[6] MY MAID

ame-chan02 tarafından

126K 12.1K 813

Aku gadis bernama hinata. Tidak ada marga yang melekat di namaku. Aku hanyalah anak angkat dari ibuku. Yui ka... Daha Fazla

Just Hinata
Maid
Sekolah
Sekolah (2)
Hukuman?
Dia gila!
Peringatan
Apakah aku?
Kau pelayan ku.
Semobil?
Atap
Jangan mendekat
Menghindar
Takut
Kaasan
Someone
Who?
Misterius Man
Insiden
Kucing Nakal
Help
Tunangan
Tunangan (2)

Dia yang Sebenarnya

5.4K 569 20
ame-chan02 tarafından

"Buka matamu!" Ucap pemuda itu.

Namun Hinata menggeleng keras, menolak untuk menatap wajah pemuda itu.

Melihat gadis itu yang tidak menurut membuat pemuda itu dengan kasar mencengkeram wajah bulat itu dan mulai menciumnya.

Mata bulan itu terbuka.

Menatap wajah Sasuke yang begitu dekat dengan terbelalak.

D-dia....

M-menciumku???!!!

*

Bibir basah dan lidah panas itu terus bermain di dalam mulut Gadis itu. Hinata hanya terdiam, masih tidak menyadari situasi dirinya sendiri.

Mata bulan nya membelalak. Menatap wajah keras Sasuke yang balik menatapnya tajam.

Hinata mulai memberontak dan berusaha melepaskan dirinya dari pemuda itu.

Gadis itu berhasil melepas tautan di antara mereka dan dengan cepat melayangkan tamparan di pipi kanan pemuda itu dengan keras.

"Sialan! Berani nya kau menciumku??!" Teriak Hinata.

Sasuke menghapus sudut bibirnya yang terluka karena tamparan gadis itu. Ia menoleh dan menatap wajah marah Hinata dengan intens.  Sebuah seringai tercipta di wajah kaku nya.

Dengan sekali langkah ia berhasil menarik rambut panjang gadis itu di dalam gengamannya. Hinata menjerit kesakitan.

"Kau menamparku, huh?!" Tanya Sasuke sambil menarik paksa wajah Hinata untuk berhadapan dengan wajahnya.

"Kau tahu, kau yang pertama melakukan ini padaku, pelayan."

Hinata mendongak menatap wajah dingin itu dengan sedikit takut. Amarahnya meluap entah kemana dan berganti dengan ketakutan. Pemuda itu memiliki aura intimidasi yang begitu menakutkan.

"Ada apa dengan wajah mu, huh?"

Dengan kasar pemuda itu mencengkram rahang gadis itu, memperhatikan setiap kerutan samar dari wajah itu ketika menahan sakit.

"Wajah yang manis." Sebuah seringai hadir kembali di wajahnya.

Hinata berusaha memalingkan wajahnya dari pemuda itu. Wajah pemuda itu benar benar menyeramkan seperti seorang serigala yang ingin memangsa hewan kecil. Dam Hinata benar benar tidak menyukainya.

"Kau akan mendapatkan balasan, pelayan."

Ucap Sasuke dan melempar wajah Hinata ke samping. Ia menjaga jarak dan berbalik. Menjauhi tubuh Hinata yang perlahan merosot di dinding.

Hinata termenung dengan wajah pucat. Jemarinya menyentuh bibirnya dengan raut ketakutan.

Apa yang harus  kulakukan?

*

KRRINGG..

Bunyi bel tanda berakhirnya sekolah membuat para murid dengan semangat keluar dari kelas mereka masing masing dan segera menuju gerbang sekolah.

Naruto tersenyum dan melambai pelan kepada para penggemarnya. Sai tersenyum palsu dan segera keluar dari kelas meninggalkan temannya yang lain.

"Mau kemana dia?" Tanya Shikamaru, menunjuk kepada Sai yang hilang dari pintu kelas.

Naruto mengangkat bahunya, tanda tidak tahu.

"Mungkin dia ingin bermain main lagi. Sasuke juga tidak ada saat pelajaran terakhir." Sahut Gaara dan menarik tas nya untuk pulang.

Shikamaru mengangguk dan memperhatikan jam di tangannya.

"Yeah. Aku harus ke kantor, aku duluan, Naruto."

"Oke!" Naruto mengacungkan jempolnya.

Gadis berambut panjang itu menarik tas nya setelah memasukan beberapa buku dann peralatan tulisnya.

Belum sempat ia akan pergi, Sebuah lengan lebih dulu melingkar di bahu nya. Hinata menoleh dan bersitatap dengan sepasang mata biru yang menatapnya dengan teduh.

Hinata mengerjap pelan.

"N-naruto-sama?"

Perlahan wajah nya memerah ketika menemukan Wajah Naruto yang begitu dekat dengan senyuman khas nya.

"Mau pulang bersama ku?" Tanya Naruto.

Hinata melepaskan lengan pemuda itu dengan lembut lalu menatap mata biru milik Naruto. Naruto mengerjap pelan melihat penolakan Hinata yang halus.

"G-Gomen Naruto-sama. Aku harus melihat tanaman di club ku dulu."  Tolak Hinata halus sambil mengulas senyum.

"Mau ku tunggu?"

Hinata menggeleng sambil menyilangkan tangannya dengan panik.

"T-tidak perlu, Naruto-sama.."

"Baiklah. Aku tunggu di rumah, oke?" Naruto menepuk kepala Hinata sebelum berbalik pergi.

Gadis itu mengangguk. Ia berjalan keluar kelas dan menyusuri koridor sekolah yang sepi dengan lantai penuh cahaya jingga sore.

