Summer, Mom and Watermelon

By jeffjung

1.9M 163K 42.1K

𝐔𝐖𝐔𝐂𝐔𝐋𝐓𝐔𝐑𝐄 βœ… πŒπ€π‘π‘πˆπ€π†π„ π‹πˆπ…π„ βœ… 𝐌-𝐏𝐑𝐄𝐆 βœ… More

Prolog
Chit Chat with Haraboji
Mommy's Fanboy
[Special Chapter] Happy Birthday Jung Minhyung
MERAH JAMBU
[Special Chap] ANOTHER PINK
for him. [Another Pink Sequel πŸ”ž]
Boss
Mommy's Fanboy 2.0
Boss II [Re-Update]
[Special Chapter] Rosenante
Tyty, Do You Love Me?
Entrust
Last Romeo
My Page
Cure
[Special Chapter] Vroom Vroom Squad
ChΓ©rie
Reconnaissant
Pieds nus
barbe Γ  papa πŸ”ž
New Heroes
clair de lune
[Special Chap] Abeille
en fuite
Sourire
[Prequel;] Dear Dream
queenty time
Dear Dream
Dearest
fait maison
I L (ambo) U
Mommy's Fanboy 3.0
New Member
Teenager vs Teen-anger
our.
tyraphy
SoufflΓ©
Uwugami
a p r i l
J-A-E-H-Y-U-N
Mouette
Bucin
A letter for daddy
r e d. [18+]
Geschwister
chien enragΓ©
Sweet Crime
una lecciΓ³n
Tiroir πŸ”ž
Dream in a Dream
Soulmate
Domestic

Cure 2.0

31.6K 2.7K 646
By jeffjung

A hug that worth a thousand words. - Jaeyong
.
.
.
.

"Baby Blues Syndrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih dan perubahan emosi yang di alami oleh para ibu pasca melahirkan."

Taeyong menutup buku bacaan milik Jaehyun kemudian menaruhnya kembali dalam susunan rak, berjalan pelan mendekati sang suami yang masih tertidur pulas memeluk kedua putranya didalam selimut. Lelaki mungil itu kemudian duduk ditepi ranjang dan tersenyum sembari mengusapi helaian rambut suaminya yang berantakan, disetiap usapannya berisi doa dan rasa terima kasihnya pada sang suami atas segala pengertian, kesabaran serta kesetiaannya selama ini kepadanya terutama di masa-masa awal paska kelahiran Jeno.

Taeyong tak menyangka jika baby blues justru menyerangnya pada kelahiran anak kedua, tak terhitung lagi berapa kali Taeyong dibuat menangis karena menyesali rasa tak bersemangatnya dalam mengurus bayi, hal ini tentu menekan psikisnya sebagai seorang ibu yang harusnya bertanggung jawab atas segala kebutuhan si bayi, namun ada beberapa faktor yang berperan besar dalam mempengaruhi emosi Taeyong salah satunya faktor kehilangan sosok Ayah, akibatnya Taeyong merasa masih perlu tenggelam dalam rasa dukanya dan membuatnya abai pada Jeno bahkan Mark, ia lebih banyak menyendiri di minggu-minggu awal setelah melahirkan kadang melamun kadang menangis diam-diam, emosinya benar-benar tak bisa dikontrol dan sangat sensitif dengan keadaan sekitar.

Ia enggan mengurus Jeno tapi ia merasa dicampakkan ketika Jaehyun terlalu sibuk dengan kedua anaknya. Egois? memang, Taeyong merasa demikian ia bahkan berani melawan Jaehyun yang menegurnya karena tak mau mengurus putranya, walau bukan sebuah teguran keras tapi Taeyong saat itu memanglah sangat tersinggungan maka akhirnya perdebatan itu berakhir dengan tangisan Taeyong dan rasa bersalah Jaehyun.

