Summer, Mom and Watermelon

By jeffjung

1.9M 162K 42.1K

𝐔𝐖𝐔𝐂𝐔𝐋𝐓𝐔𝐑𝐄 βœ… πŒπ€π‘π‘πˆπ€π†π„ π‹πˆπ…π„ βœ… 𝐌-𝐏𝐑𝐄𝐆 βœ… More

Prolog
Chit Chat with Haraboji
Mommy's Fanboy
[Special Chapter] Happy Birthday Jung Minhyung
MERAH JAMBU
[Special Chap] ANOTHER PINK
for him. [Another Pink Sequel πŸ”ž]
Boss
Mommy's Fanboy 2.0
Boss II [Re-Update]
[Special Chapter] Rosenante
Tyty, Do You Love Me?
Entrust
Last Romeo
My Page
Cure
[Special Chapter] Vroom Vroom Squad
ChΓ©rie
Reconnaissant
Pieds nus
barbe Γ  papa πŸ”ž
New Heroes
clair de lune
[Special Chap] Abeille
en fuite
Sourire
[Prequel;] Dear Dream
queenty time
Dear Dream
Dearest
Cure 2.0
fait maison
I L (ambo) U
New Member
Teenager vs Teen-anger
our.
tyraphy
SoufflΓ©
Uwugami
a p r i l
J-A-E-H-Y-U-N
Mouette
Bucin
A letter for daddy
r e d. [18+]
Geschwister
chien enragΓ©
Sweet Crime
una lecciΓ³n
Tiroir πŸ”ž
Dream in a Dream
Soulmate
Domestic

Mommy's Fanboy 3.0

22K 2.3K 699
By jeffjung

Lowongan Pekerjaan :

Dibuka pendaftaran untuk mengisi lowongan sebagai Security dan Access Control dengan syarat-syarat berikut :

1. Laki-laki berusia minimal 19 tahun dan maksimal 30 tahun;

2. Tinggi badan minimal 168 cm;

3. Pendidikan minimal Strata 1;

4. Berat badan proporsional dengan data terlampir;

5. .........

Lucas mengamati tulisan yang tertera di layar ponselnya dengan seksama, bola mata besarnya bergerak kesana kemari selaras dengan bibir tebalnya yang terbuka dan tertutup mengeja kata demi kata sembari terus menggeser layar sentuh ponselnya hingga ke syarat paling akhir dari website berisi lowongan pekerjaan yang sedang dibacanya.

Sesekali ia melihat kebawah, mengawasi apakah ibunya masih memaki-makinya dibawah sana karena jengkel pada Lucas yang nekat naik keatas atap rumah. Bukan tanpa alasan bocah bongsor itu melakukan hal absurd hingga memancing kutukan dan makian dari ibunya, ia naik ke atas atap rumah hanya dengan satu tujuan, yaitu mendapatkan sinyal.

Awal Desember kemarin Gangwon dilanda badai salju yang cukup lebat, beberapa rumah rusak serta jaringan listrik dan telefon ambruk diterjang angin kencang. Untuk beberapa hari Gangwon gelap gulita tanpa penerangan, tapi sekarang listrik sudah kembali menyala walaupun untuk sinyal ponsel masih lah bermasalah dan hal itu membuat Lucas harus kerja keras demi mendapatkan satu batang analog sinyal yang tertera di ponsel 2G-nya, termasuk dengan cara memanjat atap rumah. Demi langit dan bumi Lucas tak akan pernah sudi keluar dimalam bersalju sedingin ini jika tidak benar-benar terjepit dengan keadaan; mencari lowongan kerja.

Singkat cerita, setahun belakangan ini Lucas mengalami kebangkrutan besar dalam hidupnya. Karena satu hal ia kehilangan masa depannya yang berharga hingga kini membuatnya hampir menjadi gelandangan di rumahnya sendiri.

Alasannya? yah, karena keteledoran dan kebodohannya sendiri yang membuat kesepakatan konyol dua saudaranya yang akhirnya mengantarkannya pada masa suram dan kemelaratan.

