Perjodohan

By redbiel_

3.8M 116K 2K

[ S E L E S A I ] *Semua foto/gambar diambil dari pinterest More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
33 - Extra Part
34 - Extra Part
35 - Extra Part
36 - Extra Part
37 - END

Dua Puluh Tujuh

74.4K 2.4K 30
By redbiel_

Feli, Bita dan semua murid dikelasnya sekarang sedang menunggu jarum jam menunjukan pukul 13.00. Berkali-kali Feli menatap jam tangannya, jarum jamnya tetap saja menujuk ke arah 10. Hal itu membuat Feli dan Bita semakin tidak sabar menunggu hasil pengumuman.

"Ya Allah Fel! Dari tadi kenapa masih kurang 10 menit sih. Enggak tau apa kita penasaran?"

"Hooh gue udah enggak sabar anjir." Feli melipat tangannya diatas meja kemudian ia menenggelamkan kepalanya.

"Kira-kira kita lolos enggak ya Bit?" Feli masih harap-harap cemas.

"Lolos, semoga lolos. Gue enggak tau mau gimana kalau ini enggak lolos." Bita masih sibuk menghitung mundur sembari menjawabi Feli.

"Sama."

Sepuluh menit kemudian, semua murid di kelas Feli langsung heboh karena yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba juga.

"Heh udah jam 1! Ayo heh di cek!" Teriak salah seorang teman Feli.

"Semoga lolos." Ucap Gaga yang sibuk dengan ponselnya.

"Semoga lolos." Sahut beberapa orang lainnya termasuk Adira dan Kiara.

Feli yang sedari tadi menunggu malah diam saja melihat orang-orang pada heboh membuka web resmi dari pihak penyelenggara SNMPTN. Jujur saja Feli ingin ikut membuka web tersebut, namun dia terlalu takut kalau hasilnya tidak seperti yang ia harapkan.

"Yes gue dapat Ijoooo..." sorak Gaga semangat saat ia berhasil membuka web yang dijam itu pasti penuh. Ia termasuk orang yang beruntung karena bisa masuk ke web itu.

"Wahh selamat ya Ga.."

"Cieelah udah resmi jadi anak UI nih.." ucap beberapa teman mereka yang kebetulan tidak dapat mengikuti seleksi tersebut.

"Wah akhirnya gue punya temen Dokter..."

Gaga tersenyum senang mendapatkan apa yang selama ini ia harapkan. Sedangkan Feli lagi-lagi masih diam saja menungu kabar baik dari teman-temannya.

"Hueeee... kagak bisa masuk!" Gerutu Bita yang menunggu garis biru di ponselnya sampai ke ujung.

"Sama Bit, punya gue juga gak bisa masuk." Ucap seseorang.

"Wah penuh nih pasti webnya!" Bita terus me-refresh web nya supaya dirinya bisa mengetahui hasil seleksinya. Namun, sudah berkali-kali mencoba tetap saja layar ponselnya berwarna putih tanpa gambar ataupun tulisan.

"Ah tau ah! Gue lihatnya nanti aja dirumah!" Bita akhirnya menyerah dan merasa kesal sendiri.

"Haha sabar Bit." Ucap Feli menenangkan.

"Sebel tau Fel! Gue udah nunggu daritadi dan webnya malah enggak bisa dibuka!" Gerutunya.

"Ya kan yang buka web itu semua siswa kelas 12 di Indonesia."

"Iya sih Fel, tetap aja sebel!"

Lalu tanpa Feli sadar, Gaga sudah berdiri di sebelahnya. Ia asal duduk di atas meja Feli dan menatapnya. Untung saja saat itu tidak ada guru yang mengajar, jadi Gaga tidak akan dimarahi oleh guru karena duduk di atas meja.

"Fel, gimana hasil SNM lo?" Tanya Gaga yang mengagetkan Feli.

"Astaga Gaga!! Sejak kapan lo di sana?" Feli kaget karena daritadi ia duduk menyamping menghadap ke Bita.

"Sejak tadi." Jawab Gaga dengan wajah tanpa dosanya.

"Hih lo ngagetin gue anjir!"

"Ya maaf, oh ya jawab dulu pertanyaan gue! Lo lolos kan?" Tanya Gaga.

"Belum tahu, gue belum buka." Jawab Feli apa adanya.

"Lah kok belum? Kenapa?" Tanya Gaga lagi.

"Nanti aja ah, gue takut."

"Kenapa harus takut? Buka sekarang aja... gue pengen tahu lo bakal jadi anak Arsi atau anak anak teknik sipil."

"Nanti ah Ga gue takut."

"Ah cemen lo! Lo tuh lolos palingan." Kata Gaga dengan pd nya.

"Aamiin.. semoga."

"Buka sekarang aja Fel, gue penasaran nih, lo bakal jadi temen gue di UI kagak." Bujuk Gaga lagi.

"Webnya trouble Ga!"

