His Little Niece (Completed)

Da Author_rere

900K 39.8K 1.1K

Atas keinginan kedua orang tuanya Sasha terpaksa harus meninggalkan Los Angeles dan menetap di New York demi... Altro

His Little Niece
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Epilog

11

28.7K 1.4K 48
Da Author_rere

Di meja makan malam ini tidak ada makanan sama sekali, aku yang merasa heran pergi menuju ke dapur untuk mencari Bibi Rosie tapi sesuatu yang mengejutkan malah kutemukan di sana. William Grissham, pamanku yang menyebalkan sedang bergerak dengan lihai layaknya seorang koki yang handal. Tangannya yang kokoh memang tidak cocok memegang penggorengan, tapi ia tampak nyaman berada di balik meja dapur dan memasak entah untuk siapa.

Mungkin dia punya kencan bersama Nancy di rumah malam ini.

Aku hendak pergi sebelum Paman Will menyadari kehadiranku tapi aku gagal melangkah sebab Paman Will lebih dulu melihatku dan tanpa kuduga ia menyapa, "Sasha"

Suaranya terdengar tenang—cenderung lembut berbeda jauh dengan nada bicara William Grissham yang biasanya dingin dan kejam. Ini aneh,  seingatku kami tidak saling berbicara berhari-hari lamanya sejak pertengkaran itu.

"Tunggu di meja makan sebentar lagi makanannya siap"

Uh?

Tanpa ingin bertanya lebih aku hanya menuruti perintah Paman Will, toh aku juga lapar jadi lebih baik aku menunggu di meja makan daripada kembali ke kamarku dengan perut yang keroncongan.

Aku terus bertanya-tanya mengapa Paman Will yang memasak malam ini? Apakah Bibir Rosie sakit? Dia bisa memasak makanan di luar jika itu benar terjadi atau jangan-jangan Nancy akan datang dan bergabung untuk makan malam bersama kami?

Tak beberapa lama aku menunggu, Paman Will datang dengan dua piring pasta yang tercium lezat. Hanya dua. Ia meletakkan satu piring tepat di hadapanku kemudian mengambil duduk di sisiku—jika kalian belum tahu, itu bukanlah tempat di mana ia biasa duduk.

"Selamat makan" ucapnya.

Aku meliriknya, "Kita tidak menunggu Nancy?"

Paman Will balas menatapku, "Mengapa kita harus menunggu Nancy?"

"A-aku pikir dia akan makan malam bersama kita malam ini" kataku, gugup.

"Tidak, hanya ada kita berdua Sasha"  ucapnya. Oh, mengapa kalimat itu terdengar aneh ditelingaku?

Aku mulai menyantap pasta buatan Paman Will yang terasa sangat lezat, satu kali suapan membuatku ketagihan. Aku tidak tahu sebelumnya kalau pamanku yang satu ini ahli dalam memasak, meski hanya pasta tapi ini adalah pasta terlezat yang pernah kucicipi.

"Do you like it?" tanya Paman Will.

Aku mengangguk, "Yeah, ini sangat lezat. Terima kasih"

"Sure, Babygirl"

Jantungku berhenti berdetak mendengarnya memanggil seperti itu. Panggilan yang sering ia gunakan saat hubungan kami masih sangat dekat dulu. Sekarang panggilan itu terasa asing di telingaku, ditambah lagi senyumannya yang menawan. Oh god, aku bertaruh ada yang salah dengan William Grissham malam ini!

"Bagaimana kabar Nancy? Dia tidak berkunjung akhir-akhir ini?" tanyaku, mencoba mengalihkan perhatian Paman Will dari pipiku yang merona. Air mukanya berubah seketika itu juga, ia tampak tidak suka mendengar nama Nancy meski pada akhirnya ia menjawab, "She's good, tapi hubungan kami telah berakhir"

What?

Itukah alasan mengapa Paman Will menjadi aneh hari ini? Ia sedang patah hati.

"I'm sorry...i—"

"Don't be sorry" sela Paman Will, "Hubungan kami tidak seserius yang kau kira Sasha"

Oh, baguslah.

Sekarang aku merasa konyol karena bahagia atas berakhirnya hubungan Paman Will dan Nancy. Sejak awal aku tidak menyukai wanita itu tanpa alasan yang pasti dan aku juga tidak peduli bersama siapa Paman Will menjalin hubungan, tapi mendengar kabar bahwa ia putus dari Nancy membuatku merasa lega.

"Bagaimana denganmu? Cliff mengatakan kalau pemuda itu sering mengantarmu ke tempat parkir setiap kali kau ingin pulang"

Sepasang alisku terangkat naik merasa agak terkejut dengan reaksi Paman Will yang tampak tenang saat ia menanyakan Jayden. Aku mendengus pelan, Tuan Cliff melakukan pekerjaannya dengan baik ia tidak melewatkan sedikit pun informasi mengenai diriku untuk ia sampaikan kepada atasannya.

