Kisah Sang Penghafal Al-Qur'a...

By Adlfb_

74K 3.6K 268

SUDAH ADA KISPA VERSI 2 Silahkan jika ingin membaca versi pertama ini, tapi typo bertebaran. "Ngafal Al-Qur'... More

[2] Pandangan Pertama
[3] Kenapa Harus Dia?
[4] Acting Hari Pertama
[5] Bad Day
[6] Know?
[7] Berkhalwat
EID MUBARAK
[8] Sahabat!?
[9] Frustasi
[10] Konsekuensi
[11] Keputusan
[12] Berkunjung
[13] Chatting
[14] Basket
Pemberitahuan
[15] Marriage
[16] Part dihapus
[17] Rumah Baru
[18] Makasih Sate!
[19] Tugas Kelompok
[20] Ajakan Salat
[21] Pasutri Gaje
[22] Murid Baru
[23] Bumbu Cinta
[24] Bumbu Cinta (II)
[25] Asyifa Putri Widiati
[26] Flashback
[27] Search
[28] Bad Day (II)
[29] Hasrat
[30] Hijrah
[31] Duka Ke-Dua Belum Usai
[32] Pulang
[33] Ulangan Semester
[34] Refreshing
[35] Cemas
[36] Hafidzah?
[37] Hafalan
[38] Gosip
[39] Rapuh
[40] Keputusan Akhir
[41] Pertanyaan
[42] Berpisah Secara Sah
[43] Friends Until Jannah
[44] Meet you
[45] Cinta Tahajud
[46] Hadir Kembali
[47] End
Sapa Pembaca
Happy Wattpad's Day
Extra Part (Spesial New Year)
KISPA VERSI 2

[1] PINDAH

5.1K 207 7
By Adlfb_

Judul: Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an - KISPA
Penulis: Adlfb_
Start: Mei 2019
End : Desember 2019
Genre: Rohani, Romantis, Comedy, Islami
Ket. : Novel Pertama

Happy reading ❣️


Mentari telah bangun sekitar tiga jam yang lalu. Tanah mulai menghangat, dan embun pun berkilauan dengan cantik terkena sinar matahari pagi. Burung-burung tak kalah ingin menyemarakkan pagi hari. Kicauan yang terdengar berisik namun harmoni itu selalu menjadi ciri khas tersendiri di fajar yang penuh rahmat Ilahi.

Namun, suasana yang sedemikian itu nampaknya tak berpengaruh terhadap seorang perempuan yang tengah pulas tidur. Bukannya bangun untuk melongok nikmat Tuhan, tapi ia malah kian merekatkan selimut tebalnya.

"Hoammmm ...." perempuan bermuka manis itu merasa terusik dengan kehadiran orang-orang yang berdiri di samping ranjangnya. Perempuan itu Marsya.

"Cepet bangun Marsya!" kesal kakak perempuannya, Meisya.

"Addadadadadaww...!! Duh, sakit tau, Kak!" Marsya mengaduh saat tangan Meisya tiba-tiba menggapai telinganya. Langsung saja telinga Marsya memerah bak tomat karena jeweran kakak perempuannya.

"Cepet bangun sana terus siap-siap. Kamu gak inget ini tadi hari apa?" imbuh seorang lelaki tanpa nada yang menggebu-gebu. Lelaki itu adalah anak sulung, Irsya.

"Hah! Emang hari apa? Bukannya libur sekolah, ya? Udah deh, ngantuk gue. Hush hush hush, pergi kalian, gue m-"

Byuurr ....

"Shit! Woi dek, lo bisa ga sopan dikit sama kakak sendiri!?" teriak Marsya. Siapa sangka Marsya yang hendak kembali tidur malah disiram air segayung.

"Makanya cepet bangun!" geram si pembawa air, yang tak lain adalah si bungsu, Melisya.

"Ealah lu adek laknat! Untung adek. Kalo bukan, udah gue ceburin lo ke samudra!" kesal Marsya sembari menyibak selimutnya yang basah.

"Udah deh, cepetan bangun! Kita udah nungguin lo dari tau! Ntar mama dateng gimana coba?! Dipendem idup-idup tau rasa lo!" sergah Meisya tak terkendali.

"Mei, gak usah keras-keras dong ngomongnya." ucap Irsya menasihati Meisya.

"Gakpapa lah, Bang. Toh d-"

"Ada apaan ini pagi-pagi udah rame? Mau diundangin warga? Iya mau? Gak tau malu ya sama tetangga!" seorang wanita paruh baya yang sedari tadi ditakutkan keempat anak itu akhirnya datang juga. Ya, ibu mereka, Elisa. Tak berapa lama kemudian, muncul juga kepala keluarga di rumah itu, Ahmad.