"Kata siapa! Orang lancar! Nih pake hp gue!" Gaga memberikan ponselnya kepada Feli.

"Tadi pada buka webnya enggak bisa." Elak Feli yang tak mau menerima ponsel Gaga.

"Ya kan tadi, sekarang coba deh! Oh atau lo duluan Bit? Nih pake hp gue." Tawar Gaga kepada Bita. Dan Bita dengan semangat menerima pinjaman ponsel Gaga. Ia segera mengegtikan nomor peserta dan tanggal lahirnya. Kemudian ia menekan tombol untuk mengecek hasilnya. Tak perlu menunggu lama seperti tadi, layar ponsel Gaga sudah menampilkan sebuah kotak hijau berisi pernyataan bahwa Bita dinyatakan lolos SNMPTN  dan di terima di Kedokteran Hewan IPB.

Setelah membaca pengumuman itu, tangan Bita langsung bergetar dan dia sampai tidak bisa berucap apa-apa. Hingga membuat Feli dan Gaga kebingungan melihat reaksi Bita yang tidak bisa diartikan dia lolos atau tidak.

"Gimana Bit?" Tanya Gaga.

"Felll... cubit gue!" Pinta Bita kepada Feli. Feli yang bingung pun dengan polosnya melakukan apa yang diminta Bita.

"Aduhhh..." ringis Bita saat Feli benar-benar mencubitnya.

"Hehh ini beneran? Ga ini gak bohong kan webnya?" Tanya Bita yang masih tidak percaya dengan apa yang dia dapat.

"Lo lolos?" Tanya Gaga dengan senyum sumringahnya.

Bita mengangguk dengan wajah senang dan masih tidak menyangka.

"Wuaaaa... selamat ya Bita..." Feli pun langsung memeluk sahabatnya itu.

"Diterima di jurusan apa?" Tanya Feli.

"Kedokteran Hewan." Jawab Bita yang masih hanyut dengan perasaan bahagianya.

"Wahh selamat ... kesampean juga masuk ke jurusan itu." Feli memeluk Bita erat, lalu beberapa saat kemudian ia melepaskan pelukannya.

"Nah tinggal lo Fel! Cek gih!" Gaga mengambil ponselnya dari Bita dan menyerahkannya kepada Feli.

"Nanti aja Ga gue takut."

"Alah... Feli mah.." Bita ikutan nimbrung karena dia juga penasaran.

"Nanti-" belum sempat melanjutkan ucapannya, Bel pulang sekolah membuat Feli bisa menghindar dari Gaga maupun Bita.

Hufftt... untung pulang awal! Kalau enggak gue bisa dipaksa Gaga buat buka tuh web sekarang. Batin Feli senang.

"Tuh udah bel pulang! Pulang pulang!" Feli dengan semangat mengemasi barangnya dan segera pulang.

"Ntar kasih tahu hasilnya ya Fel! Awas kalau enggak!" Ancam Bita dan Gaga secara bersamaan.

"Iye iye, pasti gue kasih tahu." Jawab Feli dengan menunjukan senyum terbaiknya.

Kemudian, mereka semua segera berkemas dan pulang menuju rumah mereka masing-masing.

🍃🍃

Pada saat Feli sampai di dekat gerbang sekolah, Feli melihat Arvind sudah menunggunya di sebelah mobil mamanya yang ia hafal di luar kepala. Feli pun berjalan mendekat ke Arvind.

"Mau langsung balik?" Tanya Arvind kepada Feli.

"Heem." Feli mengangguk sembari masuk ke kursi penumpang bagian belakang.

Melihat Feli masuk mobil bagian belakang, Arvind jadi berpikiran jika Feli sepertinya masih marah dengannya. Ia mengurungkan niatnya untuk menyuruh Feli pindah ke depan. Kemudian Arvind masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan sekolah Feli.

"Tumben hari ini kamu pulang awal?" Tanya Arvind sambil sesekali melihat Feli dari cermin yang ada di depan.

"Ada rapat guru." Jawab Feli yang sedang sibuk memaikan ponselnya.

"Oh... trus kok kamu tumben duduknya di belakang?" Tanya Arvind lagi.

"Enggak papa. Pengen aja."

"Oh gitu." Arvind kembali fokus ke jalanan.

Sedangkan Feli, ia makin sibuk sendiri di belakang. Dan dari yang Arvind lihat, Feli seperti sedang bingung mencari sesuatu hingga ia mengeluarkan semua isi di dalam tasnya.

"Nyari apaan sih Fel?" Tanya Arvind yang penasaran.

"Nyari kertas."

"Kertas apaan?" Tanya Arvind sambil berbalik menatap Feli sebentar saat mereka sampai di lampu merah.

"Kertas anu- itu..." Feli mengecek semua isi buku-bukunya. Tetapi tetap saja ia tidak menemukannya.

"Kertas apaan? Nanti aku bantuin nyari di rumah deh kalau belum ketemu." Arvind ingin membantu Feli namun, suara klakson mulai membuat dirinya kembali fokus ke jalanan karena lampu hijau sudah menyuruhnya untuk melajukan mobilnya lagi.