Ladang jagung dan stroberinya lenyap diambil alih oleh Kun dan Chenle; kakak dan adiknya. Sebagai remaja tanggung yang putus sekolah ia tak bisa berbuat banyak selain bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menebus kembali ladangnya.

Padahal keluarganya bisa dibilang cukup kaya di Desa Gangwon, tapi sudah disebutkan bukan jika keluarga Lucas itu amat peritungan jadi dengan terpaksa Lucas harus keras demi mewujudkan keinginannya tersebut.

Selama beberapa bulan Lucas bekerja sebagai buruh lepas pengangkut buah-buahan ke pasar, kadang pula serabutan sebagai kuli bangunan namun tak juga cukup untuk menebus hutangnya.

Tapi sebuah keajaiban terjadi ketika suatu hari ia iseng meninggalkan komentar pada postingan idolanya di SNS. Esok harinya tukang pos datang tergopoh-gopoh ke rumahnya dan mengatakan bahwa ia mendapatkan segepok kiriman uang dari seseorang.

Tak ada yang Lucas lakukan selain terbengong bodoh dan seketika lari tunggang langgang untuk mengambil uang tersebut kemudian sujud syukur sambil berlinang ingus saking senangnya. Tak menyangka puluhan lembar uang pecahan seratus ribu won itu bisa dipegang oleh tangannya yang kasar dan penuh kapal.

Setelahnya ladang Lucas kembali karena ditebus, namun kebahagiaan Lucas dalam menikmati kegelimpangan harta dan kebebasannya hanya sementara karena ia kudu pasrah ketika Kepala Desa mengumumkan jika dirinya masuk kedalam daftar pemuda yang harus mengikuti pelatihan militer singkat di Desa tetangga selama enam bulan.

Disambut dengan badai saat kepulangannya dari camp militer kini Lucas lulus dari pengabdiannya, pemuda berambut cepak itu mulai berubah pola pikirnya.  Di pelatihan ia lebih banyak merenung memikirkan bagaimana caranya supaya jadi orang kaya.

Enak sekali rasanya ketika membayangkan hidup Ahjusshi; suami dari idolanya. Sudah tampan, kaya, beristri cantik, tidak pelit pula—tapi galak dan menyebalkan. Tapi penilaian terakhir itu Lucas abaikan, karena ia lebih condong termotivasi dengan kehidupan sukses sang Ahjusshi yang sudah berbaik hati membantunya menebus ladang.

Hal itulah yang melandasinya berjuang mencari sinyal guna mengobok-obok berbagai situs lowongan pekerjaan daring*. Dan keinginannya untuk merintis karir akhirnya tertambat pada sebuah website yang baru saja dibukanya.

Dengan tekat sebulat kacang hijau, keesokan harinya pagi-pagi sekali Lucas akan pergi dari Gangwon dengan kereta paling awal untuk mengadu nasib di Seoul sebagai pencari kerja.

"Apgujeong 2-dong, Gangnam-gu, Seoul."

"Jung Inc."

Eja Lucas sembari mendongak menatap gedung pencakar langit yang tinggi menjulang didepannya. Gedung yang amat megah dengan desai futuristik yang berada ditengah-tengah jantung kota dan diapit beberapa pusat perbelanjaan serta hotel-hotel mewah.

Tepat jam tujuh pagi pemuda itu sampai di stasiun Seoul dan langsung bergegas menuju alamat yang tertulis pada selempar kertas. Bibirnya seketika mengulum senyum ketika melihat betapa hebatnya perusahaan yang akan dilamarnya, ia bahkan bersorak dan berteriak girang saat melihat layar raksasa yang tertempel di depan gedung menampilkan karakter virtual dari game favorit yang sering ia mainkan.

"Daebak! Ini perusahaan game!"

Teriak Lucas keras sembari terbahak dan mengundang tatapan aneh dari orang-orang yang berlalu-lalang disekitarnya. Tanpa pikir panjang ia memperbaiki letak tas ransel besar di punggungnya dan dengan mantap melangkah mendekati gedung yang sudah mulai ramai dengan para pegawai.

"WOAH! WOAH!"

