Perjodohan

By redbiel_

3.7M 114K 2K

[ S E L E S A I ] *Semua foto/gambar diambil dari pinterest More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
33 - Extra Part
34 - Extra Part
35 - Extra Part
36 - Extra Part
37 - END

Dua Puluh Sembilan

79.8K 2.3K 30
By redbiel_

Sebelumnya mau gue peringatin dulu nih, ini partnya rada enggak jelas tapi lumayan panjang :v jadi maaf ya kalau kalian kecewa dengan part ini :v

Happy reading!

————————————

"Love you too.."

"Love you too... cieelah yang lagi kasmaran." Bita menirukan ucapan Feli saat dirinya tak sengaja mendengar percakapan mereka lewat telpon.

Feli yang mendengar ejekan Bita pun langsung gelagepan dan merasa malu. Ia segera mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku seragamnya.

"Eh Bita, sejak kapan lo ada di sini?" Tanya Feli yang masih tergagap.

"Sejak tadi," jawab Bita dengan senyum menggodanya.

"Lo denger semuanya?" Tanya Feli yang malu.

"Emm... lumayan sih." Jawab Bita sembari mengingat-ingat apa saja yang tadi ia dengar.

"Gue denger semua loh Fel," celetuk Gaga yanh entah darimana datangnya.

"Hih Gaga?! Kenapa kalian nguping sih?!" Feli makin merasa malu karena ucapannya kepada Arvind di dengar oleh Gaga dan Bita.

"Kita nguping Bit? Enggak ya? Orang kita tadi enggak sengaja denger pas lewat." Ucap Gaga alibi.

"Heem, lo nya aja yang terlalu semangat bilang Love you too nya hahaha.."  ejek Bita.

"Hih udah ah jangan bahas! Gue malu anjir." Feli berterusterang kepada kedua sahabatnya itu.

"Hahaha... gausah sok malu! Biasanya juga malu-maluin kok." Kata Gaga sambil tertawa kecil.

"Enak aja! Gue enggak suka malu-maluin!" Feli menabok lengan Gaga pelan sebagai bentuk protesnya.

"Aduh... kenapa gue dipukul sih? Orang gitu kenyataannya!" Gaga menghindari pukulan Feli yang brutal itu.

"Salah siapa lo nyebelin!" Kata Feli kesal.

"Dih kok jadi ngambek gitu? Ntar Arvind kabur loh lihat muka nyeremin lo kaya gitu." Ucap Gaga bercanda.

"Gak akan kan muka gue cantik." Bela Feli pada dirinya sendiri.

"Dih pd amat mbak, cantikan juga gue." Bita ikut-ikutan membela dirinya sendiri.

"Apaan tuh ikut-ikut?" Tanya Feli kepada Bita.

"Ye ya gapapa dong kan gue cuma mau kasih tahu lo kalau gue lebih cantik." Jawab Bita yang terus membanggakan dirinya.

"Heleh... masih cakepan mantan gue juga. Kalian gak ada apa-apanya!" Timpal Gaga. Lalu beberapa detik kemudian Feli dan Bita langsung menatap ke arah Gaga dengan ekspresi seperti orang yang memikirkan hal yang sama.

"Eh Fel tadi gue salah denger apa enggak sih?" Tanya Bita memastikan.

"Sumpah demi apa lo bandingin muka kita sama Adira?" Tanya Feli yang tak percaya dengan Gaga.

"Lah kok Adira sih? Orang bukan Adira yang gue maksud!" Ucap Gaga dengan senyum misteriusnya.

"Lah terus siapa? Mantan dia siapa aja sih Fel?" Tanya Bita lagi.

"Banyak, gak hafal gue."

"Lo lagi mau balikan sama mantan ya Ga?! Ngaku lo!" Cecar Bita dan Feli kepada Gaga.

"Kalau iya kenapa? Kalau enggak kenapa?" Tanya Gaga kepada mereka.

"Sumpah demi apa? Hari gini balikan sama mantan?" Bita langsung mengecek suhu tubuh Gaga dan membandingkannya dengan suhu tubuh Feli.

"Panas! Pantes rada sengklek otaknya!"

"Ya biarin aja kek, gue kan masih sayang mantan." Ucap Gaga dengan senyum gilanya.

"Ah gila! Temen gue gila!" Feli heboh sendiri mendengar berita Gaga balikan dengan mantannya. Apalagi dia tahu Gaga itu orangnya seperti apa.

