My Popular Husband [SUDAH TER...

By dealisius

13.5M 524K 55.4K

DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA INI YA. KALO YG CAKEP..... YA TETEP GA BOLEH ANJIR! FOLLOW DULU SEBELUM... More

PROLOG ✔️
RAGADERA 1✔️
RAGADERA 2✔️
RAGADERA 3 ✔
RAGADERA 5 ✔
RAGADERA 6 ✔
RAGADERA 7 ✔
RAGADERA 8 ✔
RAGADERA 9 ✔
RAGADERA 10 ✔
RAGADERA 11 ✔
RAGADERA 12 ✔
RAGADERA 13 ✔
RAGADERA 14✔
RAGADERA 15 ✔
RAGADERA 16
RAGADERA 17
RAGADERA 18
RAGADERA 19
RAGADERA 20
RAGADERA 21
RAGADERA 22
RAGADERA 23
RAGADERA 24
RAGADERA 25
RAGADERA 26
RAGADERA 27
RAGADERA 28
RAGADERA 29
RAGADERA 30
RAGADERA 31
RAGADERA 32
RAGADERA 33
RAGADERA 34
RAGADERA 35
RAGADERA 36
RAGADERA 37
RAGADERA 38
RAGADERA 39
RAGADERA 40
VOTE SEQUEL
Extra Part
PLAGIATOR!
QnA MPH
SEKEDAR INFO DAN CUAP CUAP
OPEN GROUP CHAT 2
Update Sequel dan Info Terbit

RAGADERA 4 ✔

304K 15.5K 819
By dealisius

NOTE: BANYAK YG NGELUH PARAGRAF NYA KEACAK ATAU GA RAPIH. NAH, TIPS NYA, KALIAN HAPUS MPH DARI PERPUS, REFRESH WATTPAD, BARU TAMBAHIN MPH KE PERPUS LAGI.

Mana yang kangen sama Raga, yuk bilang hadir.

Jangan lupa spam komen dan tekan bintang ya para readers

***

Bersama; keadaan saat aku dan kamu berada dalam situasi yang sama.

***

Sudah hampir satu minggu, Dera lewati setelah rencana pernikahan itu. Dera berniat untuk pulang, setelah mengerjakan tugas tambahan di perpustakaan. Dera melihat jam tangannya, yang sudah menunjukkan pukul tiga. Jika sudah berkutat dengan tugas, Dera memang suka lupa waktu. Dera pun berjalan keluar gerbang sekolah, namun saat keluar gerbang, Dera bertemu dengan Raga. Dera hanya menundukkan kepalanya.

"Eh, mau kemana lo? Gue udah nunggu lama, dan lo langsung nyelonong gitu aja."

"Kenapa?," Tanya Dera singkat, yang langsung menghentikan langkahnya.

"Nyokap gue ngundang lo buat makan malem, tapi lo harus dateng sekarang. Gue harap, lo ada acara dan ngga bisa dateng."

"Gue bisa dateng, tapi kalo lo berharapnya gitu, gue ngga akan dateng"

"Mending lo dateng aja deh, gue tambah males kalo harus nyari alesan buat bohong sama nyokap."

"Lo ngapain? Ayo buruan naik ke motor," tanya Raga saat melihat Dera yang mengeluarkan hp nya. "Gue mau ngabarin bunda dulu."

Setelah mengirim pesan pada sang bunda, Dera langsung menaiki motor Raga. Mereka berdua menembus jalanan Jakarta. Sebenernya, saat ini Dera takut, karena Raga membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata, sementara Dera tidak pegangan. "Mana tangan lo!?"

"Buat apa?," tanya Dera sambil memberikan tangan kirinya. Sedetik kemudian, tangan Dera sudah melingkar di pinggang Raga "Pegangan, biar ngga jatoh! Gue tau, lo takut!"

Entah dorongan dari mana, akhirnya kedua tangan Dera melingkar di pinggang Raga. Sungguh, saat ini Dera benar-benar ingin segera sampai dirumah Raga. Jantungnya sudah berdetak tak karuan, karena ini pertama kalinya dia berada sedekat ini dengan cowo, selain dengan adiknya. Sudah lima belas menit berjalan, akhirnya mereka berdua sampai dirumah Raga. Bagi Dera, waktu lima belas menit itu sangat lama. Dera pun dengan secepat kilat, turun dari motor Raga. Dera masih menunggu Raga yang sedang memarkirkan motornya.

