Larisa and The Ice Boys

By IndriyaniTasya

134K 6.6K 1.5K

Larisa, gadis cantik yang menerjuni dunia permodelan diusianya yang terbilang muda, kesibukan pemotretan nya... More

2. cewek gak punya hati
3. day two
4. Tak disangka
5. Apa pedulimu
6. pemotretan sama dia lagi
7. Telat lagi
8. malu
9. masa yang indah
10. cemburu
11. insiden
12. aku akan menemanimu
13. Terungkap
14.Night
15. Jam Bebas
16. Pulang
17. ke mall bareng
18. Harusnya lebih lama
19. Razia
20. kamu baik
21. Bersamamu
22. Sunday
23. ungkapan dalam mobil
24. Naik motor
25. pemotretan sama pacar
26. Hukuman
27. Berteduh
28. Dia sakit
29. Mencoba Berbaikan
30. Baikan
31. Pertandingan
32. Weekend
33. Murid Baru
34. Aksi Nesya
35. Ketakutan Larisa
36. Kotak Teror
37. Kekesalan
38. First Day
39. pangeranku sakit
40. Last Day
41. Full Time
42. Tanpa Dia
43. Tuduhan Palsu
44. Tabrakan
45. Jakarta
46. Ketulusan
47. Penyidikan
48. Taman RS
49. Mencari Bukti
50. Back to home
51. Sedikit terkuak
52. Tuan Puteri
53. Pria Misterius
54. Tamu sialan
55. sad night
56. Sedikit Lagi
57. Akhirnya
58. Happy Birthday Larisa (End)
Info

01. start

11.9K 330 146
By IndriyaniTasya

Pagi adalah kejutan, mungkin akan menjadi menyenangkan atau mengejutkan

°°°
Sang mentari telah menampakkan sinarnya, menerobos masuk melalui celah jendela kamar bernuansa jingga, ingin menyapa seorang gadis yang sedang bergelut nyaman dengan selimut bermotif bunga mawar.

"Larisa! cepat bangun udah siang keburu telat! baru juga hari pertama sekolah, masak iya udah telat!! kan kamu hari ini MOS sayang." Beo Widyah mama Larisa yang menyadari bahwa putri tidur belum juga bangun, tangannya sibuk menyibak selimut putrinya.

Gadis itu segera bangkit walaupun rasa kantuk masih menyerang, lantas mencepol asal rambutnya.

"Iya Ma, Larisa tau, salahin pemotretan semalem, kan Larisa jadi telat bangun." Diikuti langkah gontainya menuju kamar mandi.

"Mama udah berapa kali bilang sama kamu, tolak pemotretan malem Ris,"

°°°
"Alah udah pasti gue telat udah setengah 7 mana jalanan macet." Gerutu Larisa dalam mobil yang berbaur dengan pengendara lain, bahkan sang mentari semakin gencar memancarkan sinar kuningnya seakan-akan ingin menguji kesabaran mereka.

Setelah menempuh 45 menit perjalan untuk sampai di depan gerbang SMA Nusa Bangsa, Larisa memakirkan mobilnya dan sedikit merapikan tatanan rambut yang agak berantakan lalu segera masuk ke dalam, dan benar saja dugaanya, semua peserta MOS telah berbaris rapi di lapangan dan mendengarkan penuturan kakak-kakak OSIS.

Larisa tanpa menyapa OSIS disana langsung saja dia mencari kelompoknya dan masuk kedalam barisan, tanpa diikuti rasa bersalah sedikitpun, dengan tampang cuek siapapun yang melihatnya akan merasa heran.
Sorotan mata di sekitarnya yang membuat atmosfer menjadi tegang tidak ia pedulikan.

"Siapa suruh langsung masuk barisan! baru hari pertama udah telat!" Suara bariton yang membuat para peserta semakin gencar ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Gadis itu memutar bola matanya jengah, tak gentar dan takut sedikitpun dengan suara yang didengarnya.

"Terus gue harus ngapain?" tanya Larisa dengan santai, bahkan sesekali memutar bola mata hitam pekatnya dengan sengaja.

"Lo tanya harus ngapain? sadar diri Lo tuh telat hari pertama MOS! Harusnya Lo minta maaf, bukan langsung nyelonong masuk barisan! tau sopan santun kan?" nada kesal terdengar dari sang pembicara, terlihat dari bentakan yang terlontar membuat siapa saja beringsut tak berani menjawab, namun lain dengan gadis lawan bicaranya saat ini.