"Doain kek! Malah dikatain gila! Gue lagi proses nih mau balikan!" Pinta Gaga.

"Yayaya... gue doain yang baik-baik deh asal enggak balikan sama Adira!" Ucap Feli.

"Tenang aja bukan Adira, lagian gue enggak pernah bener-bener suka Adira." Jelas Gaga.

"Terus siapa Ga? Cakep kagak?" Tanya Bita yang masih penasaran.

"Ada deh, besok pasti kalian tahu siapa dia."

"Kenalin ke kita-kita loh Ga! Awas kalau enggak!" Perintah Bita.

"Iye elah."

Brmm... Brmmm....

Suara khas motor ninja mulai mengalihkan perhatian semua orang yang ada di depan lobby sekolah. Termasuk Feli, Bita dan Gaga yang saat itu masih berdiri di dekat pintu lobby. Mereka menatap ke datangan Arvind yang selalu saja mengundang banyak perhatian setiap kali datang ke sana.

"Cowok lo kebanyakan gaya banget sih Fel." Ucap Gaga saat melihat sosok Arvind datang ke hadapan mereka.

Gaga menepi mendekat ke Arvind, lalu pada saat motor Arvind sudah berhenti, Gaga asal naik ke jok belakang Arvind seenaknya.

"Heh ngapain lo yang naik bego?" Tanya Arvind sembari membuka kaca helm full face nya.

"Anterin ke parkiran buruan ah!" Pinta Gaga yang tak mau turun dari motor Arvind.

"Ogah! Jalan kaki aje sono ah! Gue ke sini mau jemput Feli bukan lo!" Omel Arvind sambil terus mengusir Gaga dari motornya.

"Halah anterin bentaran! Feli enggak akan kemana-mana, lo tenang aja." Gaga masih anteng di jok motor Arvind bagian belakang. Ia terus membujuk Arvind agar mau mengantarkannya ke parkiran.

"Fel minjem cowok lo bentar ya, boleh kan? Boleh. Tuh boleh katanya." Tanya dan jawab Gaga sendiri.

"Ogah ah! Jalan kaki aje sono lu! Turun ah!" Arvind tetap tak mau mengantarkan Gaga. Namun, bukan Gaga namanya kalau tidak bisa mendapat apa yang dia mau, jadi ia pun mulai menjahili Arvind agar Arvind mau mengantarkannya.

"Alah Vind, anterin. Bentar doang kok enggak ada 2 menit." Bujuk Gaga sambil menepuk-nepuk helm Arvind bagian belakang.

"Alah ini apaan lagi?! Jangan di tepukin anjer! Oke iye iye gue anterin!" Ucap Arvind yang memilih untuk mengalah daripada dijahilin si Gaga lebih lama lagi.

"Nah gitu dong daritadi. Kan gue gak perlu tabuh drum sampe tangan gue merah-merah gini." Kata Gaga cengengesan.

"Tabuh drum pala lu ah! Yaudah bentar ya Fel, Aku mau nganter nih setan dulu." Pamit Arvind kepada Feli yang daritadi menyaksikan pertengkarannya dengan Gaga.

"Oh iya, sana gih." Feli mengangguk dan iya iya aja.

"Tuh kan apa gue bilang, Feli tuh bolehin lo nganter gue dulu." Celetuk Gaga yang kesenengan.

"Halah diem lo!" Arvind kemudian menutup kaca helmnya lagi dan segera menjalankan motornya ke parkiran sekolah Gaga.

Sedangkan Feli dan Bita malah masih bingung melihat dua orang yang kadang bisa jadi musuh bebuyutan dan kadang bisa jadi sahabat bahkan lebih terlihat seperti kakak adik.

"Kayaknya enak ya temenan kaya mereka, walaupun kemaren ada masalah, sekarang udah baikan lagi. Malah kelihatan gak pernah ada masalah apa-apa." Ucap Bita yang salut dengan persahabatan Arvind Gaga.

"Hooh, gue aja gak nyangka kalau mereka masih bisa seakrab itu." Feli ikut merasa senang melihat keduanya akur.