Mata Lucas berbinar sembari meraba secara bergantian patung-patung karakter game setinggi dua meter yang berjejer di pelataran, mulutnya terbuka seperti orang bodoh mengagumi betapa kerennya patung robot tersebut yang terlihat sangat asli. Saking asiknya Lucas sampai tak sadar jika seseorang bertubuh tinggi dan kekar sedari tadi berdiri disebelah mengawasinya.

"Ehem."

Lelaki dengan in-ear dan walkie talkie berdehem sembari melipat tangannya di dada, namun Lucas tak juga begeming karena terlalu asik mengambil swafoto bersama robot bernama Alistar disampingnya dengan berbagai pose.

"Hei bocah! Sedang apa kau disini?"

Lucas terlonjak ketika lelaki itu tiba-tiba membentaknya, pemuda kemudian hanya bisa menyengir lebar menatap wajah garang lelaki dengan name tag Shownu yang kini sedang menatap penuh intimidasi kearahnya.

"Aku... aku datang untuk melamar pekerjaan pak!"

Jawabnya dengan gagap pada Shownu yang kemudian mengerutkan alisnya. "Melamar pekerjaan?" tanyanya, Lucas mengangguk cepat.

"Iya, aku ingin melamar sebagai security hehehe."

"Ha? Security?"

"Iya."

"Pendaftarannya sudah ditutup dua minggu yang lalu anak muda. Sudah tidak ada lowongan lagi."

"APA???"

Cengiran Lucas luntur begitu saja digantikan dengan ekspresi tak percaya dan ditunjang dengan matanya yang melebar dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"WEH TAPI AKU LIHAT DI INTERNET ADA KOK!"

"Tidak ada."

"ADA!"

"Mana buktinya?"

Shownu balik membentak Lucas yang ngotot, anak itu tampak berapi-api mengeluarkan ponselnya dan menunjukan halaman website yang kemarin dibacanya. Sang security kemudian membacanya lalu mengembalikan ponsel butut itu dengan tawa remeh.

"Lihat kolom pendaftaran sudah ditutup dua minggu yang lalu dan lamaran hanya bisa diisi secara online!" sungut Shownu menjelaskan pada Lucas yang menganga memegangi rahangnya yang seolah akan jatuh. Ucapan Shownu barusan bagaikan petir di siang bolong yang menyabar telak ubun-ubunnya.

"Jadi tidak ada lowongan pekerjaan untuk ku?"

"Tentu saja tidak ada."

"Yang mendaftar kemarin pun sudah menjalani masa training."

"Hanya 10 : 1000 yang diterima." jelas Shownu sembari memperbaiki in-ear-nya yang mulai berisik dengan suara-suara sahutan dari security lainnya yang sedang berpatroli.

Lucas mencebik menatapi Shownu yang bertampang sangar, ketua security Jung Inc. itu tersenyum sinis ia tak goyah dengan tatapan anak anjing menjijikan yang dilancarkan si bocah tinggi.

"Sudah pulang saja. Ibumu pasti mencarimu." usirnya sembari mendorong pelan bahu Lucas menjauhi pelataran kantor.

"ANDWAAEE!!"

"AKU SUDAH MENJUAL SETUMPUK JERAMI DAN JAUH-JAUH KESINI UNTUK MELAMAR PEKERJAAN."

"AKU INGIN JADI ORANG KAYA."

"HEI JANGAN MENDORONGKU SIALAN!"

"AKU KENAL SEORANG AHJUSHI ORANG TERKAYA DI SEOUL! AKAN KU ADUKAN KAU PADANYA!"

"CIH. PERUSAHAAN SIALAN INI PASTI AKAN DIBELI OLEHNYA DAN ORANG SEPERTIMU PASTI AKAN DILENYAPKAN SEPERTI MELENYAPKAN UPIL YANG MENEMPEL DI MEJA!"

Ocehan Lucas mengundang perhatian dari pegawai yang lain, para security yang lain pun secara otomatis mendekat untuk membantu sang ketua mengurus Lucas yang semakin berteriak dan mengumpat tak jelas.

Terang saja pemuda itu marah,  usahanya mencari sinyal sampai menjual jerami sebagai ongkos naik kereta akan sia-sia karena ternyata pendaftaran pekerjaan sudah ditutup dua minggu yang lalu.

