[6] MY MAID

By ame-chan02

126K 12.1K 813

Aku gadis bernama hinata. Tidak ada marga yang melekat di namaku. Aku hanyalah anak angkat dari ibuku. Yui ka... More

Just Hinata
Maid
Sekolah
Hukuman?
Dia gila!
Dia yang Sebenarnya
Peringatan
Apakah aku?
Kau pelayan ku.
Semobil?
Atap
Jangan mendekat
Menghindar
Takut
Kaasan
Someone
Who?
Misterius Man
Insiden
Kucing Nakal
Help
Tunangan
Tunangan (2)

Sekolah (2)

5.8K 655 38
By ame-chan02

Gadis itu sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Bahkan sudah memakai sepatu dan membawa tasnya.

"Sebelum kalian pergi, aku ingin kalian memberi kuncinya pada aoi-jiisan sebelum pergi nanti. " Ucap hinata agar salah satu pemuda itu memberikan nya kepada penjaga mansion.

*

Namun, sebelum gadis itu akan pergi. Naruto membuka suaranya dengan nada bertanya.

"Ku dengar dari kaasan, kau masih sekolah. Dimana sekolahmu? Mungkin aku bisa mengantarmu." Tawar naruto bangkit dari meja makannya dan Berjalan santai menuju gadis itu.

Hinata menggelengkan kepalanya dengan cepat, "T-tidak papa, arigato Naruto-sama. Aku duluan ya!"

Gadis itu cepat cepat berlalu pergi dari hadapan  pemuda itu yang menatap punggung mungilnya dari kejauhan.

"Aku benar benar penasaran dimana gadis itu bersekolah. Pasti berat untuknya bekerja sambil sekolah. Gadis yang tegar sekali." Ucap naruto  setelah beberapa menit terdiam. Tampak nya ia tidak biasa mendapatkan penolakkan dari seorang gadis.

"Sudahlah, sebaliknya kita bersiap bersiap untuk pergi.  Tidak mungkinkan jika kita terlambat di hari pertama kita bersekolah?" Tegur sai dan mulai bangkit berdiri lalu Berlalu naik keatas ke kemarnya.

"Aku akan pergi naik motor bersama gaara nanti."
Naruto melambai kepada yang lain lalu ikut masuk ke dalam kamar untuk bersiap siap.

*

Gadis mungil itu menatap jalanan sekitarnya dengan bingung. Sesekali ia mengigit bibir bawahnya dengan gugup.

'Hm? Kenapa bus nya belum datang juga? Bagaimana ini?'

Ia melonjak senang ketika melihat bus bewarna biru melaju kearahnya. Ia melambaikan tangannya agar bus itu berhenti di tempatnya.

Senyumnya terbit begitu bus itu berhenti di depannya. Hinata masuk kedalam bus yang terbuka otomatis.

Hinata membungkuk hormat kepada supir bus ketika ia baru turun dari bus. Pria itu tersenyum tipis melihat kesopanan gadis itu. Ia mengangguk pelan dan kembali menjalankan bus nya.

Hinata berlari pelan menuju gerbang sekolah miliknya yang bewarna putih gading.

'Tepat waktu! Ku pikir aku akan terlambat!'

Hinata hampir saja menabrak seseorang ketika ia berlari. Gadis yang hampir di tabrak hinata menatap nya dengan tatapan maut namun tidak melakukan apa apa. Ia melanjutkan langkahnya menuju teman temannya yang sudah berkumpul.

Hinata yang tadi ketakutan,  menatap bingung ke arah gerombolan gadis gadis sekolahannya yang tampaknya berkumpul pada satu titik di parkiran sekolah.

Ia tampak tidak peduli dan langsung melanjutkan langkahnya menuju pelantaran sekolah nya. Ia tersentak kecil ketika para gerombolan itu tampak berisik dan berteriak tentang sesuatu.

"Kami harus masuk ke kelas kami, bisakah kalian memberi kami jalan?" Ucap sebuah suara terdengar lembut dan ramah.

Membuat hinata menghentikan langkahnya seketika. Ia sepertinya mengenal suara ceria itu.

Gadis itu menoleh ke kerumunan itu dan langsung melihat wajah yang sangat ia kenali. Wajah nya pucat seketika, apalagi saat orang yang ia tatap juga meliriknya. 

"Hinata?" Ucapnya dengan pelan.
Beberapa pasang mata yang sangat ia kenali menatapnya langsung. Tubuh hinata menegang seketika.

Sontak membuat hinata dengan cepat cepat kembali melanjutkan langkahnya. Tanpa menoleh kembali pada pemuda itu.

Ia berlari sepanjang koridor sekolah tanpa memperhatikan Beberapa siswa yang melihatnya dengan sinis dan mencemooh. Ia sedang berpikir.

'Kenapa mereka di sini? Jangan bilang mereka juga bersekolah  di sini? Kalau memang benar, kenapa aku tidak pernah melihat mereka selama ini?'

Ia benar benar bingung. Ia berharap para pemuda itu tidak bersekolah ini. Karena, jika mereka disini. Para siwa sekolah pasti akan mengejeknya habis habisan. Apalagi ino dan lainnya.

Sedangkan ditempat lain, pemuda yang tadi memanggil nama hinata tampak mengerjapkan kedua matanya.

Ia menatap teman temannya lalu membuka mulutnya.

"Itu hinata? Kenapa dia kabur begitu saja?"  Tanyanya bingung.

Mereka tampak begitu cuek dan tidak peduli sama sekali.

