[6] MY MAID

Af ame-chan02

126K 12.1K 813

Aku gadis bernama hinata. Tidak ada marga yang melekat di namaku. Aku hanyalah anak angkat dari ibuku. Yui ka... Mere

Just Hinata
Maid
Sekolah
Sekolah (2)
Hukuman?
Dia yang Sebenarnya
Peringatan
Apakah aku?
Kau pelayan ku.
Semobil?
Atap
Jangan mendekat
Menghindar
Takut
Kaasan
Someone
Who?
Misterius Man
Insiden
Kucing Nakal
Help
Tunangan
Tunangan (2)

Dia gila!

5.9K 622 42
Af ame-chan02

Shikamaru menghela nafas kasar dan menatap Sai sekilas, "Hentikan Senyum anehmu, bodoh!"

Gaara meletakkan cangkir minumannya dan dengan tenang merapikan peralatan makannya dan Berjalan ke wastafel untuk mencucinya.

"Hanya kau lah yang paling normal di sini, Gaara." Ucap shikamaru sambil mengadahkan kepalanya.

"Memujiku?" Tanya Gaara dengan suara datarnya.

"Tidak jadi." Ucap shikamaru cepat.

*

Hinata merapikan tas nya dengan cepat, ia melirik cermin besar yang menampilkan tubuh gadis berbalut seragam sekolah dengan syal tebal di sekeliling lehernya. Rambut panjangnya yang biasa diikat kepang dibiarkan terurai untuk menutupi beberapa bercak merah yang di tinggalkan Sasuke dan cengkraman Sai tadi malam.

Sesampai di sekolah, pandangan hina dan sinis dari para siswa dan siswi membuat gadis itu mengerut ketakutan. Ia bisa mendengar tawa serta ejekan mereka melihat Hinata yang tampak aneh dengan syal tebal di sekeliling lehernya.

"Apakah kalian ada syal bekas? Sepertinya dia sangat ke dinginan sekali di musin panas ini."

"Hahaha! Sepertinya itu style untuk para cupu."

"Dasar aneh!"

"Matamu buta ya? Coba lihat kalender di rumahmu! Atau kau tidak punya kalender saking miskinnya dirimu?!"

Hinata menunduk dalam dam mempercepat langkahnya untuk ke kelasnya. Berkali kali ia mencengkram tali tas nya dengan keras saat ejekan dan tawa para siswa dan siswi terus menghujaminya. Gadis manis itu mengigit bibirnya dan Menahan air mata yang dengan siap meluncur bebas di pipi chubby nya.

*

Hinata menatap sepasang mata biru yang balik menatapnya dengan intens. Gadis itu berusaha menghindar, namun lagi lagi tubuh besar itu menghalanginya.

"Pe-permisi Naruto-Sama.." cicit Hinata takut, menundukkan wajahnya dalam dalam.

Melihat reaksi ketakutan yang berlebihan Gadis itu membuat Naruto merasa Bersalah akan tindakannya malam itu yang seenaknya mengigit pipi bulat itu.

Seharusnya ia tidak melakukan hal ceroboh seperti itu. Apalagi Hinata adalah gadis yang sangat baik dan begitu polos.

Naruto tidak membiarkan gadis itu pergi begitu saja, ia menarik lengan gadis itu.

"Aku ingin meminta maaf padamu." Ucap Naruto cepat.

Mata bulan itu membulat dan dengan cepat menatap Naruto.

Belum sempat, mulut mungil itu akan bersuara. Pemuda itu terlebih dahulu menarik tubuh mungil itu untuk masuk ke dalam dekapannya.

Naruto memeluknya erat dan mendesah lega.

"Aku benar benar meminta maaf padamu. Sungguh, aku tidak bermaksud melakukan itu padamu. Aku hanya tidak suka kau yang selalu bersikap menghindar. Aku tidak terbiasa, kau tahu?" Ujar Naruto cepat.

