My Ice Girl

By divdivyaa

653K 24.9K 523

Keceriaan gadis tersebut harus hilang karena kejadian yang tak pernah di inginkannya sejak saat itu. Namanya... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
CAST
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
PART 51
PART 52
PART 53
PART 54
PART 55
PART 56
PART 57
PART 58
PART 59
PART 60
PART 61
PART 62
PART 63
PART 64
PART 65

PART 13

11.5K 440 5
By divdivyaa

Hari ini dikelas XII IPA 2 diisi dengan pelajaran olahraga dijam pertama. Semua murid sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga.

Pak Ciko, guru olahraga yang sudah berumur 40 tahunan memberi tugas untuk pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran.

Mereka akan melakukan praktek basket untuk penilaian. Banyak siswi yang mengeluh karena panasnya matahari yang mengarah ke arah nya, membuat bedak yang mereka poles jadi luntur.

Tapi, tidak dengan Kayla, gadis itu sangat santai melakukan lari mengelilingi lapangan. Tidak seperti kedua sahabatnya yang terus menggerutu kesal.

"Aduhh, ampun dah gue. Ini panas banget." keluh Zahra.

"Iya, baru satu kali gue juga udah cape banget." ucap Nayla dengan napas yang ngos-ngosan.

"Oke, sekarang kalian boleh istirahat sebentar sambil Bapak panggil nama kalian untuk praktek." ucap Pak Ciko yang baru saja datang menghampiri mereka sambil membawa buku absen.

Mereka semua duduk di sembarang tempat sambil meluruskan kaki masing-masing. Ada yang kembali memoleskan bedak agar terlihat tetap cantik.

"Gilang Hendra Nugraha." panggil pak Ciko.

Giliran Gilang yang maju untuk berlatih.

"Kamu sudah tau step-step nya kan?" tanya pak Ciko sambil memberikan bola kepada Gilang.

"Udah pak."

Kemudian dia menggiring bola ke arah ring, bersiap untuk memasukkan dan yaa, bola masuk dengan sempurna ke dalam sana.

"Bagus, Gilang. Sekarang kamu boleh duduk." ujar pak Ciko.

"Wehh, hebat, hebat. Gak sia-sia gue ngajarin lo kemaren." ucap Alvin bangga.

"Ngajarin nenek moyang lo? Kemaren lo masukin bola aja minta dibantuin." ledek Gilang.

"Ahh, lo, Lang. Gak bisa diajak kompromi." cibir Alvin.

Rio tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya ini.

"Alviandi Jaya." nama Alvin yang disebut dan dia sangat gugup, pasalnya kemarin waktu latihan dengan Gilang dan Rio, dia tak bisa memasukkan bola dan minta bantuan Gilang untuk memasukkannya, maklum Alvin bukan anak basket seperti Gilang dan Rio, menurutnya dia anak Mamah dan Papahnya.

"Buruan sono, nama lo dipanggil noh." suruh Rio cepat.

"Iya, iya ah. Ribet amat si, pake acara praktek segala." gerutunya kesal.

"Nih bolanya, lakukan dengan benar." ucap Pak Ciko.

"Kalo gak masuk saya tetep dapet nilai gak pak?" tanya Alvin sebelum mulai.

"Tetap dapat, tapi nol. Mau nol?"

"Eh, eh, enggak deh pak."

Dengan pelan dia menggiring bolanya dan ketika sampai didepan ring, dia berdo'a sebentar.

"Bissmillah." Alvin melemparkannya dan beruntung bolanya masuk tepat kedalam ring.

Dia senang sekali, akhirnya dia bisa memasukkan bola tanpa bantuan orang lain.

"Wuhuuu, Alvinnn." teriak Gilang senang.

Alvin kembali duduk dengan wajah yang berseri-seri. Senang sekali, baru pertama kali dia bermain basket dan berhasil masuk.

"Oke, selanjutnya Kayla Adriana."

Kayla yang terlihat tenang berjalan ke arah pak Ciko untuk mengambil bola.

Pak Ciko menyerahkan bolanya kepada Kayla.
"Ini. Kamu pasti sudah mengerti langkah-langkah bermainnya kan?"

"Iya, pak."

Dengan wajah datarnya Kayla mulai menggiring bolanya dengan tenang. Tapi, ketika hendak sampai di ringnya, ada batu yang tak dilihatnya karena matanya fokus ke arah ring yang diatas. Alhasil, dia tersandung dan jatuh, bola yang tadi dipegangnya kini sudah menggelinding entah kemana.

Gilang, Zahra dan Nayla langsung bangkit dan berlari menghampiri Kayla yang terduduk dibawah. Tangan kanannya sedikit luka karena gesekan saat jatuh.

"Lo gak papa?" tanya Gilang khawatir sambil memegang tangan Kayla yang berdarah.

Kayla menepis tangan Gilang.
"Gak usah sok peduli."

Gilang langsung berhenti melakukan apa-apa ketika Kayla mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"Kay, lo gak papa kan?" Zahra mulai mendekati Kayla.

Kayla menggeleng.

"Kayla, mending kamu ke UKS dulu biar tangan kamu diobatin. Praktek kamu bisa minggu depan." kata pak Ciko yang juga khawatir.

"Iya, pak."

"Ayo, Kay. Kita ke UKS obatin luka lo." ucap Nayla membantu Kayla berdiri.

"Mending lo balik duduk aja sana." ucap Zahra kepada Gilang dengan suara pelan agar Kayla tak mendengarnya.

Akhirnya, Gilang berbalik berjalan kembali untuk duduk.

"Udah, biar Kayla diobatin dulu." ucap Rio memberi dukungan.

"Iya, kita tau apa yang lo rasain." tambah Alvin.