Sebagai seorang suami Jaehyun paham akan kondisi Istrinya, diam-diam ia memperhatikan dan mempelajari perubahan emosi Taeyong dan menyimpulkan bahwa Istrinya itu mengalami syndrom baby blues lewat buku yang dibacanya. Maka Jaehyun lagi-lagi harus menempatkan dirinya diposisi paling netral, memahami Taeyong sekaligus memperjuangkan hak anak-anaknya untuk mendapatkan kembali perhatian dari sang Ibu. Dengan perlahan Jaehyun mencari tau apa yang diinginkan Taeyong dan mengapa ia bertingkah demikian dan ia akhirnya mengerti jika Taeyong menginginkan perhatian dan tempat untuk berkeluh kesah padahal Jaehyun berfikir perhatiannya pada Taeyong tak sedikitpun berkurang, namun Jaehyun merasa tetap harus mengalah dan berbenah diri demi kebaikan bersama.

Benar memang penyembuh terbaik bagi kegelisahan Istri adalah pengertian dan perhatian lebih dari suami, setiap malam Jaehyun mengajaknya mengobrol sembari menemani kedua putranya yang sudah tertidur. Hanya obrolan ringan sambil saling memeluk diatas ranjang, Jaehyun mengingatkan lagi pada Istrinya itu bagaimana perjuangan keduanya agar bisa memiliki Mark dan Jeno, bagaimana kebahagiaan Jaehyun serta antusiasnya Taeyong ketika ia dinyatakan hamil serta meminta Taeyong bercerita apapun yang dirasa mengganjal dihatinya sebebas-bebasnya pada dirinya dan berkat night healing dari Jaehyun, Taeyong merasa tenang dan perlahan depresinya berangsur-angsur berkurang.

Semenjak saat itu pemikirannya kembali jernih, ia mulai mencoba mengurus Jeno dan Mark bersama Jaehyun yang kadang membantu meringankan pekerjaanya dengan mencuci pakaian si kecil ataupun memasak untuknya. Taeyong merasa bersyukur memiliki suami luar biasa seperti Jaehyun, bagaimana ya Taeyong sendiri tidak bisa menggambarkan seperti apa sosok sang suami dalam pandangannya. Jikalah ada kata yang lebih heroik dari pahlawan atau lebih mulia daripada malaikat mungkin Taeyong akan menyandangkannya pada Jaehyun. Jaehyun adalah segalanya baginya, seorang lelaki hebat yang mengajarkan banyak hal padanya terlebih lelaki itu telah membuatnya memiliki dua buah hati yang amat berharga.

Jaehyun menggeliat ketika merasa pergerakan tangan Taeyong dikepala mengusik tidurnya, lelaki itu berbalik dari posisi miringnya dan segera menemukan wajah sang istri yang tersenyum walau matanya masih separuh mengantuk. Jaehyun balas tersenyum, menyibak selimutnya yang kemudian semakin memperlihatkan badannya yang telanjang tanpa baju atasan.

"Selamat pagi sayangku."

Sapanya serak sembari membelai pipi Taeyong yang memerah kemudian menarik wajahnya mendekat untuk berbagi kecupan. Taeyong tersenyum disela ciuman Jaehyun yang membelit bibirnya, ia bahkan merangkak keatas tubuh suaminya agar lebih leluasa menjajah bibir sang lawan. Jaehyun tertawa kemudian ketika ciumannya sudah akan terlepas namun Taeyong justru kembali menyambarnya dan duduk diatas perutnya. Tangannya bergerak pelan mengusap pinggul sang istri yang berbalut celana pendek dan hoodie yang kebesaran. Jaehyun tentu lelaki normal, adik kecilnya setiap pagi bangun lebih dulu sebelum dirinya membuka mata, mendapat stimulus manis dari Taeyong tentu membuat yang dibawah sana semakin tegak berdiri.

Taeyong turun dari atas perut Jaehyun lalu menggusur lelaki itu untuk bergeser agar ia bisa ikut tidur di sisinya, si mungil kemudian berbaring menyamping dan menopang kepalanya dengan tangan menghadap pada Mark yang masih terpejam.

"Bangunlah Iron Man ku! lihatlah Ayahmu mulai nakal pada Mommy."

Bisiknya pada sang anak bersamaan dengan tangan Jaehyun yang masuk kedalam celana dan meremasi pantatnya dengan santai, sebelah kaki Jaehyun bahkan melingkari pingang Taeyong.

