Tiga Belas [COMPLETED]

By snowfa

60.8K 3.8K 63

"Kenapa lo harus sembunyi?" tanya Dafa pelan. Rei diam. Sulit menjawab pertanyaan itu dengan sejujurnya. "Kar... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
Bab 27
BAB 28
BAB 29
Bab 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35

BAB 22

922 65 2
By snowfa

"Bukan karena kebetulan. Tapi yang cerewet emang selalu jadi yang ngangenin"

Manusia itu adalah mahluk yang masih perlu bimbingan kapanpun dan dimanapun. Entah itu hanya sekedar makan atau minum, melaksanakan kewajiban, bercanda, atau menjalin suatu hubungan.

Dan yang masih umum dijumpai jaman sekarang adalah dimana sebuah hubungan yang makin melenceng dari yang seharusnya. Mungkin sebab itu juga, di jaman yang semakin modern banyak muncul kata-kata yang mengilustrasikan patah hati ; sowong; galau; gabut; bdmd; ldr; dan terakhir yang murni tapi huruf diganti angka (p4t4h h4t1).

Sebagian lagi, memiliki bimbingan yang salah untuk mengungkapkan perasaan mereka. Terlalu mencintai bisa jadi terlalu memanjakan. Terlalu perhatian bisa jadi terlalu mengekang. Pokok dari yang terlalu bisa jadi keterlaluan yang akhirnya bukan mengawetkan malah menghancurkan.

"Ini pagi-pagi kok siarannya malah curhatan gini sih," ujar Dafa yang kemudian mengganti channel radio mobilnya.

Dari beberapa channel, akhirnya saluran yang mengalunkan musik pagi ditemukan juga. Pria itu menambah volume dan mulai menikmati saluran radio yang diharapkannya.

Pagi yang cerah untuk berangkat ke sekolah.

Semenjak pacaran, kehidupan Rei tidak banyak dirubah. Gadis itu tetap memaksa berangkat ke sekolah dengan mobilnya sendiri tanpa harus diantar-jemput oleh pacarnya. Rei juga setia bermalam minggu di rumahnya.

Yang berubah, terkadang hanya beberapa hari di dalam seminggu. Saat Dafa mengajak ketemuan, main, yang membuat pulangnya terlambat beberapa jam. Atau handphonenya yang selalu bergetar mengingatkan chat atau call dari pacarnya. Dan yang terakhir, kehidupan di sekolahnya yang sekarang jadi lebih diiming-imingi dengan kekasih baru selain dirinya.

Bety dan Riki.

Bety tetap menjadi gadis yang baik hati dan ramah. Dia tetap setia untuk duduk sebangku dengan Rei, mengobrol dan curhat, atau menemani Rei kemanapun di saat gadis itu butuh. Tapi bedanya, di mana ada Bety, di situ ada Riki.

Dan Riki, masih tetap sama untuk menjahilli Rei. Mengejeknya atau membuat ulah yang mengundang amarah dari gadis itu. Ujung-ujungnya, Bety menjadi wasit dari perkelahian Riki dan Rei.

"Bet, lo udah baca novel yang gue beri?" Rei mengingatkan novelnya, di sela jam pelajaran.

Bety terlihat terkejut.

Wajahnya hampir menjawab pertanyaan Rei. Rei bahkan sudah menarik napas kecewa.

"Belum... gue lupa," ujar Bety.

"Emangnya lo sekarang baca novel lo yang ke berapa?" tanya Rei.

"Gue masih dalam proses yang kedua, belum ending," jawab Bety."Lagian kita sekarang tuh banyak tugas Rei dan ujiannya kan udah deket. Gue gak sempet buat baca novel," tambahnya.

"Kecewa gue hadiahin lo novel," lirih Rei.

"Emangnya, lo inget judul novelnya apa, Rei?" tanya Bety remeh.

Ada bunyi celetuk di otak Rei.

Gadis itu kemudian menggeleng.

"Gue bahkan gak sempet baca judulnya," jawab Rei pelan.

Bety tertawa kecil.

"Eh, kalian berdua. Jangan ngobrol terus, ini masih pelajaran! Kamu juga Bety, kalau ketawa jangan sekarang," suara guru wanita di depan kelasnya ikut bergabung di tengah percakapan mereka.

Seisi kelas mendadak tertawa.

Bety langsung diam menahan malunya.