"Assalamualaikum, tante," ucap Dera sambil menyalami tangan.

"Eh Raga, kamu kok maen pergi aja sih. Ngga ngucapin salam, ngga salim juga."

"Iya mah, assalamualaikum. Raga keatas dulu ya, mau ganti baju."

"Yaudah. Oh iya Dera, kamu tunggu di meja makan ya. Tante baru mau masak dulu."

"Aku bantuin aja ya, tan."

"Boleh. Emang kamu bisa masak?"

"Masih belajar juga sih tan, soalnya kalo bunda sama ayah lagi pergi, aku bisa ngga bisa harus masak. Karena kan, ada Daren juga."

"Ya ampun, kamu tuh menantu idaman banget ya. Pinter masak, cantik, terus rajin lagi. Kata ayah kamu juga, nilai kamu di sekolah tuh bagus-bagus."

"Ngga kok, tan. Biasa aja. Setiap orang kan punya kelebihan masing-masing."

Banyak yang Dera bicarakan bersama Tante Gina. Termasuk membicarakan soal Raga. Dimulai dari kebiasaan Raga, sampai makanan kesukaan Raga. Sebenarnya Dera males mendengarkan, hanya saja, Dera merasa tidak enak dengan Tante Gina. Entah sudah berapa lama, Dera berkutat di dapur bersama tante Gina, tapi yang jelas, saat ini hidangan makan malam sudah disiapkan. Om Bram juga sudah pulang dari kantornya.

Tante Gina menyuruh Dera untuk mandi dan mengganti seragamnya, namun Dera menolak dengan alasan tidak membawa baju ganti. Tapi ternyata, Tante Gina sudah menyiapkan gaun untuk Dera dikamar tamu. Akhirnya, Dera memilih untuk mandi terlebih dahulu dikamar tamu. Tak butuh waktu lama, untuk Dera mandi dan mengganti bajunya. Dera sedang mematut dirinya didepan cermin. Melihat penampilannya, sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Ketika merasa sudah cukup menilai penampilannya. Dera kembali turun ke meja makan, dan disana sudah ada tante Gina, bersama om Bram.

"Dera, kamu tolong panggilin Raga ya, buat makan malem."

"Iya tante. Kamarnya dimana ya?"

"Diatas, pintunya yang warna coklat dan ada tulisannya handsome room."

"Sebentar ya, tan."

Dera hampir saja ingin tertawa, saat mendengar dua kata terakhir yang diucapkan tante Gina. Yang benar saja? Ternyata Raga itu terlalu percaya diri. Saat Dera sampai dilantai atas, matanya menjelajah ke sekeliling. Dilantai ini hanya terdapat dua kamar, satu dengan pintu coklat yang bertuliskan handsome room, dan yang satu lagi dengan pintu putih yang bertuliskan beauty kid. Tanpa banyak bicara, Dera segera mengetuk pintu coklat yang ada didepannya. Sang pemilik kamar pun keluar dengan gaya santainya. Dera sempat terpaku dengan setelan yang saat ini Raga gunakan, karena terkesan santai, namun itu justru menambah ketampanan sang pemakai. Secepat mungkin, Dera mengenyahkan pemikiran itu.

"Kenapa?," tanya Raga, yang membuyarkan lamunan Dera.

"Disuruh kebawah sama nyokap lo, buat ikut makan malem."

Raga menutup pintu kamarnya, dan langsung berjalan kebawah, tanpa memperdulikan Dera yang masih berada didepan pintu Raga. Dera yang merasa tertinggal pun, langsung menyusul Raga secepat yang ia bisa. Dera beserta keluarga Raga makan dengan tenang. Sesekali membicarakan soal pernikahannya nanti.

"Dera, besok kamu pulang sekolah langsung pergi ke butik langganan tante ya, buat fitting baju." Dera yang mendengar pernyataan itu pun hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Dera melirik ke arah Raga yang masih asik dengan makanannya, tanpa memperdulikan apa yang sedang dibicarakan. Seolah-olah semuanya tidaklah penting bagi dirinya. Namun sedetik kemudian, Dera berpikir, jika ini semua memang tidak penting bagi Raga, karena bagi dia, ini semua hanya bencana yang tiba-tiba menimpa dirinya.

