[25]

2.2K 244 13
                                    

👑👑👑

Sakura dan Hinata yang tengah duduk di satu ayunan tampak sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sementara itu Karin tengah mengayunkan ekornya di sisi kolam renang. Ino tengah menyisiri rambut Temari yang pasrah. Sedangkan Tenten berdiri dengan membawa peta di samping ayunan yang di tempati Sakura dan Hinata.

"Aku yakin jika kelima batu suci itu ada pada mereka. Tidak mungkin kan mereka tidak membawanya sedangkan salah satu di antara mereka membawa batu suci itu," ucap Hinata tiba-tiba.

Tenten mengangguk, "Sudah di pastikan jika Sasuke adalah Dewa?" tanyanya yang masih meragukan hal itu.

Mendengar pertanyaan tersebut, Sakura kembali membayangkan dua hari yang lalu. Saat malam bebakaran, Sasuke sempat menghentikan kegiatan mereka, apa hanya ia yang menyadari hal tersebut?

"Aku juga sangat yakin akan hal itu, Kak," jawab Karin masih dengan aktivitas menggoyangkan ekornya.

"Bagaimana kalau kita mengaku identitas asli kita,"

"Kau gila Putri Ino?!" sentak Tenten tidak percaya.

Ino berdiri dan menatap Tenten datar, "Jika mereka benar-benar Dewa, bukankah itu bagus? Kita tahu mereka baik, sangat baik malah. Aku yakin kalaupun dia manusia, dia tidak akan memanfaatkan kita,"

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan hal seperti itu?" tanya Tenten tajam.

"Simpel saja, mereka tidak mungkin bersama jika tidak ada sangkut pautnya. Bukankah Ayah Raja pernah bilang? Jika Dewa pembawa batu suci itu saling mengenal satu sama lain seakan terjalin hubungan?"

"Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan batu suci itu selama kita menunggu air di Negeri Air berubah menjadi merah. Ayah Raja memang mengatakan hal seperti itu. Tapi apa kau tidak berpikiran jika bisa saja ada yang mencuri batu suci itu dan menyimpannya?" Tenten meremas kertas peta itu dengan mata menajam.

"Apa kau masih berpikiran jika manusia itu Dewa?" sambungnya dingin.

"Kakak Putri, aku tahu apa yang kau khawatir kan. Kalau kita masih terus mencari tanpa mau mencobanya, kita hanya akan membuang-buang waktu kita di bumi,"

"Kakak Putri Tenten, Kakak Putri Ino, sudahlah jangan bertengkar. Jangan gunakan ego kita untuk mencapai semuanya sendiri. Kita pikirkan sama-sama, jangan seperti ini," ucap Hinata lembut.

"Putri Hinata, aku tahu kau sepemikiran denganku," ucap Ino.

Hinata memejamkan matanya.

Temari yang sedari tadi hanya menyimak mulai berdiri dan menatap keduanya.

"Kita saudara," jedanya, "Kak, apa salahnya kita mencoba?" lanjutnya menatap Tenten.

"Terserah kalian," ucap Tenten dan membuang peta itu sembarang arah. Gadis itu berjalan melewati Ino dan Temari begitu saja.

"Sakura, apa kau tidak bisa mencari tahu dimana batu suci yang lainnya?" tanya Karin lembut seraya mengangkat ekornya dan mulai mengeringkannya.

"Aku rasa batu suci itu memang tidak bisa kita lacak," ucap Sakura.

"Sakura benar," Temari menyahuti, "Batu suci itu akan muncul di peta saat jarak kita tidak jauh darinya,"

Semua terdiam.

"Aku akan menyusul Kak Tenten. Kalian segeralah masuk," ucapnya sebelum pergi.

Sakura menatap Ino yang masih diam di tempatnya. Gadis itu bangkit dan mengambil peta itu.

"Kak Tenten memang seperti itu," ucap Sakura seraya mengambil sebelah tangan Ino.

Karin yang sudah berhasil mengeringkan ekornya mulai bangkit dan berjalan pelan ke arah Sakura dan Ino bersama Hinata.

Charmed of Goddess - FINISH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang