Summer, Mom and Watermelon

ะ’ั–ะด jeffjung

1.9M 163K 42.1K

๐”๐–๐”๐‚๐”๐‹๐“๐”๐‘๐„ โœ… ๐Œ๐€๐‘๐‘๐ˆ๐€๐†๐„ ๐‹๐ˆ๐…๐„ โœ… ๐Œ-๐๐‘๐„๐† โœ… ะ‘ั–ะปัŒัˆะต

Prolog
Chit Chat with Haraboji
Mommy's Fanboy
[Special Chapter] Happy Birthday Jung Minhyung
MERAH JAMBU
[Special Chap] ANOTHER PINK
for him. [Another Pink Sequel ๐Ÿ”ž]
Boss
Mommy's Fanboy 2.0
Boss II [Re-Update]
[Special Chapter] Rosenante
Tyty, Do You Love Me?
Entrust
Last Romeo
My Page
Cure
[Special Chapter] Vroom Vroom Squad
Chรฉrie
Reconnaissant
Pieds nus
barbe ร  papa ๐Ÿ”ž
New Heroes
clair de lune
[Special Chap] Abeille
en fuite
Sourire
[Prequel;] Dear Dream
queenty time
Dear Dream
Dearest
Cure 2.0
I L (ambo) U
Mommy's Fanboy 3.0
New Member
Teenager vs Teen-anger
our.
tyraphy
Soufflรฉ
Uwugami
a p r i l
J-A-E-H-Y-U-N
Mouette
Bucin
A letter for daddy
r e d. [18+]
Geschwister
chien enragรฉ
Sweet Crime
una lecciรณn
Tiroir ๐Ÿ”ž
Dream in a Dream
Soulmate
Domestic

fait maison

28.7K 2.5K 900
ะ’ั–ะด jeffjung

Bagi sebagian orang acara reuni mungkin adalah momen yang sangat istimewa, lewat reuni kita bisa bertemu teman-teman lama yang sudah jarang bahkan tak pernah lagi saling berjumpa atau mungkin telah lost contact sekian lama selepas jenjang sekolah maupun perkuliahan. Saling bertukar cerita dan bernostalgia dengan kenangan-kenangan tentang hari-hari sekolah dulu, sharing tentang kehidupan maupun karir yang kini dijalani, pencapaian masing-masing, hingga tak jarang merembet ke persoalan hubungan pribadi dibalut suasana keakraban yang penuh canda tawa.

Tapi tidak semua orang suka dan bisa meluangkan waktunya datang ke acara bertajuk temu kangen seperti ini, beberapa pastilah ada yang memilih mangkir dengan alasan sibuk serta berbagai alasan klise lainnya atau bisa pula datang namun hanya sekedar hadir dan tak benar-benar menikmati esensi dari acara tersebut selain sebagai ajang kumpul-kumpul yang tak dipungkiri selalu dibumbui aksi tebar pesona dan pamer kekayaan.

Salah satunya Jaehyun, sejak kedatangannya setengah jam yang lalu disebuah restoran dimana acara berlangsung ia sama sekali tak beranjak dari sofa yang didudukinya. Lelaki itu hanya duduk diam memainkan ponsel, terlampau malas mengamati dan bergabung dengan beberapa gerombolan teman semasa SMA-nya yang sedang sibuk mengobrol diselingi tawa keras yang benar-benar mengganggu di telinga. Jika bukan karena bujuk rayu Mingyu yang beberapa hari ini terus menerornya dengan berbagai pesan ajakan untuk datang memenuhi undangan reuni mungkin ia takkan pernah sudi hadir dan memilih absen seperti kebiasaannya yang sudah-sudah.

"Jangan pulang dulu Jung, setelah ini masih ada sesi foto bersama." ucap Mingyu memperingati lalu mengambil tempat untuk duduk di seberang Jaehyun yang tak menghiraukan ucapannya karena lebih fokus menatap ponselnya dengan alis menukik dan wajah yang memerah. Kim Mingyu meringis merasa tak enak di tempat duduknya, ia paham jika Jaehyun pasti sudah tidak betah berada dalam perkumpulan ramai seperti ini, tapi jika keduanya pergi sekarang akan terlihat mencolok sekali karena Mingyu adalah salah satu orang yang men-support penyelenggaraan acara.