Lucas merutuki kesalahannya yang tak membaca halaman informasi lowongan itu sampai akhir karena terpotong ulah ibunya sudah melemparinya dengan batu bata agar turun dari atap.

Setelahnya pun ia langsung bergerak cepat menyiapkan segala kelengkapan berkas dan menulis surat lamaran hingga tengah malam dan bangun dini hari agar tak tertinggal kereta pertama. Impian Lucas menjadi -orang-kaya-seperti-Ahjusshi harus pupus, pengorbanannya sia-sia. Kesialan sepertinya terlalu nyaman mengekori Lucas.

Sedangkan Shownu tetap dalam pendiriannya mengusir si pemuda dari area kantor, sesekali lelaki itu mengecek jam tangan dan walkie talkie-nya pun sudah ribut bersahut-sahutan memberi info agar siaga di tempat. Sebuah tanda jika;

"Sajangnim datang!"

Seru seorang security yang berjaga di gerbang kantor, Shownu mendesah lemah. Belum juga ia selesai mengusir si bongsor ini tapi mobil bos besar sudah terlanjur masuk ke area pelataran lobby. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain membungkuk dan turut menarik Lucas untuk mengikuti apa yang ia lakukan.

"SIAL—pffh!"

Mulut Lucas dibekap oleh Shownu saat ia berteriak kesakitan karena kakinya ditendang akibat tak mengikuti aba-abanya untuk ikut membungkuk memberi penghormatan pada bos besar yang sudah terlihat keluar dari mobilnya.

"Kenapa kau menendangku!"

"Diam dan tetap merunduk jika tidak ingin dibunuh pagi-pagi." desis Shownu pelan sembari melirik Lucas yang mengomel dengan ekor matanya.

"Memangnya kenapa?"

Shownu meremat buku-buku tangannya karena geram dengan ulah Lucas yang terus saja bertanya, jika tidak dalam mode penghormatan begini ingin rasanya ia menerjang Lucas kemudian meng-smackdown bocah itu hingga bibirnya yang cerewet itu hancur tak bersisa. Sekarang yang ia lakukan hanya bisa bersabar, Shownu baru menyadari jika dua menit itu terasa sangat lama jika kita sedang menahan amarah.

"Jangan berisik. Sajangnim bisa melenyapkanmu dengan mudah seperti melenyapkan upil yang menempel diatas meja."

"HAHA MASA?"

Dan, Shownu merasa ingin menombak tenggorokan Lucas saat itu juga ketika bocah itu justru berteriak dan seketika membuat pegawai bahkan Jaehyun yang sudah akan masuk ke dalam gedung menoleh.

"AHJUSSHI???"

Lucas terkejut, Jaehyun lebih-lebih. Bahkan ia tak sadar sejak kapan Lucas sudah berdiri didepannya dengan para security yang kocar-kacir berusaha menjauhkan bocah itu dari si bos yang masih terbengong.

"AHJUSSHI! INI KAU KAN?"

"ASTAGAAA APA KAU DATANG UNTUK MENYELAMATKANKU DARI ORANG-ORANG INI?"

"WAH WAH BENAR-BENAR DAEBAK!"

"YA! YA LEPASKAN! KAU LIHAT SIAPA YANG DATANG?"

"TUNGGU YA TUNGGU, TUNGGU SEBENTAR LAGI AHJUSSHI INI AKAN MENGHAJAR KALIAN."

"BENAR KAN AHJUSSHI?"

"HAHAHAHA."

Jaehyun masih diam tak merespon segala bicara Lucas yang ngotot melepaskan diri dari cengkraman security yang berusaha menyeretnya menjauh. Otaknya berputar keras mengingat siapa gerangan bocah bongsor didepannya.

"Lucas?"

Dengan ragu Jaehyun menyebutkan namanya. Jujur saja tadinya Jaehyun benar-benar pangling karena wajah Lucas yang sedikit err—berbeda.

Seingatnya dulu rambutnya tak cepak, kulitnya sekarang semakin gelap dan kumal serta badannya yang semakin tinggi bahkan melebihi Jaehyun yang notabene sudah tinggi menjulang. Ia takkan bisa mengenali pemuda yang berasal dari Gangwon itu jika bukan dari suara tertawanya yang familiar karena memekakan telinga.

