#Pagi
Hari ini adalah hari yang buruk untuk nisa, karna ia harus menyaksikan sendiri akad nikah sang suami dengan perempuan lain demi mempertanggungjawabkan semuanya perbuatannya
Namun, entah mengapa hari ini nisa sedang tidak enak badan mungkin bawaan dari sang bayi. Bagaimana nisa menyaksikan akad nikah dimas dan rania sedangkan dirinya sendiri aja tidak kuat berjalan
#Ruang Tamu
"Kania, nisa dimana?"tanya dimas
"Mungkin ka nisa ngga mau menyaksikan akad nikah suaminya sama istri keduanya karna sakit hati"ceplos danial
"Danial-"
"Benerkan bi"
"Diam kamu!"
"Ka nisa masih dikamarnya"jawab kania
Tiba tiba kania mendapatkan pesan dari nisa
Ka Nisa
Online
"Assalamualaikum kania, maaf ganggu. Tolong kasih tau abi sama umi kalo kaka ngga bisa ikut menyaksikan akad nikah mas dimas, badan kaka lagi ngga enak soalnya"
"Waalaikumsallam ka, kaka kenapa? Kaka sakit?"
"Ngga kan, cuman ngga enak badan aja. Tolong kasih tau ya"
"Iya ka"
"Kenapa kan?"tanya dimas melihat kania wajahnya khawatir
"Ka-ka nisa-"
"Nisa, kenapa nisa?"tanya dimas
"Ngga usah deket deket sama istri gua"ucap danial menjaga kania dari dimas
"Ka nisa ngga bisa ikut acara akad nikah"jawab kania
"Kenapa nisa ngga ikut?"tanya umi
"Ka nisa lagi ngga enak badan"jawab kania pelan
Dimas langsung naik keatas untuk melihat sang istri sedangkan yang lainnya masih terdiam diruang tamu termasuk rania
Tok.... Tok.... Tok....
"Sayang buka pintunya sayang"ucap dimas mengedor pintu kamarnya
Tok. Tok. Tok.
Nisa membuka pintu kamarnya
"Sayang kamu kenapa?"tanya dimas terlihat panik
"Aku ngga apa apa ko mas"jawab nisa tersenyum
"Sayang-"
"Lebih baik kamu turun mas, acara akad nikah kamu bakal dimulai sebentar lagi"ucap nisa
"Ngga, aku bakal batalin ini semua"jawab dimas ingin pergi namun nisa menahan nya dan menggelengkan kepalanya
"Jangan membuat kesalahan lagi mas"lirih nisa
"Tapi sayang-"
"Aku ngga apa apa. Sekarang kamu turun dan lakuin yang semestinya dilakuin"ucap nisa
Dimas menatap mata nisa dengan tatapan sedu, rasa bersalah terus menyerang dirinya bertubi tubi.
Nisa mulai menutup pintu kamarnya dan dimas terdiam melihat hal itu. Wajar jika nisa marah bahkan memperlakukan dirinya seperti itu
Dimas turun kebawah dan terlihat semua anggota keluarga sudah berkumpul termasuk penghulunya
"Ko kamu ngga bawa nisa turun?"tanya umi
"Nisa lagi ngga enak badan mi"jawab dimas
"Pak Abdullah, kita bisa mulai akadnya?"tanya penghulu
"Iya"jawab abi
Dimas duduk didepan penghulu lalu menjabat tangan nya
"Saya terima nikah dan kawinnya Rania Puspita Rahayu binti Gusti Bagaskara dengan mas kawin tersebut tunai!"ucap dimas dengan lantang
"Sah!"
Dilihat dari sela sela pintu, ada nisa seketika sesak, dunia begitu sempit untuk dirinya hidup. Suaminya kini menikah lagi, dan ia harus rela berbagi suami dengan mantan sekretarisnya sendiri sekarang
Rania mencium tangan dimas disaksikan oleh semua anggota keluarga al hafidz. Marah? Namun mau bagaimana lagi? Kini rania sedang mengandung mau tidak mau harus menikah
Setelah selesai akad nikah, abi Abdullah, iqbal dan danial langsung pergi kekantor mereka semua harus menyembunyikan pernikahan dimas dan rania rapat rapat. Sedangkan dimas langsung menemui sang istri dikamarnya
Tok... Tok... Tok...