"Kau membuatku menghabiskan waktu dengan percuma hanya untuk acara konyol seperti ini Ming." balas Jaehyun datar, menampilkan wajah jengahnya terang-terangan untuk mengungkapkan bahwa ia sudah tak tahan lagi untuk tetap tinggal.

"Ey, sabar. Kau ini membosankan sekali, makanya jangan hanya duduk disini. Berdiri dan berbaur lah dengan yang lain." imbuh Mingyu lagi sembari menunjuk kawan-kawannya yang duduk didepan meja mereka, Jaehyun mendengus tak berminat.

"Boleh aku bergabung disini?" seseorang tiba-tiba muncul diantara keduanya, menatap Mingyu dan Jaehyun bergantian penuh harap dengan senyuman manis yang mengembang. Wanita itu seketika menjadi pusat perhatian para peserta reuni yang lainnya, mereka mulai kasak-kusuk saling berbisik dan bertanya-tanya tentang sosok cantik berdiri anggung didepan Mingyu dan Jaehyun.

"Tentu, duduklah." ujar Mingyu menjadi satu-satunya yang balas tersenyum dan mempersilahkan wanita berambut panjang itu untuk duduk diseberang. Mata sipit Mingyu menatap lekat si wanita dari atas kebawah, menilai setiap hal yang menempel di tubuh sempurnanya dengan seksama. Wanita itu seolah ingin menunjukan tingkatan kelasnya pada semua yang hadir dalam acara lewat gaya berpakaiannya yang modis dan bermerek dari ujung kepala hingga kaki.

"Apa kabar?" si wanita membuka percakapan setelah beberapa saat ketiganya hanya saling diam. "Kau, Kim Mingyu yang dulu dari kelas IPA kan?" tambahnya sembari menyilakan helaian rambut hitamnya ke telinga guna menyebarkan percikan pesona pada dua lelaki tampan didepannya. "Iya benar, kau mengenalku?" jawab Mingyu antusias atas pertanyaan si wanita cantik yang ternyata me-notice dirinya lebih dulu, wanita itu kemudian terkekeh, "Ya! Kim Mingyu apa kau melupakanku?" si wanita menjawab lagi dengan suara yang terdengar lebih akrab seolah ingin menunjukan bahwa mereka dulunya memang saling mengenal.

"Astaga! Chaeyeon!" pekik Mingyu sembari menepuk jidat setelah berhasil mengingat-ingat nama wanita di depannya, si lawan bicara melipat tangan didepan dada dan memutar matanya malas namun tetap tersenyum saat mendengar pekikan Mingyu. "Ini benar kau? Astaga aku bahkan tak mengenalimu!" lelaki bermarga Kim itu heboh menilai wajah Chaeyeon yang merupakan mantan teman sekelasnya yang telah amat jauh berbeda dengan wajahnya ketika jaman SMA dulu, Jaehyun yang disebelahnya hanya mengerutkan alis melihat kelakuan Mingyu.

Chaeyeon mengangguk malu-malu, "Kalian juga berubah, terutama Jaehyun." ujarnya kemudian menoleh untuk beralih fokus pada lelaki berkemeja biru yang sedari tadi hanya diam tanpa ada niat untuk bergabung dalam obrolan. Merasa namanya ikut terseret Jaehyun kemudian ikut menoleh pada Chaeyeon dengan senyum sekilas untuk menghilangkan kesan sombong yang mungkin muncul dalam presepsi si wanita didepannya jika ia terus-terusan diam. "Apa? aku kenapa?" tanya Jaehyun menimpali, sekedar berbasa-basi agar percakapan terus mengalir.

"Kau terlihat semakin tampan." Chaeyeon menumpu dagu lancipnya dengan tangan terawatnya yang berhiaskan barisan cincin mahal, secara terang-terangan melayangkan pujian pada lelaki didepannya dengan senyum yang terus mengembang dan tatapan yang tak lepas menatap Jaehyun yang bahkan tak meliriknya karena sibuk membalas pesan demi pesan yang dikirimkan istri kesayangannya. Sedangkan Mingyu memilih undur dari percakapan dan menyibukan diri dengan menghabiskan camilan yang tersedia diatas meja.