"YA BENAR! INI LUCAS AHJUSSHI!"

Seru Lucas heboh sembari susah payah mencoba menyalami Jaehyun karena tangannya masih dipenjara bak tawanan oleh dua security di kanan dan kirinya. Melihat Lucas yang kesusahan Jaehyun lalu mendelik pada kedua security itu yang lantas secara otomatis melepas cengkramannya pada lengan si bocah.

"Kenapa kau ada disini?"

Tanya Jaehyun pada Lucas yang sedang mengolok-olok para security itu dengan wajah jeleknya, merasa diatas angin karena Jaehyun yang membantunya. Dengan antusias bocah itu berdiri di sisi Jaehyun dan menatapnya dengan melas.

"Aku datang dari Gangwon untuk melamar pekerjaan Ahjusshi."

"Tapi dia bilang pendaftarannya sudah tutup." Lucas menunjuk Shownu yang tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Darimana kau tau ada lowongan pekerjaan disini?"

"Internet!" jawabnya cepat, Jaehyun mengerutkan alis. "Lalu?"

"Lalu ia menyeretku dan mengusirku seperti menarik bison. Apa-apaan!"

"Mana aku tau kalau lamarannya sudah ditutup. Heol, kasar sekali."

"Untung Ahjusshi datang, jika tidak bisa kau bayangkan bocah lugu sepertiku diseret oleh hulk seperti dia? Astagaa."

Lucas tersedu-sedu menjelaskan pada Jaehyun yang menatapnya datar walau dalam hati ingin rasanya ia tertawa terbahak mendengar cerita Lucas yang amat lawak dan bagaimana ekspresi jengkel Shownu ketika mendengarnya pun benar-benar mengundang tawa.

"Dan Ahjusshi datang untuk membantuku kan?"

"Kau kan orang kaya, kau pasti mengenal pemilik perusahaa sialan ini."

"Bisa-bisanya dia membuat laman website lowongan yang sudah ditutup. Huh, bos perusahaan ini brengsek sekali bukan?"

"Aku bahkan harus menjual bergulung-gulung jerami untuk bisa sampai kesini!"

Sambung Lucas yang sepertinya belum selesai mengungkapkan unek-uneknya atas kejadian yang dialaminya pagi ini sedangkan Jaehyun sudah melotot dengan wajah luar biasa keras ketika mendengar omongan Lucas.

Perusahaan sialan.

Bos perusahaan ini brengsek bukan?

Dua kalimat umpatan itu seketika terekam secara otomatis oleh Jaehyun. Wajahnya merah padam membuat pegawai lainnya termasuk security hanya bisa terdiam menunggu perintah eksekusi bagi si bocah dari si bos besar yang sudah terlihat marah. Sebagian lagi ada yang kasak-kusuk membicarakan keberanian Lucas melayangkan kalimat umpatan secara langsung pada si bos yang terkenal sangar. Bocah itu sepertinya sudah dekat dengan ajal.

"Memangnya kau kemari ingin menjadi apa?"

Setelah berhasil mengendalikan emosinya Jaehyun kembali bersuara, lelaki beranak dua itu berkacak pinggang didepan Lucas yang cengengesan, "Security hehe." jawabnya enteng, Jaehyun mendengus.

"Berapa umurmu dan apa ijazah terakhirmu?"

"17 tahun, ijazah ku SMP Ahjusshi." jawabnya.

Jaehyun memijit pelipisnya mendengar jawaban Lucas, anak ini benar-benar membuatnya migrain dadakan.

"Dengar ya bocah." katanya kemudian menghela nafas pelan.

"Pertama, lowongan pekerjaan memang sudah ditutup dua minggu yang lalu."

"Kedua, perusahaan ini tidak menerima pegawai dibawah umur 20 tahun dan untuk bekerja di perusahaan ini minimal lulusan dari universitas, bukan SMP!" Jaehyun menjeda sesaat bicaranya, kemudian kembali berujar.

"Dan yang ketiga aku bukan datang untuk membantumu, aku datang untuk bekerja."