"Mommy mu yang mulai Mark." sanggahnya dengan cengiran lebar disertai kecupan basah disepanjang tengkuk Istrinya. Taeyong kemudian berbalik dan menghadiahi Jaehyun dengan death glare-nya.

"Jangan melotot, aku sama sekali tak takut denganmu." ejek Jaehyun.

"Benarkah?" tanya Taeyong dengan seringai, lelaki kecil itu kemudian merapatkan badannya pada si dominan tangannya bergerak turun kebawah dari dada, perut, hingga pusar berbulu halus Jaehyun terus sampai masuk ke dalam celananya. Jaehyun menenggak ludahnya kasar, merasakan sentuhan lembut sang istri padah tubuh telanjangnya, matanya tak lepas menatap Taeyong yang tersenyum meremehkan.

Tangan Taeyong masih bergerak didalam celana Jaehyun dengan sentuhan mengambang yang membuat si dominan mengerang diceruk lehernya, Taeyong tertawa setan dalam hati baru di sentuh seringan bulu saja sudah mengerang tak karuan.

"Eoh? annyeong!"

Pekik Taeyong riang, membuat Jaehyun seketika melotot ditempat, dipikirnya tadi Taeyong akan berbaik hati memanjakan sejenak adiknya dibawah sana tapi si mungil kesayangannya itu malah cepat-cepat menarik tangannya lalu bergerak melompati dirinya untuk menghampiri Jeno yang ternyata sudah membuka mata, sialnya lagi Taeyong dengan sengaja menyenggolkan pantatnya pada milik Jaehyun yang mengeras membuatnya mengumpat sopan didalam hati.

"Jeno-yaaa!"

Panggil sang Ibu pada bayi berumur sebulan itu dengan aksen lucu, diciuminya pipi merah itu membuat si bayi tertawa. Dibelakang punggung Taeyong Jaehyun tersenyum melihat interaksi sang istri dan putra keduanya, semua berjalan seperti semestinya tak ada lagi Taeyong yang murung dan cengeng yang ada hanya swag mommy yang riang dan bawel. Jaehyun menikmatinya, menikmati hasil usahanya mengembalikan emosi Taeyong pada jalurnya serta menikmati perannya sebagai seorang ayah dan suami yang berbahagia.

Taeyong mengangkat Jeno dan menempatkannya diatas dada Jaehyun yang terbuka, bayi itu tertawa tanpa suara dengan gemasnya. "Good molning Daddy." suara cadel Mark menyapa dari sisi sebelah, terdapat cetakan bantal pada pipinya yang gembul dan putih membuat kedua orang tuanya seketika tertawa.

"Aigoo uri Markeu, morning sayang!" jawab Jaehyun sembari megusapi rambut si sulung yang sepertinya masih mengantuk, Jeno melirik si kakak dengan mata kecilnya.

"Mark tidak menyapa mommy dan adik?" tanya Taeyong pura-pura sedih karena Mark hanya menyapa Ayahnya, si gembul itu menggeleng membuat Taeyong dan Jaehyun berpandangan dengan senyum aneh. "Why?"

"Adik yang harus menyapa hyung!" ucapnya galak, Taeyong dan Jaehyun seketika tertawa atas jawaban Mark yang sok dewasa.

"Annyeong hyungie!" bisik Taeyong menirukan suara bayi sambil menggoyang-goyangkan tangan Jeno diatas kepala Mark yang berbaring di lengan Ayahnya, balita itu kemudian membuka mata dan tersenyum pada si adik.

"Annyeong, maaf hyung bangun terlambat." ujarnya sembari mencoba bangun dan memeluk adiknya. Kedua orang tuanya hanya tersenyum bahagia melihat interaksi kakak beradik itu yang amat lucu, keduannya tidak menyangka di selisih umur yang hanya setahun ternyata Mark sudah bisa bersikap dewasa dan ajaibnya hanya dengan kalimat sederhana itu Jeno langsung tersenyum lebar.

"Bangun kalian pemalas, mommy akan bersih-bersih!"