"Siapa yang teriak-teriak tadi? Kalian lupa tetangga kita baru keluar dari RS?" tanya Ahmad tanpa suara yang keras.

"DIA!" jawab Marsya dan Meisya bersamaan.

"Marsya, Pa!" Meisya menunjuk Marsya dengan telunjuknya.

"Ealah, enak aja lo nuduh gue! Lo juga kali! Lagian siapa yang gangguin gue—"

"Sudah-sudah! Kalian ini pagi-pagi sudah mau kiamat saja," lerai Ahmad.

"Ya elah, Pah. Siput aja masih santuy jalannya, dibilang kiamat. Kalo—"

"Cukup! Udah, ayok turun ke bawah. Dan buat Marsya, Mama kasih kamu waktu 15 menit buat siap-siap. Dan lagi, PS kamu Mama sita selama seminggu di rumah baru!" ujar Elisa lalu keluar dari kamar Marsya tanpa menunggu jawaban apapun lagi.

"Rumah baru? Maksudnya—"

"Di Bandung, goblok!" ucap Meisya dan Melisya berbarengan dengan penekanan kata yang terakhir.

"Loh! Masa iya kita mau—"

"Udah! Kalian bertiga, kita turun ke bawah. Marsya kamu siap-siap dulu!" titah Ahmad dengan tegas.

"Siap, Pa!" balas ketiga orang yang sedari tadi merecoki Marsya tidur.

"Lah! Kok ke Bandung, sih! Gue kan belum bilang setuju! Gu—"

Bumm!

Meisya membanting pintu kamar Marsya hingga pintu itu tertutup rapat. Dentuman yang tak begitu keras berhasil membuat Marsya kesal karena lagi-lagi ucapannya dipotong.

"Iihh!!! Gue gak dianggep, kan! Huhh!" kesal Marsya kemudian turun dari ranjang dan mengambil handuk untuk mandi. Tubuhnya cukup menggigil akibat guyuran air Melisya tadi.

Saat hendak berjalan ke kamar mandi, terdengar suara notif dari ponsel Marsya.
Kontan, ia berjalan menuju ranjangnya kembali.

Morning, Dear🌵

Satu pesan muncul di WhatsApp milik Marsya. Dengan sumringah Marsya meraih ponselnya, lalu membalas pesan singkat itu.

Morning too:)

Gak usah bangun dulu, ngimpiin aku aja lagi :3

Ogah ih, kayak kalong ew

Kan kamu emang kalong :D

20 minutes later

"Ini bocah mana sih, kok ga nongol nongol!" Sebal Elisa.

"MARSYAAA....!! Cepetan keluar! Udah mau berangkat nih!" Teriak Elisa.

Karena tidak ada sahutan dari atas, Elisa pun segera ke lantai atas untuk memastikan.

"Masyaallah, Marsya!!!" Elisa geram bukan kepalang, melihat Marsya yang masih di atas kasur dengan baju tidur. Marsya tertidur dengan ponsel yang masih dipegangnya.

"Marsya! Bangun!" teriak Elisa.

"Eh, Mama Elisa yang paling cantik se-planet Mars. Nga—"

"MARSYA!! Kamu belum mandi ya?!" tanya Elisa menggebu-gebu.

"Hehe, sabar dong, Ma. Tadi ketiduran dikit," balas Marsya sembari mengucek matanya. Tak lupa tangannya bergerak mencari kotoran mata yang mungkin tertinggal.

"Mama hitung satu menit buat kamu ganti baju," ucap Elisa sedikit dingin.

"Hah?" Marsya yang baru sadar sepenuhnya pun tidak bisa mencerna apa yang mamanya ucap.

"Satu," Elisa mulai berhitung.

"Ma?"

"Dua. Kamu ga mau ganti baju, mama seret langsung ke,"

"BENTARRR!! AKU ACTION, AKU ACTION!"

***

"Eh! Kok baunya kecut ya!?"
Ujar Melisya polos sambil mencubit hidungnya.

"Iya nihh... Kayaknya ada yang abis ke lobang WC yakh!.."
Tambah Meisya dengan menatap ke arah Marsya yang duduk di sampingnya.

"Apaan lo liat gue?! Walau gue ga mandi gue tetep wangi ya! Nih nih nih, kalo ga percaya lo cium ketek gue!"
Kata Marsya mengangkat ketiaknya ke arah kakaknya itu.