"Bekerja di perusahaanku yang sialan ini, dan kenalkan aku adalah bos brengsek yang memasang laman website padahal lowongannya sudah tutup."

Jaehyun mengakhiri kalimatnya dengan senyum sembari menjabat tangan Lucas yang justru ikut tersenyum dengan wajah berbinar, sama sekali tak peka dengan penjabaran Jaehyun barusan.

Bocah tinggi itu malah menutup bibirnya yang melongo terkejut dengan apa yang baru didengar. Lucas tak menyangka jika Jaehyun ternyata adalah bos perusahaan game yang amat digadrunginya. Lucky strike! Lucas bagai menang lotere, semangatnya untuk menjadi orang kaya secara tiba-tiba kembali muncul.

"WOAHH! INI SUNGGUHAN? KAU BOSS-NYA?"

"INI HEBAT JINJA DAEBAK!!"

Katanya riang sembari bertepuk tangan sedangkan Jaehyun langsung sweat drop mendengar respon ajaib si bocah. Tidak tau kah bocah ini jika ia sedang marah? kenapa responnya justru seperti anak TK yang baru saja mendapatkan permen padahal semua orang yang ada di kantor kecuali mereka berdua sedang terdiam takut tapi bocah ini malah— astaga Jaehyun benar-benar tak mengerti.

Hanya satu orang yang patut disalahkan atas kejadian ini.

"Sebaiknya kau pulang saja."

Jaehyun melunak, percuma sepertinya menggunakan otot untuk melawan Lucas yang besar casing-nya saja tapi otaknya kosong melompong tak paham.

"Kalau pun masih ada lowongan kami tidak bisa menerima pekerja dibawah umur sepertimu."

"Petugas akan mengantarmu ke stasiun nanti." ucap Jaehyun final setelah dirasa tak mampu mengatasi Lucas yang kini tengah melotot kearahnya.

"APA? APA KATAMU? PULANG?"

"TIDAK! TIDAK MAU!"

"YA AHJUSSHI! DENGARKAN AKU DULU HEI!"

Jaehyun menulikan telinganya dari panggilan Lucas yang kini kembali dipegangi oleh para security kantor. Tangannya memijiti kepalanya yang berdenyut karena pusing menghadapi Lucas.

"Tega sekali kau Ahjusshi, tidak ingatkah kau siapa yang menyelamatkanmu dari amukan istrimu ketika—."

Ucapan Lucas terhenti begitu saja ketika Jaehyun kembali berbalik kemudian membekap mulutnya setelah itu menarik tangan Lucas dan menyeretnya masuk kedalam kantor.

Jaehyun mengatupkan rahangnya keras dan hanya terdiam saat lift melewati lantai demi lantai hingga keduanya tiba di lantai 10. Lelaki itu keluar dengan langkah lebar dan tetap menarik tangan Lucas dengan kasar hingga bocah itu pontang-panting dibelakang mengimbangi kecepatan Jaehyun.

Mereka pun akhirnya berhenti didepan sebuah ruangan dan tanpa disangka Jaehyun menendang pintunya dengan keras hingga terbuka dan menampilkan beberapa pegawai yang terkejut atas kedatangan si bos secara tiba-tiba dan dengan cara yang tak biasa. Dengan tetap mempertahankan raut muka yang sama Jaehyun kemudian mendorong Lucas hingga berpelukan dengan Yugyeom yang berdiri disamping mejanya.

"Urus dia!"

"Ada apa ini sajangnim?"

Yugyeom yang tak mengerti bertanya pada Jaehyun yang mengapa begitu terlihat marah, sedangkan yang ditanya langsung berkacak pinggang.

"Kau yang menyebabkan kekacauan ini." jawabnya lantang.

"Aku?" tunjuk Yugyeom pada dirinya sendiri, "Maksudnya apa?" sambungnya lagi.

Jaehyun kemudian mendekat dengan wajah merah yang membuat pegawai yang berdiri disisi kanan dan kirinya secara suka rela menyingkir memberi jalan padanya. Sepatu pantovelnya yang mengkilab berhenti satu langkah didepan Lucas dan Yugyeom yang terdiam.

