HIMPUNAN

By yestoday27

22.2M 3.1M 1.6M

[SELESAI] Himpunan is where your home is. "Kirain rumahku bukan himpunan, tapi kamu." "Diam." (feat OT21) More

0. Cast
1. Propose
2. Night Passes
3. Debate
4. Nerve
5. Calon Kabinet
6. Kabinet Irregular
7. Program Kerja
8. Menuju Raker
9. Kilas Balik
10. Aturan Api Unggun
11. Rapat Kerja
12. Secarik Undangan
13. Bandara
14. Makassar
15. Konferensi Nasional
16. Bulukumba
17. Dive and Leave
18. Isi Kepala
19. Knock On
20. Tentang Hujan
21. Mark's Words
22. That One Corner
24. Bye Bye Fever
25. Recovery
26. Perkara Proposal
27. Dua Kata
28. Semester Break
29. Bandung; Rumah
30. Ranca Upas-Day
31. Ranca Upas-Night
32. That Awkward Moment
33. Rapat Tengah Tahun
-question and answer
34. Small Secret Unveiled
35. A Little Confession
36. Solving The Unsolved
37. Penerimaan Mahasiswa Baru
38. Tahun Orientasi
39. Kembali Delegasi
40. Sekotak Surat
41. Ask Johnny
42. Hari Publikasi
43. Irregular Music Festival
44. Pretty Farewell
45. The Last Dance
spin off: hati dan februari
spin off: bangku taman
spin off: mistaken feelings
spin off: men and women
46. Lembaran Laporan
47. Musyawarah Besar
48. Perihal Klasik
49. Ujung Tombak
50. Orang Baru
51. Again, Silence
52. The Answer
spin off: behind the letter
53. Strange Feeling
54. Random Talk
55. Kalandra dan Amanda
56. Back To Square One
57. Delayed Honesty
58. Bicara Rasa
Final Chapter: Dia Bilang, Kita Rumah
rename: cast
salam, author
OPEN PRE-ORDER & FAQ
bonus chapter: happy birthday
PRE-ORDER TAHAP DUA
special chapter: happy 25, love
special chapter: hello, jef?
special chapter: ?
special chapter: dan ia yang lebih dekat...
special chapter: past, present, postpone
special chapter: eight years to infinity

23. The Heart He Breaks

288K 47.7K 27.9K
By yestoday27



"Nay!"

"Ya?"

"Gue... udah jadian.."






Naya diam untuk beberapa saat, otaknya bekerja keras untuk memproses hal yang baru saja di dengarnya.

Jantungnya berdegup berkali lipat lebih cepat dari biasanya, kakinya bergetar, hingga bahkan matanya ngga memiliki cukup kekuatan untuk sekedar berkedip.


Sepuluh detik, Naya baru terlihat akan merespon, alisnya terangkat dengan spontan, dan pandangannya tertuju tepat di mata sang lawan bicara.

"Oh?"
Hanya respon itu yang keluar dari mulut Naya.

"Sama... anak fkg yang Ten bilang tempo hari?" Tanyanya lagi mengumpulkan semua keberanian.

"Iya.."

"Oh?" Lagi-lagi respon itu.
"Kalian... kenal dimana?"

"Di acara univ Nay. Belum lama sih kenalnya, tapi gue ngga tau gimana udah merasa cukup yakin aja sama dia." Jawab Jaehyun sambil memperlihatkan senyumnya—senyum yang lama hilang dari pandangan Naya.


".......... anaknya baik?" Naya masih belum berhenti disitu. Ini terlalu mendadak dan dia belum sempat mengantisipasi segalanya, bahkan Naya ngga tau perempuan mana yang dengan beruntungnya dapat membuat Jaehyun yakin dalam waktu singkat.

"Baik Nay. Yaa ngga baik banget sih, baik standar lah, tapi anaknya nyenengin, gue suka." Jawab Jaehyun lagi, terlihat benar-benar sedang jatuh cinta.




"Oh? Cantik?" Tanya Naya, entah mengapa harus pertanyaan itu yang keluar dari bibirnya.

"Iya cantik."

Naya mengangguk sambil mengalihkan pandangannya ke arah manapun asal ngga melihat Jaehyun yang masih berdiri tegap di hadapannya.




Naya berbalik badan dan dengan kilat menghentikan air mata yang menggenang di pelupuk matanya—Jaehyun ngga boleh melihat dia menangis sama sekali. Ngga, Naya ngga mau dipandang selemah itu.



"Selamat ya—gue ngga tau—mau ngomong apalagi—selain selamat." Kata Naya dengan kalimat yang terpotong-potong serta masih terus bergerak dan mengedarkan pandangannya.

"Makasih Nay." Angguk Jaehyun sambil tersenyum tipis.
"Lo baik, jangan kelamaan sendiri, banyak yang suka sama lo." Kata Jaehyun, membuat Naya mengangkat kepalanya demi mendengar respon tersebut.

"Gue ngga tau siapa yang lo maksud. I was never loved—by anyone—I don't know."

"You'll find out, soon. Percaya sama gue, lo pasti tau kok nanti." Katanya sambil menepuk sebelah pundak Naya.

Naya ngga lagi menggubris omongan Jaehyun, begitu pula dengan Jaehyun sendiri, dia ngga lagi membahas mengenai basa-basi itu.




"Nay, gue mau peluk, boleh?" Jaehyun berkata dengan suara pelan, membuat Naya menatapnya nanar.


"Ngapain? Biar apa?"

"Ya gapapa, gue cuma mau membagi kebahagiaan gue sama temen baik gue."

"Oh? Gue? Temen baik lo? Oh sure, yeah, hugs, okay, good." jawab Naya dengan bahasa yang udah ngga beraturan—seperti perasaannya saat ini.



Jaehyun menarik Naya ke pelukannya, menenggelamkan kepala Naya ke dada bidangnya dan menempatkan dagunya sendiri di atas kepala Naya.

Ia mengelus punggung Naya pelan sambil mengatakan sesuatu di tengah heningnya keadaan. "Makasih ya Nay. Selalu buka hati lo buat siapapun yang baik sama lo." Katanya kemudian melepaskan pelukan.



"Gue balik ya? Lo langsung tidur, ngga usah main hp dulu. Jangan mikirin apa-apa. Pokoknya langsung tidur, oke?" Ujar Jaehyun lagi, kali ini sambil mengacak rambut Naya sekaligus kewarasannya yang sudah tinggal segenggam.

-



Naya masuk ke kamarnya dengan hati yang berantakan, entah harus diletakan dimana perasaan-perasaannya yang tertinggal.

Duduk di kasur dan menatap tembok kamar dengan pandangan yang kosong, tiba-tiba Naya menunduk. Tangisnya pecah.

Naya menutup mulutnya dengan tangannya sendiri, menahan agar tangisan itu ngga terdengar keras dan mengganggu penghuni kosan lainnya.

Berkali-kali ia menepuk dadanya sendiri, berusaha menepis perasaan luka yang memaksa untuk masuk dan menguasai dirinya.



"Oh.... it hurts.... why does it hurts...." katanya masih terus memukul-mukul dadanya, entah untuk menguatkan atau bahkan memperparah siksaan.



Naya terlalu lama merasa kosong, tanpa rasa cinta maupun rasa luka. Kedatangan Jaehyun yang membawa keduanya dalam waktu yang berdekatan membuat Naya merasa semakin ngga karuan.

Sesak di dadanya semakin parah, karna tangis itu harus dengan terpaksa ditahan dan tidak diberikan ruang untuk pecah.



Naya meraih ponselnya kalap, menelusuri list kontak, mencari seseorang untuk diajak bicara.



Mark Lee



Dengan tangan bergetar, ia menekan tombol call untuk mengantarnya berbicara dengan Mark.


"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area."




"Shit." Naya mengumpat pada dirinya sendiri dan mengacak rambutnya kasar.


Berkali-kali mengatur nafas, Naya mulai menenangkan dirinya sendiri. Tangisnya mereda, namun pikirannya semakin melanglang ke tempat yang ngga semestinya ia datangi.

Menggenggam ponselnya, Naya membuka aplikasi chat untuk kembali mencari seseorang untuk diajak bicara. Tanpa berpikir panjang, Naya membuka kontak teratas di chatnya—Doyoung.



Naya
Doy
Mau nanya



Tanpa harus menunggu lama, Naya segera mendapatkan balasan.



