Thank's For Everything

By vihoneySun

23.8K 2.3K 493

Dengar... Kau sudah menghancurkan apa yang aku punya apa yang menjadi mimpiku, kau fikir aku mampu hidup sepe... More

And I Hope...
Masuk Sekolah
Uncle Bruce
Oh MY GOD!
Move?
So close With You..
Why Him?
You know, I'm so glad that I found you
Say Something
Here With You
More Visible
He Began To Find Facts
Daddy...
Overcoming One Disorder
I Will Love You As Long As I Live (END)
Attention!!!!

Bonus!

1.3K 132 60
By vihoneySun

Pada penasaran yaaa saat Peter bilang mau punya dede lagi 😁

Lanjoootttt...

Peter masih bergelut dengan alat fisikanya di kamar seorang diri. Daddy nya sedang pergi bekerja sementara ia dirumah dengan Popps nya.

"Pekerjaan ini membuatku merasa haus!" Peter meninggalkan pekerjaannya dan mengambil minum didapur.

Saat di dapur ia melihat Poppsnya sedang memasak untuk Daddy saat pulang sebentar lagi.

"Popps. Kau pelu bantuan?" tawarnya.

"No.. Sebentar lagi selesai hanya tinggal menunggu sup nya matang."

"Ayah sudah keluar kantor belum?" tanyanya sambil menuang air minum.

"Sebentar lagi mungkin. Kau lanjutkan saja pekerjaan mu nak!"

"Aku tak yakin kau kerjakan ini sendiri Popps!"

"Kenapa?"

"Popps terlihat pucat, apa Popps sakit?" Peter khawatir.

"Hanya sedikit berat dari biasanya tapi aku bisa mengatasinya. Kau tak perlu khawatir." pintanya sambil mengelus pipi anaknya.

"Aku takut kau sakit!" wajahmu tak sesegar biasanya. Kau jangan memaksakan ini Popps, Daddy pasti akan menegurku karena tidak bisa menjagamu!"

"Anak yang baik. Aku tidak apa-apa Pete. Setelah ini aku berjanji akan beristirahat sebentar sebelum ayahmu pulang!" Tony masih bersikeras untuk mengatakan pada Peter bahwa ia tak apa apa. Peter hanya menangguk tetapi wajahnya terlihat begitu khawatir pada Poppsnya.
.
.
.
.

Semua makanan sudah siap di meja makan Tony selalu membuat masakan yang disukai 2 lelaki yang dicintainya. Dan untungnya kesukaan Steve tidak berbeda dengan Peter.

"Aku pulang." Steve sudah masuk kedalam rumah sambil mencari Tony dan anaknya, Peter tak lama Tony datang dan menyambutnya.

"Kau sudah pulang?" Tony mengambil bawaan Steve dan memeluknya begitu juga dengan Steve yang mencium kening Istri/suaminya ini. Ia melihat sesuatu yang aneh di wajah Tony.

"Tony... Apa kau baik-baik saja? Kau pucat!"

"No its ok... Kau ganti baju dulu....!"

"Tidak... Kau pasti sedang sakit!" Steve mendesak.

"Hanya sedikit lelah saja. Tapi aku benar-benar tidak apa apa aku akan beristirahat setelah makan."

"Kau harus bilang padaku jika kau kenapa-kenapa.. Aku tak mau sesuatu terjadi padamu!"

"Aku bukan anak bayi, Steve!"

"Kau memang selalu begitu." Steve menggeleng.

"Dad.. Kau sudah pulang?" peter turun dari kamarnya. Dan menghampiri Steve untuk memeluknya.

"Aku datang, son!" Steve memeluk nya dan mencium kepala anaknya ya bisa dibilang seperti ritual saat Steve sampai rumah, Tony hanya bahagia menatapnya. "Kau sedang melakukan apa saja saat aku bekerja?" tanya Steve pada anak laki-lakinya ini.

"Masih meneruskan praktikku.. Tinggal 1 minggublagi presentasi." Balas Peter.

"Kau harus bekerja keras, tapi kau harus atur istirahatmu dengan baik." nasehatnya Peter memberikan gerakan hormat dan Steve tertawa melihat kelakuan anaknya.

"Peter... Biarkan ayahmu berganti pakaian dan mandi.. Setelah itu kita makan makan!" pinta Tony.

"Baiklah.. Aku ke kamar dulu!" Tony pergi dari hadapan kedua orang tuanya.

"Ayo... Aku ambilkan baju ganti untukmu!" Tony menggengam tangan Steve.

"Masih bisakah kau memberiku waktu 5 menit saja untuk melepaskan ini semua?" Rayu Steve saat ia sudah menanggalkan bajunya dan bersiap untuk mandi.

