Hari berganti malam, mereka semua berkumpul membentuk lingkaran dan ditengah-tengah ada api unggun yang menyala.
Seperti biasa, Gilang, Rio, Alvin, Kayla, Nayla dan Zahra, mereka duduk berdekatan. Apalagi Kayla dengan Gilang, jangan ditanya lagi mereka sudah sangat dekat, Gilang menggenggam tangan Kayla erat.
"Assalamualaikum anak-anak." salam Pak Bimo yang datang dengan kepala sekolah.
"Wa'alaikumsalam."
"Malam ini kita akan bersenang-senang. Ada yang bawa gitar?" tanya pak Bimo.
"Saya pak." Alvin angkat tangan.
"Siniin dulu gitarnya." pinta pak Bimo dan Alvin langsung berdiri dan memberikannya kepada pak Bimo, lalu kembali ke tempat duduknya.
"Mau diapain gitar saya, pak?" tanya Alvin.
"Mau saya bakar," jawab pak Bimo yang mengarahkan gitar Alvin ke api.
"Jangan dong pak, itu gitar keramat, pemberian mantan saya pak." ucap Alvin.
"Yaelah, ngapain juga barang mantan masih disimpen." celetuk Nayla.
"Wahh, cemburu tuh keknya, Vin." sahut Rio.
"Yaudah iya, ntar balik dari sini aku buang, kamu tenang aja." ucap Alvin kepada Nayla dengan nada lembut.
"Dih, apaan lo pake aku-kamu segala, jijik gue."
"Nggak usah sok jijik gitu, ntar juga kalo kita pacaran bakalan pake aku-kamu, yekan?"
"Ngarep lo."
Dan semuanya tertawa melihat wajah masam Alvin.
"Udah, udah, sekarang kita nyanyi ya. Yang mau nyanyi boleh kedepan sini." ucap pak Bimo.
"Aku nyanyi ya?" tanya Gilang kepada Kayla.
"Ya terserah kamu, yang mau nyanyi kan kamu." jawab Kayla membuat Gilang tersenyum.
"Pak, saya mau nyanyi pak." Gilang angkat tangan.
"Yasudah sini."
Gilang berdiri, "ikut aku nyanyi yuk?" ajak Gilang kepada Kayla yang masih duduk.
"Nggak ah, malu tau." jawab Kayla.
"Ngapain malu, yuk."
Dan akhirnya, Kayla berdiri mengikuti Gilang melangkah maju kedepan.
"Asikk nih, Mama sama Papa gue nyanyi. Semangat Paaa, anakmu disini selalu mendukung kalian, WE LOVE YOU." ucap Alvin dengan berteriak diakhir kalimat.
"Buset dah suara lo," ucap Nayla yang duduk didekat Alvin.
Alvin hanya menunjukkan cengiran khasnya kepada Nayla.
"Nih, gitarnya." pak Bimo menyerahkan gitar tadi kepada Gilang, mereka berdua duduk didua buah kursi yang kebetulan sudah disiapkan.
Suasana menjadi hening, Gilang mulai memainkan gitar nya dengan Kayla yang duduk dihadapannya sambil memperhatikannya.
There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
Gilang melantunkannya dengan penuh penghayatan, sambil memandang wajah Kayla yang tidak pernah bosan untuk dipandangnya.
There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
Reff:
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason
There goes my hand shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now
If I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe
Reff:
And I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason...
Gilang menyelesaikan lagunya dengan sangat bagus, yang lainnya dibuat terpukau dengan suara merdunya.
"I love you, Kay." ucap Gilang, lalu bergerak kedepan Kayla untuk mencium keningnya.
"I love you too." jawab Kayla pelan ketika Gilang mencium keningnya.
"Gue yang baper, sialan." ucap Alvin.
Prok...prok...prokk
Suara tepuk tangan pak Bimo datang menghampiri mereka.
"Bagus banget suara kamu, Gilang. Kalau bapak perempuan, udah bapak jadiin pacar kamu." ucap pak Bimo.
"Jangan pak, ntar Kayla nangis"
Kayla langsung memukul lengan Gilang pelan.
Gilang terkekeh, "yaudah pak, saya balik duduk sama temen-temen lagi ya."
"Yaudah sana."