Feli tidak menjawabi ucapan Arvind, dia masih sibuk mencari kertas yang sepertinya sangat penting itu.

🍃🍃

Sesampainya di halaman rumah Arvind, Feli langsung bergegas keluar mobil saat mobilnya berhenti. Arvind tak sempat bertanya kenapa Feli asal keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sambil berlari. Mungkin dia emang lagi buru-buru, pikir Arvind sembari membuka sabuk pengaman yang ia kenakan. Kemudian saat ia akan keluar dari mobil, ia menoleh ke jok belakang dan menemukan buku-buku Feli yang masih berserakan.

"Seburu-buru itukah dia?" Tanga Arvind pelan pada dirinya sendiri.

Arvind keluar dari mobil dan berniat untuk membereskan buku-buku Feli di jok belakang. Namun, saat ia baru saja membuka pintu mobil, seorang satpam yang berjaga didepan mendatanginya.

"Permisi den Arvind, tadi ada tukang pos mengantarkan ini untuk den Arvind." Ucap Satpam itu kepada Arvind.

Arvind tersenyum lalu menerima sebuah surat yang diberikan kepadanya.

"Oh iya pak, makasih ya." Ucap Arvind kepada satpam itu dan satpam itu mengangguk dan berpamitan.

"Yaudah den, kalau begitu Saya mau kembali ke pos lagi." Pamitnya.

"Oh iya Pak silahkan." Arvind kemudian membaca tulisan pada amplop tersebut. Dengan cepat ia membuka amplop itu dan membaca isi surat yang tertulis disana.

Beberapa saat kemudian, senyum Arvind langsung merekah saat selesai membaca surat itu. Ia sampai tidak bisa berhenti tersenyum saat dirinya memberesi barang Feli dan menyusul Feli masuk ke dalam rumah.

🍃🍃

Saat Arvind masuk ke dalam kamar, Arvind terkejut mendapati Feli sedang duduk menenggelamkan kepalanya di sebelah ranjang.

Dia nangis? Tanya Arvind dalam hati. Perlahan, Arvind mendekati Feli dan berjongkok di depannya.

"Fel? Kamu kenapa?" Tanya Arvind panik sendiri.

Hiksss... Hiksss...

Oke fix dia nangis! Kenapa lagi coba? Gue enggak ngapa-ngapain perasaan? Batin Arvind lagi.

"Fel? Kamu kenapa? Cerita sama Aku." Ucap Arvind lembut namun, penuh dengan kekhawatiran.

Hiksss...

Lagi-lagi Feli tidak menjawab pertanyaan Arvind. Namun, kali ini Feli malah lebih memilih langsung memeluk Arvind.

Arvind sempat terkejut tetapi dia tetap dengan senang hati memeluk dan menenangkan Feli. Ia pun meletakkan tas Feli dan amplop yang tadi ia dapat ke lantai.

"Kenapa? Bilang sama Aku!" Ucap Arvind pelan sembari mengelus rambut Feli lembut.

"Hikksss... Vind..." Feli sepertinya masih belum bisa bercerita, dan Arvind pun memilih untuk tidak memaksa Feli untuk bercerita kepadanya.

"Udah jangan nangis..." tenang Arvind.

Feli makin terisak, ia makin menenggelamkan kepalanya di bahu Arvind. Sedangkan Arvind hanya bisa memeluk dan sesekali menenangkan Feli karena dirinya tidak tahu kenapa Feli seperti itu. Dan Arvind juga terpaksa tidak memberitahukan sesuatu kepada Feli. Yaitu mengenai surat yang berisi pemberitahuan jika dirinya diterima di salah satu universitas di Kanada.

🍃🍃

Hai haii guysss
Sabar ya, gue lagi berusaha buat mengembalikan mood nulis cerita gue :)

Semoga rasa penasaran kalian terobati walaupun sedikit :v


See you soon

Revisi : 6/12/2020

Continue Reading

You'll Also Like

203K 7.9K 25
"Gilaaaa,gue disuruh nikah sama kakel di sekolah gue!"~Atisa "Yaudahlah ya..kalo ortu udah bersabda gue bisa apa?"~Niky Warning⚠ -Bahasa non baku -Ad...
81.5K 6.7K 42
[17+ CONTENT, MOHON BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN] Menerima perjodohan yang tiba-tiba mungkin terdengar konyol, namun saat itu Bae Irene memutuskan un...
3.3M 25.4K 6
Hanz pria berumur 28 tahun yang mempunyai karakter galak menjadi makin pusing karena menikahi gadis kecil yang baru lulus SMA kemarin. Gadis kelewat...
11.8M 52K 7
Sumpah demi apapun gue jadi istri d umur 17th dan masih kelas 2 SMA, ya Tuhan bold di kata KELAS 2 SMA. padahal baru aja kemaren ulang tahun di beli...