MY PERFECT BADBOY

By citortor

430K 35.9K 2K

Baca biar tau keseruan Sasuke dan Sakura. More

MPB | Satu
MPB | Dua
MPB | Tiga
MPB | Empat
MPB | Lima
MPB | Enam
MPB | Tujuh
MPB | Delapan
MPB | Sembilan
MPB | Sepuluh
MPB | Sebelas
MPB | Dua Belas
MPB | Empat Belas
MPB | Lima Belas
MPB | Enam Belas
MPB | Tujuh Belas
MPB | Delapan Belas
MPB | Sembilan Belas
MPB | Dua Puluh
MPB | Dua Puluh Satu
MPB | Dua Puluh Dua
MPB | Dua Puluh Tiga
MPB | Dua Puluh Empat
MPB | Dua Puluh Lima
MPB | Dua Puluh Enam
MPB | Dua Puluh Tujuh
MPB | Dua Puluh Delapan
MPB | Dua Puluh Sembilan
MPB | Tiga Puluh
MPB | Tiga Puluh Satu
MPB | Tiga Puluh Dua
MPB | Tiga Puluh Tiga
MPB | Tiga Puluh Empat
MPB | Tiga Puluh Lima

MPB | Tiga Belas

10.5K 988 38
By citortor

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Sakura berjalan di koridor sekolah dengan santai. Hari ini ia sengaja berangkat pagi karena ia bertugas piket.

"Forehead tunggu!" seruan di belakangnya membuat Sakura berhenti dan menatap Ino yang sudah berada di sebelahnya. Mereka kembali berjalan.

"Sahabat datang bukannya di sapa tapi diam saja," ucap Ino seraya melirik Sakura kesal.

Sakura terkekeh mendengarnya, "Pagi Ino," sapa Sakura dengan senyuman teramat sangat manis.

Ino memutar nola matanya jengah, "Bagaimana hubunganmu?" tanya Ino.

"Hubungan apa?"

"Itu tuh,"

"Apa?"

"Hubunganmu dengan Kak Sasuke," dengan kesal Ino menatap Sakura.

"Baik, tapi kadang menyebalkan," ucap Sakura dengan mempoutkan bibirnya ketika mengucapkan kata terakhir.

"Kau ada perasaan sama Kak Sasuke?" tanya Ino hati-hati.

Sakura terdiam beberapa saat, "Entahlah, aku sendiri juga bingung," jawab Sakura pelan.

"Okelah, selama Kak Sasuke tidak membuatmu menangis, tidak masalah," timpal Ino dengan kekehan kecil.

Sakura ikut tersenyum, entah kenapa ia juga yakin jika kekasihnya tidak akan membuatnya menangis. Sakura yakin itu.

***

Mebuki terus saja mengusap kepala putrinya dengan sayang. Ia bingung harus berbuat apa ketika Sakura menangis seperti ini.

"Bun, sakitt, hiks," rengek Sakura seraya memeluk gulingnya.

"Ya Bunda harus bagaimana?" jujur saja, Mebuki bingung. Putrinya terus mengeluh jika giginya sakit, tapi saat Mebuki hendak membeli obat, Sakura terus merengek dan menangis. Mebuki jadi tidak tega meninggalkannya. Saat Kizashi mendekati putrinya, bahkan Sakura tidak menggubrisnya, akhirnya Kizashi pergi dan membiarkan Mebuki yang menemani putrinya.

"Bunda~ hiks hiks,"

Mebuki meringis ketika melihat pipi kiri putrinya yang nampak membengkak. Jam menunjukkan pukul 7 malam, sejak sore putrinya terus mengeluh kesakitan.

"Ke Dokter mau?" tanya Mebuki terus mengusap kepala Sakura.

Sakura menggeleng dan merintih pelan, "Sakit,"

Mebuki tahu sakitnya seperti apa, ia juga pernah muda. Sakura tengah mengalami masa pertumbuhan. Mungkin sakit yang ia rasakan karena giginya akan lahir. Wajar jika sakit. Dan sakit gigi itu sungguh tidak mengenakan. Namanya juga sakit.

