"Bagiku, kamu adalah jalan pulangku. Sementara bagimu, dia adalah rumah untukmu."
-Starla Amodra.
Tak terasa sudah dua minggu hubungan Rigel dan Starla terjalin, itu tandanya hubungan mereka tersisa kurang lebih enam minggu lagi, hubungan mereka pun sudah banyak yang tahu. Namun tetap saja, Starla berjuang sendiri. Rigel sama sekali tak memberikan kemajuan atau feedback yang baik, hal ini membuat Starla sedikit stress dan frustasi.
Dan tentang kabar baku hantam antara Cranioxx dan Black Tiger sama sekali tidak ada yang mengetahui kabar tersebut bahkan pihak sekolah sekalipun, sepertinya kedua geng motor tersebut sepakat untuk melakukan baku hantam secara tertutup. Tapi Rigel yakin, pasti Black Tiger tidak lama lagi akan melakukan penyerangan gelombang ke II karena tidak terima dengan kekalahannya kemarin. Dan Rigel selalu mewanti-wanti anggotanya untuk selalu waspada.
"Shit!" Umpat Rigel dengan memberhentikan motor kebanggaannya didepan pintu gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.
Ya, bagaimana tidak? Sekarang sudah pukul 07:45 dan cowok itu baru saja sampai padahal kegiatan belajar mengajar sudah dimulai sejak 45 menit yang lalu.
Rigel turun dari motornya, mendekati pintu gerbang. "Pak! Biasa!" Teriak Rigel kepada pria paruh baya yang merupakan satpam sekolah. Namanya Pak Lathif.
Pak Lathif yang sedang ngopi didepan pos satpam mendengar teriakan itu langsung bergegas membukakan pintu gerbang untuk Rigel. Ini bukan pertama kalinya cowok itu terlambat, ini sudah untuk kesekian kalinya. Pak Lathif sudah hapal diluar kepala kebiasaan Rigel saat terlambat yaitu menyuruhnya untuk membukakan pintu kemudian memberikannya beberapa lembar uang seratus ribu.
Kalau begini mana bisa Pak Lathif menolak, pamali kan nolak rezeki di pagi hari.
"Aduh Den Rigel tumben banget sendirian biasanya bareng temen-temennya." Ucap Pak Lathif setelah pintu gerbang terbuka.
"Enggak, tadi bangun kesiangan." Jelas Rigel sembari mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan lalu diserahkan ke Pak Lathif yang dengan sigap menerimanya dengan mata berbinar.
"Aduh, makasih loh Den ganteng! Sering-sering terlambat ya, soalnya rezeki banget buat Bapak."
Rigel mengangguk dan segera menaiki motornya kemudian masuk kedalam area sekolah yang sudah tampak sepi, cowok itu bergegas turun setelah memarkirkan motornya.
Rigel berjalan dengan santainya menyusuri koridor yang tampak sepi.
"ALTARIGEL! DARIMANA SAJA KAMU, JAM SEGINI BARU MASUK!" Teriakan itu berhasil membuat langkah Rigel terhenti, cowok itu memutar tubuhnya dan terlihat Bu Asmara dengan tatapan tajamnya tak lupa tongkat rotan digenggaman wanita itu.
"Rumah!" Jawab Rigel tanpa dosa membuat emosi Bu Asmara tambah memuncak.
Anak muridnya yang satu ini memang menyebalkan, untung pinter dan ganteng.
"LARI KELILING LAPANGAN DUA PULUH KALI!" Perintah Bu Asmara memberi hukuman.
Tanpa berkata apapun, Rigel langsung turun ke lapangan dan menjalankan perintah alias hukuman dari Bu Asmara. Jika kalian bertanya Kenapa tidak kabur saja? Entahlah, sepertinya hari ini mood Rigel sedang tidak baik dan memilih untuk pasrah terhadap situasi dan keadaan.
***
"Apakah untuk materi ini kalian sudah paham? Jika belum kalian bisa bertanya, jangan sungkan dan jangan malu-malu. Ingat kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan." Ucap Bu Iren pengampuh mapel Ekonomi, guru paling muda dan paling cantik. Dulu ia juga pernah digosipkan mengagumi anak muridnya, yaitu Rigel.
"Paham Bu!" Sahut kompak satu kelas, kecuali Starla yang tampak lesu dengan menaruh kepalanya diatas meja.
Selama pelajaran berlangsung gadis itu memegangi perutnya yang terasa kram, entah karena lapar sebab tadi pagi tak sempat sarapan, atau maag-nya kambuh atau sedang fase datangnya tamu bulanan.
"Kenapa lo?" Tanya Dannia.
"I'm fine," Bohong Starla.
"Oke, selanjutnya kalian tolong kerjakan soal dihalaman berikutnya sebelum lanjut ke materi baru." Ucap Bu Iren.
Tiba-tiba Ratna si wakil ketua kelas, merupakan gadis yang terkenal ambis mengacungkan jarinya.
"Ya Ratna, ada apa?" Tanya Bu Iren.
"Ada pekerjaan rumah materi sebelumnya yang belum dinilai, Bu." Ucap gadis itu membuat anak kelasnya kesal termasuk Starla.
"Apaan banget sih!" Gumam Starla.
"Oh ya? Kalau begitu silahkan kumpulkan di depan!" Perintah Bu Ratna.
Satu persatu anak maju kedepan untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing kecuali Starla yang masih duduk di bangkunya, sungguh Starla sama sekali tidak tahu kalau ada pekerjaan rumah.
"Tugas lo nggak dikumpulin?" Tanya Dannia.
"Gue nggak bikin." Sahut Starla singkat.
"Serius?" Tanya Dannia lagi, pasalnya biasanya Artha-lah yang dengan rajin mengerjakan pekerjaan rumah milik Starla dan kebetulan cowok kemayu itu absen hari ini.
Starla mengangguk.
"Kenapa cuma 34? Siapa yang tidak mengumpulkan? Angkat tangan!" Ucap Bu Ratna.
Starla mengangkat tangan kanannya.
"Silahkan keluar kelas!" Perintah Bu Ratna.
Tanpa membantah Starla langsung bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar, mungkin dengan begini ia bisa ke UKS atau kantin untuk mengobati kram di perutnya yang sedari tadi menyiksanya.
Starla menyusuri koridor dengan langkah lemahnya, kram di perutnya semakin terasa. Sampai akhirnya Starla memusatkan pandangannya kearah lapangan, ia bisa melihat pujaan hatinya sedang berlari mengelilingi lapangan sendirian. Starla yakin cowok itu sedang dihukum, entah karena apa.
Starla mempercepat langkahnya menuju kantin, gadis itu membeli sebotol air mineral dingin kemudian menuju lapangan dan menghampiri Rigel. Starla ikut berlari mengiringi Rigel, tak peduli lagi dengan kram di perutnya. Segala sakit yang ada, obatnya cuma satu yaitu melihat Rigel.
"Good morning my boyfriend yang paling ganteng. Nih, minum dulu pasti capek kan?" Ucap Starla dengan menyodorkan sebotol air mineral dingin itu ke Rigel dengan keadaan susah payah menyejajarkan tempo cowok itu berlari.
Rigel tak bergeming, cowok itu menatap lurus kedepan sama sekali tak menganggap kehadiran Starla.
"Lo minum dulu deh, biar gue yang gantiin lari. Kurang berapa putaran lagi?" Ucap Starla.
Tiba-tiba Rigel merampas botol air mineral dingin dari tangan Starla, sembari berkata "Lima belas!"
"Yaudah biar gue yang lanjutin hukuman lo, lo istirahat aja sana." Ucap Starla membuat Rigel berhenti berlari dan berjalan menuju tepi lapangan untuk mengambil tasnya.
Starla tersenyum karena Rigel menerima pemberiannya. Namun, tiba-tiba senyum itu hangus begitu saja ketika melihat Rigel mendekati tong sampah dan membuat sebotol air mineral dingin pemberiannya tanpa meminumnya sama sekali.
Lalu Rigel menuju kelasnya begitu saya, meninggalkan Starla yang masih berlari. Tentang Rigel yang mengatakan Lima belas Cowok itu berbohong, sebenarnya Rigel sudah selesai dengan hukumannya. Hanya saja, Rigel ingin memberi pelajaran kepada Starla.
***
"Galaxia Starla Amodra!" Panggil Bu Eni, guru sejarah yang sedang membagikan hasil ulangan dua minggu lalu.
Starla yang dipanggil pun maju kedepan, ia ingin berharap mendapatkan nilai diatas KKM agar tidak diremehkan lagi oleh keluarganya tapi sepertinya tidak mungkin. Dan kali ini yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa, berdoa dan berdoa berharap ada sebuah keajaiban.
Starla perlahan mengambil kertas ulangannya yang mendapat skor 45. Oh ayolah kenapa dirinya tidak pernah mampu mendapat nilai 50 keatas ketika ulangan? Starla ingin sekali merasakan ulangan tanpa remidi dengan usahanya sendiri.
"Kenapa nilai kamu sama sekali nggak ada peningkatan, Starla?" Tanya Bu Eni.
Starla hanya diam.
"Padahal saudara kamu itu sangat pandai, kenapa berbeda sekali dengan kamu? Kamu bisa minta ajari dia jika ada materi yang kurang paham. Kamu juga bisa belajar bareng sama dia," Ucap Bu Eni lagi.
Lihat! Di sekolah ataupun dirumah semuanya begitu memuja Bintang, dan selalu membandingkannya dengan cowok itu. Oh bolehkah Starla merasa capek? Starla ingin menyerah tapi dibumi masih ada Rigel.
"Remidi kali ini minta tanda tangan orang tua tepat disamping kolom nilai, besok dikumpulkan!" Ucap Bu Eni lagi yang diangguki Starla dengan lemah.
Matilah riwayat Starla, dirinya pasti akan dicemooh oleh orang tuanya sendiri. Selama hidupnya dirinya tidak pernah mendapat pujian atau dukungan dari orang tuanya, Starla bahkan tak tahu kesalahannya sehingga di benci oleh keluarganya sendiri.
Tbc
Comeback lagi!
Makasih yang udah baca sampai part ini, makasih yang udah comen dan vote syg bgt sama kalian.
⛈⛈⛈⛈⛈⛈⛈
@nillamaulida_