tuh yang festival jepang gitu"

"Iya sih, ya tapi nonton gue main masa nggak sempet? Padahal ini final, dan gue butuh semangat dari dia"

"Alah alay lo, kalo dia nggak sibuk juga pasti nonton kan. Udah yok ngumpul dulu, udah di panggilin coach tuh"

Galang meninggalkan Bima yang berjalan tanpa semangat. Meskipun benar yang dikatakan Galang, tapi tetap saja Bima ingin Ayi datang. Tidak perlu gadis itu berteriak memanggil namanya, hanya melihat wajahnya di tribun penonton saja sudah membuat Bima bersemangat.

Tapi setelah gadis itu resmi menjadi anggota HMJ, sangat sulit bagi mereka bertemu. Bahkan di weekend pun Ayi sering ada acara. Intensitas chat merekapun mulai berkurang. Awalnya Bima mencoba mengerti, tapi lama-lama ia jengah juga.

⚘⚘⚘

"Gimana buat merchnya? Udah masuk vendor belum?" tanya Mariska selaku ketua Japan Fest, festival kejepangan yang tiap tahunnya rutin diadakan oleh jurusan Ayi. Dan tahun ini angkatan Ayi diberi tanggung jawab sebagai panitia inti. Tentu saja jadwal Ayi semakin sibuk.

"Udah beres kok, kemarin abis setor desain sekaligus DP, jadi udah mulai diproduksi" koor dari divisi Dana Usaha melaporkan pada rapat besar bulan ini. Tinggal 4 bulan lagi acara itu akan berlangsung.

"Oke deh, jangan lupa di follow up terus ya" Rapat berlangsung hingga hampir 3 jam tapi masih ada beberapa divisi lagi yang belum melaporkan progresnya membuat Ayi berjuang melawan kantuk yang bergelayut sedari tadi.

"Ngantuk ya Yi?" Ayi tersentak mendengar seseorang berbisik tepat disebelahnya.

"Ehehe iya dikit kak" jawabnya sedikit malu setelah tau Jae yang berbisik tadi. Mengembalikan kesadaran sepenuhnya.

"Nih mau nyender nggak?" tawarnya sambil menepuk sebelah pundaknya.

"Haha enggak lah kak, ntar dimarahin kak Mariska"

Sepengetahuan Ayi, Jae memang dekat dengan Mariska. Entah sebagai teman atau lebih, masih menjadi misteri. Tak banyak orang tau tentang kebenarannya, pun Ayi tak ingin bertanya, itu privasi orang. Tapi terkadang Ayi juga penasaran.

"Lah apa hubungannya sama Mariska?" tanya Jae masih dengan mode berbisik.

"Ngg ya.. masa lagi rapat malah tidur hehe" padahal bukan itu alasannya, ya meskipun nggak salah juga sih.

"Ohh..." Jae mengangguk mengerti lalu memberi kode agar Ayi kembali fokus mendengarkan laporan yang lain.

Rapat pun selesai saat sore telah menjelang. Ayi ingin segera pulang dan memeluk gulingnya tapi lagi-lagi gagal setelah hujan turun dengan derasnya. Membuat ia berpikir 2x untuk pulang sekarang, apalagi ia tidak di jemput.

"Aduh Reen gue ngantuk tapi kenapa malah ujan" keluh Ayi menatap rintik besar dari balik jendela ruangan tempat mereka rapat tadi.

"Ya sama anjir, gue baru tidur tadi subuh"

"Hah? Ngapain aja lo?"

"Maraton drama hehe"

"Yeuh" tangan Ayi gatal untuk tidak menoyor kepala sahabatnya itu.

"Mau bareng ga sek?" tanya Juniar yang baru keluar dari ruangan.

"Mau tapi masih deres Jun. Emang lo bawa mantel?"

"Bawa kok"

"Berapa?"

"Satu...."

"Ya terus gue ujan-ujanan gitu?" sewot Shireen.

"Ya kagak, ntar mantelnya lo yang make"

Ayi menahan tawanya setelah melihat pipi Shireen memerah. Ia teringat kembali chatnya semalam, saat Shireen curhat bagaimana sikap Juniar yang akhir-akhir ini membuatnya salah tingkah. Awalnya Shireen sangka ia terlalu geer, tapi setelah Ayi melihatnya sendiri sepertinya tidak demikian. Juniar memang menaruh perhatian pada Shireen walau kadang tertutupi dengan tingkahnya yang menyebalkan.

"Terus lo pulangnya gimana Yi?" tanya Shireen.

"Gue ga-"

"Ayi pulang sama gue" potong Jae yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Ayi. Shireen menatap Ayi meminta penjelasan lewat matanya, tapi sama bingungnya dengan Shireen. Ayi hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Emm yaudah kalo gitu gue balik duluan ya Yi. Titip Ayi ya kak Jae" Shireen melambaikan tangannya dan berjalan mengikuti Juniar.

"Mau pulang sekarang?" tanya Jae.

"E-emm. Gue bisa balik sendiri kok kak"

"Ish nggak nyambung banget di tanya apa jawabnya apa" Jae terkekeh kecil. Seakan bisa membaca pikiran Ayi, dia melanjutkan. 

"Ayo gue anter. Gue nggak ngerasa repot kok santai aja" Ayi terlihat ragu membuat Jae gemas sendiri.

"Nggak baik tau nolak rejeki. Kapan lagi ada cogan mau nebengin?"

Perkataan Jae sukses membuat Ayi tertawa kecil. Setelahnya Ayi setuju, mereka pun berjalan keluar gedung kampus, sedikit berlari menuju parkiran mobil, dan berhasil memasuki mobil walau harus sedikit kebasahan akibat hujan deras.