🍀🍀

Di parkiran sekolah,
Arvind menggerakan motornya lebih kencang saat akan masuk ke area parkir mobil. Tetapi, baru saja ia melewati sebuah mobil, motornya tiba-tiba membentur sesuatu. Tapi untungnya, Arvind dan Gaga masih selamat karena Arvind dapat menjaga keseimbangan. Lalu mereka pun akhirnya berhenti tak jauh dari mobil yang baru saja mereka tabrak dan berniat untuk ngelabrak siapapun yang mengendarai mobil tersebut.

Gaga turun dari motor diikuti oleh Arvind. Mereka langsung mengecek keadaan motor Arvind yang sedikit lecet dibagian depan.

"Wah parah... motor gue!" Arvind berteriak heboh sembari melepas helmnya.

"Wah parah lecetnya Vind. Tuh orang harus tanggug jawab sama  motor lo nih." Gaga ikut prihatin dengan nasib motor Arvind saat ini.

Di sisi lain, pengemudi mobil dan temannya turun dari mobil tadi untuk mengecek kerusakan di mobilnya. Dan ternyata yang turun dari mobil adalah Arlo dan Vian.

"Anjir mobil gue!" Pekik Arlo kaget melihat goresan di mobilnya.

"Heh siapa tadi yang nabrak mobil gue?! Ngaku lo!" Ucap Arlo sembari mencari pelakunya.

Mendengar Arlo berbicara, Arvind dan Gaga menoleh ke arah mereka.

"Dia yang nabrak!" Ucap Gaga sambil menunjuk muka Arvind.

Arlo menoleh ke arah sumber suara. Dan niat awal Arlo untuk menggebuki orang yang telah menabrak mobilnya pun sirna seketika saat mengetahui siapa yang melakukannya.

"Eh anjir! Lo harusnya belain gue monyet!" Arvind menurunkan tangan Gaga lalu menjitak kepala Gaga.

"Aduh..."

"Rasain lo!" Arvind sok enggak peduli dengan tatapan Arlo dan Vian yang entah bagaimana bentuknya saat ini.

"Heh kalian berdua! Sini lo!" Perintah Arlo dengan raut wajah yang tak bisa diartikan.

"Ogah ah! Gue mau balik ya babay!" Arvind ingin segera kabur dari sana. Baru saja Arvind melangkahkan kakinya, tiba-tiba kerah baju bagian belakangnya sudah ditarik oleh Vian yang wntah kenapa sudah berada disana.

"Mau kemana lu hah? Mentang-mentang bakal jadi anak Kanada lu jadi songong gini?" Tanya Vian dengan tangannya masih cengkiwing Arvind.

"Tau tuh, mentang-mentang mau ke Kanada jadi gitu." Arlo tertawa kecil lalu mendekat ke arah teman-temannya itu.

"Hei bro gimana kabar lo? Long time no see..." Arlo sempat memeluk Arvind ala lelaki dan berbasa-basi sedikit.

"Halah! Baru gak ketemu beberapa hari aja lo udah jadi lebay gini Loo.." Arvind tertawa.

"Ya kan selagi masih bisa ketemu lo disini Pin."

"Kaya gue mau pergi kemana aja. Selow gitu lo... gue enggak akan kemana-mana." Ucap Arvind.

"Iya dah serah lo."

"Heh Loo... harusnya lo ngelabrak dia! Mobil lo dibikin sekarat loh sama dia." Ucap Gaga kompor.

Mendengar ucapan Gaga, Arvind reflek menyikut perut Gaga dan memperingatinya agar tidak membahas soal itu.

"Aduh duh duh... gue disiksa mulu sama dia." Adu Gaga.

"Oh ya lo harus ganti rugi mobil gue ah Pin, kemarin baru aja ganti warna kuning loh anjir lo emang." Curhat Arlo kepada Arvind.

"Enak aja, motor gue lebih parah tuh... lo yang harus ganti rugi." Kata Arvind sambil melirik motornya sekilas.

Arlo menatap motor Arvind prihatin. "Hahaha... akhirnya ninja item lo lecet juga. Seneng gue." Kata Arlo senang.

"Seumur-umur gak pernah ya kita lihat ninja lo masuk bengkel gara-gara lecet." Tambah Vian yang sama bahagianya dengan Arlo.

"Hooh, seringnya ke bengkel karena mau di service doang."

Arvind menjitak kepala teman-temannya satu persatu.

"Puas kalian semua lihat motor gue sekarat?! Puas-puasin gih ketawanya." Sindir Arvind kesal. Mereka bertiga malah makin semangat menertawakan motor Arvind. Dan hal itu membuat Arvind geram.