"Steve... Tak ada waktu untuk sekarang..!" Elak Tony saat Steve mencoba mencumbunya dari leher begitu mendekapnya dari belakang.

"Beri kontribusi pada suamimu yang sangat sexy ini!"

"Ssiggghhh!" dengusnya. Ia membalik badan dan sudah ada di depan wajah Steve yang terlihat ingin menerkamnya.

"Hanya ada kau dan aku!" bisiknya

Tony tersenyum dan menatap Steve yang sudah mendekapnya Steve dengan manis memegang dagu Tony seiring membawanya dalam ciumannya. Tony mulai memejamkan matanya.

Knock...knock...knockk....

"Popps! Apa kau masih didalam? Paman Bruce menelepon mu!" Tony dan Steve kaget saat ketukan pintu itu berbunyi dan Peter memberitahukan bahwa ada telpon untuk Tony.

"Kau memang harus mandi dan berganti pakaian." Tony meledek.

"Ku tagih malam ini. Jangan merasa lepas!" godanya Tony hanya memutar mata dan meninggalkannya.

"Yes Pete.. Aku akan kesana!" Tony keluar dari kamarnya meninggalkan Steve.
.
.
.
.

"Peter.. Segeralah turun untuk makan malam!" Steve mengetuk pintu kamar anaknya dan Peter datang.

"Ok Dad."

"Ayo... Ibu mu sudah menunggu dibawah." ajaknya

Tony merasa sedikit pusing dan mual ia merasa perutnya seperti terisi dan begitu kembung.

Peter dan Steve sudah turun dan menghampiri meja makan. Tony terseyum pada mereka. Tony masih merasakan mual tapi ditahannya.

"Ayo kita makan...!" Ajak Tony. Perutnya semakin tidak karuan dan merasa bau masakan ini mendadak begitu menyengat.

"Kau selalu menyiapkannya dengan special Sweetheart!" Senyum Steve pada Tony sedangkan Peter sedikit merinding mendengarnya.

"Apa aku boleh seperti kalian juga nanti?" Peter menyeletuk.

PETER..... keduanya teriak dan melotot.

"Hahaha.... Bercanda.. Aku masih mau berkencan dengan wanita ku harap sampai dewasa!"

"Makanlah dulu kau selalu begitu kalau sedang makan!" Sinis Tony Peter sedikit kaget.

"Popps agak sensitiv!" Peter komentar.

"Anak kita hanya bercanda Tony!"

"Ya... Maafkan aku!" Tony mulai menyuap makanannya. Ia merasa perutnya seperti ingin mendorong keluar lagi makanan yang baru saja disuapnya.

"Aku tau Popps!" balas Peter meledek.

"Bagaimana komunikasi mu dengan sahabat2 mu di Ontario?" Tanya Steve pada Peter.

"Aku baru saja menelepon Ned sebelum makan. Daddy tau tidak? Dia sedikit lebih kurus!"

"Ohh... Yang benar saja?"

"Iya.... Dia bilang ia tak mau saat masuk kuliah nanti ia jadi bahan bulan bulanan senior!" cerita Peter, Tony masih berusaha menahan rasa mualnya yang sudah memaksa keluar setelah 2 kali suapan makan.

"Harusnya dia belajar banyak dari caraku merawat badan seperti ini. Jangankan wanita Popps mu saja begitu sangat menyukaiku!"

Mendengar perkataan seperti itu Tony hanya sedikit tersenyum sambil menahan mual yang sedari tadi ia tutupi mulut dan hidungnya dengan tangannya seolah menempelkan sendok dihidungnya.

"Eemmgghh!" Mualnya Steve dan Peter menatap Tony secara berbarengan.

"Popps!"

"Tony.... Are you alright?"

"Yess... Im ok... Eemgghh!" Tony menutup mulutnya dengan tangannya.

"Daddy.... Popps!" Peter takut.

"Tony.... Apa kau sakit!"

"Emmmghhh!" mualnya seperti ingin muntah. "Maaf aku harus ke kamar mandi!" Tony pergi meninggalkan mereka yang bingung dan saling menatap kemudian Steve mengejar Tony.

"Kau tunggu disini sebentar!" pinta Steve pada Peter.  "Tony apa kau baik-baik saja?" Steve mencoba mengetuk pintu kamar mandi masih terdengar suara muntah Tony.

"Yeah aku baik-baik saja!" jawabnya.

"Kau ingin ku ambilkan sesuatu? Pil penghilang kembung atau apa?"

"Tidak tidak usah.. Aku hanya perlu buang air aku akan menyusul kalian setelah ini." pintanya.

"Tony....!"

"Steve tidak apa apa.... Tinggalkan saja aku baik-baik saja kau tidak dengar?" Tony sedikit menekan.

"Baiklan. Kalau kau butuh bantuan kau segera beritahu aku!"