"Buat tidur saja," bujuk Mebuki.
Sakura terus terisak pelan. Rasanya sungguh nyut nyutan.

Drrrrttt

Getaran panjang yang berasal dari ponselnya membuatnya tidak menghentikan tangisannya. Akhirnya, Mebuki lah yang mengambil ponsel milik putrinya yang diletakan di atas meja. Nama Sasuke terpampang di layar touch schreennya.

"Sasuke menelpon," Mebuki memberi tahu. Sejenak tangisan Sakura mereda. Namun tak lama kemudian ia kembali menangis dengan gelengan kepala. Mebuki menghela nafas dan akhirnya ialah yang mengangkat panggilan tersebut.

"Lagi apa? Dari tadi pesanku belum di balas,"

Mebuki tersenyum ketika mendengar suara Sasuke yang terdengar kesal dan sedih secara bersamaan.

"Sayang? Lagi apa?"

"Bundaaaaa sakittttt, hiks,"

"Sakura? Kamu kenapa hei?" sontak saja Sasuke bertanya ketika mendengar tangisan Sakura yang memanggil Bundanya. Jelas Sasuke khawatir.

"Bunda tahu, tapi kalau tidak di obati ya bagaimana lagi?"

"Tolong Sakura Bun~~"

"Bunda? Bun? Sakura kenapa?"

"Sakura sakit," jawab Mebuki yang menahan senyumnya ketika mendengar Sasuke memanggilnya. Kentara sekali jika pemuda yang ia ketahui adalah kekasih putrinya sedang cemas.

Tak lama, panggilan tersebut terputus. Dan Mebuki sangat hafal jika sepuluh menit dari sekarang, Sasuke akan tiba di sini. Ia bersyukur putrinya di cintai oleh pemuda yang tepat. Mebuki berharap, semoga hubungan keduanya lancar.

Benar saja dugaannya, suara deruman motor terdengar sampai telinga Mebuki. Tak lama kemudian, pintu kamar Sakura di buka dengan cepat dan masuklah seorang pemuda tampan dengan jaket navinya.

"Sakura?" panggil Sasuke dengan raut wajah khawatir ketika melihat gadisnya yang tengah tengkurap dengan isakan tangis.

Tangisan Sakura sempat terhenti dan menatap Sasuke sejenak. Namun ia kembali terisak ketika rasa nyut nyutan di pipi kirinya belum juga hilang.

"Bunda tinggal ya?"

Sontak Sakura menggeleng lemah, "hikss hiks,"

Mebuki bangkit dan berjalan melewati Sasuke yang menatap Sakura dengan sorot mata berbeda.

Mebuki berhenti dan menatap Sasuke sebelum pergi, "Sakura sedang mengalami masa pertumbuhan, kalau bisa bujuk dia ke dokter gigi,"

Sasuke menghela nafas lega ketika mendengar penjelasan Mebuki. Ternyata sakit gigi. Namun tak lama ia kembali meringis ketika membayangkan bagaimana rasanya. Sasuke pernah mengalaminya.

Ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang Sakura dan mengusap kepala gadisnya.

"Sasuke~~~ sakittt~~" rengek Sakura dengan menatap Sasuke berharap pemuda itu bisa menetralkan rasa sakit pada giginya.

"Mana yang sakit?" tanya Sasuke lembut.

Sakura menunjuk pipi kirinya yang tampak membengkak. Bolehkah Sasuke tertawa saat ini? Gadisnya tampak begitu menggemaskan dengan pipi yang lebih besar dari biasanya. Walaupun ia tersenyum, tangannya terangkat dan menyentuh pelan pipi kiri Sakura.

"Kalau tidak mau sakit, kenapa tidak mau ke dokter?" tanyanya masih dengan tatapan teduh dan usapan yang lembut. Sakura berhenti menangis, namun jejak air matanya masih terlihat jelas.

Kepalanya menggeleng. Kemudian air matanya kembali menetes. Nyut nyutan di pipinya belum juga hilang. Bahkan semakin menjadi.

"Coba duduk," ucap Sasuke yang membantu gadisnya untuk duduk. Onyxnya menatap teduh Emerald di hadapannya. Kedua tangannya bergegas mengusap air mata Sakura perlahan.