"Anying serah lo pada dah! Gue mau balik!" Arvind berniat untuk meninggalkan mereka karena kesal. Namun, lagi-lagi Vian menariknya seperti seekor kucing yang baru saja diambil dari got.

"Heh mau kemana lo? Ambekan huuu..." ejek Vian geli.

"Tau nih, Alpin sekarang ambekan."

"Oh ya, nih mumpung gue keinget." Arlo mengeluarkan sebuah undangan berwarna hitam kepada Arvind.

"Apaan nih?" Tanya Arvind bingung.

"Undangan."

"Undangan apaan?"

"Wedding invitation dong kan dah lulus." Jawab Arlo ngasal.

"Heh seriusan lo?" Arvind dengan cepat membuka undangan itu dan membacanya sekilas.

"Heleh! Emang kampret lo! Ini mah acara perpisahan."

"Heem, lo harus dateng ya bro. Itu acara cuma buat kita-kita doang sih aslinya, sama beberapa temen sekolah lain buat gantinya acara promnight di sekolah. Kan lo beda sekolah jadi kita bakal adain prom kecil-kecilan khusus buat kita."

"Emang buat berapa orang acaranya?" Tanya Arvind yang terlihat tertarik dengan undangannya.

"Berempat + pasangan, sama beberapa temen deket doang sih." Jawab Gaga.

"Lo harus dateng loh Pin, apalagi lo kan udah punya pasangan! Jadi enggak ada alasan buat lo gak dateng." Tambah Vian.

"Okelah ntar gue dateng, lagian masih lama juga tanggal acaranya." Ucap Arvind mengentengkan.

"Inget harus dateng sama pasangan!"

"Iye iye! Besok gue tetep datang bareng Feli!"

"Awas kalau enggak dateng! Lo gak bakal bisa ke Kanada dengan tenang." Ancam Arlo kepada Arvind.

"Iya ya Allah, gausah diancem juga gue berangkat!"

"Nah sip dah kalau gitu!"

"Yaudah sono pulang!" Usir Arlo kepada Arvind.

"Kan... tadi dibaik-baikin endingnya tetep aja diusir!" Cibir Arvind kesal.

"Hahaha... gue kan cuma mengingatkan kalau lo udah ditunggu nyonya besar." Kata Arlo.

"Oh iya Feli! Astaga! Gara-gara lo pada ini mah!"

Kemudian Arvind pun bergegas menaiki motornya dan kembali ke tempat Feli menunggu. Dan setelah menjemput Feli, mereka pun pulang ke rumah orangtua Feli terlebih dahulu untul mengambil beberapa oleh-oleh seperti yang dijanjikan sebelumnya.

🍀🍀

"Feli heh itu buat aku!" Arvind mengerucutkan bibirnya saat melihat semua oleh-oleh yang diberikan Papa mertuanya di ambil alih Feli.

"Gak ini buat aku! Kamu itu aja!" Ucap Feli sembari memeluk beberapa paperbag.

"Alah... kan tadi yang duluan sampe sini aku." Arvind memelas ke Feli. Namun, Feli tetap tak mau mengalah.

"Iya kamu duluan yang sampai karena kamu curang tadi! Harusnya kan balapan larinya diitung dari mundur, tapi baru hitungan 3 kamu udah lari!" Jelas Feli yang tak terima dengan kekalahannya.

"Ya kan yang buat lomba larinya aku, jadi bebas dong mau dimulai dari hitungan berapa." Kata Arvind sambil terus mencoba meraih jajanan itu.

"Gak bisa gitu lah! Kalau kamu kaya gitu bisa-bisa kamu dikeluarin dari perlombaan karena curang!"

"Alah bagi dua dong Fel, jangan pelit-pelit jadi orang." Arvind mulai merengek.

"Gamau. Beli sendiri sana atau minta Mama Papa lagi."

"Fel.." bujuk Arvind dengan muka memelasnya.

"Hm?" Feli malah membuang muka dan membuka paperbag-nya.

"Mamaaaaa, anak mama ini loh..." adu Arvind yang sedih tidak diberi jajan.

Mendengar aduan Arvind, Mama dan Papa Feli datang dan langsung menatap Feli tajam, seolah mereka sedang membela menantu kesayangannya.

