Perjodohan

By redbiel_

3.8M 114K 2K

[ S E L E S A I ] *Semua foto/gambar diambil dari pinterest More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Dua
33 - Extra Part
34 - Extra Part
35 - Extra Part
36 - Extra Part
37 - END

Tiga Puluh Satu

74.7K 2.2K 4
By redbiel_

Lalu Arlo pun naik keatas panggung kecil untuk memulai acaranya.

"Selamat malam semuanya!" Sapa Arlo dengan menggunakan mic. Dan semua orang menjawab selamat malam juga dengan teriakan mereka.

Lalu Arlo pun mulai membuka acara dengan memberikan sedikit sambutannya.

"Alohaaa... selamat malam dan selamat datang di rumah gue. Thanks ya buat kalian yang udah sempetin datang ke acara ini, gue sangat mengapresiasi kedatangan kalian guys... oh ya seperti yang tertera di undangan yang kalian terima, malam hari ini kita bakal ngerayain kelulusan kita semua sekaligus sebagai pesta perayaan teman-teman kita yang udah diterima di universitas. Selamat buat pacar gue Tsabita yang lulus SNM dan masuk jurusan Kedokteran Hewan - IPB. Terus selamat juga buat sahabat karib gue Aidan Saga yang diterima SNM juga di jurusan yang hampir sama yaitu Kedokteran-UI, terus selamat juga buat sahabat gue yang bentar lagi bakal jadi orang Kanada... Arvind Bintang Prasaja... congrats bro semoga lancar kuliah di Kanadanya besok....."

Deg

Feli langsung menatap Arvind sesaat setelah mendengar penuturan Arlo soal kuliah di Kanada. Ia ingin sekali menghampiri Arvind dan langsung bertanya tentang kabar tersebut, tetapi karena acara baru saja dimulai, ia pun memilih mengurungkan niatnya tersebut.

"Oh iya buat kalian yang senasib dan seperjuangan sama gue, yaitu jadi pejuang SBM tetap semangat ya! Ini party juga buat kalian... apalagi yang besok bakal UTBK ... semangat pokoknya! Terus apa ya em... intunya jangan sampai patah semangat karena Tuhan kasih kesempatan kepada kita buat tetap berjuang mencapai cita-cita bro! Intinya BELAJAR! BERDOA! Dan SEMANGAT! Berasa nyemangatin diri sendiri anjir..." Arlo terlalu bersemangat menyampaikan pidatonya.

"Oya sampai lupa... buat kalian yang udah di terima di swasta semalat yaa... trus yang mau langsung kerja juga semangat cari kerjanya... udah apalagi ya... yah pokoknya selamat dan semangat untuk kalian semua, sekian sambutan panjang dari gue hehehe enjoy the party!"

Setelah itu Arlo turun dari panggung dan musik DJ pun mulai terdengar menghiasi acara pada malam ini.

Feli ingin menemui Arvind, tetapi saat ia akan beranjak, Bita terlebih dahulu menariknya dan membawanya ke sebuah kursi.

"Sini Fel gue pengen cerita banyak sama lo," ajak Bita dengan semangat.

Karena tak mau mengacaukan suasana hati Bita yang sedang baik itu, Feli pun akhirnya mengiyakan ajakan Bita dan mendengarkan semua cerita Bita.

"Heh Bit, gimana ceritanya lo bisa sama Arlo? Gila gue kaget lihat lo sama dia jadian." Feli sudah tak sabar mengetahui kisah cinta Bita dan Arlo bak seperti mimpi Bita yang terwujud.

Bita tersenyum senang saat mengingat saat-saat itu bersama Arlo. Lalu ia pun mulai menceritakan semuanya dari awal kepada Feli.

"Ini semua bisa terjadi karena mak comblang gue.. haha.."

"Eh emang siapa mak comblang lo? Gila manjur amat dah..."

"Gaga lah siapa lagi, gue tuh dulu pernah nangis gara-gara tau lo deket sama Arlo trus kan Gaga tau dia kayaknya mulai sengaja deketin gue ke Arlo. Nah awalnya ya cuma temenan doang Fel... terus keterusan jalan bareng terus... terus dia nyatain perasaannya sama gue aaaa... seneng asli gue pas itu..." Bita heboh sendiri saat menceritakannya.

"Wah Gaga jadi mak comblang lo? Uwauuu... tau gitu dulu gue nyuruh Gaga buat comblangin gue sama cowok ya..." Feli tak percaya jika itu semua karena Gaga.

"Kayaknya kalau lo yang minta gak bakal di deketin deh, Gaga kan pernah suka sama lo." Kata Bita.

"Gaga suka gue? Ngaco ah lo!"

"Oh berarti lo yang suka Gaga." Ralat Bita dengan polosnya.

Dengan cepat Feli menoyor kepala Bita.

"Aishh kenapa ditoyor!" Protes Bita.

"Jangan kebanyakan fitnah deh lo! Siapa juga yang suka sama Gaga! Gaga itu udah gue anggep kakak gue sendiri." Jelas Feli.

"Ya kan kalau sekarang lo anggep gitu, dulu? Kenapa tuh lo mencak-mencak kalau Gaga sama Adira? Hayo ngaku lo!"

"Yakan gue sebagai sahabat kagak suka Gaga pacaran sama cewek kek Adira." Kata Feli alibi.

"Halah tadi bilangnya kakak sekarang sahabat! Udah ngaku aja kali! gengsi lo ketinggian Fel!"

"Udah ah jangan bahas itu! Bahas yang lain aja!" Feli pun meminta agar topiknya diubah.

"Tuh kan pernah suka kan lo! Hahaha... inget udah punya suami! Lo harus sayangnya sama suami lo doang!"

"Iye elah gue setia!"

"Bagusss.."

🦄🦄

Di sisi lain, Arvind sedang sibuk bercada gurau dengan sahabat-sahabatnya.

"Heh Pin, lo berangkat ke Kanadanya kapan?" Tanya Vian yang bersandar di dinding.

"Minggu depan kayaknya..." jawab Arvind sembari meminum minumannya.

"Trus lo bakal LDR sama Feli dong?" Tanya Gaga yang tak mau melepaskan Ravela. Dia selalu menggandeng tangan Ravela, dan hal itu sudah biasa terjadi kepada Gaga kalau dia memang benar-benar sayang sama ceweknya.

"Iya.." ucap Arvind yang langsung memandang Feli dari kejauhan.

"Yakin lo kuat LDRan sama Feli? Kalau gak kuat mending Felinya dibawa ke Kanada sekalian... saran gue sih." Saran Arlo sembari menatap Bita.

"Enggak bisa kayaknya, dia pengen sekolah di Indo, ya gue gak bakal larang dia atau maksain dia biar ikut sama gue." Arvind sudah memikirkan semuanya sejak lama. Dan mungkin LDR adalah pilihan terbaik dan tidak akan merugikan satu sama lain.

"Kalau emang itu keputusan lo sama Feli kita mau gimana? Oh ya inget walaupun lo jauh, lo harus setia dan jagain Feli loh!" Peringat Gaga kepada Arvind.

"Yaiyalah... masak iya gue sampai sana lupa segalanya! Kagak! Gue bakal tetep pantau dia."

"Bagus deh kalau begitu."

"Heh Pin! Tarik cewek lo sana! Percuma dong gue ngajak Bita kalau di acara malah sama Feli." Pinta Arlo yang mulai kesal karena merasa dia tidak ada bedanya dengan para jomblo di acaranya sendiri.

"Halah baru ditinggal beberapa menit aja lo udah kangen dia? Gue jadi gak bisa bayangin lo besok kalau udah married Loo..." Walaupun Arvind tidak mengatakan jika ia mengiyakan perintah Arlo, tetapi ia tetap berjalan ke arah Feli dan meninggalkan teman-temannya.

"Udah buruan sono! Nanti sekalian bilangin ke Bita kalau gue kangen." Ucap Arlo.

"Ah anjir jijik gue dengernya..." Arvind memilih pergi dari sana secepatnya.

"Suruh dia temuin gue sekalian ya Pin!" Teriak Arlo saat melihat Arvind bergerak cepat ke tempat Feli dan Bita.