"Raga, besok kamu harus anterin Dera ya."

"Raga sibuk ma, besok ada latihan."

"Yaudah, sekali-kali ngga ikut latihan dulu. Bilang aja izin, karena ada acara keluarga. Udah deh, kamu ngga usah bantah."

"Iya mamaku sayang."

"Nah, gitu dong. Abis ini, kamu anterin Dera pulang ya."

Dera menatap sekilas kearah Raga, yang hanya menjawab dengan anggukan malas. Dera tau, pasti Raga malas. Dera memberanikan diri untuk mengajukan pendapat. "Ehm, tan. Dera pulang sendiri aja, naik angkot, ngga apa-apa kok. Pasti Raga masih capek, biar dia istirahat aja."

"Tapi kan kamu cewe, ini udah malem."

"Ngga apa-apa, tan. Dera udah biasa naik angkot."

"Ma, udah biarin dia pulang sendiri. Kata mama, dia itu cewe yang mandiri. Jadi, dia pasti udah biasa. Lagian, dia sendiri yang minta kok"

"Kamu beneran ngga mau dianter?"

"Bener om," ucap Dera sambil tersenyum.
"Yaudah, kalo ada apa-apa langsung telepon ya."

"Iya, om."

Akhirnya Dera berjalan keluar komplek, untuk mencari angkot. Dera berjalan menyusuri jalan komplek, sambil merapatkan jaketnya. Cuaca malam ini sangat dingin, ditambah lagi, saat ini Dera mengenakan sebuah dress. Untung saja, dia selalu menyediakan sweeter di dalam tasnya. Dera berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya. Sebenarnya, dirinya agak khawatir, karena jika sudah malam, jarang ada angkot yang lewat. Namun, Dera harus nekat, jika ia ingin segera sampai rumah. Tiba-tiba,Dera mendengar suara motor sport dari arah belakang, dan saat melihat kebelakang, hanya ada lampu sorot motor yang menyilaukan. Dera pun mempercepat langkahnya. Jujur saat ini, dia sangat takut, karena motor itu ternyata berjalan mendekat kearah dirinya. Saat jarak mereka semakin dekat, Dera langsung berlari. Dera berlari dengan sekuat tenaga, berharap jika tidak akan terjadi hal-hal buruk.

Dera tersentak kaget, saat motor itu membanting stir dan menghalangi jalan Dera. Dengan spontan, ia langsung menutup mukanya, sambil terus merapalkan doa. Dera juga menyesali keputusannya sendiri. Seharusnya, dia meminta diantar saja. Dengan wajah yang masih menunduk, Dera mengambil hp di tasnya. Dia berniat menelepon seseorang, dan entah kenapa hanya ada nama Raga yang terlintas.

Wajah Dera sudah pucat pasi sejak motor itu berhenti, dan bertambah pucat kala Raga tidak mengangkat panggilannya. Tapi tunggu, kenapa setiap ia telpon, ada bunyi hp juga yang berasal dari orang didepannya. Dera mencoba memberanikan dirinya, melihat kearah orang didepannya, dan saat itu juga orang itu melepaskan helm nya. Dera terkejut setengah mati, hingga tubuhnya hampir tersungkur kebelakang. Ternyata orang yang ada didepannya saat ini adalah Raga. Dera menghela nafasnya, lega. Ternyata, dugaannya salah. Sementara Raga, memasang wajah sedatar mungkin. Raga memberikan helm kepada Dera.

"Ayo cepet naik! Gue anter balik."

***

Udah nabung buat peluk the tenar versi buku? Semangat nabungnya

Insya Allah,  kalo bisa tembus 10 M dan 500 vote, aku adain GIVE AWAY HOODIE.

See you next part

Continue Reading

You'll Also Like

7M 286K 78
Nah ini nih kisah Kinara perempuan yang sangat cantik, baik, dan ceria tentunya. Yogi adalah Most wanted SMA Karta Wijaya yang selalu membuat heboh...
21M 1.6M 49
𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐌𝐀𝐒𝐈𝐇 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Karya pertama aku, Mohon maaf masih amatir...
631K 17.5K 49
Cerita sudh end ya guys, buru baca sebelum BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT. Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu...
2.1M 98.8K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...