Ia sudah menduga pasti percakapan yang dibuat wanita ini akan berat sebelah cenderung ke arah Jaehyun. Lulus bertahun-tahun dari SMA tak serta merta memudarkan ingatannya akan riwayat si wanita yang dulu pernah naksir berat dengan lelaki beranak dua itu semasa sekolah. Senyum remehnya tersungging menatapi Chaeyeon yang sedang beraksi memberikan sinyal-sinyal godaan pada Jaehyun yang hanya sesekali menanggapi.

Umpan Mingyu pun dimakan dengan sempurna, menilai dari respon si wanita tampaknya Chaeyeon masihlah tetap menjengkelkan serta obsesinya pada Jaehyun yang rupanya belum juga hilang. Chaeyeon tidak tau saja jika Mingyu hanya pura-pura lupa dan tak mengenalinya, bagaimana ia bisa lupa jika selama tiga tahun di tingkat SMA wanita yang dianggapnya sebagai nenek sihir karena judes dan galak itu selalu menempeli Jaehyun untuk menarik perhatiannya dengan cara-cara yang menyebalkan dan kampungan. Walaupun itik buruk rupa itu sudah berubah wujud menjadi angsa dengan jubah mahal tetap saja pandangan Mingyu tak pernah berubah padanya, hati dan wajahnya sama-sama palsu walaupun dipermak berkali-kali tetap saja jelek.

"Kau bahkan bisa mengencani seorang artis dengan penampilanmu saat ini. Benar kan Mingyu?"

Mingyu tersedak kacang yang sedang dikunyahnya ketika mendengar ucapan yang keluar dengan ringan dari bibir merah Chaeyeon. Dalam hatinya ia tertawa keras, menertawai keberanian si wanita yang terlalu percaya diri melayangkan pujian demi pujian pada Jaehyun untuk mengemis perhatiannya padahal yang diajak bicara sedari tadi hanya menjawab ya dan tidak bagaikan robot rusak.

"Kau benar Chaeyeon-ssi!" Mingyu kembali menanggapi, "Bagaimana Jaehyun, apa kau tidak berfikir untuk mengencani seorang artis?" koornya seolah memberi angin penyegaran tambahan dalam usaha Chaeyeon mengkode Jaehyun.

"Tentu." balas Jaehyun cepat dengan senyuman lebar disertai lesung pipinya yang mencekung dalam membuat Chaeyeon seketika sesak nafas ditempat saat melihat wajahnya. Wanita itu tersipu-sipu padahal jika ditilik lebih jauh satu-satunya alasan yang membuat Jaehyun tersenyum adalah karena melihat video Jeno dan Mark yang dikirimkan Taeyong, lelaki itu tidak bisa mengendalikan ekspresi gemas ketika melihat anak-anaknya hingga senyum langka itu meluncur begitu saja dan justru disalah artikan Chaeyeon yang mengira senyum itu ditujukan untuk dirinya.

"Nah!" Mingyu bertepuk tangan dan tertawa keras lalu mengacungkan jempolnya pada Jaehyun yang kemudian menatapnya aneh. "Eh bukannya Chaeyeon sekarang juga artis ya?" sambungnya dengan mimik wajah bodoh setelah menyadari jika wanita didepannya ini adalah seorang artis yang baru saja naik daun yang belakangan menghiasi beberapa iklan layar kaca.

"Eum, ya begitulah. Aku baru saja mulai memulai karir ku Mingyu." ucapnya malu-malu.

"Ah begitu ya, tak apa yang penting sudah jadi artis. Benar kan Jaehyun?" lagi-lagi Mingyu mendongkrak ke-geeran Chaeyeon yang sudah naik ke awang-awang akibat senyum Jaehyun, wanita itu semakin tersipu dengan wajah memerah malu ketika Jaehyun mengangguk sebagai respon. Dalam hatinya bersorak-sorai, tak sia-sia usahanya menyempatkan diri datang ke acara begitu mengetahui nama Jung Jaehyun ada didalam list tamu dan berdandan secantik mungkin dengan tujuan menarik atensi para alumni sekolah terutama lelaki tinggi tersebut.