Doyoung
Apa

Naya
Gue jelek bgt ya?

Doyoung
?

Naya
Jawab
Gue serius

Doyoung
Knp lo?
Br ditolak cowo gara2 jelek?

Naya
Ngga
Penasaran aja
Jawab

Doyoung
Ngga

Naya
Ngga apa?

Doyoung
Lo ngga jelek

Naya
Jangan bohong....

Doyoung
Yaudah maaf...

Naya
Maaf apa?

Doyoung
Maaf gue bohong

Naya
Yang bener dong brengsek

Doyoung
Santai dong
Lo minta gue puji apa gmn
Ga ngerti gue
To the point aja

Naya
Gue minta lo jujur
bukan muji

Doyoung
Yaudah
Ga jelek
Tapi ya ga cantik juga
Standar lah

Naya
Bajingan

Doyoung
Mending lo block gue aja deh nay
Salah mulu gue

Naya
Gue sedih

Doyoung
Knp?

Naya
Gapapa sedih aja

Doyoung
Sedih tp gapapa
Gapapa tp sedih
Lo maunya apaan

Naya
Knp sih gue lg sedih
malah dimarahin...

Doyoung
Ya makanya lo ngomong
yg bener lo knp naya
Gue telp ya?

Naya
Lah?
Tumben?
Mabok lo ya?

Doyoung
Lo dmn

Naya
Kosan

Doyoung
Yaudah gue kesana

Naya
Apaan sih?
Lo mabok beneran ya??

Doyoung
Katanya sedih?

Naya
Yaiya
Tapi gausah ke kosan jg??
Mau ngapain??

Doyoung
Liat lo sedih
Jarang2 kan
Kapan lagi lo sedih

Naya
Brengsek:)

Doyoung
Udh senyum blm skrg?

Naya
Apaan dah

Doyoung
Udah ah gue mau tidur

Naya
Gmn sih
Tadi bilangnya mau nelp

Doyoung
Ah elah
Ngomong kek drtd minta di telp
Ribet


Doyoung is calling...


Dalam hitungan detik, Doyoung langsung menelfon Naya dan Naya mengangkat telfonnya tanpa suara. Dan Doyoung juga sama sekali ngga menyapa di ujung sambungan.

Sepuluh detik mereka saling menunggu siapa yang akan menyapa lebih dulu.



"Pulsa gue keburu abis kalo lo ngga ngomong." Akhirnya Doyoung membuka pembicaraan dengan mengomel.

"Kenapa ngga free call aja sih?"

"Nanti putus-putus."

"Bagus dong kalo putus berarti ada yang pernah dijalin."

"Ngomong apaan sih lo. Lo kenapa?"

"Hngggggggg." Bukan menjawab, Naya malah mengeluarkan suara ngga jelas.

"Gausah sok lucu. Kenapa lo?"

"Jaehyun udah punya pacar......."

"Oh ya? Pacaran sama siapa dia?"

"Gatau anak fkg....."

"Ya terus gimana? Terus kenapa kalo dia jadian?"

"Gue nangis............"


"Naya." Doyoung memanggil Naya, namun ngga ada jawaban.



Dalam hitungan detik, suara yang sampai di telinga Doyoung bukan lagi suara Naya yang selalu berteriak dan mengumpat, melainkan suara isakan yang tertahan.

Pertahanannya runtuh kembali, kali ini tepat di telinga Doyoung, orang yang entah layak atau ngga untuk mendengarkan tangisnya di tengah malam.



"Naraya?" Panggil Doyoung lagi, kecemasan tersirat dengan jelas dari suaranya.

"Nay?"

"Lo gapapa?"

"Lo beneran gamau gue kesana?"

"Naya?"



Naya masih juga ngga menjawab, terlalu sibuk dengan tangis yang harus ia atur untuk berhenti.

"Nay gue kesana ya." Kata Doyoung. Naya bisa mendengar suara grasak grusuk melalui ponselnya. Suara itu timbul dari gerakan Doyoung yang seketika berdiri dan mencari kunci motornya, bersiap untuk keluar dan pergi ke tempat Naya.

"Jangan...... gue mau sendiri...... please...... gue lagi jelek banget......."