Taeyong menepuk pantat Jaehyun dengan keras membuat empunya mengaduh, diambil Jeno dari atas tubuh sang suami dan dibawa ke kamar bayi untuk disusui, sedangkan Jaehyun mencoba bangun dengan gontai dengan pantatnya yang pedas, bagian depannya ngilu belum lagi Mark sudah merentangkan tangan minta digendong, lengkap sudah. Jung besar dan Jung kecil itu kemudian turun dari ranjang bagaikan anak kembar, yang satu hanya pakai popok yang satunya lagi hanya pakai boxer dan sama-sama menatap Taeyong yang menertawai keduannya dengan bibir dimanyunkan.

— —

Jaehyun itu pada dasarnya seksi, Taeyong mengakui itu dan keseksian suaminya akan tertambah berkali-kali lipat ketika sedang membuat kontak fisik dengan kedua anaknya, apalagi semenjak Jeno lahir entah mengapa Jaehyun jadi sering bertelanjang dada ketika dirumah bahkan Taeyong sering memanggilnya Jung Tarzan saking sebalnya.

Lelaki itu seperti manusia primitif yang tak mengenal baju, jika ditanya pasti alasannya gerah dan baru mau berpaikaian jika Taeyong yang memakaikan bajunya. Aneh memang, Taeyong jadi berfikir apakah kini giliran Jaehyun yang terkena baby blues? jika iya kenapa gejalanya absurd sekali.

Memiliki dua anak menyadarkan Taeyong bahwa menjadi ibu tidaklah mudah. Kadang ia berharap menjadi gurita yang memiliki banyak tangan supaya bisa mengasuh dua anak bersamaan sambil melakukan aktivitas lain. Apalagi saat kedua anaknya menangis bersamaan. Berat, tapi harus dijalani walau pusing setengah mati. Tapi beda lagi dengan Jaehyun, bapak satu itu nampak fine-fine saja dengan keadaanya yang sekarang dan betapa santainya dia mengasuh Jeno dan Mark sembari memainkan game online yang beberapa waktu ini menjadi kegermarannya.

Seperti saat ini Taeyong mendapati lelaki berlesung pipi itu bermain game sambil memeluk Mark yang tertidur dibahunya, tangannya lihai penuh dengan sinkronisasi saat jemarinya beradu dengan keyboard dan mouse bibirnya sesekali manyun, kadang tertawa tak jarang juga mengumpat dengan bahasa aneh yang tak ia pahami, bahkan ketika Taeyong mengangkat Mark dari bahunya pun lelaki itu sama sekali tak bergeming seolah Taeyong adalah manusia transparan yang tak kasat mata.

Setelah menidurkan kedua jagoannya Taeyong kembali lagi ke ruangan Jaehyun dengan membawa piring kecil berisi potongan melon berharap lelaki itu sudah selesai dengan "istri keduanya" dan seperti dugaanya si gembul itu masih betah bercumbu dengan komputernya. Taeyong meletakkan piringnya dengan kasar, menimbulkan bunyi keras membuat Jaehyun seketika menoleh dan mendapati Istrinya cemberut sembari mengunyah melonnya dengan kasar.

"Sayang makan apa?"

Tanya Jaehyun namun Taeyong hanya diam mengacuhkan. Sang suami melirik dengan ekor matanya ketika sang istri menelan melon dingin dan manis itu dengan lahap betapa segarnya jika buah itu juga masuk kedalam mulutnya.

"Bisakah kau membaginya denganku?" pintanya dengan mata yang masih fokus menatap layar yang menampilkan sekelompok assasin yang mencoba membunuh tokoh virtualnya sedangkan Taeyong mendengus ditempat duduknya.

"Memohonlah." balasnya mengejek.

"Taeyongku, cintaku, sayangku, my mom my everything suapi aku!" rengeknya manja.

"Kemarilah jika kau—kyaaaaaa!!!"

"Aaaaaa!"

Taeyong tiba-tiba berteriak kencang disusul Jaehyun yang ikut berteriak. Keduanya sama sama terkejut namun dalam konteks yang berbeda.

"Kecoaaaaaaa!!"

"Astaga mati aku!!!"

"Jung Jaehyun ada kecoa!"