"Idihhh... Ogah ya! Gue milih nyium pipinya Mail ketimbang ketek lu!" Bantah Melisya sambil menyingkirkan tangan Marsya.

"Ishhh.. kalian itu berisiknya minta ampun ya! Untung gue punya hati. Kalo enggak udah gue ceburin kalian ke samudra!"
Kesal Irsya di kursi belakang.

"Ealah, dugong ...."
"STOP!!Kalian berantem lagi, mama turunin kalian di sini!"

"Iya mah"~Irsya dan Meisya

"Ya gapapa lah. Jadi ga usah ke Medan. Turunin aja mah, ga... "

"Marsyaaaaa....."
Ucap Ahmad lembut yang sedari tadi diam.

"Issshhh" Decak Marsya kesal.
Ketiga saudaranya pun terkekeh melihat ekspresi Marsya yang kesal.

"Rasain tuh!" Kata Melisya disela-sela kekehannya.

Perjalanan menuju Bandung yang hangat.....
Perjalanan dari Tangerang ke Bandung itu
diselingi gejolak tawa yang hangat.
Ya kali mamanya beneran turunin mereka dari mobil.😂

Saat diperjalanan....

"Aaaaaa!!!! Mamaa ! Papaa !"

"Apa sih Marsyaaa...!" Geram mamanya.
"Ma! Liat deh! Anak kamu ini juara 1 lagi!"

"Eh! Juara apaan?"Meisya merebut hp Marsya.

"Eh, sini balikin! My mom belum liat kali!"
Bentak Marsya.

"What! Lo ini manusia apa kingkong sih!?
Lagi lagi lo menjuarai silat." ~Heran Meisya memandangi hp Marsya.

"Hadehhh!!! Pakek tanya lagi. Ya pasti gue lah yang menang. Lagian ya, si Marsya Berlin Dwi Naruto bin Minato ini g..."

"Marsya, mama minta sama kamu, lain kali jangan ikut lomba kayak begituan deh! Emang ga buruk sih buat ikut, tapi kamu itu perempuan. Mama rasa ilmu kamu tentang silat udah bagus banget kok! Ilmu kamu itu harus digunakan yang baik baik aja Marsya.
Jangan sampai melukai diri kamu sendiri."
Nasihat mamanya.

"Ya ampun mamaa... Aku gak pernah luka kok selama ini. Malah ni tubuh makin bugar. Daripada yang takut olahraga! Kan gue mendingan kan!!" Celoteh Marsya dan tak lupa lirikan yang ditujukan kepada Meisya.

"Heh! Lu nyindir gua ya!? Inget ya, gue tu bukannya Takut olahraga. Tapi ga suka!
Catat itu! GAK SUKA!!!" Teriak Meisya ngos-ngosan.

"Ya elaaa... Sama aja kalii, lo itu lebih parah darip...."

"Skictttt.....!!!!!" Anggap aja mobil direm mendadak okey😄

"Awwww!!!" Teriak kaum hawa yang ada di mobil itu.

"Ya ampun pa! Kenapa ngerem mendadak sih!" Kesal mamanya.
"Hehe... Maaf ma! Ada kucing lewat soalnya. Kalo ditabrak kan kasian ma."
Jawab Ahmad sambil kembali melanjutkan kendaraannya.

"Biasa aja kali pah! Ga usah sampe rem dadakan segala. Bisa bisa kena penyakit jantung dadakan tau gak!"
Kesal Marsya.

Sedangkan Meisya mengusap-usap kepalanya yang kebentur kaca mobil. Dan Melisya...
Melisya udah rukuk nyium kursinya Meisya.

Sedangkan Irsya,, dia udah tidur dari tadi sambil pake headset di telinganya.


"Iya,, papa minta maaf. Papa bakalan ati-ati kok"~ ucap Ahmad lembut...

---------------------
To Be Continued

Kamis, 29 Mei 2019

Continue Reading

You'll Also Like

126K 4.3K 11
Kisah seorang gadis yang dulunya tidak tahu banyak tentang agama, secara tiba-tiba memilih untuk berhijrah menjadi yang lebih baik lagi. Apakah yang...
216K 11.2K 39
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...
16K 852 192
KITAB AL - HIKAM Karya: SYEIKH IBNU ATHAILLAH AS- SAKANDARIY
12.1K 1.3K 39
"Ketika kamu merasakan kesulitan untuk istiqomah, ingatlah kelak kamu akan menemukan sebuah akhir yang indah." --- Lahir dari keluarga kaya memang me...