Di dalam perjalanan mereka membicarakan banyak hal, mulai dari proker-proker kedepan, soal kuliah, band EnamHari ataupun hal random lain.

Bahkan hubungan Jae dengan Mariska pun mereka bahas. Bukan karena Ayi yang bertanya, tapi Jae sendiri yang menceritakan hal itu. Jadi bisa dibilang Ayi tidak melewati privasi.

"Gue jadi keinget omongan lo tadi" ucap Jae.

"Omongan yang mana kak?"

"Yang kalo Mariska marah. Emang... gue keliatan ada hubungan ya sama dia?"

Oke, untuk sesaat Ayi bingung harus menjawab apa. Karena yang ia dengar dan yang ia lihat memang seperti itu. Jae dan Mariska terlalu dekat jika hanya disebut sebagai teman.

"Yaa, kata orang-orang sih gitu kak hehe"

"Kalo menurut lo gimana?"

"Hah?"

"Menurut lo gue juga keliatan ada hubungan sama Mariska?"

"Engg itu.. ya-"

"Gue nggak ada hubungan apapun sama Mariska" potong Jae, lagi.

Heran kenapa ni orang seneng banget motong omongan, batin Ayi.

Jae menepikan mobilnya tepat didepan pagar rumah Ayi. Ayi tertegun menyadari Jae sekarang menatapnya, cukup dalam, membuat Ayi salah tingkah. Dan membuat dia hampir salah paham. Seakan Jae sedang memberi penjelasan pada pacarnya bahwa ia tidak sedang selingkuh. Oke, mungkin pikiran Ayi yang terlalu jauh. Padahal kalaupun Jae dan Mariska ada hubungan, tidak jadi masalah karena mereka terlihat serasi, setidaknya itu yang dipikirkan Ayi.

"Mm makasih ya kak udah nganterin" ucap Ayi mencoba mengalihkan pembicaraan. Jae mengangguk dan tersenyum.

"Sama-sama. Kapan-kapan kalo lo butuh tebengan chat gue aja" Ayi mengangguk samar, tentu saja ia tidak yakin akan meminta bantuan Jae lagi di lain waktu.

"Yaudah ati-ati pulangnya ya kak" Ayi melambaikan tangannya dari balik kaca setelah ia turun dari mobil. Jae membalas sekilas lalu melajukan mobilnya.

"Siapa tuh dek? Pacar baru? Emang lo udah putus sama Bima?" tanya Kresna yang tanpa Ayi sadari sudah berdiri dibelakangnya sedari tadi, membuatnya terlonjak kaget.

"Apasih bang, ngagetin aja"

Kresna mengernyit.
"Kenapa kaget gitu? Kaya orang ketahuan selingkuh"

Ayi merasa tertohok, padahal ucapan Kresna tidak benar. Tapi entah kenapa Ayi merasakan hal yang sama. Ia merasa bersalah tidak bisa menonton pertandingan Bima dan barusan ia malah pulang di antar cowok lain. Dan bisa dipastikan kalau Bima tau, cowok itu bakal ngambek seharian sama Ayi.

"Apasih orang cuma kating. Lagian sembarangan banget, aku nggak putus sama Bima"

"Oh kirain udah putus" Hampir saja Ayi menoyor abangnya itu karena kesal.

"Makanya cari pacar biar nggak sirik mulu" balas Ayi.

"Cih, nggak tau aja lo kalo gue punya pacar" ucapan Kresna barusan menarik atensi Ayi sepenuhnya.

"Eh beneran? Siapa? Gue kenal nggak?"

Kresna tersenyum penuh arti.

"Rahasia"

⚘⚘⚘

"Bim oper sini" Bima mengoper kepada temannya yang berposisi sebagai penyerang. Pertandingan berlangsung sengit antara Sasindo dengan Antropologi di babak final ini. Berulang kali Bima terjatuh akibat senggolan maupun sledingan dari tim lawan. Tapi untungnya tidak separah yang ia alami saat melawan Sasjep.

"YESSS!!! GOL!!" teman Bima berhasil menambah score menjadi 5-1 dan setelahnya terdengar peluit panjang sebagai tanda berakhirnya pertandingan sekaligus kemenangan tim futsal Sasindo. Bima, Galang dan yang lainnya menggendong si pencetak gol sebagai selebrasi.

"Akhirnya makan-makan kita" ucap Galang sembari mengipaskan beberapa lembar uang sebagai hadiah kemenangan mereka.

"Siaplah gas abis ini"

"Yaudah ayok"

Bima mengikuti yang lainnya keluar dari gedung olahraga. Tapi langkahnya terhenti saat tidak sengaja menemukan dompet di dekat motornya. Bima memungutnya dan membuka isinya. Terdapat kartu identitas dan beberapa lembar uang. Bima mengambil KTP di dalam dompet tersebut dan melihat foto si pemilik.

"Anjani Salsabil...?"

tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

643K 10.4K 8
Menjadi pantas adalah hal yang harus Shanika lakukan untuk menjadi seorang istri dari Marvel Nareswara. Yoelfu..... 24 Januari 2018
1.5K 1.3K 44
Cinta yang telah hilang akan terungkap kembali saat seorang lelaki bertemu dengan perempuan yang ia cintai tetapi ia tak bisa untuk mengungkapkan per...
249K 3.9K 23
[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK] Alunna Dezar (17 th), gadis yang baru saja lulus sekolah harus menikah dengan CEO muda terkenal bernama...
15.7K 3K 35
Genre : Fiksi remaja, romance, comedy. _________ "HEH AINA, JADI KAMU SEBENARNYA HAMIL? PANTES DI DALEM TERUS, JARANG KELUAR. TIBA-TIBA PUNYA BAYI AJ...