"Sudahlah. Biarkan saja, kita akan bertemu dengannya nanti. Ayo pergi dari sini. Telingaku sakit jika mendengar mereka berteriak terus!" Ucap shikamaru dan bergegas berjalan, dengan para gadis yang masih saja mengikuti mereka.

*

Gadis berambut indigo dengan kepangan satu itu memasukan tasnya ke laci meja dan mulai membuka bukunya.

'Hah.. Syukurlah, aku bisa ke kelas dengan cepat. Tapi kenapa, sensei belum datang juga? Bukankah waktu pelajaran sudah dimulai 20 menit yang lalu?'

Beberapa menit kemudian, suara pintu yang di geser terdengar memasuki kelas yang berisik karena suara para siswa dan siswi yang mengobrol.

Seorang pria tampan dengan rambut putih yang khas masuk ke dalam kelas. Sebagian wajahnya tertutup masker putihnya seperti biasa. Namun baru saja ketua kelas memberi salam hormatnya. Beberapa pemuda masuk yang langsung diiringi teriakan tertahan para siswi di kelas itu.

Seluruh kelas langsung berisik, beberapa siswi langsung melihat para objek itu dari tempat duduk mereka dengan mengulas senyuman mereka, berbanding terbalik dengan para siswa yang hanya mencibir para pemuda itu.

"Baiklah, dengar kan sensei sebentar."

Pria itu menepuk kedua tangannya untuk merendam suara berisik mereka.

"Gomen karena sensei telat hari ini. Baiklah, sensei akan memperkenalkan teman kelas kita yang memang sempat vakum selama satu tahun lamanya. Semua pasti masih mengingat mereka, kan?" Ucap pria itu.

"TENTU SAJA!" Balas para siswi berteriak.

Hinata menggeleng tidak percaya kepada para pemuda yang berdiri di depan kelasnya sekarang. Tubuh nya tersentak ketika naruto mengedipkan sebelah matanya. Oh tidak, aku tidak bermimpi kan?

"Oke, kita akan memulai pelajaran kita hari ini. Kalian cari sendiri bangku yang kalian suka."  Kakashi sensei melambaikan tangannya menuju seluruh kelas.

Mereka menangguk pelan tanpa berkomentar.

Sontak membuat para siswi lagi lagi berteriak agar salah satu dari kelima pemuda itu duduk di salah satu bangku di dekat mereka.

'Ba-bagaimana mungkin mereka berada di sini? Di kelas ini?'

Hinata bergumam lemas. Mata bulannya menatap was was kelima pemuda itu yang tampaknya tidak tertarik untuk duduk di antara para siswi itu.

Mereka justru menatap di pojok kelas tepat pada dua deret bangku yang berada di dekat jendela besar. Yang sialnya tempat hinata duduk menyendiri di sana.

Hinata meneguk saliva nya gugup dan ragu ragu menatap mereka. Gadis itu benar benar ingin segera pergi dari kelas ini begitu menemukan kelima pasang mata itu langsung menatapnya.

'Aku punya firasat yang tidak menyenangkan.'

*

Hinata menggoreskan pena  di buku miliknya, beberapa kali tangannya tergelincir dari penanya sendiri saking gugupnya. Ia bahkan tidak berani menatap sekitarnya dan terus menatap kakashi sensei.

Beberapa kali ia menghela nafas ketika harus menerima nasibnya yang tidak beruntung. Ya, kelima pemuda itu lah yang membuatnya benar benar tidak beruntung dan membuatnya lemas.

Mereka duduk di antara bangkunya. Dengan posisi naruto yang asyik bermain ponsel duduk di kanannya.

Gaara yang membaca bukunya di belakang naruto diikuti sai yang asyik mencoret bukunya tanpa berminat mendengarkan ocehan kakashi.

Sasuke yang berada tepat di belakangnya dengan shikamaru yang tertidur.

Benar benar lengkap sudah penderitaan hinata. Apalagi saat para siswi di kelasnya terus melayangkan tatapan mengancam kepadanya.

"Kau tidak mengatakan jika kau bersekolah di sini." Ucap naruto membuat hinata tersentak kaget di tempat duduknya.

"A-ano bisakah pertanyaan naruto-sama di simpan dulu? A-aku sedang belajar." Hinata berbisik gugup.

"Benarkah? Kulihat kau hanya mencoret bukumu dengan tulisan jelek mu." Ucap sebuah suara di belakangnya.

Hinata bergetar ketakutan, ia kenal suara itu. Pemuda yang sangat ia hindari dan takuti hanya karena pemuda itu menatap dan mendorongnya waktu itu.

Ia menudukkan wajahnya dengan gelisah dan meremas rok lipitnya.

"Kami akan berbicara dengan mu istirahat nanti." Ucap naruto lalau mengalihkan pandangannya kembali ke layar ponselnya.





*
















SELAMAT ULANG TAHUN UNTUKKU!

HAHHA.. author benar benar ulang tahun loh...

Jadi, untuk kedua cerita ini. Author sengaja membuatnya ngebut,  khusus my birtday!
\(^○^)/


YEAYY!!!

Tepuk tangan dungg!! (^3^)[]

Oke, untuk cerita yang lain. Di tunggu aja. Karena author tinggal edit aja sih.  (^^)/

Sampai jumpa ya!

Jangan lupa, kasih vote sebanyak banyaknya!!

See you!!

2 OCTOBER 2018.



Continue Reading

You'll Also Like

51.4K 99 11
desmak
76.5K 7.5K 72
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
157K 15.3K 67
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
894K 66.3K 71
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...