Hinata mengerjapkan kedua matanya dengan bingung. Ia menahan dada bidang itu agar segera menjauh.

"N-naruto-sama, l-lepaskan.."

Naruto menggeleng pelan dan justru semakin merapatkan pelukan di antara mereka.

"Jangan menolakku, Hinata. Aku tidak akan menyakitimu."

Hinata terdiam. Rasa takut yang menjalari tubuhnya perlahan mulai menghilang. Tubuh nya yang kaku mulai tenang dan rileks.

Pemuda itu masih mendekap tubuh mungil itu ke dalam tubuh tegap nya. Tanpa memperhatikan sekelilingnya yang kini menjadi pusat perhatian akan aksi tidak biasa yang di lakukan pemuda itu.

Bahkan pemuda itu sama sekali tidak mendengar bisik bisik yang di layangkan para fans nya yang mengernyit jijik kepada Hinata.

Hinata sendiri tidak menyadarinya, di dalam pikirannya hanya terpusat akan perkataan pemuda itu serta rasa nyaman dan hangat yang melingkupi hatinya karena pemuda itu mendekap tubuhnya.

"Mencari kesempatan dan kesempitan, huh? Dasar si rubah itu." Ucap Shikamaru yang melihat adegan Naruto dan Hinata yang berpelukan. Ah tidak, Naruto lah yang memeluknya.

Sasuke mendengus. Pemuda itu menatap Hinata dengan dingin yang hanya terdiam di pelukan Naruto tanpa melakuan apa pun. Seakan berpasrah diri.

Ia membalikan tubuhnya dan berjalan menjauh. Membuat Sai menatapnya dengan bingung.

"Mau kemana dia?" Tanya Sai sambil menatap Shikamaru yang dibalas dengan dengusan cuek dari pemuda berkuncir tersebut.

"Benar benar Rubah licik." Desis Gaara. Mata jade nya menatap malas adegan keduanya dengan jengah dan bosan. Ia berlalu pergi, mengikuti Sasuke yang lebih dulu menjauh dari mereka.

*

Gadis manis itu tersenyum dengan rona merah yang menjalar di kedua pipinya. Beberapa kali ia menggelengkan kepalanya, menghilangkan adegan pelukan Naruto yang terus menghampiri pikirannya.

Aktivitas gadis itu tidak luput dari pandangan tajam sepasang mata yang menatapnya dengan geram.

Pemuda itu keluar dari tempat nya dan melangkah keluar. Ia akan menghampiri gadis itu.

Hinata menatap bingung pada pemuda tinggi dengan rambut raven nya yang berantakan dan menatapnya tajam. Pemuda tinggi yang menghalangi langkahnya.

Hinata mengacuhkan keberadaan pemuda itu. Ia membelokkan langkahnya menuju sisi kiri, namun pemuda itu menghadang jalannya.

Gadis itu meneguk saliva nya dan memutar langkahnya ke sisi kanan. Namun lagi lagi pemuda itu mengikuti langkahnya dan menghadangnya.

Hinata mendongak dengan raut wajah kesal.

"B-bisakah anda menyingkir Uchiha-sama?" Ucap Hinata cepat.

Ia tidak ingin terlambat masuk kelas hanya karena pemuda ini.

Sasuke hanya diam, mata onyx nya terus memperhatikan wajah bulat itu.

Pemuda itu mulai melangkah maju, membuat Hinata tiba tiba merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya gemetaran.

Bayangan saat pemuda itu mengigit bahunya teringat jelas di dalam pikirannya.

Aku harus lari!

Dengan nekat, gadis itu berlari dan mulai menerobos pemuda itu. Namun, pemuda itu tahu apa yang direncanakan gadis itu dan dengan cepat menarik lengan Hinata.

Hinata menjerit membuat Sasuke langusng membungkam mulut itu dengan tangannya dan mulai menyeret tubuh mungil itu menjauh dari koridor sekolah.

