My Ice Girl

By divdivyaa

648K 24.7K 523

Keceriaan gadis tersebut harus hilang karena kejadian yang tak pernah di inginkannya sejak saat itu. Namanya... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
CAST
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
PART 51
PART 52
PART 53
PART 54
PART 55
PART 56
PART 57
PART 58
PART 59
PART 60
PART 61
PART 62
PART 63
PART 64
PART 65

PART 8

13.8K 520 9
By divdivyaa

"Aww."

"Duh, sorry. Gue gak sengaja, tadi buru-buru banget."

Dari arah berlawanan, seseorang menabrak Kayla yang hendak ke toilet. Orang itu tengah berlari terburu-buru.

"Sini gue bantu." ucapnya mengulurkan tangan kepada Kayla untuk membantunya yang masih terduduk dibawah.

Kayla menerima uluran tangannya.
"Makasih."

"Iya, sama-sama. Lo gak papa kan?"

Kayla mengangguk sambil membersihkan bagian belakang roknya yang kotor.

"Nama lo siapa?" tanya orang itu.
"Kayla."

Orang itu dapat melihat jelas nama yang tertera dibaju seragam Kayla.

Kayla Adriana

Orang itu mengangguk.

"Gue Revan."

Kayla mengangguk.

Orang yang didepan Kayla mengernyit heran, dia merasa perempuan didepannya ini tak banyak mengeluarkan suara.

"Sekali lagi gue minta maaf ya."

Kayla mengangguk.

"Yaudah deh, gue duluan ya."

"Iya."

Kayla mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet, dia kembali ke kelas saja.

Revanda Pratama, murid kelas XII IPS 1. Ketua band musik di SMA NUSANTARA, banyak yang menyukainya karena wajah tampannya. Dia cukup pintar dikalangan anak IPS lainnya.

Sedangkan dikalangan anak IPA adalah Kayla, ya Kayla Adriana.

••••

"Loh, lo gak jadi ke toilet? Kok gak lama?" tanya Nayla berbisik karena tidak mau dimarahin oleh guru yang ada didepan.

"Gak jadi." balasnya tanpa menoleh ke Nayla.

Nayla mengangguk sambil membuka mulutnya bentuk huruf 'O'.

"Nah, sekarang Ibu mau ngasih tugas buat kalian dan dikerjain berkelompok ya." perintah Bu Sanah, guru Biologi.

"Bu?" ucap Alvin mengangkat tangannya ingin bertanya.

"Iya, Alvin ada apa?"

"Kelompoknya Ibu yang bagi, atau terserah kita?"

"Iya, kelompoknya terserah kalian. Anggota nya minimal 4 orang ya." jelas Bu Sanah.

Alvin mengangguk paham.

"Sekarang tugas kalian ada dihalaman 145. Kerjakan 1 sampai 10, lusa sudah harus dikumpul." ucap Bu Sanah.

"Baik bu." ucap semua murid serempak.

"Yasudah, Ibu akhiri pelajaran ini. Sampai bertemu lusa nanti. Assalamualaikum." ucap Bu Sanah menutup pelajarannya.

"Waalaikumsalam."

Setelah beliau keluar, semuanya langsung berhambur kesana-kemari untuk membuat kelompok. Tapi, hanya satu orang yang tenang sekali, tak seperti yang lainnya.

Dia Kayla. Sedaritadi dia hanya duduk, tak memedulikan orang-orang disekitar nya yang sedang sibuk.

"Kay, kita sekelompok ya?" pinta Zahra.

"Iya, terserah." jawabnya singkat.
Kayla satu kelompok dengan Zahra, Nayla dan Shinta. Dia sebenarnya kalau tidak punya kelompok juga tidak apa-apa.

"Yaudah, nanti kita ngerjain tugasnya dimana?" tanya Shinta mengancang-ancang.

"Dirumah ada adik gue, nanti ngerecokin kita bikin tugas." ucap Zahra.

Zahra punya satu adik laki-laki yang nakalnya subhanallah. Waktu Kayla dan Nayla kerumahnya, adiknya itu menembak-nembakkan pistol air nya ke arah Nayla karena Nayla juga sering sekali mengganggunya, alhasil dia pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Ahh, gak mau gue kalo sama adek lo." ucap Nayla kesal mengingat kejadiannya dengan adik Zahra.

"Kalo dirumah gue rame, sodara sodara gue pada dateng." lanjut Nayla.

"Dirumah gue juga ada selametan hari ini. Jadi gak bisa." ucap Shinta.

Zahra melirik ke arah Kayla yang dari tadi hanya diam.

"Kay, kita ngerjain tugasnya dirumah lo aja, gimana?" tanya Zahra kepada Kayla.

"Iya." hanya itu yang dikeluarkan dari mulutnya.

"Yaudah, ntar malem jam 7, kita kerumah lo, Kay." ucap Nayla.

Kayla mengangguk.

"Gue laper nih, kantin yuk." ajak Nayla.

"Yuk, gue juga. Shin, ikut kantin gak?" ucap Zahra.

"Oke." sahut Shinta.

"Kayla, lo mau ikut kita ke kantin gak?" tanya Nayla.

Kayla menggelengkan kepalanya dan tiga perempuan tadi langsung pergi begitu saja ketika respon Kayla seperti itu.

••••

"Kita ngerjain tugasnya dimana nih?" tanya Alvin.

"Dirumah gue gak bisa, kucing gue hajatan." sahut Rio sambil memakan baksonya.