Arvind pun tak menghiraukan permintaan Arlo, dia sok tidak mendengarnya.

Sesampainya di tempat Feli, Arvind menyapa mereka berdua.

"Hai Fel! Hai Bit!"

Mendengar sapaan Arvind barusan, Feli dan Bita sama-sama menatapnya heran.

"Ha-hai Vind!" Sapa Feli balik.

"Kenapa lo Vind? Asli gue malah ngeri kalau lo sapa." Ucap Bita jujur.

"Kagak papa... oh ya sana lo! Balik sama induk lo! Gue mau berduaan sama bini gue..." Arvind berbicara to the point kepada Bita.

"Lo ngusir gue? Anjir gue diusir! Fel suami lo itu loh! Rese..." protes Bita. Walaupun dia protes dia tetap beranjak dari tempatnya.

"Udah sana! Gausah ngadu ke bini gue! Pergi sana hus hus... induk lo udah nyariin tuh." Usir Arvind lagi.

"Induk pala lo ah! Yaudah gue pergi dulu ya Fel! Jangan mau kalau diajakin mojok!" Ucap Bita sesaat sebelum dia lari.

"Eh sialan tuh anak! Beruntung lo udah jauh ye! Kalau enggak gue cemplungin ke kolam!" Teriak Arvind kepada Bita.

"Udah-udah gausah marah-marah! Bita emang gitu anaknya." Tenang Feli.

"Aku heran deh kenapa kamu bisa temenan sama tuh orang, orang ngeselin gitu... betah amat." Arvind tak habis pikir dengan persahabatan Feli dan Bita.

"Namanya juga sahabat, pasti menerima apa adanya sifat temennya lah, yah walaupun suka nyebelin."

"Heem juga sih." Arvind manggut-manggut lalu duduk di tempat yang tadi di duduki Bita.

Sembari menunggu Arvind duduk, Feli malah menatap Arvind dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Dia diam, tapi matanya seperti ingin menanyakan banyak hal kepada Arvind.

Setelah duduknay dirasa nyaman, Arvind pun menatap Feli yang ada di sebelahnya. Ia heran kenapa Feli menatapnya seperti itu. Dia sempat berpikir jika Feli akan menanyakan tentang kepergiannya Kanada besok.

"Kenapa? Kok lihatinnya gitu amat?" Tanya Arvind.

Feli tersenyum tipis, lalu ia menatap ke depan dan mulai bertanya kepada Arvind.

"Jadi... kamu bakal kuliah di Kanada?" Tanya Feli.

Bingo!!
100 buat lo Vind! Batin Arvind saat ia benar menebak apa yang akan dibicarakan dengan Feli.

Arvind menatap Feli lekat dan tersenyum ke arahnya. Kemudian ia pun menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Oh selamat ya..." ucap Feli yang tak berani menatap Arvind.

Arvind menaikkan sebelah alisnya, dia tidak menyangka jika Feli malah memberinya ucapan selamat. Dia pikir Feli akan merengek kepadanya agar tidak berangkat ke Kanada atau mengajaknya ke Kanada sekalian. Lagi-lagi jalan pikiran Feli memang sulit ditebak.

"Kamu enggak marah karena aku enggak kasih tahu kamu sebelumnya?" Tanya Arvind sembari menarik dagu Feli agar menatapnya.

Saat mata Feli bertemu dengan manik mata Arvind, Feli lagi-lagi tersenyum ke Arvind dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak, itu kan hak kamu mau kasih tahu atau enggak. Tapi aku yakin sih kamu bakal kasih tau ke aku, tapi belum tepat aja waktunya. Iya kan?"

Tiba-tiba Arvind merasa dirinya adalah satu-satunya orang yang beruntung dapat memiliki Feli seutuhnya.

Arvind menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Oh God! Kenapa dia sebaik ini. Batinnya.

Arvind juga kembali merasa bersalah karena dirinya pernah melukai perasaan Feli yang sudah sangat baik mengerti dirinya ini.

Emang enggak salah dia jadi istri gue. Batin Arvind lagi.

"Maafin aku ya Fel." Arvind kemudian menggenggam kedua tangan Feli dilanjutkan dengan mengecup kedua punggung tangan Feli.