"Nisa, mas boleh masuk?"pinta dimas dibalik pintu
"Masuk mas"jawab nisa lalu dimas masuk kekamarnya
"Raihan minum susunya kuat banget ya sayang"ucap dimas menghampiri nisa yang sedang menyusui raihan
"Iya mas"jawab nisa
"Apa mas boleh menggendong raihan?"tanya nya
"Boleh mas"jawab nisa memberikan raihan pada dimas
Lalu dimas menggendong raihan dan berjalan kearah jendela
"Entah aku harus marah atau sedih mas? Disatu sisi kamu menghancurkan kepercayaan aku, disisi lain kamu ingin memperbaiki kepercayaan aku. Aku harus bagaimana mas? Apa aku harus percaya lagi sama kamu demi raihan dan juga anak yang ada didalam kandungan aku mas"batin nisa
•Disisi lain
"Kamu sekarang menantu dirumah ini. Saya anggap kamu sebagai menantu karna nisa yang meminta, jangan harap saya mau menerima kamu sebagai menantu saya!"ucap umi pada rania
"Sekarang, kamu masak makan siang buat semua orang"lanjut umi
"Iya mi"jawab rania
Umi fatimah keluar dari dapur dan membiarkan rania memasak didapur sendirian
#Siang
Karna nisa sedang tidak enak badan jadi rania yang mengantarkan makan siang untuk dimas kekantornya
Tok... Tok... Tok...
Rania masuk keruangan dimas dan melihat dimas sedang mengerjakan tugas nya
"Assalamualaikum mas"salam rania
"Waalaikumsallam"jawab dimas
"Aku bawain makan siang, kamu makan ya"ucap rania
"Taruh saja diatas meja"jawab dimas lalu rania menaruh tempat makannya diatas meja
Tak lama dimas menghampiri rania dan ia menjalankan tugasnya seperti istri walaupun ia istri kedua
"Mau aku suapin?"tanya rania
"Ngga usah"jawab dimas mengambil makannya
#Malam
Kini nisa dan rania dipanggil oleh dimas kerumah belakang untuk mempermasalahkan soal syarat yang dimas ajukan pada nisa kemarin
"Nisa mas pernah ngomong sama kamu klo mas akan menikah dengan rania namun dengan syarat"ucap dimas
"Dan sekarang mas mau kamu memenuhi syarat dari mas"lanjut dimas mengeluarkan sebuah surat dan menaruhnya diatas meja
"Mas mau kamu menandatangani surat itu. Rania bacakan isi surat itu"lanjutnya
Rania membuka surat itu dan mulai membacanya
"Saya Dimas Al Hafidz, selaku kepala rumah tangga mengajukan beberapa syarat pada istri pertama saya yaitu Nisa Azzahra, diantaranya :
1. Nisa Azzahra harus melayani Dimas Al Hafidz selayaknya suami istri
2. Nisa Azzahra harus menerima istri kedua dari Dimas Al Hafidz yaitu Rania Puspita Rahayu
3. Jika emang diantara Nisa Azzahra atau Rania Puspita Rahayu melakukan kesalahan, kalian harus mampu menutupi satu sama lain
4. Uang bulanan sudah disediakan oleh Dimas Al Hafidz selaku kepala rumah tangga dan uang bulanan itu disama ratanya
5. Ini adalah poin terakhir dan ini harus lebih ditekankan 'Saat Rania sudah resmi menjadi istri kedua dari Dimas Al Hafidz, Dimas Al Hafidz meminta bahwa saat itu juga nisa harus melayani nya dan harus satu ranjang dengannya walaupun harusnya Dimas Al Hafidz bersama dengan Rania Puspita Rahayu!'