"Kalo dirumah gue juga gak bisa, nyokap gue bikin arisan dirumah, jadi rame deh." ucap Alvin.

"Jangan-jangan kocokan arisan nya ada di lo lagi, Vin." tuduh Gilang dengan santainya.

"Enak aja lo." ucap Alvin tak terima.

"Dirumah lo aja ya, Lang ngerjain nya." ucap Rio.

Yaa, mereka bertiga satu kelompok. Bertiga? Bukannya harus berempat? Begitu lah. Mereka tidak mau mengajak yang lainnya, bila Bu Sanah menanyakan 'kenapa hanya bertiga?', nanti mereka akan menjawab 'dari pada gak kita kerjain, mending bertiga kan'. Itu usul dari Gilang.

"Jatohnya pasti ke gue nih." ucap Gilang.

"Ya mau gimana lagi." sahut Alvin.

"Iya deh, iya." pasrah Gilang.

Saat meneguk minumannya, Gilang melihat ke arah tiga perempuan yang baru saja memasuki kantin.

Gilang menoleh saat mereka duduk dimeja yang berdekatan dengan mejanya. Tapi, Gilang merasa ada yang aneh. Dia tak melihat satu perempuan yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya. Dia Kayla.

"Nyari Kayla?" suara itu mengangetkan dirinya.

"Haa? Enggak." jawabnya gelagapan.

"Kayla ada dikelas, dia gak mau kekantin." ucap Nayla ketika melihat Gilang yang terus memperhatikan ke arah mereka.

"Apaan sih, gue gak nyari dia." bohongnya, padahal sedang mencari.

"Alesan aja lo, Lang. Bilang aja lagi nyariin." ejek Alvin.

"Tau nih si Galang, eh Gilang maksudnya. Galang kan yang pemain Ganteng Ganteng suwe itu, aduh lupa gue." canda Rio.

"Receh lo. Nih, gue kasih uang receh, biar makin receh." Alvin mengeluarkan uang 5 ratus rupiah nya dari saku celananya dan memberikan uang itu kepada Rio.

"Gak nyangka gue, ternyata lo punya recehan juga. Gue kira lo cuma nyimpen uang dolar." ucap Rio sambil menerima uang recehan yang diberikan Alvin.

"Dirumah gue banyak yang begituan. Nyokap gue yang nyimpen."

"Lah, buat apa?"

"Buat gue nikah sama Nayla."

"Yeuu, kampret."

Nayla yang duduk tak terlalu jauh dari mereka, mendengar namanya disebut-sebut langsung menoleh.

"Apaan tuh ada nama gue." ketusnya.

"Gak ada apa-apa. Ini si Rio nanya, katanya gue mau nikah sama siapa?"

Rio merasa ada yang janggal. Dia merasa tidak pernah menanyakan hal itu.

"Terus?" tanya Nayla penasaran.

"Ya gue jawab aja mau nikah sama lo." jawabnya santai.

"OGAH, GUE GAK MAU NIKAH SAMA LO" teriak Nayla kesal.

"Yaahhh, tapikan gue maunya nikah sama lo, gimana dong?"

"Sekolah aja belum lulus, udah mikir nikah aja lo."

"Ohh, jadi kalo udah lulus boleh nikah sama lo nih. Oke, gue nunggu kita lulus aja."

"Lo baru masuk sekolah udah bikin gue naik darah ya."

"Ya, diturunin dong darahnya."

Sekarang Nayla semakin kesal dengan Alvin, karenanya nafsu makannya sekarang jadi hilang.

"Gue balik, enek gue liat mukanya." pamit Nayla kepada Zahra dan Shinta yang masih makan.

"Temen lo?" tanya Gilang kepada Rio dengan tangan menunjuk Alvin.

"Bukan, nih bocah sekolah dimana sih. Alay banget modelnya." ucap Rio tak mengakui.

"Dek, dek, sekolah dimana sih? Kok bisa nyasar kesini." tanya Gilang kepada Alvin.

"Di SD sebelang cana, kaka." sahutnya menirukan gaya bicara anak kecil berumur 5 tahun.

"Anjir, jijik gue, Vin." Gilang bergidik geli.

"Balik ah, Lang. Stres lama-lama kalo sama Alvin." ajak Rio.

"Ayo ayo."

Mereka berdua meningalkan Alvin sendirian.

"WOI, KOK GUE DITINGGAL SIH. AH SIALAN LO PADA." teriak nya tak tau malu, padahal orang-orang sedang melihat ke arahnya.

"Apa liat-liat, iya tau gue itu ganteng, gak usah gitu juga ngeliatinnya." ucapnya dengan sangat PD.

Kemudian Alvin berlari menyusul kedua temannya yang meninggalkan nya.

"Alvin, baru masuk udah gila aja ya."

"Makin ganteng deh, Alvin kalo kek gitu."

"Siapa tuh yang bilang ganteng, awas ya, Alvin tuh punya gue."

"Kerak panci gak cocok sama Alvin, mending gue."

"Gak ada, Alvin tuh punya gue."

"Berisik deh kalian, Alvin tuh suami gue."

"Buset, udah main suami-istri aja lo."

"BERISIK, DIEM DEH. GANGGU AJA."

••••

NEXTGUYSSS!!!

Continue Reading

You'll Also Like

6.8M 286K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
525K 19.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1M 115K 43
Bagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sa...
627 78 82
⚠️PROSES PERBAIKAN⚠️ kisah sepasang gadis kembar yang banyak perbedaan. Dari perbedaan itulah membuat mereka membenci satu sama lain. Dan semesta men...