"Kenapa masih memposting lowongan pekerjaan yang sudah ditutup?"

"Tidak tau kah kau atas keteledoranmu itu membuat seorang remaja jauh-jauh datang kesini?"

"Bisa kau jelaskan Kim Yugyeom?" desisnya dengan suara datar membuat Yugyeom bergidik ditempatnya berdiri.

"Itu...itu karena kami lupa menghapusnya Sajangnim. Mohon maaf!"

Yugyeom membungkuk menyampaikan permintaan maaf atas keteledoran divisinya yang lupa menarik kembali lowongan pekerjaan yang diposting di website informasi perusahaan. Jaehyun hanya menatapnya datar tanpa minat.

"Aku tidak mau tau. Segera hapus postingannya dan urus anak ini dengan benar!" ucapnya tegas kemudian segera berlalu meninggalkan ruangan diiringi suara pintu yang berdebum keras.

Yugyeom menatap kepergian Jaehyun dengan desahan panjang, lelaki itu kemudian melirik Lucas yang tersenyum kepadanya.

"Annyeong haseyo, Lucas imnida." cengiran mengiringi salam Lucas pada Yugyeom

"Astaga apa yang harus ku lakukan padamu?"

Teriak Yugyeom sembari mengusak rambutnya frustasi dengan tampang ingin menangis.

— —

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam jam kerja seharusnya telah usai dua jam yang lalu. Dengan langkah tenang Jaehyun keluar dari lift menuju basement untuk mengambil mobil dansegera pulang.

Seperti biasa sebelum pulang Jaehyun pasti menyempatkan diri untuk menyapa para pegawai yang lembur atau membelikan kopi untuk security yang sedang shift jaga malam. Kali ini Jaehyun memilih mendatangi security access control yang menjaga pintu utama gedung, walau tak membawa kopi lelaki itu mungkin nanti akan memberikan beberapa lembar uang tip untuk menambah semangat pegawainya dalam bertugas.

Setelah melewati beberapa pintu dan berputar keluar ruangan kaki Jaehyun secara reflek berhenti bergerak ketika melihat seseorang sedang tertidur didekat pot berisi tanaman palem yang ada di sudut gedung. Lelaki itu kemudian mendekat berbekal sinar senter dari ponselnya untuk menerangi area dekat taman yang gelap dan setelah sampai Jaehyun hanya bisa menghela nafas kasar saat melihat siapa gerangan yang sedang tidur diatas rumput taman.

"Hei, kenapa tidur disini?"

Digoncangnya tubuh tinggi itu hingga si empunya terlonjak karena kaget, "Kenapa tidak pulang dan masih disini?" tanyanya lagi.

Pemuda itu kemudian bangun dan menyeka liurnya yang menetes lalu menatap Jaehyun dengan mata menyipit.

"Aku tidak punya uang untuk menyewa penginapan Ahjusshi, uangku hanya cukup untuk membeli tiket pulang." jawabnya.

Mendengar jawaban pemuda itu hati Jaehyun terenyuh secara tiba-tiba merasa tak tega melihat Lucas tertidur di rumput taman dengan udara sedingin ini. Meskipun bukan sepenuhnya namun Jaehyun merasa turut bertanggung jawab atas Lucas karena akibat keteledoran pegawainya pemuda itu sampai ke Seoul dengan uangnya yang pas-pasan.

Lelaki itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar hingga memunculkan uap panas yang mengepul dari bibir tipisnya, Jaehyun kemudian berjongkok didepan Lucas yang masih mengucek matanya.

"Cepat berdiri dan ikut aku pulang ke rumah." ucap Jaehyun cepat kemudian menyeret Lucas yang masih terbengong bodoh untuk mengikutinya menuju mobil.

"Kerumah?"

"Hoh? hoh?"

"Apa artinya aku akan pergi ke rumah Lee Tiway?"

Dan untuk kali pertama Lucas merasa keberuntungan mulai menaungi hidupnya.

— —

Sorry for the typo(s)

23.12.18

Continue Reading

You'll Also Like

67.8K 7.4K 25
" kamu ga sendirian angelina Christy " -chk
113K 16.8K 26
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
657K 76.6K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
252K 34.5K 24
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...