Gilang menatap kepergian Kayla yang sudah menjauh dari penglihatannya. Dia benar-benar khawatir.

"Baiklah, kita lanjut aja ya."

••••

Pelajaran olahraga telah selesai, semua murid sudah berganti pakaian mereka. Kini diganti dengan jam istirahat.

Kayla, Zahra dan Nayla sekarang berada diUKS untuk mengobati luka ditangan Kayla.

"Nah, udah selesai." ucap Zahra ketika melihat luka Kayla yang sudah bersih dan dibalut dengan plester.

"Makasih." kata Kayla.

"Iya, sama-sama."

"Kita ke kantin yuk, gue laper." ajak Nayla.

"Ayo, Kay, lo ikut ya?"

"Gue gak laper."

"Temenin kita aja, seenggaknya lo minum aja."

"Yaudah."

Mereka berjalan ke arah pintu untuk keluar. Karena ruang UKS dekat dengan kelas XII dan X, jadi saat mereka berjalan, banyak adik-adik kelas yang berbisik-bisik tentang mereka.

"Iiih, ka Kayla kok makin hari, makin cantik aja sih."

"Iya, anjir makin cantik. Mana jalannya juga cool banget lagi."

"Eh, ada ka Nayla. Ka, minta nomer WA nya dungsss."

"ID LINE juga kalo boleh."

"Nama Instagram deh sekalian."

"Ka Kayla, senyum dong."

"WOI ASPAL JALANAN, BERISIK BANGET SIH."

"Kek gak ada kerjaan banget sih." gerutu Zahra.

Saat masuk kedalam kantin, mata Kayla langsung bertemu dengan mata Gilang yang sedang duduk sambil meneguk minumannya.

Meresa tak nyaman, Kayla memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kay, mau minum gak?" tanya Nayla.
Kayla menggeleng sambil duduk.

"Yaudah, lo tunggu disini, kita berdua kesana dulu buat pesen makanan." ujar Zahra sambil menunjuk salah satu warung makan disana.

Kayla mengangguk.

Sambil menunggu Zahra dan Nayla, dia mengambil handphone dan mulai memainkannya. Sangat asik memainkannya, membuatnya tak sadar, jika dari kejauhan sana, ada yang terus memandanginya.

Tak lama kemudian, Zahra dan Nayla datang dengan membawa makanan dan minuman masing-masing. Bersamaan dengan itu, Kayla langsung berdiri dan berkata

"Gue duluan."

Pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang masih berditi tanpa meletakkan dulu makanan mereka.

"Loh?"

"Lo sih lama banget. Kayla jadi pergi duluan kan." sambung Zahra.

"Lah? Kok gue? Lo tuh yang mesen ditempat yang lagi ngantri panjang." sahut Nayla tak terima.

"Terus, apa kabarnya lo yang mesen minuman ditempat es nya yang lagi abis?"

Dan mereka berdua saling menyalahkan dan membuat warga kantin menjadi terganggu.

••••

Tepat ketika jarum jam berhenti diangka tiga, bel tanda pulang berbunyi. Seluruh murid telah mengemaskan barang-barang mereka ke dalam tas dan kini saatnya meninggalkan kelas.

Kayla berdiri dari bangkunya, bersamaan dengan Gilang yang hendak minggta dari tempat duduknya. Kayla keluar sendiri, sedangkan Zahra dan Nayla masih didalam kelas mengemas barang-barang.

Sambil berjalan keluar kelas, Kayla mengeluarkan handphone dari saku bajunya. Mencari nama seseorang didaftar kontak handphone nya untuk dihubungi.

Butuh waktu lima detik sampai akhirnya panggilan telepon dari Kayla tersambung.

"Iya, Non?" sahut orang yang berada di panggilan Kayla.

"Jemput ya, Pak."

"Oke, Non. 10 menit lagi saya sampai."

Dan panggilan diputuskan sepihak oleh Kayla ketika mendapat jawaban seperti itu.

Sambil menunggu supir dirumahnya datang untuk menjemput, Kayla duduk dihalte dekat sekolahnya.

Bukannya jemputannya yang datang, ini malah motor ninja yang berhenti dihadapannya. Sang pemilik motor melepaskan helmnya dan menatap Kayla yang juga menatapnya datar.

"Mau bareng? Tapi, kalo gak mau juga gak papa. Gue cuma nawarin aja sih." ucap laki-laki yang duduk dimotor besarnya.

"Makasih." setelah mengucapkan itu, mobil yang menjemput Kayla datang.
Kayla bangkit ketika melihat mobil berwarna hitam yang datang ke arahnya, lalu langsung masuk kedalam mobil itu.

Mobil itu kembali berjalan ketika yang dijemput sudah masuk dan meninggalkan Gilang yang sedang memperhatikan nya.

Ketika mobil Kayla hilang dari pandangannya, barulah Gilang menjalankan motornya.

Terlihat dari kaca spion Gilang, bahwa kedua temannya sedang mengikutinya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Alvin dan Rio.

Gilang tersenyum dibalik helm fullface nya.

••••

NEXTGUYS!!!

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 176 9
Qayra afrah belvyah murid baru namun sudah di beri gelar bad gril. Namun harinya menjadi sial ketika harus berhadapan dengan ketos gila rafael zeroun...
562K 15.8K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
4.4M 213K 59
Sudah terbit. Tersedia di Google play store. *SEBELUMNYA TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG SUDAH MENDUKUNG DAN MENSUPORT KARYA SAYA, HINGGA BISA BERADA DI...
91.3K 7.7K 26
Aku akan selalu ada di sisimu dan kau akan selalu ada di sisiku. NaruSasu fanfiction. Canon, Ninja. Gaylove Boyslove.