"Jayden dan aku hanya berteman" kataku.

Aku sialan berkata jujur tapi Paman Will tampak tidak percaya. Jayden dan aku hanya berteman—setidaknya untuk sekarang. Hubungan kami semakin hari semakin dekat meski Jayden belum pernah mengajakku pergi berkencan. Yeah, mungkin dia tahu aku tidak akan pernah bisa pergi selama aku tinggal bersama Pamanku.

"I don't like that guy"

Oh, ini dia....tolong, jangan mulai lagi!

"Bisakah kita tidak membahas hal ini? Aku tidak ingin kita bertengkar lagi" sahutku.

Aku tidak tahu darimana keberanianku muncul untuk berkata seperti itu kepada Pamanku, tapi aku benar-benar jenuh bertengkar dengannya. Aku jenuh tak bisa melakukan apa-apa untuk melampiaskan rasa kesalku setiap kali kami berdebat.

Paman Will yang aku pikir akan marah mendengar kalimatku yang lancang justry tersenyum, senyum yang tidak menyentuh mata lalu dia mengangguk setuju. Aku melanjutkan makanku sementara itu Paman Will sibuk mengaduk-aduk pasta yang ada di piringnya sejak tadi. Sepasang matanya senantiasa memandangiku, dan aku hanya bisa bertingkah acuh seakan-akan tidak merasa terganggu padahal jantungku berdebar kencang tak karuan ditatap olehnya seperti itu.

"Apakah kau masih ingat Sasha? Dulu kau memanggilku Daddy, Daddy Will" ucapnya, tiba-tiba.

Aku yang nyaris tersedak segera menegak air yang ada di gelasku. Sungguh, aku tidak tahu apa yang salah dengan Paman Will malam ini, ia terlalu banyak bicara tidak seperti biasanya kemudian tiba-tiba saja membahas panggilan yang tidak lagi kugunakan untuknya. Daddy Will....bagaimana mungkin aku bisa lupa? Tapi kini panggilan itu terasa aneh semenjak aku mendengarnya dari bibir Nancy. Panggilan itu terdengar nakal dan tidak pantas, aku pikir aku harus menghindari perbincangan ini.

"Maaf Paman Will aku sudah selesai, permisi"

Aku hendak bangkit dan meninggalkan meja makan saat Paman Will menangkap pergelangan tanganku. Sentuhannya bagaikan arus listrik yang menyengat tubuhku, memompa jantungku untuk berdetak dengan lebih cepat dan membuat sekujur tubuhku terasa lunak terutama sepasang kakiku yang tak bisa bergerak.

"Apa yang kau lihat malam itu, Sasha? Katakan kepadaku"  dengan suara yang mendadak menjadi serak dia bertanya sambil menarikku untuk duduk mengangkang di atas pangkuannya. Tubuhku tidak bisa kukendalikan sama sekali, pikiranku menjadi buyar, aku sialan sangat terkejut dengan pertanyaan yang baru saja ia lemparkan sehingga tidak dapat melakukan apa-apa selain mendaratkan bokongku di pangkuannya.

Ini aneh, di satu sisi aku merasa nyaman namun di sisi lain aku merasa bahwa ini salah. Aku duduk di atas pangkuan pamanku, merasakan kedua lengannya yang besar memeluk pinggangku dan hembusan nafasnya yang segar menerpa wajahku.

"Paman Will—"

"It's Daddy Will, baby girl. It's Daddy Will" selanya.

Satu telapak tangannya yang besar naik untuk mengusap punggungku. Mendadak nafasku menjadi tersengal, Paman Will menatapku dengan sepasang matanya yang sayu lalu tanpa merasa sungkan ia menyandarkan pipinya pada dadaku.

Untuk yang ke sekian kalinya ini aneh namun aku justru merasa nyaman. Merasakan nafasnya yang berhembus tenang dan dekapannya yang hangat meluluhkan hatiku. Tanpa kusadari kedua tanganku bergerak memeluk kepala Paman Will yang bersandar di dadaku, Jemariku bermain-main pada helaian rambutnya yang gelap dan kami membiarkan waktu terus berjalan sambil menikmati apa yang seharusnya tidak kami lakukan.

"Aku lelah" ucapnya. Ia mengangkat wajahnya untuk kembali menatapku lalu berkata, "Aku lelah melawan diriku sendiri. Aku terus berusaha menghindarimu, menjauh darimu tapi aku tidak pernah bisa melupakanmu Sasha, katakan apa yang harus kulakukan?"

Sungguh, aku tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan.

"Paman Will, a-aku—"

"Aku tidak berdaya ketika kau melihatku bersama Nancy malam itu, aku menginginkanmu Sasha tapi aku tidak bisa mendapatkanmu. All i can do is imagine you when i fuck her."

Aku terkejut. Benar-benar terkejut mendengar pengakuan Paman William tapi aku tidak bisa beraksi apa-apa. Aku bahkan tidak yakin dengan apa yang kurasakan sekarang, duniaku seperti berguncang mendengar pengakuan yang tercetus dari bibir lelaki itu.

"I'm your niece" kataku dengan suara yang teramat pelan.

Paman Will mengangguk seraya berkata, "I know," jakunnya bergerak naik dan turun, "You're always be my niece, my sweet niece but i'm not your real uncle Sasha....you aren't my blood"

Mataku terpejam ketika satu telapak tangan Paman Will menyentuh tengkukku. Sekujur tubuhku meremang dan aku menjadi semakin tidak berdaya melawan keinginanku sendiri, "Ini tidak pantas...." aku berbisik lirih.

Paman Will menarik tengkukku, ujung hidung kami sudah bertemu ketika ia berkata, "Aku sudah berusaha untuk menghindarimu baby , tapi kau sendiri yang datang kepadaku. Jadi, biarlah ini terjadi...."

Aku melenguh saat bibir yang selembut beledu itu menciumku dengan sangat intim. Paman Will meremas helaian rambutku di dalam satu telapak tangannya sambil menghajar bibirku dengan lumatannya yang dalam dan menggebu-gebu. Nafas kami memburu. Aku mencoba untuk mengimbanginya meski aku tidak akan pernah bisa, ini adalah ciuman pertamaku, pengalaman pertamaku, dan kubiarkan Paman Will mengambil semua itu dariku.

Akal sehatku melayang dan pikiranku hanya dipenuhi oleh nafsu. Aku menginginkannya dan tidak peduli jika ini salah, aku tidak peduli betapa menjijikannya kami berdua, yang ada di kepalaku sekarang hanyalah Paman Will dan ciumannya yang membuat sekujur tubuhku terbakar gairah. Ciumannya yang membuat perutku bergejolak dan milikku menjadi basah.

Jemari kakiku menekuk dengan sangat erat saat lidahnya membelai seisi rongga mulutku. Mataku terpejam, aku merasakan sebuah desakan pada kewanitaanku dan mencoba untuk mengendalikannya namun aku tidak bisa, aku terlalu lemah untuk menahan gelombang yang begitu besar yang paman Will kirimkan hanya lewat ciumannya.

Tubuhku menggelinjang di atas pangkuan William Grissham, pinggulku bergerak amatir mencari pelampiasan. Paman Will semakin gencar mencium bibirku, ia juga membantuku bergerak dengan benar di atas pangkuannya sehingga desakan itu tak bisa kubendung lebih lama lagi.

Aku mendesah dengan sangat lembut, membiarkan Paman Will menggigit bibir bawahku sementara di bawah sana cairan hangat mengalir dengan deras dari kewanitaanku yang berdenyut kencang.

Paman Will melepaskan bibirku dan perlahan kesadaranku kembali. Aku melirik ke bawah dan merasa malu mendapati celananya menjadi basah karena ulahku. Bukan hanya itu, aku juga tidak bisa menahan rasa takutku saat merasakan sesuatu yang terkemas rapi di di bawah bokongku mengeras. Spontan aku segera melompat turun dari pangkuan Paman Will, berjalan mundur beberapa langkah sambil menatapnya dan menyesali apa yang telah kulakukan bersama lelaki itu.

"Sasha—"

Aku menggeleng lalu berlari kencang menuju ke kamarku sebelum Paman Will dapat menyelesaikan kalimatnya. Di dalam kamar aku mengunci pintu rapat-rapat, masih terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi.  Aku telah gila, benar-benar gila karena membiarkan ini terjadi. William Grissham adalah pamanku, meski ia bukan Grissham yang sesungguhnya tapi aku telah mengenalnya sebagai paman sejak kecil. Ini sangat tidak pantas dan sekarang aku menjadi takut kepada diriku sendiri, diriku yang tidak bisa kukendalikan saat ia merayu dan membujukku dengan sentuhan. Aku merasa menjadi sesuatu yang lain dan itu sangat berbahaya....oh tidak, ini tidak boleh terjadi lagi, aku harus melawan kegilaan ini!

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Continua a leggere

Ti piacerà anche

139K 2.1K 22
🔞 WARNING 🔞 #Crazy Series 3 Nyatanya, melupakan masa lalu tidaklah mudah. Meski sudah bertahun-tahun lamanya. Sampai muncul keinginan gila untuk me...
18.5K 1.7K 32
Konten Dewasa Keyra Cleopatra Micalister adalah putri sulung dari pasangan Kevin dan Gisella Micalister. Keyra adalah anak yang sangat pintar, memili...
4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
46.4K 2K 64
Michele Lazzaro Riciteli, Bos Mafia paling sadis dan di takuti di Roma. Parasnya yang tampan dan dingin, membuat pria 30 tahun ini sangat berkharisma...