Charmed of Goddess - FINISH!

By citortor

110K 10.5K 481

Tahu Disney Princess? Disini Tenten, Temari, Karin, Ino, Sakura, dan Hinata akan mencari 6 batu krystal yang... More

[1]
[2]
[3]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]

[4]

3.8K 342 2
By citortor

👑👑👑

Hinata menatap langit dengan sendu. Beberapa menit yang lalu ia memang sempat menangis karena gadis itu memang tidak pernah terpisah seperti ini dengan para saudaranya. Dan akibatnya, langit pun ikut menangis. Namun sekarang, air itu berhenti turun bertepatan dengan Hinata yang bertekad ingin mencari apa tujuannya datang ke bumi, ada atau tanpa para saudaranya di sisinya.

Karena setelah ia mendapatkan krystal yang tersembunyi di bumi, ia akan mendapatkan kekuatannya kembali dan bisa mencari para saudaranya. Ia yakin akan hal itu.

"Hinata," panggilan dari Naruto membuyarkan pemikiran gadis manis itu.

"Na-naruto," balas Hinata masih terlihat kaku.

"Kau sudah makan? Maaf ya, aku lupa membelikanmu makanan tadi pagi. Apakah kau lapar?" tanya Naruto di selingi senyuman khasnya.

"Tidak begitu," jawab gadis itu pelan.

"Kau mau ikut aku?"

"Kemana?"

"Mencari makanan, aku lapar," jawab Naruto dengan senyumannya. Membuat Hinata tidak bisa menolak pemuda bermanikkan Shappire di hadapannya tersebut.

"Ayo," ajak Naruto seraya memakai sweater berwarna coklat susu. Tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

Sesampainya di parkiran Apartemennya, pemuda itu segera membukakan pintu mobil untuk Hinata dan mobil berwarna hitam miliknya melaju dengan kecepatan sedang.

"Na-naruto,"

"Iya Hinata?"

"Kita naik apa?" tanya Hinata dengan menatap Naruto polos.

Mendengar pertanyaan tersebut, Naruto terkekeh geli sebelum menjawab dengan nada gemas, "Ini namanya mobil, Hinata. Kau tidak tahu?"

Gadis di sampingnya hanya menggeleng pelan. Kedua pasang maniknya memperhatikan interior mobil Naruto dengan tidak mengerti. Bahkan Hinata memperhatikan cara Naruto menyetir dengan seksama.

"Bolehkah aku mengendarai nya?" tanya Hinata seolah tertarik dengan apa yang ia perhatikan. Naruto menoleh sebentar ke arah gadis itu sebelum kembali fokus pada jalanan di hadapannya.

"Tidak boleh sebelum kau menguasai nya. Jika mengendarai asal-asalan, itu akan berbahaya," tolak Naruto halus.

Mobil berhenti di lampu merah. Membuat Hinata kembali heran dan bertanya, "Kenapa berhenti?"

Jari telunjuk Naruto menunjuk lampu apil yang tengah berwarna merah.

"Jika warnanya merah, itu berarti kita berhenti. Jika warnanya berubah hijau, itu berarti jalan," terang Naruto.

"Itu peraturan?" tanya gadis itu polos.

"Iya, dan tidak boleh di langgar. Karena akan membahayakan diri sendiri dan pengendara lain," mobil kembali berjalan ketika lampu sudah berubah warna. Hinata tersenyum manis karena sedikit demi sedikit ia mulai mengerti kehidupan di bumi.

"Siapa yang menerapkan peraturan itu? Apakah penguasa Negeri?"

Naruto kembali terkekeh mendengar bahasa Hinata yang menyebut Hokage sebagai penguasa Negeri.

"Namanya Hokage," jawab Naruto lembut. Mobil yang ia kendarai berhenti di halaman parkir restoran yang sering ia kunjungi bersama para sahabatnya.

Naruto keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Hinata.

👑👑👑

"Kemari," Sakura berjalan mendekat ke arah Sasuke yang sudah duduk di atas motor.