"Sakit," ucap Sakura dengan bibir yang tertekuk ke bawah.

"Ke dokter ya?" tanya Sasuke berusaha membujuk. Sakura menggeleng.

"Lama-lama aku dan gigi musuhan,"

"Kenapa begitu?"

"Siapa suruh dia membuatmu menangis,"

Sakura tersenyum mendengar alasan Sasuke. Konyol? Memang. Tidak masuk akal? Memang. Gila? Memang.

Sasuke juga ikut tersenyum ketika melihat senyuman Sakura.

"Nah senyum," ucap Sasuke seraya mencubit gemas kedua pipi Sakura.

"Kyaa.....sakitt~~" Sakura memegang pipi kirinya dengan raut wajah yang nampak kesakitan. Air mata kembali menetes dari kedua matanya yang terpejam erat.

Sasuke yang melihatnya tentu saja panik. Ia lupa jika pipi Sakura bengkak.

"Maaf, aku lupa," ucapnya penuh sesal. Sakura menepis tangan Sasuke yang hendak menyentuh pipinya. Bermaksud mengusapnya.

"Sakittt~ kau jahatt~" ucapan yang di selingi isak tangis itu membuat hati Sasuke merasakan sakit.

"Maaf," Sasuke masih berusaha membujuk.

"Hikss....hikss,"

"Coba lihat mana yang sakit," ucap Sasuke tulus dan menurunkan tangan Sakura lembut. Menggantikannya dengan tangan Sasuke kemudian mengusapnya dengan sayang.

"Bimsalabim, sembuh,"

Cup

Sakura terdiam.

Sasuke masih mengecup pelan pipi kirinya. Dan entah kemana nyut nyutan itu hilang. Kini tergantikan rasa hangat yang menjalar di kedua pipinya dan hatinya.

Sebelah tangan Sasuke mengusap lembut pipi kiri Sakura. Ia menjauhkan wajahnya dan menatap langsung kedua manik Sakura.

"Itu mantra apa?" tanya Sakura pelan. Namun ia tidak bisa menahan senyumannya ketika mendengar mantra yang di ucapkan Sasuke.

"Biar cepat sembuh," jawab Sasuke dengan senyuman tulusnya. Ia rela membuang egonya jauh-jauh hanya untuk membuat gadisnya tertawa.

Sakura tertawa pelan, namun tindakan yang ia lakukan selanjutnya benar-benar membuat Sasuke terkejut. Sakura menjatuhkan kepalanya di bahu pemuda itu. Mencari posisi ternyaman dan memejamkan matanya. Sasuke tersenyum dan membelai kepala gadisnya.

Jarang sekali Sakura bersikap manja seperti ini.

"Sering-sering sakit ya?"

Gumaman Sasuke yang berupa pertanyaan tersebut mendapatkan cubitan di pinggangnya dari gadis yang tengah bersandar padanya. 

"Jahat," sahut Sakura pelan yang membuat Sasuke semakin memeluknya gemas.

Bolehkah Sasuke berharap agar ia bisa terus merasakan kebahagiaan ini? Bersama orang yang sama?

Senyuman Sasuke tidak pernah luntur, "Tetap sehat, aku menyayangimu," bisik Sasuke lirih. Sasuke tulus mengucapkannya.

'Sama,'

***

•TBC•

Continue Reading

You'll Also Like

105K 9.3K 35
Sebuah cerita tentang rasa cinta yang rela dipendam dalam luka yang membara. .
269K 14.1K 22
Sakura terus berlari tanpa arah, air matanya pun ikut menetes tak ingin berhenti. Seolah menjadi jawaban atas apa yang terjadi dengan hatinya sekaran...
241K 12.2K 24
Mungkin ini bisa dibilang cinta palsu saat kau mengatakan cinta namun kau juga mengkhianati inilah yang dirasakan oleh haruno sakura. Cintanya dikhi...
451K 33.1K 28
Uchiha Sasuke adalah seorang pewaris tahta kerajaan Uchiha. Dia sangat mencintai putri dari kerajaan Haruno yang adalah tunangan dari pangeran Sabaku...