Ia juga tak mengira jika Jaehyun datang bersama lelaki gingsul bernama Mingyu yang justru membantunya tetap membangun obrolan dengan Jaehyun yang pasif padahal semasa sekolah lelaki inilah yang berdiri paling depan dan mati-matian menjauhkan Jaehyun dari jangkauannya. Keberuntungan sepertinya sedang menaungi Chaeyeon hari ini.

Seolah dapat membaca apa yang dipikirkan Chaeyeon, Mingyu semakin menyunggingkan seringainya atas jawaban Jaehyun. Ya jelas lah Jaehyun akan menjawab demikian karena semua orang juga tau bahwa Jung Jaehyun bukan hanya bisa mengencani tapi me-ni-ka-hi seorang yang bahkan lebih populer daripada embel-embel 'artis' yang dibangga-banggakan Chaeyeon.

Wanita ini bodoh atau pura-pura bodoh? atau wanita ini adalah orang kaya yang sebenarnya adalah mahluk primitif yang tak mengikuti jaman dan teknologi hingga membuatnya se-kudet ini tentang berita yang telah menyebar luas mengenai Jaehyun? Inginnya Mingyu berteriak 'tolol' didepan wajahnya yang menyebalkan, namun ia masih betah menikmati drama kaleng yang tersaji didepannya dan sudah mempersiapkan lambungnya untuk tertawa di akhir drama.

Obrolan ketiganya terus belanjut didominasi Chaeyeon dan Mingyu, Jaehyun hanya menyimak sesekali menimpali guna membunuh waktu yang tak juga kunjung mengakhiri reuni bodoh ini. Hingga tak terasa satu per satu undangan mulai meninggalkan tempat acara, Jaehyun menilik alrojinya memberikan singgungan secara tersirat pada Mingyu yang tampak masih asik untuk bangkit dari duduknya dan bergegas pulang.

Mingyu yang peka tentu segera menangkap gestur Jaehyun dan segera mengiyakan ajakannya, maka segeralah lelaki itu mengucap kalimat perpisahan pada Chaeyeon yang nampak cemberut karena keduanya sudah akan beranjak, lebih tepatnya menyesalkan kepergian Jaehyun yang terlihat terburu-buru bahkan menolak sesi foto bersama yang sedari tadi Chaeyeon dinanti-nantikan, pupus sudah harapannya untuk berfoto dengan Jung Jaehyun. Namun gagal foto bersama belum berati usahanya berakhir, bukan Chaeyeon namanya jika tidak punya seribu satu akal untuk menahan sejenak lelaki berdimple itu tetap ditempatnya berdiri.

"Senang bertemu denganmu hari ini Jaehyun-ssi, kuharap kita bisa bertemu lain kali untuk sekedar minum teh mungkin?" ujarnya dengan nada bicara yang sengaja dibuat untuk meninggalkan kesan semenawan mungkin ketika keduanya berjalan bersisian menuju pintu keluar. Dibelakangnya Mingyu terlihat mengunyah permen karetnya bagaikan kambing ompong guna mengolok-olok sikap agresif Chaeyeon yang membuatnya seketika ingin muntah dan menempelkan permen bekas ke wajahnya.

"Boleh saja, kapan?" Jaehyun menanggapi dengan senyuman ramah, kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana ripped jeans birunya memberikan serangan tambahan bagi Chaeyeon yang sudah kegirangan karena mendapat respon tak terduga dari Jaehyun.

"Benarkah?"

"Eum, bagaimana kalau besok? apa kau sibuk?" sambar Chaeyeon cepat dengan wajah girang yang sudah tak terbendung pada Jaehyun yang lantas menampilkan ekspresi berpikirnya. "Tidak, aku ada dirumah besok." jawabnya.

Ucapan Jaehyun membuat Chaeyeon sekuat tenaga menahan diri untuk tak melompat dan memekik saking senangnya. "Benarkah? jadi dirumahmu?" tanyanya memastikan, Jaehyun kemudian mengangguk. Seorang Jung Jaehyun mengundangnya minum teh bersama dirumahnya pada pertemuan pertama? Kyaa!— Chaeyeon senang bagai kesetanan bukan kepalang.

"Iya, datang saja."

"Kebetulan besok Ibunya anak-anak ada dirumah."