"L-lepas-hlm.." Hinata memberontak. Ia tidak akan pernah membiarkan pria itu menyentuh kulit nya seinchi pun!

Cukup dengan pemuda itu yang seenaknya mengigit bahunya hingga membiru. Pemuda ini gila!

Mereka sampai di depan sebuah ruangan yang tidak pernah Hinata lihat sebelumnya.

Ruangan kosong tanpa apapun dan hanya terdapat sebuah piano besar di tengah ruangan.

Sasuke menutup pintu ruangan itu. Ia langsung mendorong tubuh Hinata hingga gadis itu tersungkur di lantai dengan kasar.

Hinata merintih sakit. Siku dan lututnya berdenyut sakit.

Sasuke berjalan menuju piano besar tersebut. Ia duduk dan mulai bermain dengan piano itu. Menciptakan lagu dengan irama yang lembut namun terkesan sedikit aneh.

Membiarkan Hinata yang masih terduduk di lantai. Gadis itu mendongak dan menatap pemuda itu yang asyik dalam permainannya.

Mengacuhkan keberadaan Hinata yang berada satu ruangan dengan pemuda itu.

Untuk apa dia membawaku ke mari jika hanya melihatnya bermain piano?

Hinata mendengus kesal. Ia ingin pergi dari sini. Ruangan aneh dan tidak pernah ia masuki sebelumnya.

Lagu yang dimainkan pemuda itu semakin lama semakin aneh. Tubuh mungil itu mulai meremang. Ada sesuatu yang salah di sini.

Gadis itu bangkit secara perlahan tanpa membalikan tubuhnya dan mulai mundur ke belakang secara perlahan. Sesekali memastikan bahwa pemuda itu tidak melihatnya.

Begitu sampai di pintu ruangan itu, ia langsung membalikkan tubuhnya dan berusaha membuka pintu tersebut.

Namun berapa kali pun ia mencoba, tetap saja pintu itu tidak bisa terbuka. Terkunci. Pintu ini sudah di kunci.

Dan jika benar maka kunci tersebut berada di...

BRAK!

Hinata memekik keras dan langsung memejamkan kedua matanya dengan takut.

"Apakah aku menyuruhmu agar keluar dari sini?" Desis pemuda yang kini berada tepat di belakang tubuhnya. Gadis itu meneguk saliva dengan takut, ia bisa merasakan kedua lengan kokoh pemuda itu memenjarakan tubuhnya hingga punggung mungilnya bisa merasakan dada keras di balik kemeja sekolah pemuda itu.

Kami-sama, jangan biarkan pemuda itu melakukan sesuatu kepadaku..

"Mulut mu bisu? Jawab aku sekarang!" Bentak pemuda itu.

Hinata langsung menggeleng. Air mata mulai berkumpul di kelopak matanya dan mulai menetes secara perlahan.

Pemuda itu menggeram marah dan membalikkan tubuh Hinata dengan paksa.

Menatap tajam wajah bulat gadis itu yang  tetap memejamkan matanya dengan erat.

"Buka matamu!" Ucap pemuda itu.

Namun Hinata menggeleng keras, menolak untuk menatap wajah pemuda itu.

Melihat gadis itu yang tidak menurut membuat pemuda itu dengan kasar mencengkeram wajah bulat itu dan mulai menciumnya.

Mata bulan itu terbuka.

Menatap wajah Sasuke yang begitu dekat dengan terbelalak.

D-dia....

M-menciumku???!!!




*














13 NOVEMBER 2018.

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

424K 42.5K 32
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia Alexander malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya...
448K 19.4K 55
WARNING⚠️TYPO BERTEBARAN‼️ {Cerita ini sudah di revisi,maaf kalau masih ada TYPO🙏🏻} **** bagaimana jika seorang gadis yang amat sempurna dengan waj...
818K 4.6K 12
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
169K 16.6K 68
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.