Feli yang diperlakukan seperti itu malah bingung sendiri.
"Maaf atas apa?" Tanya Feli kepada Arvind.

"Maaf untuk segalanya." Jawab Arvind.

"Orang kamu enggak salah apa-apa ngapain minta maaf?"

"Enggak pokoknya aku mau minta maaf! Maafin aku ya." Arvind sudah tidak bisa harus meminta maaf bagaimana lagi kepada Feli atas kesalahannya dulu.

"Hih minta maaf kok maksa sih." Ucap Feli memcahkan suasana sedih yang tiba-tiba menyelimuti perasaan Arvind.

"Ya biarin! Biar dimaafin sama kamu."

"Hih gajadi aku maafin kalau gitu."

"Alah... maafin ah pokoknya."

"Gamau!"

"Fel!"

"Gamau Arvind!"

"Hih yaudah! Lagian aku gak punya salah sama kamu.... jadi gapapa kalau gak dimaafin." Ucap Arvind kembali menggenggam tangan Feli.

"Hih ada ya orang kayak kamu." Feli sampai geleng-geleng melihat kelakuan Arvind.

"Ada lah! Tapi cuma ada satu di dunia yaitu cuma Arvind Bintang Peasaja! Selamat kamu beruntung!"

Feli terkekeh mendengarnya. Ia malah lebih tertarik melihat ekspresi Arvind yang sedang besar kepala itu daripada mendengarkan ucapan Arvind yang mulai ngelantur kemana-mana.

Saat Arvind menyadari jika Feli menatapnya, ia pun langsung mencubit hidung Feli hingga membuat pemilik hidung itu pun kaget dan mengaduh.

"Aduduhh... Arvind!"

"Aku tau aku itu ganteng! Tapi biasa aja kali kalau lihatinnya!"

"Hih kan mulai pdnya! Orang tadi aku enggak lihatin kamu!"

"Halah! Kamu boong! Di sini enggak ada orang selain aku Feli ku sayang."

"Yaudah berarti aku lihatin pohon itu. Wleee..." Feli mulai mencari alasan.

"Pohon? Gini ya Feli ya... pohon sama Arvind itu gantengan Arvind, otomatis lebih menarikan Arvind, so... Feli bakal lihatin Arvind bukan pohon." Ucap Arvind sembari mengacak rambut Feli gemas.

"Bagusan pohonnya tapi Vind." Canda Feli.

"Hih! Kenapa aku jadi dibanding-bandingin sama pohon sih! Cemburu aku loh Fel! Tanggung jawab!"

"Enggak mau hehehe..."

"Pakai segala ketawa lagi!" Arvind malah gemas sendiri melihat Feli seperti itu. Sedangkan Feli, ia tanpa sadar bisa tertawa lepas di saat dia tahu Arvind akan pergi ke Kanada.

"Heh gini-gini muka Aku itu kangen-able loh... tiati besok kalau kangen berat pas aku di Kanada."

"Enggak akan kangen,"

"Yakin?"

"Iya, beneran... liat aja besok."

"Oke! Kita lihat aja besok."

🦄🦄

Hulaaaa...
Enaknya diselesaikan kapan ya nih cerita 😅?


Revisi: 6/12/2020

Continue Reading

You'll Also Like

139K 5K 22
Apa itu TAKDIR? Apa itu CINTA? Kita semua tidak tahu kapan dan di mana semua kata itu akan datang kepada kita dengan sendirinya. Dan yang perlu ki...
22.5K 797 63
seungyoun:kalo kamu gk bisa jadi ibu mending gk usah jadi ibu Jennie:kamu kira kamu becus jadi ayah mikir Seungyoun menikahi Jennie karna terpaksa it...
88.9K 8.1K 40
21.21 Incoming Call Adam si Mulut Cabe "Woy!" "Apaan sih baru diangkat udah main woy aja!" "Ke mana aja sih lo, lama amat ngangkat telepon gue." "Idi...
5.9M 148K 37
Mau gimana lagi aku tolak juga gak bakalan bisa toh papa nya dia teman dari ayah ku dan mulai aku baru daftar smk papa nya udah mau mengikatkan aku d...