Jaehyun berujar dengan tetap diselingi senyum pada Chaeyeon yang seketika membatu ditempat saat mendengar kalimat yang baru saja diucapkannya. "Kalau begitu saya duluan Chaeyeon-ssi." pamit Jaehyun tak membiarkan Chaeyeon beraksi lebih lanjut sembari melirik Mingyu yang sudah terpingkal-pingkal memegangi perutnya saat melihat ekpresi bodoh yang ditampilkan Chaeyeon begitu mendengar perkataan Jaehyun yang seolah menjatuhkan dengan keras andai-andainya yang sudah membumbung tinggi ke dasar lumpur penuh kotoran babi.

Jaehyun tidak bodoh membaca gerak-gerik Chaeyeon sejak tadi, wanita itu memanglah dikenal berperangai genit, pengganggu dan menyebalkan namun Jaehyun sudah kebal, masa bodoh dan takkan pernah terpancing dengan segala aksi yang dilancarkan si wanita. Ia adalah lelaki dewasa yang sudah  beristri  tidak perlu rasanya bersikap keras dan jelas dalam menolak Chaeyeon walaupun dalam hatinya sudah jengah sedari tadi. Jaehyun rasa kalimatnya barusan sudah cukup menegaskan bahwa ia sudah memiliki ikatan dan tak goyah sedikit pun dengan godaannya. Itupun jika Chaeyeon cukup waras untuk mengerti maksudnya, tapi sejujurnya paham atau tidak Jaehyun sama sekali tidak perduli.

"Ibunya anak-anak?" monolog Chaeyeon pada dirinya sendiri, otaknya dipaksa berfikir namun tetap terlalu lambat memproses kalimat Jaehyun yang sudah menghilang dibalik pintu mobilnya. "Jaehyun sudah menikah?" bentaknya pada Mingyu yang masih tinggal setelah menyadari arti dari ucapan Jaehyun padanya, yang ditanya kemudian menoleh dengan wajah konyol seolah menambah kesan remeh pada wanita didepannya.

"Kenapa? terkejut? pffttt—," olok Mingyu pada Chaeyeon yang menatap jengkel kearahnya.

"Aduh kecewa hahahaha." ejeknya lagi dengan gestur memegangi dadanya seolah kesakitan, membuat Chaeyeon yang melihat langsung mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Ya! dengar ya nenek sihir, biar kuberi tahu satu hal." ucap Mingyu merubah ekspresi konyolnya menjadi serius dan memulai kalimatnya.

"Semahal apapun pakaian yang kau kenakan dan setinggi apapun predikatmu, kau akan tetap terlihat murah jika bersikap seperti tadi."

"Seseorang terlihat mahal dan istimewa itu pertama dilihat dari sikapnya, kedua dari ucapannya ketiga dari hatinya." mendengar ucapan Mingyu air muka Chaeyeon semakin berubah keruh, "Jelas saja Jaehyun tak melirikmu sama sekali baik dulu maupun sekarang karena ia adalah orang yang pandai membaca sikap seseorang."

"Apalagi sekarang ia telah memilki sesuatu yang mahal dan tak terbeli oleh apapun, jadi ku peringatkan padamu jangan pernah berani untuk beandai-andai, berkhayal ataupun bermimpi bisa merebut perhatiannya!" Mingyu melirik Chaeyeon dari atas kebawah dengan tatapan remeh, wanita itu semakin memerah karena malu atas ucapannya.

"Ingin melihat kemahalan yang sesungguhnya?"

"Kurasa minum teh bersama 'Ibunya anak-anak' memang perlu kau lakukan. Sampai jumpa!"

Ringisan penuh ejekan mengakhiri khotbah Mingyu pada Chaeyeon yang menatapnya bengis dengan wajah memerah marah karena merasa harga dirinya jatuh akibat ulah si lelaki. Wanita itu bahkan mengacungkan jari tengahnya pada Mingyu yang meninggalkannya dengan tawa terbahak.

— —

Setelah selesai menghadiri acara reuni Jaehyun segera pulang kerumah dan langsung disambut sapaan riang jagoan pertamanya diambang pintu, terlebih ketika si sulung melihat ayahnya membawa sebuah semangka besar ditangan, balita itu langsung bersorak penuh suka cita membuat sang ibu harus membekap mulutnya yang berisik karena membuat si adik terusik dalam tidurnya.