"Iya iya... nih buat menantunya mama papa..." Kini gantian Feli yang memanyunkan bibirnya dan memberikan beberapa paperbag-nya kepada Arvind.

"Nah gitu dong dari tadi kek." Arvind langsung tersenyum sumringah saat menerima paperbag itu.

"Seneng lu sekarang?!" Tanya Feli ngegas. Dan dijawab Arvind dengan cengiran khasnya.

"Iya, Arvind seneng."

Feli memutar bola matanya jengah menghadapi tingkah Arvind yang seperti anak kecil itu. Tapi hal itu juga yang membuat Feli selalu gemas terhadap Arvind.

Lalu, Papa Feli pindah tempat duduk, yang semula berada di atas sofa ruang keluarga, sekarang ia pindah duduk bersila di sebelah Arvind. Ia membisiki Arvind sesuatu.

"Lihat tuh anak manis kan kalau marah," bisik Papa Feli kepada Arvind.

"Haha... heem Pa... manis banget, gak ada sangar-sangarnya." Jawab Arvind dengan berbisik juga.

"Kalian ngomongin Feli ya?" Tanya Feli sambil mendelik.

Sontak, Papa dan Arvind langsung menggeleng secara bersamaan.

"Enggak, siapa juga yang ngomongin kamu. Pd banget." Kata Papa Feli.

"Terus kenapa kalian lihatin Feli kaya gitu? Mana ketawa segala lagi!" Tambah Feli.

"Udah deh Fel enggak usah kepo, ini urusan cowok. Iya kan Pa?" Jawab Arvind.

"Hooh bener, anak cewek gaboleh ikutan." Timpal Papa Feli.

"Hihh... mama kenapa sih bisa milih menantu yang sama kaya Papa..." Feli kesal lalu pergi dari ruang keluarga.

"Ya mana mama tau, itu namanya jodoh kali." Jawab Mama Feli yang terkekeh.

"Tau ah, Feli mau ke kamar ya Ma. Hari ini Feli nginep sini. Jangan di usir." Teriak Feli sembari berjalan menuju kamarnya.

"Usir aja Ma usir." Arvind mulai mengompori.

"Arvind kamu tidur di luar aja kalau gitu." Teriak Feli.

"Eh... ya jagan!"

"Bodo amat pokoknya tidur di luar!" Teriak Feli lagi.

"Papa hueee kenapa nasib Arvind gini amat?" Curhat Arvind sambil mendramatisir suasana.

"Hahaha... selamat tidur di sofa ya Vind. Papa doain enggak ada nyamuk hari ini deh."

"Iya Pa makasih." Arvind menganggukan kepalanya dengan pasrah.

"Anak sama bapak sama aja." Gumam Arvind pelan namun, masih bisa di dengar oleh Papa Feli.

"Apa kamu bilang Vind?" Tanya Papa sambil menatap Arvind tajam.

"Ha? Enggak Papa ganteng anaknya cantik." Jawab Arvind cepat.

"Yaudah Arvind mau cari sofa yang enak buat tidur ya Pa, babay Papa babay Mama!" Arvind pun cepat-cepat kabur dari sana sebelum habis oleh Papa Feli.

🍀🍀

Seperti yang udah gue bilang diawal, part ini adalah part yang paling enggak jelas dicerita ini :) kayaknya sih.
Tapi gapapa lah gue post :v
Soalnya sayang kalau gue hapus atau gue anggurin jadi draft doang.

Udah segitu dulu ya
See you

Revisi : 6/12/2020

Continue Reading

You'll Also Like

254K 18K 25
"Gue, seorang jung debby yang masih kelas 2 SMA, masih 17th, dan masih unyu unyu gini malah dijodohin om om umur 25th. Mimpi apa gue semalem." -Jung...
88.9K 8.1K 40
21.21 Incoming Call Adam si Mulut Cabe "Woy!" "Apaan sih baru diangkat udah main woy aja!" "Ke mana aja sih lo, lama amat ngangkat telepon gue." "Idi...
18.3K 1K 37
Most wanted SMA Holiday yang mempunyai sifat,dingin sepeti es,mesum sering di sebut dengan prince jutek. Kedatangan murid baru SMA Holiday mengubah s...
22.5K 797 63
seungyoun:kalo kamu gk bisa jadi ibu mending gk usah jadi ibu Jennie:kamu kira kamu becus jadi ayah mikir Seungyoun menikahi Jennie karna terpaksa it...