Membuka pintu club tanam miliknya dan segera masuk. Ia meletakan ras nya dan mengambil ember berisi pupuk dan tempat penyiraman.

*

Hinata merentangkan tangannya dengan senang ketika ia sudah selesai dengan kegiatannya. Ia menarik tas nya dan segera pergi dari club miliknya. Suara teriakan sesorang membuat langkahnya terhenti seketika. Ia menoleh ke segala arah.

Seharusnya sudah tidak ada orang lagi di sini. Gadis itu bergidik ngeri dan berpikir jika ada hantu di sekolah.

Segera ia mempercepat langkahnya untuk keluar dari kelas. Tapi lagi lagi teriakan itu membuatnya terhenti.

Gadis itu akhirnya merasa penasaran. Ia membelokkan langkahnya dan mencari asal suara itu.

Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah ruangan berpintu cream. Suara teriakan itu semakin keras membuat tubuh Hinata merinding ketakutan.

Gudang?

Ugghh.. Oh Kami-sama! Apa yang ku lakukan di sini?! Bagaimana jika ternyata suara itu memang Hantu?

Hinata Bakaaa!

Tapi rasa penasaran mengalahkan semuanya. Ia membuka pintu bewarna cream itu dengan pelan dan berusaha tidak menimbulkan suara.

Kepalanya menyembul dan mulai mengintip ruangan itu. Tapi Hinata tidak melihat apapun. Ruangan ini sedikit gelap karena matahari mulai terbenam.

Gadis itu hanya melihat sosok samar punggung sesorang yang sedang terduduk dan di bawahnya seseorang yang tergeletak tidak bergerak dengan apa itu?

D-darah???!!

Hinata tercekat.

Apa ini? Kenapa dia banyak darah? Apa dia mati? Pembunuhan kah?

"Kau tidak langusng membunuhnya?" Tanya sebuah suara.

Hinata seperti mengenali suara itu. Seperti suara....

"Tidak. Aku lebih suka menyiksanya. Memotong jarinya atau menusuk nya mungkin lebih baik." Balas suara yang lain dengan dingin dan kejam.

Hinata mengenalinya!

BRAKK..

Hinata menoleh dengan cepat ketika tubuhnya yang mundur dan tidak sengaja menabrak drum kosong. Gadis itu panik ketika kedua suara itu mendadak diam. Merasa tidak aman, ia segera berlari pergi dari gudang itu.

"Kau bunuh dia sekarang. Aku ingin menangkap orang yang telah berani mengintip kegiatan kita."

Apa? Dia akan menangkap ku?! Bagiamana ini? Aku harus cepat!

"Di mengerti."

DOR!

Hinata menutup telinganya ketika suara tembakan terdengar nyaring. Gadis itu menahan tangis dam semakin mempercepat larinya.

Apakah dia sudah mati?

Hinata menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh memikirkan itu, yang ia utamakan sekarang adalah keselamatannya sendiri!

Tapi suara dingin itu, Hinata mengenalinya. Suara terdingin dan membuatnya ketakutan hanyalah pemilik pemuda itu.

Sasuke Uchiha.

Tapi apa itu mungkin?

Gadis itu semakin mempercepat larinya ketika melihat gerbang sekolah yang terbuka beberapa meter lagi.

Tapi sebuah lengan kekar lebih dulu menarik belakang seragamnya. Hinata meringis kesakitan ketika punggungnya di tekan dengan wajahnya menempel di dinding tepat di samping gerbang.

"Ah Bunny," sebuah suara terdengar jelas di belakang punggungnya.

Hinata menegang.

"Melihat sesuatu yang menakjubkan?" Tanya suara itu lagi.

"U-uchiha-sama." Ucap Hinata gemetaran.

"Kau takut, hm?"

Hinata memberontak ketika sesuatu yang hangat dan basah menyentuh belakang telinganya. Tapi gadis itu tidak bisa berbuat apa apa ketika pemuda itu mencengkram kedua tangannya dari belakang.

"Le-lepashh.." rintih Hinata.

Sasuke menjauhkan tubuhnya lalu membalikan tubuh Hinata. Mata onyx tajamnya bersitatap dengan mata bulan Hinata yang penuh dengan pancaran ketakutan.

"Aku ingin membunuhmu." Desis Sasuke dingin dan segera mencengkeram leher jenjang Hinata.

Hinata tercekat dan menarik tangan kekar itu agar segera menyingkir dari lehernya. Sasuke menyeringai melihat Hinata yang begitu ketakutan dengan wajah memerah. Pemuda itu sangat menyukai ekspresi Hinata yang berusaha mencari oksigen.

Pandangan gadis itu mulai memburam, dadanya sesak dan kedua tangannya yang sedari tadi berusaha melepaskan tangan Sasuke mulai melemas.

"U-uchiha-sama..."

Lalu semuanya gelap.

*



Maaf kalo lama. Aku udah bilang nggak bisa janji bakalan cepat update nya. Karena pas aku lagi ulangan, wattpad aku log out.

Pas udah masuk lagi, tiba tiba semua cerita yang aku publis dan draf aku hilang semua.

Jadi aku harus beberapa kali masuk dan log out lagi. Dan ya, semua yang aku tulis hilang, jadi aku harus nyari ide lagi deh. Maaf ya semua!

Oh ya, aku ucapin selamat liburan ya!

Bye bye!

17 Desember 18

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

242K 296 4
21+
291K 15K 30
Awal mula mengkisahkan tentang seorang siswi yang meninggal akibat sebuah kecelakaan dan mendapat kehidupan kembali menjadi seorang anak bos Mafia te...
1.5M 44K 30
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
74.5K 7.4K 72
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...