Keriangan Mark tak berlangsung lama ketika ibunya atas perintah Jaehyun justru menyimpan buah menyegarkan itu kedalam kulkas dan tak membelahnya seperti yang ia harapkan. Bukan tanpa alasan Jaehyun meminta istrinya menyimpan buah tersebut padahal di siang hari begini memanglah sangat menyegarkan jika memakan buah semangka, namun Jaehyun membelinya bukan hanya untuk dinikmati tapi dihadiahkan kepada Mark sebagai reward jika ia bersedia melakukan satu hal yang sudah menjadi kesepakatan antara ayah dan anak itu beberapa hari yang lalu.

"Mark kemari!" panggil Jaehyun pada Mark yang terduduk didepan kulkas dengan bibir manyun meratapi perpisahannya dengan si semangka yang bersembunyi dibalik benda kotak besar tersebut. Melihat Mark yang hanya diam tak mengindahkan panggilannya membuat Jaehyun berinisiatif untuk mendatangi si anak.

"Mark mau makan semangka?" tanyanya setelah sampai dan berjongkok dihadapan Mark yang mengangguk lugu. "Markeu ingat tidak janji yang dibuat bersama daddy kemarin?" sambungnya sembari mengelus-elus pipi Mark yang menggembung lucu, yang ditanya hanya menatapnya polos kemudian menggeleng membuat Jaehyun langsung menoleh pada Taeyong yang sedang mencuci dot Jeno untuk meminta bantuan seperti biasa.

"Jika mommy tidak salah ingat bukannya kemarin daddy berjanji membelikan semangka jika Minhyung mau memotong rambut ya? Benar kan daddy?" ucap Taeyong kemudian yang paham akan tatapan Jaehyun padanya, sang suami langsung mengangguk dan tersenyum tertahan melihat akting natural dari istrinya.

"Uh? Benalkah? Markeu lupa daddy." Cicit Mark pelan pada Jaehyun yang kemudian tersenyum gemas. "Jadi mau semangka atau tidak?" tanyanya mempertegas pada si anak, "Mau!" jawab Mark tanpa pikir panjang.

"Jadi, jika ingin semangka harus?"

"Potong lambut!" teriak Mark dengan suara cadelnya, membuat ibunya harus geleng-geleng kepala pasalnya ia was-was suara sang kakak kembali mengusik adiknya.

Kadang kala menjadi seorang ayah dirasa Jaehyun lebihlah hebat daripada menjadi seorang superhero karena menjadi ayah mengajarkan banyak hal yang selama ini bahkan tak pernah ia sangka bisa ia lakukan terutama dalam perkara mengurus anak, banyak hal-hal sederhana yang ternyata jika dilakukan mungkin akan meninggalkan kenangan manis tersendiri jika nantinya anak-anaknya sudah tumbuh dewasa, contohnya kecilnya adalah mencukur sendiri rambut putranya.

Semula Jaehyun tidak menyadari jika ia memiliki bakat terpendam dalam urusan rambut seseorang, sampai suatu hari Jaehyun dan Taeyong pernah membawa Mark ke sebuah salon untuk merapikan rambutnya yang sudah memanjang namun anaknya itu justru mengamuk karena tidak ingin rambutnya dipotong. Merasa kewalahan Jaehyun pun lantas membawa Mark pulang dan begitu sampai dirumah ia memberanikan diri mencoba untuk mencukur rambut anaknya sendiri yang saat itu masih bayi dan ajaibnya Mark sama sekali tidak menangis, justru terlihat tenang menyedot susunya dalam pangkuan Taeyong saat Jaehyun menggunting helai demi helai rambutnya. Kebiasaan itu akhirnya terus berlanjut hingga sekarang, Mark tak perlu lagi kesalon saat rambutnya mulai memanjang karena rambutnya akan kembali rapi ditangan ayahnya sendiri.

Segala peralatan sudah disiapkan, si balita pun telah duduk di kursi empuknya dengan jubah yang menutupi tubuh gebulnya yang hanya terbalut celana pendek hingga lutut siap untuk menjalani eksekusi bagi rambutnya yang sudah menjuntai melewati kerah dan telinga. Dibelakangnya Jaehyun menyisir rambut Mark kemudian mulai menggunting rambut hitam itu dengan penuh konsentrasi.