Jerit Taeyong lagi menatap horror pada hewan berwarna coklat yang berkeliaran dibawah kakinya, ia bahkan harus berdiri diatas kursi saking gelinya sedangkan Jaehyun berteriak karena dirinya diserang musuh secara tiba-tiba.

"Ya! Jung Yuno, lakukan sesuatu astaga!" omelnya pada Jaehyun yang hanya diam tak menggubris jeritannya.

"Kau hanya perlu memukulnya dengan sendalmu sayang." Jaehyun menanggapinya santai tanpa sedikitpun menoleh pada Taeyong yang ketakutan.

"Jadi kau lebih memilih melihatku mati daripada bangkit dari dudukmu iya?" cecar sang istri dengan wajah garangnya menatap pada Jaehyun yang menggaruk-garuk rambutnya dengan ekpresi aneh.

"Kecoa takkan membuatmu mati."

"Tapi mereka akan menggigitku! kemari cepat!"

"Aku juga bisa mati jika meninggalkan tempat dudukku sayang!"

"Persetan dengan game mu Jung Jaehyun!"

Buagh!

Sebuah bantal sofa melayang telak menampar wajah tampan Jaehyun yang langsung terhuyung kebelakang, Taeyong benar-benar melemparnya dengan kekuatan ekstra. Jaehyun seketika berdiri dari duduknya dengan wajah garang dan aura gelap mendekati Taeyong yang menutup mata dan terdiam semakin ketakutan melihat ekpresi marah suaminya.

Plak!

Terdengar suara pukulan, namun Taeyong tak merasakan apapun pada wajahnya. Pikirnya tadi Jaehyun marah karena ia melempar bantal dan balas akan memukulnya namun begitu ia membuaka mata yang pertama kali terlihat adalah badan kecoa yang sudah penyet menempel pada lantai yang putih, Taeyong kemudian melirik pada Jaehyun yang berkacak pinggang dengan sendal jepit ditangannya.

"Yang seharusnya mati itu kau!" umpatnya pada si kecoa yang sudah tak utuh lagi bentuknya, dengan santai ia memakai lagi sendalnya dan menghadap pada Taeyong yang menatapnya tak percaya. "Sudah kan?" tanyanya pada sang istri yang terbengong-bengong.

"Kau— kau membuatnya penyet." cicit Taeyong terbata-bata menunjuk sumi dan kecoa bergantian, tak habis pikir akan kesadisan Jaehyun membunuh kecoa itu dalam sekali tepuk.

"Tentu saja. Aku akan melakukan hal yang sama pada siapapun yang berani menakuti istriku!" jawabnya santai dan semakin mendekat pada Taeyong. "Sekarang turun!" serunya sembari merentangkan tangan pada Taeyong yang masih berdiri diam. "Kemari!" paksa Jaehyun menarik Taeyong agar jatuh dalam pelukannya kemudian menggendongnya didepan dada seperti koala.

"Kau membuatku mati tau." ujarnya sembari mengecupi pipi Taeyong dalam pelukannya namun yang diajak bicara masih terlalu lelet untuk mengerti ucapan suaminya dan ketika Jaehyun duduk kembali dikursinya dengan ia atas pangkuan barulah Taeyong sadar jika tentara Jaehyun mati ketika ia membunuh kecoa, sang istri kemudian terkekeh.

"Sekarang jadilah anak manis dan jangan ganggu aku bermain ok?" ucap Jaehyun, lelaki itu lalu menyembunyikan kepala Taeyong diceruk lehernya.

"Tapi Yongie juga ingin bermain dengan daddy!" Taeyong berkata manja dengan bibir mengerucut yang dibuat-buat, bernafas di kulit leher Jaehyun dan membuat lelakinya agak tersengal.

"Sayang ku mohon, biarkan aku menang kali ini!" pintanya frustasi pada Taeyong yang menciumi rahangnya. "Heol, bermain saja. Dan biarkan aku bermain sendiri disini." ucap Taeyong tanpa memperdulikan Jaehyun yang menghela nafas beratnya dan membiarkan Taeyong bermain sesukanya dengan lehernya yang sudah merah dimana-mana.

"Fire!"