"Yes bebh!" baalasnya.

Tony berdiri di depan wastafel ia tidak yakin akan melakukan ini sebenarnya, tapi ia memang merasakan mengalami tanda-tanda ini sejak 1 minggu yang lalu. Ia mambuka laci kecil di atas westaffel dan mengambil 1 buah kotak kecil yaitu tespack. Terlihat gila tapi kalian sudah tau ia kini menikah dengan Steve dan memiliki kelebihan bukan tak mungkin ia tak isi.

"Apa harus begini?" Tony sempat ragu. "Ok.. Baiklah!" ia memang merindukan masa-masa saat hamil dulu ia juga tak ingin berniat untuk tidak hamil lagi jika diberi kesempatan. Ia menyiapkan wada untuk menetes urinnya dengan sebuah tespack.

Saat menunggu kurang lebih 1 menit ia meletakkannya di atas westaffel. Dan menundukkan kepala selama 3 menit dan kembali mendangak dan melihat hasilnya.
.
.
.
.
.

"Aku selalu takut Popps sakit, Dad!" Peter terlihat murung.

"Tidak akan terjadi apa apa pada Popps mu Pete. Percaya padaku!"

"Sejak sore di sudah terlihat pucat. Aku mungkin salah tapi sepertinya memang ia sakit."

"Mungkin Popps butuh istirahat banyak. Dia tidak hanya bekerja dirumah bukan?"

"Aku harus sering membantunya ya!"

"Kau memang selalu jadi anak yang baik! Daddy dan Popps begitu bangga padamu!" Steve mengelus kepala anaknya. "Ayo makan.. Makanan mu jangan kau acak-acak seperti itu. Lama-lama bisa jadi bubur!" ledeknya Peter tersenyum.

Tony sudah berdiri di belakang mereka. Steve dan Peter berbalik badan saat sadar Tony sudah di dekat mereka dengan kedua tangannya dibelakang. Tony duduk di mejanya Steve dan Peter memandangnya dengan wajah bingung.

"Tony.....!"

"Steve... Bersiaplah... Kau akan menjadi ayah dari anak keduamu.. Dan kau Peter akan menjadi seorang kakak!" Tony menyerahkan sebuah tespack bertuliskan positif bergambar hati.

Steve dan Peter menganga dan mereka secepat mungkin bangun dari bangku mereka dan memeluk Tony dengan erat.

"Tony..kau.. Kau hamil?" Steve begitu bahagianya ia mencium Tony dengan girang. Dan tak lama Tony memeluk Poppsnya dengan bahagia.

"Akhirnya Tuhan mendengarkan ku atas doa ini! Popps aku akan jadi kaka seorang kaka!" bahagianya.

"Ya.... Benar!" Tony membalas.

Tangan Peter dan Steve mengelus perut Tony dengan begitu bahagianya.

"Aku akan menunggumu adik...!"

"Daddy akan selalu menjaga mu dan Popps!"

"Jangan nakal ya diperut Popps kadang ia suka merasa sakit!" Peter begitu perhatian Steve mengelus kepala Peter.

"Terima kasih Tony.. I love you!"

"I love you too."

"Aku akan berusaha untuk selalu siaga saat seperti ini untukmu, anakku dan calon adiknya Peter!"

"Thanks Steve!" Steve mencium kening Tony.

Aku bahagia... Sangat bahagia—gumam Steve.

#
#
#
#
#

Ini buat kaliaaaaannnn....
Hehehe.... Saya sampai senyum-semyum sendiri nulisnya betapa menggemaskannya mereka coba iiihhhh....

Mau tanya donk....
Seberapa antusiasnya readers kalo saya buat squel supergamily ini untuk keseharian mereka? Dengan adik bayi di dalam kehidupan keluarga ini...???????

Kalo komennya banyak saya akan buatkan...
Eitss tapi setelah 2 tulisan saya di Home dan Give it to me selesai ya...

Terima kasih... Semoga kalian terhibur..... 😉✌️

Continue Reading

You'll Also Like

KINGDOM By Fevi Wahyuni

Historical Fiction

913 68 18
-berlatar belakang kerajaan Joseon -perebutan kekuasaan -pertumpahan darah -keegoisan -cinta segitiga *ada unsur bl,, tapi dikit *tpi yg namanya bl t...
1.1M 106K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
27.1K 1.6K 17
Demi perjanjian perdamaian antara dua kerajaan, Sasuke harus rela menjadi selir sang raja. Awalnya dia hanya merupakan sebuah jaminan untuk perjanjia...
9.3K 545 5
Jin Ling membeli ikat leher baru untuk Fairy Kecil dan kesal karena tidak cocok dengannya. Untungnya, dia menemukan cara menggunakan yang berbeda un...