"Apaan sih Nay alasan lo? Lo ngga jelek."

"Ngga... gue jelek makanya Jaehyun gamau sama gue...."

"Ngga... mungkin emang anak fkg itu lebih cantik aja dari lo."

"Kan.... emang lo brengsek......" Naya berbicara sambil masih terisak.

"Iya iya maaf maaf. Terus lo mau gue ngapain?"

"Gatau....."

"Tidur sana."

"Gabisa..."

"Bisa."

"Gabisa."

"Bisa Naya."

"GABISA!" Naya berteriak.



"Astaga Nay, lo senaksir itu ya sama Jaehyun?"

"Gue juga ngga tau...."

"Udah Nay udah, ngga usah nangis lagi. Udah. Udah ya?" Doyoung berusaha membuat suaranya sehalus mungkin untuk membuat Naya merasa tenang.

"Gabisa.... gue rasanya kaya sedih banget padahal gue bukan siapa-siapa.... kaya.... ternyata baiknya dia tuh sama sekali ngga ada maksud apa-apa...."

"Iya.. paham kok gue.. terus sekarang lo maunya gimana?"

"Ngga tau....." katanya masih sambil menangis dengan suara yang tertahan.


"Udah cuci muka?" Tanya Doyoung tiba-tiba.

"Belum..."

"Cuci muka dulu, sikat gigi, ganti baju. Cepet gue tungguin. Ayo Nay sekarang jangan ditunda nanti keburu lo ketiduran. Ini telfonnya ngga usah dimatiin, biarin aja."

"Tapi nanti pulsa lo abis gede...."

"Gapapa tinggal beli lagi. Ayo cepet cuci muka sana." Perintah Doyoung kembali.

"Iya..." seolah terhipnotis, Naya langsung beranjak menuju kamar mandi.



Setelah beberapa menit, Naya kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya.

"Udah?" Tanya Doyoung.

"Udah..."

"Matiin lampu kamar, ngga usah pake skincare dulu, besok aja."

"Iya..."

"Tutup mata lo, merem."

"Gue belum bisa tidur...."

"Udah makanya nurut sama gue. Merem. Ngga usah ngomong apa-apa. Handphone lo di loudspeaker aja ngga usah ditempel di telinga."

"Lo mau ngapain sih......."

"Udah diem aja. Dengerin gue."



Naya memejamkan matanya dengan posisi ponsel yang ia letakan di sebelahnya dalam posisi loudspeaker yang menyala, mengikuti perintah Doyoung.

Diujung sana Doyoung sempat diam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya mengembalikan suara serta pemikirannya untuk disampaikan pada Naya.

Doyoung menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar, suaranya tampak lebih gusar daripada Naya yang seharusnya lebih hancur sekarang.


"Nay, gue ngga tau lo udah sedeket apa sama Jaehyun sampe lo bisa sesedih ini. Gue ngga mau ngomong banyak, gue juga ngga tau gimana caranya bikin lo tenang. Yang jelas, makasih udah ngehubungin gue dan ngga ngebiarin diri lo nangis sendirian."


"Jangan pernah nangis sendirian ya Nay, ada gue, please... jangan pernah sendirian.."



-

Rekomendasi lagu untuk hati yang patah seperti Naya:

Teardrops on My Guitar - Taylor Swift
Sunflower - Sierra Burger Is a Loser OST
Thursday - Jess Glynne
Impossible - Shontelle
Billie Eilish - idontwannabeyouanymore

Mungkin ada yang mau menambahkan?

Continue Reading

You'll Also Like

241K 19.4K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1.6K 371 11
[Teen Fiction] Every teenagers have their own problem especially love. Ft. Enhypen, Monday and Jihan Weeekly, Yuna Itzy, and Winter Aespa Oct 1, 2021...
40.5K 3.6K 9
Kau ada disana setiap hari, tersenyum ke arahku Kau membuatku bingung Aku ingin berkenalan denganmu Lalu aku tersadar akan semuanya 7 hari dalam hidu...
8.6K 1K 33
Semua orang juga tahu, di mana ada Agatha pasti ada Aruna dan Agas dibelakangnya. Di mana ada Aruna, pasti ada Agas dan Agatha disampingnya. Begitula...