Seru Jaehyun namun Taeyong segera menarik wajahnya untuk minta dicium, Jaehyun menurut menempelkan bibinya pada bibir segar Taeyong yang terbuka. Bibir boleh saling melumat tapi jari tetap berdansa diatas keyboard untuk menggerakan si tentara yang sudah siap menyerang markas lawan, Jaehyun tersenyum miring saat Taeyong melahap bibirnya dengan tak sabaran dan tangannya yang terus bergerak kebawah meraba dadanya yang terbuka sampai ke perut kotak-kotaknya. Tangan lentik itu menggoda disana, mengusap dengan gerakan panas membuat konsentrasi Jaehyun yang sedang membidik lawan jadi goyah.

"Lock on!"

Jaehyun mengunci target sasaran tembaknya, bersamaan dengan ucapannya Jaehyun baru sadar jika Taeyong sudah menggenggam juniornya dibawah sana, entah sejak kapan benda kebanggaannya itu keluar dari sarang akibat terlalu asyik fokus dengan gamenya. Ia merunduk untuk melihat Taeyong yang tersenyum lebar bagai anak kecil yang tengah memegang lolipopnya.

"Kau senang menemukan mainanmu?" Taeyong mengangguk-angguk lucu atas pertanyaan Jaehyun setelahnya senyumnya makin miring, tangannya dengan cepat melepas mouse dalam genggamannya kemudian memundurkan kursi berodanya hingga membentur dinding dan menatap kedua mata Taeyong yang berbinar lucu dengan mata menggelap.

"Its time to attack!" bisiknya rendah di telinga Taeyong yang kemudian terkikik, tangannya masih aktif mengelusi junior Jaehyun yang sudah sepenuhnya berdiri.

"Kepalanya memerah." gumam Taeyong polos, menatapi ujung penis Jaehyun yang memerah dengan precum yang menitik di puncaknya. Jarinya kemudian ditempatkan tepat diatas lubang precumnya dengan gerakan memutar, Jaehyun melenguh dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi agar rebih rileks merasakan sentuhan-sentuhan istrinya.

"Karena ia malu bertemu lagi denganmu." jawabnya dengan suara berat membuat Taeyong semakin pelan memutar jarinya ia tersenyum amat cantik dan menjulurkan lidahnya. Jaehyun menyambut godaanya, dijilatnya lidah kecil itu bagaikan menjilat sebuah eskrim rasa strawberry dan menarik pinggul Taeyong agar semakin rapat padanya. Jilatan itu lama-lama semakin liar, bukan hanya lidah namun bibir dan wajah Taeyong pun tak luput Jaehyun jilati. Hingga bibir itu kembali bermuara pada bibir Taeyong yang terbuka, saling mengecup dan menghisap penuh kecipak.

Rambut Jaehyun sudah tak karu-karuan diremas Taeyong untuk menyalurkan sengatan listrik yang seolah merembet disekujur tubuhnya terlebih ketika Jaehyun mulai meremas pantatnya dengan sensual. Taeyong tertawa disela lumatan Jaehyun pada bibirnya yang kewalahan, dibawah sana tangannya aktif mengelusi junior sang suami, meremasnya perlahan sesekali mengocoknya dengan tempo pelan.

Tak tinggal diam Jaehyun menyibak kaos istrinya dan memilin dua tonjolan kembar itu dengan gemas, menariknya hingga memerah membuat empunya merengut karena kegelian. Jaehyun semakin tertawa ketika mendapati wajah sebal Taeyong ketika ciuman keduanya terlepas.

"I just want some milk." bisiknya, mengalihkan wajah menuju dua puting Taeyong yang menegang. Dijilatnya puting itu dengan gamang berusaha mengerjai istrinya yang mulai mengerang meremasi rambutnya. Taeyong menutup mata merasakan lidah dan sedotan Jaehyun pada putingnya yang basah ia bahkan tak sadar jika si suami sudah menurunkan celananya dan memasukkan satu jarinya kedalam lubangnya.