Larisa menghembuskan nafasnya kasar, menatap tajam siapa saja yang sedang menonton aksinya saat ini, beberapa pasang mata langsung saja mengalihkan perhatiannya mencoba mencari pemandangan lain untuk menghindari tatapan membunuh Larisa.

"Maaf. " Beo Larisa dengan nada menyesal yang dibuat-buat pada ketos ber-name tage Farel Putra Wijaya.

"Udah telat kata maaf Lo, tadi kemana aja?" lelaki itu mulai berjalan lebih dekat, tangan di saku celana dengan rahang keras tatapan tajam yang siap mengintimidasi orang didepannya.

"Oh kirain Gue aja yang bisa telat, ternyata kata maaf juga bisa ya? baru tau Gue. " Sahut Larisa, gadis itu dengan berani menatap bola mata coklat seperti madu.

"Lari keliling lapangan 5 kali sekarang!!" bentakan itu terdengar sangat nyaring, sang pembicara sudah sangat kesal, teriakannya mampu membuat sang pelaku menjalankan perintahnya.
Tanpa sepatah katapun Larisa langsung berlari mengelilingi lapangan, dia merasa pantas melakukan hukumannya.

Dalam hati Larisa merutuki dirinya karena tidak menolak acara pemotretan semalam yang membuatnya tidur pukul 01.00 malam. Yaah Larisa adalah seorang modeling yang merupakan hobinya sejak dulu, dengan modal tampang cantik dan postur tubuhnya dia mulai menekuni dunia tersebut.

Terik mentari semakin panas, udara berhembus sangat pelan tidak mampu menyegarkan kondisi Larisa saat ini. Peluh mulai membanjiri pelipisnya, setelah menghabiskan beberapa menit di lapangan untuk menyelesaikan hukumannya kini gadis itu mulai berjalan memasuki kelas yang telah ditentukan oleh OSIS, tangannya sesekali mengelap dahinya.

Baru saja sampai di ambang pintu rasa kesal muncul ketika sang Ketos akan menjadi kakak pendamping kelompoknya dengan ditemani dua OSIS yang lain.

Tanpa permisi Larisa mencari bangku yang masih kosong.

"Oke, langsung saja, perkenalkan saya Farel Putra Wijaya selaku ketua OSIS dan pembimbing kalian 3 hari kedepan, panggil saja Farel."
Larisa memutar jengah bola matanya, enggan mendengarkan kata-kata yang keluar dari bibir tipis cowok yang sudah menghukumnya.

"Dan saya Surya gemilang panggil saja Surya." senyum ramah terbit dari wajah tampannya.

"Saya Icha Febianti selaku waketos dan juga pendamping kalian selama MOS, panggil saja Icha." Lanjut seorang cewek yang berdiri disamping Farel dan sejak tadi menatap sinis Larisa, entah bisa diartikan seperti apa tatapan itu.

"Untuk hari ini tugas kalian adalah saling mengenal teman satu kelompok." Titah Farel.

Suara gaduh mulai terdengar karena para peserta MOS telah sibuk berbicara dengan temannya, hingga tak sadar bel istirahat pun berbunyi.

Larisa dan Clara memutuskan keluar dari raungan dan berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah berdemo sejak tadi.

"Ris, Lo pesen apa biar gue yang pesenin." Tawar Clara.

"Nasgor Sama jus mangga Ra." Sahut Larisa.

"Tungguin sini." Clara mulai berhambur dengan para siswa lainnya.

Larisa duduk sambil memainkan ponselnya menunggu sahabatnya yang sedang mengantre makanan.

Suara Clara berteriak memesan makanan membuat gadis itu sedikit malu mempunyai sahabat bermulut toa.

"Eh liat deh itukan Larisa Natasya Atmaja model fashion remaja."

"Model kok gak taat peraturan."

"Waah kita satu sekolah sama model."

"Hari pertama udah berani telat tuh model."

bisik-bisik penghuni kantin, Larisa hanya diam toh menanggapi buat apa.
Telinganya juga sudah tak asing lagi mendengar kritikan maupun pujian dari orang disekelilingnya.
***

Gimana part satu nya?

3 komentar langsung next chap deh buat awal

Gak suka komen aja bakal aku baca kok komen kalian hehe

Vote jangan lupa
Maaf nama tokoh di ubah :) ada kesalahpahaman

Continue Reading

You'll Also Like

6.8M 287K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.5M 398K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
559K 27.1K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...