Nisa tak berdaya, dimas terus menerus menatapnya dengan tajam entah maksudnya apa dimas menatapnya seperti itu
"Nisa kamu harus tanda tangan diatas matrai"ucap dimas
"Ngga, aku ngga setuju sama poin ke lima"ucap nisa
"Kenapa?"tanya dimas
"Mas, rania itu istri kamu istri sah kamu. Dia berhak mendapatkan nafkah batin juga"jelas nisa
"Tapi nis-"
"Pokoknya aku ngga setuju sama poin ke lima"sela nisa
"Kalo itu kemauan kamu, mas akan turutin"jawab dimas
"Ayo rania"ucap dimas menggandeng tangan rania keluar dari rumah al hafidz untuk memberikan nafkah batin buat rania
Sakit rasanya namun mau bagaimana lagi? Rania juga membutuhkan nafkah batin
#Pagi
Nisa pergi menemui dimas dirumah al hafidz, nisa mencari dimas dikamar namun tak ketemu
"Sayang, kamu cari siapa?"tanya umi keluar dari kamar
"Umi, aku lagi cari mas dimas"jawab nisa
"Mungkin lagi sama perempuan itu"jawab umi dengan malas
"Kamu udah cari di ruang tamu atau ruang makan?"tanya umi
"Ruang tamu sudah, tapi diruang makan belum mi"
"Coba kamu cari disana"
"Yaudah nisa keruang makan ya mi"
"Iya sayang"
Nisa pergi keruang makan, namun saat ingin masuk nisa mendengar pembicaraan dimas dan rania
"Ini mas sarapannya"ucap rania menyajikan makanan diatas meja
"Makasih"
"Sama sama mas" "Oh iya mas, hari ini jadwal aku kontrol kandungan kamu mau temani aku kan?"tanya rania
"Iya nanti mas temani"jawab dimas
Rania membalasnya dengan senyuman
Tok... Tok... Tok...
"Nisa"
"Ka nisa"
"Maaf ganggu"ucap nisa masuk keruang tamu
"Kenapa sayang?"tanya dimas berdiri menghampiri nisa
"Aku minta izin ya mas, aku mau nginap beberapa hari kerumah umi sama raihan"jelas nisa
"Tapi kenapa nis? Apa mas menyakiti kamu lagi?"tanya dimas
"Iya mas, kamu terus menerus menyakiti hati entah kamu menyadarinya atau ngga mas"batin nisa
"Ngga mas, aku sama raihan butuh liburan aja"jawab nisa
"Yaudah, besok mas bawa kamu kerumah ditengah hutan ya sama raihan"ucap dimas
"Ngga usah mas"jawab nisa
"Yaudah biar mas antar ya"ucap dimas
"Ngga usah mas, aku bisa minta tolong sama fahri buat antar ke rumah umi. Lagi juga kan kamu punya janji sama rania, buat temani dia kontrol kandungan"jelas nisa harus tegar
"Nis-"
"Aku butuh izin kamu mas, kalo kamu ngga kasih izin ngga apa apa ko"sela nisa
"Iy-iya iya mas kasih izin"jawab dimas
"Terimakasih mas"ucap nisa lalu dibalas anggukan sama dimas
Nisa membalikan tubuhnya, tanpa sadar air mata menetes sesegera mungkin nisa menghapusnya dan pergi dari ruang makan. Dimas yang melihat perubahan sang istri dibuat diam membisu
"Akibat perbuatan ku, kamu harus menanggung akibatnya nisa. Sampai sampai kamu harus menghindar dari tatapan aku nis"batin dimas
Jam menunjukkan pukul 8.50 fahri memasukan satu koper yang lumayan besar ke bagasi mobil nya sambil ngobrol dengan raihan yang digendong nisa
"Pak fahri sudah kamu masuki semua?"tanya nisa sambil menggendong raihan
"Sudah bu"
"Raihan, om fahri punya hadiah buat raihan"ucap fahri lalu mengambilkan hadiahnya
"Ini buat raihan"ucap fahri memberikan hadiah sebuah mainan mobil mobilan dan juga kereta keretaan
"Wah, dapat mainan dari om fahri. Makasih om fahri"ucap nisa suara persis anak kecil
"Sama sama raihan"jawab fahri memegang tangan mungilnya dan raihan terlihat bahagia
Disisi lain dimas tengah memperhatikan nisa raihan dan fahri dari kejauhan, dimas bisa merasakan nisa dan raihan sangat bahagia ketika fahri memberikan hadiah mainan pada raihan
"Harusnya aku yang memberikan hadiah untuk anakku sendiri bukan asisten pribadi ku. Aku cemburu pada fahri saat dia ngobrol dengan nisa dan raihan"ucap nya
"Mas, kamu ngga boleh cemburu sama asisten pribadi kamu sendiri mas"ucap rania
"Gimana aku ngga cemburu, fahri orang luar bahkan bisa bikin nisa tertawa lepas sedangkan aku apa? Aku suaminya, aku ayah dari raihan tapi aku cuman bisa bikin mereka menangis"jelas dimas
"Semua hanya masalah waktu mas, jangan berpikir terlalu jauh seperti itu. Ngga baik buat hubungan kamu sama ka nisa, aku takut nanti akan terjadi salah paham"jelas rania
"Maksud kamu apa ngomong begitu?"tanya dimas melihat rania
"Aku ngga bermaksud gimana gimana. Intinya cuman satu mas, kamu harus percaya sama ka nisa"jelas rania
Dimas terdiam.