"Beritahu daddy jika merasa gatal ok?" ucapnya pada Mark yang kemudian mengangguk, Jaehyun dengan khidmat melanjutkan kegiatannya merapikan sisi kanan dan kiri kepala Mark lalu ke bagian-bagian lainnya. Tak berselang lama rambut Mark telah memendek dengan potongan model mangkuk lucu nan menggemaskan.

"Aigoo, tampannya anak ayah." pujinya pada Mark yang tertawa lucu memandangi model rambut barunya di depan cermin yang dipegang Jaehyun. "Kau suka rambut barumu?" tanyanya pada si anak yang langsung mengangguk-angguk lucu. "Thank you daddy!" ujarnya polos disertai sebuah kecupan di pipi untuk sang ayah yang kemudian tertawa. "Sama-sama Minhyungie, tunggu disini dulu ya daddy akan mengambil bedak." ucap Jaehyun sebelum berlalu dan melepaskan Ruby dari kandang untuk menemani Mark bermain di halaman belakang rumah, lelaki itu lalu bergegas menuju kamar untuk mengambil bedak.

"Astaga!"

Jaehyun mengelus dadanya karena terkejut saat berhadapan dengan Taeyong yang dengan tiba-tiba membuka pintu kamar ketika ia akan masuk, bagaimana tidak terkejut jika lelaki mungil itu muncul dengan keadaan rambut acak-acakan yang menutupi wajahnya.

"Kau mengagetkanku sayang!" tegurnya pada Taeyong, "Ada apa dengan rambutmu?" imbuhnya sembari membantu Taeyong merapikan rambutnya yang berantakan.

"Jeno mengacak-acak rambutku kemudian tidur lagi hehe." ringisnya membuat Jaehyun secara otomatis ikut tersenyum ketika melihat senyum lebar istrinya, ia lalu mendekat dan mencium kenignya.

"Rambutmu sudah panjang sekali."

Jaehyun menyisir rambut Taeyong dengan jarinya, rambut berwarna blonde yang telah memanjang melewati leher. Sudah lama sekali sejak Taeyong merapikan rambutnya terhitung sejak Jeno berusia tujuh bulan dalam kandungan hingga sekarang Taeyong belum juga memotong rambutnya, dan Jaehyun menyukainya karena Taeyong nampak lebih manis dan feminim dengan rambut panjangnya namun melihat poninya yang menjuntai menutupi kening membuat Jaehyun risih karena menganggap poni itu pastilah sangat mengganggu pandangan Taeyong.

"Kurasa sudah saatnya kau menggunting ponimu?" ujarnya pada Taeyong yang kemudian meniup poninya hingga melambung ke udara. "Kau benar, ini menggangguku." sahutnya dengan wajah yang menggembung sebal, Jaehyun kemudian tertawa.

"Serahkan padaku!" kata Jaehyun penuh percaya diri dan menarik Taeyong keluar kamar dan bergabung bersama Mark dihalaman belakang.

"Kau yakin ini akan berjalan baik?" tanya Taeyong memastikan pada Jaehyun yang sudah siap duduk didepannya memegang gunting. "Kau harus mengakui kemampuanku setelah ini." balas Jaehyun tenang dan ancang-ancang akan menggunting rambut Taeyong didepannya.

"Aku akan benar-benar membunuhmu jika kau melakukan hal aneh pada rambutku Jung Yuno!"

Taeyong mengancam Jaehyun dengan wajah garangnya, jujur saja ia sedikit ragu akan kompetensi suaminya dalam hal merapikan rambutnya. Okelah Taeyong akui, potongan rambut Mark memanglah sangat menggemaskan dan rapi namun selama ini Jaehyun selalu mencukur Mark dengan model rambut yang sama, model mangkuk! tak pernah berubah. Taeyong jadi ketar ketir bisa-bisa rambutnya akan ikut berubah jadi mangkuk setelah ini.