Sementara Rei malah mesem-mesem sendiri menatap tingkah sahabatnya itu.

Riki melirik kearah mereka. Pria itu hanya tersenyum. Bety memang lucu di saat yang begini-begini.

Bel pulang berbunyi.

Riki, Bety dan Rei melangkah kearah parkiran mobil barengan.

Perbedaan yang jelas dari Bety yang sekarang, kalau pulang gadis itu udah jarang minta jemputan. Riki akan selalu ada untuk jadi supir taxinya Bety pas pulang sekolah.

"Double date lagi yuk," ajak Riki tiba-tiba.

Rei segera menggeleng.

"Gak mau ah, kemarin gue abis jalan sama Dafa. Sekarang gue mau istirahat aja di rumah," jawab Rei segera.

"Tenang aja Rei, lo bisa pulang dulu kok. Ntar, sekitar jam tujuh-an. Kita berangkat date," ujar Riki.

"Emangnya kita mau date ke mana sih?" Bety mulai penasaran.

"Paman gue buat restoran baru. Babi panggang di sana rasanya enak banget loh, gue deh yang traktir," ungkap Riki.

Rei melotot marah.

"Terus lo nyuruh gue ngeliatin kalian makan gitu?" judes Rei.

Gadis itu segera masuk ke dalam mobilnya.

"Ih, Riki. Salah omong deh," Bety mengingatkan.

"Bukan gitu sih maksudnya," timpal Riki. Ia kemudian mengejar ke mobil Rei. Mengetuk kaca mobil berharap Rei mau menurunkan kacanya.

"Di sana juga ada makanan halal kok Rei. Beneran deh, dijamin halal kok!" seru Riki.

Rei akhirnya menurunkan kaca mobilnya.

Melirik Riki sinis.

"Kalau kalian mau makan, ya udah makan aja. Gue emang lagi gak mood mau ikutan," ujar Rei, kemudian menancap gas mobilnya.

Riki dan Bety masih tertinggal di parkiran sekolah.

"Lo harus tau, kalau Rei itu masih kayak dulu. Meski mama, pacar, dan temennya beda agama semua, tapi Rei tetep Rei. Dia masih sensitive kalau lo singgung sedikit soal perbedaannya," ungkap Bety.

"Iya deh, gue salah," timpal Riki bersalah.

@

Mobil Rei sampai di garasi rumahnya. Meski udah ngumpat-ngumpat di jalanan, tapi emosinya belum selesai bahkan ketika gadis itu menginjakkan kakinya di lantai rumah.

Rei menyelidik ke segala penjuru.

Harusnya mamanya sedang menunggu Rei di ruang tamu atau teras depan sekarang sambil menikmati teh. Atau mungkin mamanya akan dengan senang hati menyambut kedatangan Rei.

Gadis itu tiba-tiba terhunyung ke belakang.

Ada bayangan masa lalu yang tiba-tiba menyerubungi tubuhnya. Rei merasa seolah dirinya masih berada di rumah sendiri. Kesepian setelah papanya meninggalkan Rei. Tanpa ada seorang mama. Rumahnya yang selalu sepi dan Rei yang sering berdiam diri di kamar.

Rei mendadak kehilangan keseimbangan. Kemudian jatuh di sebelah sofanya.

Ia mencoba menarik kemudian membuang napasnya perlahan, namun gagal karena jantungnya berdegub lebih kencang. Napasnya dibuat tergesa-gesa. Rasanya mendadak sesak.

"Rei, kamu ngapain kok duduk di sini sayang?" suara mamanya muncul dari arah pintu depan.

Rei segera berbalik, memastikan bahwa suara itu bukan imajinasinya.

Ia melihat mamanya yang perlahan melangkah dengan raut wajah khawatir. Semakin mendekat kearah Rei.

Rei kemudian memeluk mamanya.

Tiba-tiba saja air matanya menitik di sana.

"Kamu kenapa sih, sayang?" tanya mamanya heran.

"Mama darimana?" Rei bertanya balik.

Mamanya kemudian melepas pelukan itu. Menatap wajah Rei yang kelihatan lebih cemas dari dirinya.

"Mama dari kerja Rei, tadi ada rapat sebentar. Kamu kok jadi pucet gitu sih wajahnya?" mamanya tak berhenti khawatir.

Rei memeluk lagi mamanya.

"Ma, jangan pernah tinggalin Rei ya. Jangan pernah lagi, ya," lirih Rei kemudian.