"Kita mau kemana?" tanya Sakura kepada Sasuke yang tengah memakaikannya helm. Begitulah kata pemuda itu ketika ia memakaikan benda bulat yang katanya melindungi kepalanya.

"Kau akan tahu nanti," jawab Sasuke seraya mengendarai motornya.

"Kenapa tidak sekarang?" tanya Sakura lagi.

"Karena aku tidak memberitahu mu,"

"Kenapa tidak di beritahu?"

Sasuke menatap gadis itu tajam. Namun di balas dengan tatapan polos, "Karena kau terlalu banyak bertanya, diam dan segera naik,"

"Bagaimana caranya?"

Sasuke mengulurkan sebelah tangannya dan di tatap tidak mengerti oleh Sakura.
Merasa gadis itu lemot, Sasuke meraih tangan Sakura dan menyuruh gadis itu untuk bertumpu padanya. Setelah Sakura berhasil naik di jok belakangnya, Sasuke perlahan menjalankan motornya dengan pelan.

"Kita naik apa? Kenapa berbeda dari yang pertama kali kita naiki?" tanya Sakura seraya sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Motor," jawab Sasuke singkat. Sesekali matanya menatap Sakura dari kaca spion yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Sasuke tersenyum tipis di balik helm full-face miliknya kala melihat gadis di belakangnya tersenyum.

Hanya keheningan yang mengisi perjalanan mereka. Sampai motor yang di kendarai Sasuke berhenti di sebuah restoran yang selalu ia kunjungi bersama para sahabatnya yang lain.

Setelah melepaskan helm Sakura, ia berjalan dengan menggandeng tangan mungil gadis itu. Membuat Sakura menatap tautan tangan mereka bahkan sampai mereka memilih tempat duduk.

"Kau ingin makan apa?" tanya Sasuke datar.

"A-aku tidak tahu," jawab Sakura pelan seraya masih menormalkan detak jantungnya setelah bersentuhan dengan Sasuke.

Sasuke tersenyum sangat tipis sebelum mengangkat tangannya dan memilih makanan untuk dirinya dan gadis di hadapannya. Sakura menatap sekelilingnya selama Sasuke berbicara pada wanita lain. Emerald-nya menjelajahi restoran tersebut. Desainnya memang terkenal unik tapi terkesan romantis.

Saat Sakura mengedarkan pandangannya ke pojok restoran tersebut. Seketika itu juga ia berdiri dan hendak menghampiri salah satu saudaranya. Tapi dengan cepat Sasuke menangkap pergelangan tangannya dan menatap Sakura tajam.

"Kemana?"

"Tadi aku melihat-" ucapan Sakura terhenti ketika ia menoleh kembali, gadis tadi tidak ada. Kursi yang berada di sana kosong.

"Apa?" tuntut Sasuke ketika Sakura tidak segera menyelesaikan ucapannya.

Akhirnya Sakura menggeleng dan kembali mendudukkan dirinya dengan mata yang terus mengawasi di mana ia tadi melihat Hinata bersama pemuda berambut pirang.

Makanan yang di pesan Sasuke datang. Sakura menatapnya bingung ketika pemuda itu mengambil pisau dan garpu. Dengan menirukan Sasuke dan instingnya, Sakura mengambil pisau dan garpu.

"Bagaimana caranya makan?" tanya Sakura pelan ketika ia tidak bisa melakukan hal yang sama dengan Sasuke.

Sasuke mendongak dan ia tersenyum melihat cara Sakura memegang garpu dan pisau. Bahkan pisau yang di pegang gadis itu terbalik. Bagaimana caranya daging itu terpotong jika pisaunya terbalik.

Dengan inisiatif, Sasuke memotong kan daging miliknya dan menyuruh Sakura untuk membuka mulutnya. Gadis itu menurut.