"Ayo fahri, nanti kita terlambat lagi"ucap nisa
"Baik bu"jawab fahri membukan pintu mobilnya
Tak lama mobil pribadi fahri sudah keluar dari lingkungan al hafidz. Disusul mobil pribadi dimas juga yang ingin pergi kerumah sakit
#Malam
Tok... Tok... Tok...
Nisa membuka pintunya ternyata fahri
"Selamat malam bu nisa"sapa fahri
"Malam fahri, ko kamu kesini malam malam. Ada apa?"tanya nisa
"Kita bisa ngobrol didepan bu"ucap fahri
"Iya"jawab nisa
Fahri dan nisa duduk berdua ditaman depan rumah nisa
"Maaf bu, ini makanan dari pak dimas"ucap fahri memberikan sebuah tas berisikan makanan dan ternyata ada suratnya, nisa membuka suratnya dan membaca nya
"Assalamualaikum sayang, kamu lagi apa? Maafin aku ngga bisa menemani kamu bahkan bertemu dengan kamu. Aku titip makanan kesukaan kamu ke fahri, aku juga yang menyuruhnya buat menemui kamu untuk mewakilkan aku. Besok pagi, aku akan menemui kamu dirumah umi. Dan besok kita habiskan waktu bersama."
Dari Dimas Al Hafidz
Untuk Nisa Azzahra
"Jadi mas dimas suruh kamu kesini buat antar makanan ini?"tanya nisa
"Iya bu, tadi pak dimas menghubungi saya suruh saya buat memberikan makanan ini buat ibu"jawab fahri
"Apa saya boleh jujur saya bu nisa?"tanya fahri lalu nisa menganggukkan kepalanya
"Saya salut sama ketegaran hati ibu yang masih mau menerima suaminya menikah lagi bahkan dengan sekretarisnya sendiri"jelas fahri
"Saya tidak pernah menyangka bahkan membayangkan hal ini akan menimpa rumah tangga ibu"lanjut fahri
"Fahri, Allah memberikan ujian pada setiap hambanya berbeda beda dan saya yakin ujian yang Allah kirimkan untuk saya itu tidak pernah diluar kemampuan saya"jawab nisa
"Iya bu, tapi ini sudah kelewat batas bu"
"Mau bagaimana lagi fahri? Takdir saya sudah seperti ini, tidak bisa dirubah lagi. Tapi saya yakin sama takdir Allah, saya yakin bahwa dibalik ini semua pasti ada kebahagiaan yang akan menanti"jelas nisa
"Kebahagiaan mana yang ibu maksud? Kebahagiaan suami sendiri mengakui perbuatan itu dan menikah didepan istri sah maksud ibu. Kebahagiaan diatas penderitaan istri sah?"
"Kebahagiaan yang saya maksud adalah kelak mas dimas akan berubah dan saya percaya itu. Dan juga kebahagiaan saya serta anak anak saya ada pada mas dimas"
"Saya kagum sama ibu nisa. Ibu adalah perempuan pertama yang pernah saya temuin, hati dan pikiran ibu begitu kuat saat menerima kenyataan pahit"
Nisa membalasnya dengan senyuman
Bersambung....