Mama Rei tidak menjawab. Hanya diam dan membelai tubuh anaknya.

Tidak ada kata janji yang terikat di sana.

Hanya permintaan Rei, yang masih belum terjawab benarnya.

@

Dafa melamun sambil menatap ke luar jendela restoran lantai dua yang memperlihatkan lalu lintas di bawahnya. Ramai.

Tapi pria itu tak berkelibat di sana. Pikirannya masih diisi oleh Rei. Sebab gadis itu sedang tak bersamanya sekarang. Sedangkan dirinya berasa obat nyamuk duduk di hadapan Bety dan Riki yang sedang asyik date.

Ada peraturan unik di antara mereka. Kumpul bersama setelah dari gereja bukan untuk date. Dafa benar-benar menentang ketika Bety dan Riki sedikit saja menunjukkan kemesraan mereka. Bagi Dafa, itu udah gak adil lagi. Sejak keluar dari area jomblo, kumpul bertiga menjadi tempat Dafa jadi obat nyamuk di sana.

Bety dan Riki udah jelas pacaran.

Sementara Dafa, kalau tanpa Rei dia cuman cowok jomblo akut.

"Daf, jangan ngelamun terus!" seru Bety yang peka.

Dafa mengalihkan pandangannya.

"Siapa yang ngelamun. Gue ngeliatin mobil-mobil di bawah," elak Dafa.

"Ya ampun Daf, segitunya yah kalo kurang kerjaan," ejek Riki kemudian tertawa mengejek.

"Daripada ngeliatin orang pacaran, mending gue ngeliatin truk gandengan," balas Dafa.

"Rei, emangnya beneran gak mau ngikut ya?" tanyanya pelan pindah topik.

Bety tersenyum simpul.

"Dia bukan cuman gak mau, tapi sampek marah gara-gara diajakin Riki. Habisnya sih, Riki ngajaknya makan babi panggang," jawab Bety.

"Ye... ya maap. Gue gak sengaja kok ngomong gituan. Serius. Mungkin Karena kebiasaan bareng sama temen seagama, jadi gue lupa kalau Rei itu Islam," ungkap Riki.

Dafa menarik napas pelan.

"Makan aja kita udah beda, tapi gue tetep sayang sama dia," lirih Dafa.

"Udahlah Daf. Gak usah perdebatin soal perbedaan lo. Daripada gitu, mending lo have fun aja sama persamaan yang masih kalian miliki," Bety menyarankan.

"Gue setuju tuh sama Bety. Misalnya aja, lo kan sama Rei masih sama-sama manusia, sama-sama punya dua tangan dan dua kaki, sama-sama minum air, sama-sama pakai baju, sama-sama SMA, sama-sama bisa pup, eh," Riki mencontohkan.

"Ah, kalau itu mah, emang kodratnya manusia," Dafa menatap galak kearah Riki.

Riki dan Bety akhirnya malah tertawa melihat wajah Dafa yang keliatan makin kusut. Kayaknya, Bety udah ketularan Riki untuk sama-sama membully Dafa sejenak ini sebagai pacar yang tanpa pacarnya.

Dafa menatap geram kearah mereka.

"Permisi mas, mbak, pesannya udah siap," ujar pegawai restoran tiba-tiba.

Daging babi panggang yang beraroma sedap itu mengisi hidung ketiga remaja SMA yang duduk di sana.

Ekspresi yang tadinya masih melekat perlahan hilang digantikan nafsu perut.

Beberapa detik setelah diletakkan di meja. Babi panggang itu raib di mulut mereka, yang tak tahan untuk tidak menyantapnya.

"Hmm... enak,"

***

Semoga bikin baper hiya-hiya-hiya.

-snowfa-

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 219K 47
Kisah bermula ketika Kaira mengetahui jika suami yang telah menikahinya, tidak pernah mencintainya. Lalu dengan teganya Allan memberikan hatinya pada...
50.1K 624 6
Cerita seorang komika wanita yang sangat humoris!!
6.9K 1.3K 60
#Kisah Cinta segilima "Walau raga tak bersama, jiwa kita akan tetap abadi. " Judul awal: - Antara Fajar, Senja, dan Cintia -Cinta dan Tangis Rank # (...
1.1K 205 53
Bukan salah chika jika hatinya jatuh pada seorang laki-laki famous disekolahnya, dia keano dirgantara, cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu ada...