Bahkan Sakura tidak sadar dengan seluruh pengunjung yang menatapnya iri. Bagaimana tidak, para gadis yang memang mendominasi mengatakan jika Sakura itu beruntung. Mempunyai wajah sangat cantik dan kekasih yang manis. Begitulah pikir mereka.

Sakura kembali memajukan tubuhnya dan membuka mulutnya ketika rasa enak dari daging yang ia makan membuatnya ingin memakannya lagi dan lagi. Tanpa pikir panjang, Sasuke kembali menyuapi gadis itu. Ia bahkan langsung kenyang ketika melihat cara makan Sakura yang cepat.

"Kau mau lagi?" tanya Sasuke ketika Sakura menghabiskan satu piring miliknya dan satu piring miliknya sendiri. Anggukan cepat dari Sakura membuat Sasuke menepuk puncak kepala gadis itu dengan gemas.

Ia memanggil pelayan kembali dan memesan menu yang sama. Saat Sakura meminum minuman nya. Tanpa ia lihat jika saat ini Hinata dan Naruto berjalan keluar dari restoran tersebut.

Sakura kembali mendongak ketika mereka sudah pergi dari restoran yang sama. Dan Sasuke masih menatap Sakura dengan lekat. Entah kenapa ia tertarik dengan cara gadis itu berbicara, menatap, menyebut namanya, senyumannya, caranya makan. Semuanya. Sasuke tertarik dengan Sakura.

👑👑👑

Ino meluruskan kakinya di sebuah sofa milik pemuda yang menyebut dirinya Sai. Namun sejak sekarang, pemuda itu belum juga pulang. Sejenak Ino tampak melamun membayangkan kondisi Sakura dan Hinata saat ini.

Mereka dimana, sedang apa, dengan siapa, Ino memikirkan semuanya. Karena dari ke lima saudaranya, hanya Sakura dan Hinata yang benar-benar tidak mengerti tentang kehidupan di bumi.

"Tidak baik melamun di jam segini," ucapan datar dari arah depannya membuyarkan lamunan Ino. Gadis itu kembali bungkam ketika Sai menurunkan kedua kakinya dan mendudukkan dirinya di sampingnya.

"K-kau. Jauh-jauh dariku," ucap Ino seraya menggeser tubuhnya. Namun bukannya menjauh, Sai dengan sengaja merapatkan dirinya dengan Ino sampai kedua pipi gadis itu memerah karena ulahnya.

"Kau semakin jelek jika malu," ucap Sai seraya terkekeh pelan menatap wajah Ino yang tengah kesal dan malu. Sai tidak benar-benar menghina Ino jelek. Bahkan sebaliknya, ia akan memuji gadis yang menurutnya sangat cantik dengan kata jelek.

"Sesama jelek tidak boleh menghina," balas Ino seraya bangkit dan duduk di sofa single milik Sai.

"Siapa yang menerapkan peraturan itu?" tantang Sai dengan nada menyebalkan menurut Ino.

"Nenek moyang," jawab Ino ketus.

"Memangnya kau tahu siapa nenek moyang kita?"

Ino mengerutkan dahinya bingung mendengar pertanyaan Sai. Gadis itu menggeleng polos. Membuat Sai kembali tertawa kecil dan bangkit. Namun sebelum memasuki kamarnya, tangan besarnya mengacak surai pirang milik Ino. Pertanda ia gemas dengan gadis tersebut.

"Dasar bodoh,"

Kedua pipi Ino bersemu ketika Sai mengacak surai ya lembut. Entah kenapa ia teringat perkataan Ayah Raja.

Jika ada seorang laki-laki yang mengusap kepala mu, itu tandanya mereka menyayangimu.

Dan senyuman manis terpatri di bibir Ino ketika merasakan apa yang pernah di ucapkan Ayah Raja.

👑👑👑

Seorang wanita dengan jaket kulit berwarna hitam dan tak lupa kacamata hitamnya menatap langit dengan tatapan angkuh.
"Kurasa sudah saatnya mereka turun. Tapi kenapa aku tidak merasakan kehadiran mereka?" gumam wanita itu dengan pelan dan datar.