"Stt— sudah, duduk diam dan biarkan aku bekerja disini oke?" ujarnya diselingi kecupan pada bibir Taeyong yang mengerucut, lelaki mungil itu seketika diam dan menutup mata tak berkutik, pasrah membiarkan Jaehyun beraksi dengan guntingnya. Dalam diam Taeyong meratapi helai demi helai rambut yang jatuh diatas pangkuannya, kepalanya sudah dipenuhi asumsi bagaimana hasil dari kinerja Jaehyun sekaligus memikirkan hukuman paling berat bagi sang suami kalau-kalau hasil akhirnya tak sesuai yang diharapkan.

"Nah sekarang buka matamu!" perintah Jaehyun setelah lima belas menit berkutat dengan helaian sang istri. Taeyong perlahan membuka mata dan menerima cermin yang disodorkan Jaehyun. Lelaki berdimple itu tersenyum penuh kebanggan menatapi hasil mahakaryanya pada rambut sang istri.

Dengan cepat Taeyong bercermin karena sudah tak sabar ingin melihat poni baru hasil perbuatan suaminya, dan yang terdengar selanjutnya adalah sebuah pekikan keras memerahkan telinga.

"Ya! Jung Jaehyun! Apa yang kau lakukan pada poniku bodoh!"

"Aduh!"

"Kenapa pendek sekali! Astaga!" teriak Taeyong panik meratapi poni rambutnya yang menggantung tinggi diatas alis, tangannya tak tinggal diam mencubiti Jaehyun yang berjongkok didepannya.

"Bukankah itu menggemaskan sayang—aduh sakit!" Jaehyun mengaduh kesakitan akibat cubitan luar biasa pedas yang Taeyong layangkan di perutnya.

"Menggemaskan apanya? memangnya aku anak TK kau potong seperti ini?"

"Lihatlah aku pasti terlihat jelek dan aneh!"

"Tidak sayang kau cantik— aduh! aduh! ampun! maafkan aku!"

"YA TUHAN PONI KUUUU!!!" Teriak Taeyong frustasi memukuli Jaehyun yang kemudian memeluknya.

"Dengar, kau itu istriku mana mungkin aku membuatmu terlihat jelek?" ujarnya memberi pengertian pada Taeyong yang masih mencoba memukulnya.

"Kau justru terlihat menggemaskan dan imut dengan rambut seperti ini."

"Benarkah?" tanya Taeyong dengan wajah cemberut, Jaehyun mengangguk kemudian mencium pipinya.

"Kita lihat saja jika kau selesai mandi nanti, jika masih aneh aku akan mengganti rugi." Taeyong menatap Jaehyun yang mengusak rambutnya dengan mata bulatnya yang mendelik lucu.

"Sudah jangan melotot, sekarang masuk dan mandilah bersama Minhyung. Aku akan membelah semangka dan menceritakan sesuatu yang kualami hari ini." ujar Jaehyun mengecup bibirnya dan mendorong pelan tubuh Taeyong lalu memanggil Mark untuk mandi bersama ibunya, sedangkan ia sendiri beralih menuju dapur setelah sebelumnya mengecek Jeno yang masih tertidur untuk menyiapkan semangka sembari menunggu sang istri kembali untuk memulai sesi "telling darling" keduanya.

— —

Mahakarya 😂

im so happy after finishing this story, finally little by little i can survive from this shit. Thankyou so much for everyone who help me and support me, i love you all. 💕

30.11.18

ะŸั€ะพะดะพะฒะถะธั‚ะธ ั‡ะธั‚ะฐะฝะฝั

ะ’ะฐะผ ั‚ะฐะบะพะถ ัะฟะพะดะพะฑะฐั”ั‚ัŒัั

Rioncaine | become a lead caracter ะ’ั–ะด frlly

ะคะฐะฝั„ั–ะบะธ

235K 24.9K 27
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
Hidden husband ะ’ั–ะด Siapaaaku

ะคะฐะฝั„ั–ะบะธ

68K 7.4K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
My Life (freenbecky) G!P ะ’ั–ะด Sun

ะคะฐะฝั„ั–ะบะธ

188K 18.5K 70
Freen G!P/Futa โ€ข peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
Nunu Nana Ena ๐Ÿ”ž ะ’ั–ะด Ruby

ะคะฐะฝั„ั–ะบะธ

245K 3.1K 73
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...