"Aku semakin suka dengan tubuhmu." ujar Jaehyun rendah, meremasi pantat berisi Taeyong dengan gemas. Tubuh Taeyong memanglah berangsur-angsur kembali pada bentuk normalnya paska melahirkan namun bagi Jaehyun tubuh Taeyong yang sintal begini membuatnya semakin tergila-gila walaupun ia masih dalam tahap puasa dalam bercinta efek dari prosedur operasi sesar istrinya.

"Nggh."

Taeyong semakin melenguh ketika Jaehyun semakin gencar pula menyodok lubangnya dengan dua jari dan tangannya pun tak tinggal diam mengocok milik sang suami yang kian berkedut-kedut hendak keluar. Jaehyun menyedot puting istrinya dengan rakus dan setelahnya merengut karena kehilangan benda itu dari mulutnya, namun kekecewaanya tergantika saat Taeyong menyedot juniornya dibawah sana dengan semangat. Memainkan ujungnya dengan lidah dan menjilatinya dari bawah hingga pangkal.

"Aaah." Jaehyun merancau, meremasi pengangan kursinya saat Taeyong mengulum penis Jaehyun dengan gerakan maju mundur, tangan Taeyong Jaehyun genggam dan satunya lagi memegangi juniornya agar sempurna masuk dalam mulut hangat sang istri.

Jemari Taeyong menyisir rambutnya sendiri yang mulai basah dengan keringat, mendongak dan menatap Jaehyun dengan mata anak anjingnya yang menggemaskan sembari memaju mudurkan kepalanya. Didalam mulut Taeyong junior Jaehyun benar-benar dimanjakan, dikulum dan dijilati penuh seduktifitas. Jaehyun bertahan cukup lama, bahkan sampai Taeyong ngos-ngosan ia baru merasa pelepasannya sudah dekat.

"Keluar sayang aahhh!" ujarnya terbata memberi aba-aba pada Taeyong agar bersiap menerima cairannya tak berselang lama penis itu berkedut dan memuntahkan lava putih kental yang langsung memenuhi mulut kecil Taeyong. Si mungil antusias menerimanya, menghabiskan cairan itu sebersih-bersihnya.

Jaehyun menikmati pelepasannya, membiarkan Taeyong kembali merangkak naik ke pangkuannya dan menciumnya untuk berbagi cairan. Dengan senang hati ia menerimanya dengan ciuman panas dan menuntut.

"Bolehkah?" tanyanya dengan mata sayu penuh nafsu pada Taeyong yang mengelusi wajahnya, Jaehyun kemudian tersenyum penuh kemenangan ketika si mungil mengangguk samar malu-malu. Dengan gerakan cepat Jaehyun mengarahkan penisnya pada lubang Taeyong yang sudah memanggil-manggilnya untuk pulang.

"Kau baru saja melahirkan, tapi setiap hari aku selalu merasa kau masih perawan." ujarnya diselingi tawa mengajak Taeyong bercanda sembari melakukan penetrasi perlahan agar si mungil tak kesakitan.

Taeyong ikut tertawa seraya berkata, "Kau harus mengapresiasi kecerdasanku menjaganya tetap ketat, meski penismu luar biasa gagah." Jaehyun tertawa keras akan pernyataan istrinya. "Ya, terima kasih istriku yang cantik." timpalnya dengan menutup mata merasakan ketatnya lubang Taeyong yang menjepit penisnya.

"Aaaaaah."

Jaehyun mendesah keras ketika menggendong tubuh Taeyong dengan penis menancap di lubangnya, dibawanya tubuh berkeringat itu kedalam kamar dan direbahkannya secara perlahan. Kedua tangan Taeyong dikungkung Jaehyun dikedua sisi kepalanya sedangkan kakinya disampirkan pada bahu dan mulai bergerak menumbuk lubang surgawi yang amat dirindukannya. Wajahnya dirundukkan untuk mengecup kening Taeyong setelah ia mengamati bekas sayatan operasi yang melintangi perut mulus istrinya.

"Terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu istriku." bisiknya. Taeyong tersenyum dan balas mengecup keningnya.

"Terima kasih juga karena selalu menjadi pahlawanku, suamiku." balasnya diselingi senyum yang terhentak akibat gerakan Jaehyun yang bergerak cepat dibawah sana.