"Ku tunggu kehadiranmu Para Putri, dan aku akan segera mendapatkan kekuatan yang luar biasa. Dan setelah itu terjadi, aku akan kembali menguasai Negeri Langit," seringai tipis tersemat di bibir wanita cantik tersebut. Ia mengalihkan tatapannya dari langit dan kembali berjalan dengan langkah anggun.

Dibuangnya ia ke bumi membuat wanita itu murka dan dengan tidak sabar harus menunggu sampai air di Negeri Para Dewa berubah menjadi merah. Dimana para Dewi yang terpilih harus turun ke bumi untuk mencari batu suci. Dengan begitu, Haku bisa mendapatkan kekuatannya kembali jika ia mengumpulkan ke enam batu suci itu dan Dewi yang di tugaskan untuk mencarinya.

'Kekuatanku akan kembali sebentar lagi, ya sebentar lagi,' batinnya seraya menyeringai jahat.

👑👑👑

Tenten yang tengah duduk bosan dengan pemuda di sampingnya kembali menghela nafas.

"Tahan nafasmu jika kau tidak bisa memanfaatkan nya dengan baik," ucapan tajam dari Neji membuat Tenten memanyunkan bibirnya. Iris coklat nya membulat ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal berada di dalam televisi yang tengah ia tonton saat ini.

"Putri Haku," gumam Tenten sangat lirih. Namun matanya menyipit karena dengan sengaja Neji mengganti channel tv tersebut. Tenten tidak mempermasalahkannya, namun yang ia heran. Kenapa Haku bisa berada di dalam benda tersebut?

"Kenapa para manusia berada di dalamnya?" Pertanyaan Tenten yang terdengar menarik di telinga Neji membuat pemuda itu menatapnya sebelum kembali menatap televisi.

"Karena mereka artis," jawab Neji.

"Artis? Apa itu?" tanya Tenten kembali.

"Mereka bertugas menghibur masyarakat," jawab Neji yang merasa aneh kenapa ia harus repot-repot menjawab pertanyaan gadis di sampingnya.

"Kenapa Putri Haku memilih pekerjaan itu?" gumam Tenten sangat lirih. Membuat Neji tidak jelas mendengarnya.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" sambung Tenten dengan pelan dan sedikit ragu.

"Hn,"

"Kenapa aku tidak melihat orangtuamu sedari tadi? Apa kau tinggal sendirian?"

Dan pertanyaan itu sukses membuat Neji menatapnya datar sebelum beranjak dari hadapan Tenten. Entah kenapa, ia malas membahas kedua orangtuanya yang dengan tega meninggalkan Neji sendirian saat ia berumur 7 tahun.

"Maaf jika aku menyinggungmu," ucap Tenten cepat sebelum Neji benar-benar melangkah pergi.

"Aku hanya tidak ingin membahasnya," ucapan dingin dari Neji membuat Tenten merasa bersalah karena sudah menanyakan hal yang membuatnya penasaran. Tapi entah kenapa, saat ia melihat mata Neji dari jarak dekat. Itu mengingatkan nya akan Hinata.

'Apa mereka memiliki hubungan? Tapi itu tidak mungkin,' batin Tenten bertanya.

👑👑👑

Koment jika menemukan typu😅

Continue Reading

You'll Also Like

7K 736 13
Sakura mencintainya, memujanya. Menunggu untuk terbalaskan cintanya. Menunggu agar Shikamaru menoleh padanya. Membalas cintanya. Namun di sisi lain p...
19.1K 1.9K 21
Hanya kumpulan cerita Sasusaku yang kubuat dikala gabut >.<
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
32.4K 3.4K 15
Mereka dipertemukan di satu waktu saat bulan merah bergaul. Saat itulah Sasuke sadar, jika Hinata adalah Eve nya. Hinata dan ketertarikannya dengan d...