Kayla dan Gilang pun kembali duduk dan bergabung bersama yang lainnya.
"Aku mau ke toilet dulu ya." ucap Kayla.
"Aku temenin ya."
"Nggak usah, bentar doang."
"Jangan lama-lama ya."
"Iya."
Kayla langsung berdiri dan malangkah menjauh dari sana untuk ke toilet.
••••
0821××××××××:
Kebelakang toilet bentar, gue mau ngomong sesuatu, penting. Cepetan.
Notif yang tidak dikenal masuk kedalam handpone Kayla, menyuruh nya kebelakang toilet, untuk apa? Kayla tidak tau.
Karena penasaran, Kayla yang habis dari toilet, berbalik lagi untuk menemui orang yang mengirim sms dari nomor yang tak kenal.
Belum juga sampai kebelakang toilet, seseorang dengan wajah ditutup mencegatnya denga memegang lengannya.
"Siapa?" ujar Kayla bertanya dengan laki-laki asing ini.
"Ikut gue." ucap nya menarik tangan Kayla, tapi Kayla menahannya.
"Nggak mau, gue mau balik, lepas." sekuat tenaga Kayla menarik tangannya kembali tapi, tangan besar laki-laki itu sangat kuat.
"Ikut bentar aja." ucapanya lagi.
"Gue bilang nggak ya nggak, lo siapa sih?"
"Lo nggak perlu tau gue siapa."
Kayla masih berusaha manarik tangannya yang dipegang erat oleh laki-laki tersebut. Tapi, tiba-tiba tenaganya melemah ketika seseorang dari belakang memukul kepalanya dengan kayu besar.
Pandangannya mulai kabur, dia tidak melihat lagi siapa yang ada didepannya ini, dan ambruk seketika kedepan.
Orang yang didepan Kayla langsung menangkapnya dan menggendongnya, pergi membawa Kayla menjauh dari sana bersama orang yang tadi memukul kepala Kayla.
••••
Dua jam sudah Kayla pergi ke toilet, tapi sampai sekarang belum balik juga. Gilang mulai cemas, khawatir kalau Kayla kenapa-napa lagi.
"Kenapa, Lang? Muka lo kok khawatir gitu." tanya Zahra kepada Gilang.
"Kayla belum balik jug, Za. Dia bilang ke gue katanya mau ketoilet, tapi ini udah dua jam. Ngapain juga dia ketoilet dua jam?" ucap Gilang.
"Mungkin ngantri kali." Zahra mencoba menenangkan Gilang.
"Ngantri apaan, orang kita semua ada disini."
Gilang berdiri, "gue mau cari Kayla dulu."
"Tapi, lo hati-hati, kalo lo butuh bantuan, telpon kita ya."
Gilang mengangguk, lalu melangkah pergi mencari Kayla.
"Gilang mau kemana?" tanya Alvin.
"Mau cari Kayla." jawab Zahra.
"Lah, emang Kayla kemana?" giliran Rio bertanya.
"Kata Gilang sih, dia ketoilet, tapi udah dua jam nggak balik-balik."
"Semoga aja Kayla nggak papa."
"Aminn."
••••
Didalam hutan yang gelap, hanya angin malam yang dingin berhembus menusuk kulit. Tidak ada penerangan, hanya bintang malam yang menerangi hutan besar ini.
Kayla terduduk lemas dipohon dengan tangan yang diikat keduanya. Kedua orang tak dikenal tadi masih ada didepan Kayla, laki-laki dan perempuan asing bagi Kayla.
Mata Kayla perlahan terbuka, sayup-sayup menatap kedua orang yang ada dihadapannya itu. Kayla meringis kesakitan karena pukulan yang cukup keras dikepalanya.
"Udah bangun ternyata." ucap perempuan itu dengan nada liciknya.
"Kalian siapa?" tanya Kayla ditengah-tengah ringisannya.
"Siapa yaa," ucap sang laki-laki.
"Udah tinggalin aja, ngapain juga ngurusin dia." kata si perempuan.
"Jangan tinggalin gue." kata Kayla dengan lirih.
Tanpa memedulikan Kayla mereka berdua pergi meninggalkan Kayla yang masih lemas disana. Mereka pergi dengan tertawa senang.
••••
NEXTGUYS!!!