Penisnya hampir keluar sepenuhnya namun kemudian dihentakkan keras secara berulang-ulang membuat Taeyong menggelinjang keenakan. Penis Jaehyun yang besar dan gagah memenuhi setiap sudut kosongnya, menjamahnya, menumbuknya dengan telak hingga ke awang-awang. Taeyong meremas jemari Jaehyun dalam genggamannya, menyalurkan kenikmatan tiada tara yang lama tak ia rasakan Jaehyun pun begitu menikmati setiap tumbukannya pada Taeyong, mengecup dan melumat bibir bengkak istrinya tanpa bosan.

"Mau bertaruh?" Taeyong mengangkat alisnya atas pertanyaan Jaehyun.

"Yang keluar lebih dulu harus membuang bangkai kecoa tadi, bagaimana?" sambung Jaehyun dengan wajah penuh olok-olokkan pada Taeyong yang memutar matanya malas.

"Lupakan saja!" jawabnya judes, Jaehyun kemudian tertawa, "Ku anggap itu sebuah persetujuan." ujarnya dengan seringai. Taeyong bergidik membayangkan tubuh kecoa yang sudah berhamburan isi perutnya membuatnya ingin muntah apalagi sampai memegangnya. Tidak, ia tidak boleh kalah dari Jaehyun.

"Aww-ahhhh."

Jaehyun melenguh keras sedangkan Taeyong menyeringai lebar ketika tubuhnya berputar menyamping membuat penis Jaehyun serasa bagai dipelintir didalam sana. Posisi itu memudahkan Jaehyun semakin dalam menumbuk titiknya penuh kenikmatan ia juga tertawa dalam hati karena sudah setengah jam berlalu tapi junior kecilnya belum juga ada tanda-tanda akan keluar sedangkan Jaehyun sudah setengah mati menahan penisnya yang dirasakan Taeyong mulai berkedut didalam sana, hanya dengan satu gerakan mematikan pasti Jaehyun akan keluar lebih dulu darinya.

"Selamat mengubur kecoa tuan Jung!" pekik Taeyong riang sembari menyilangkan kakinya membuat Jaehyun bergerak tak karuan mengejar ejakulasinya yang mendesak keluar, Taeyong tertawa menatap wajah frustasi Jaehyun yang hendak sampai dan benar saja tak lama berselang Jaehyun ambruk diatas dadanya dengan nafas putus-putus dan cairan yang menembak tepat pada liang Taeyong.

"Yeeeeyyyy!!!" Taeyong bersorak riang dan Jaehyun mendengus. "Kau curang." ketus Jaehyun.

"Game is over Mr. Jung!" balasnya sembari menampar bokong Jaehyun.

"Aku bahkan bisa membunuhmu dengan satu serangan." imbunya lalu terkekeh tak membiarkan Jaehyun menciumi wajahnya.

"Menyingkirlah aku akan kembali menikmati melonku!" Taeyong mendorong tubuh bongsor Jaehyun untuk menyingkir dari atas tubuhnya, kemudian bangkit dan mengenakan hoodienya dengan asal.

"Ya! seharusnya kau membaginya denganku!" teriak Jaehyun pada Taeyong yang sudah berada diambang pintu.

"Tidak sebelum kau mengubur kecoanya!" ucapnya final sebelum membanting pintu dengan keras meninggalkan Jaehyun yang terdiam memandangi penisnya yang mengacung tegak.

"Kau kalah hanya dengan satu kali pelintiran? payah!" desahnya frustasi sembari menyentil penisnya sendiri dan menatap langit-langit kamar yang seolah ikut mengejeknya.

— —

Udah pernah nonton sinetron hidayah yang berjudul "Akibat sider dan males voment, readers tertimbun bintang dan komentar didalam kuburnya." belom?

Ngeri nggak sih? semoga yang baca ini tidak termasuk dalam golongan tersebut diatas. Amin.

Eh Jogja Heat besok ya, sekalian gua bawain Lucas buat ngerusuh bentaran hehehe.

09.11.18

Continue Reading

You'll Also Like

58.8K 5.5K 69
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
377K 31.3K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
1.4M 122K 64
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
86.7K 4K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...