PUZZLE

By mellani_29

251 83 9

#Based on true story# Takkan pernah habis air mataku Bila ku ingat tentang dirimu Mungkin hanya kau yang tahu... More

PROLOG
Pindah Kantor
Kilas Balik (Bimbingan Belajar)
Kilas Balik (Hembusan Angin)
Kilas Balik (Bahagia)
Kilas Balik (Kebun Binatang)
Kilas Balik (Toko Buku, Bioskop)
Kilas Balik (Lulus Sidang)
Kilas Balik (Konflik)
Kilas Balik (Tak selamanya karang itu tegar)
Kilas Balik (Wisuda)
Bulan Sibuk
BANDUNG
Dua Bulan Satu Minggu
Kosong
Kenangan Itu
Janji (kilas balik)
Pemakaman (kilas balik)
Pilihan

Masalah Anggaran

7 4 0
By mellani_29

Maaf baru update lagi dan cuma sedikit, terima kasih buat yang udah mampir baca dan kasih vote cerita ku, mohon maaf kalo masih banyak kekurangan, karena bukan seorang penulis tapi lagi belajar nulis.

happy reading 

♥♥♥

Sudah dua minggu terakhir ini Rara tidak beranjak dari ruangannya meskipun jam istirahat. Ia selalu membawa bekal tak jarang ia harus memakan bekalnya sambil menyelesaikan pekerjaannya, ia juga sudah jarang untuk pergi makan siang dengan Tania dan Nayla, bahkan ia juga sering harus lembur. Tugasnya dikantor ini lebih besar karena merupakan kantor pusat dan harus memeriksa perencanaan keuangan dari beberapa anak perusahaannya.

"Ra, makan bareng yuk?" kata Yudha yang sudah berdiri disampingnya.

"Ehmm.." respon Rara tanpa menoleh kesumber suara.

Yudha meletakkan bekal makanannya diatas meja Rara, bekal itu titipan dari mama Rara yang tadi pagi sengaja ia letakkan diatas meja Yudha. Sebenarnya ia sengaja melakukan itu karna ingin menghindari untuk makan bersama.

Rara masih tak bergeming, dan tetap fokus didepan layar komputernya. Yudha mulai geram, alhasil ia mengambil bekal milik Rara yang berada dimeja samping kursinya, lalu meletakkan tepat disisi bekal milik Yudha dan menarik kursi untuk duduk disebelah Rara. Meja kerja Rara tergolong luas, jadi tidak mengganggu beberapa dokumen yang terletak dsana.

Yudha mulai membuka bekalnya dan juga milik Rara, bahkan tanpa Rara sadari tepat didepan mulutnya sudah ada sendok yang berisi nasi dan lauknya yang siap untuk dimasukkan ke mulut.

Rara nampak tersentak,"Apan sih Yud." Kemudian ia menoleh kanan kiri untuk memastikan bahwa tidak ada yang melihat mereka.

"Lagian kamu tu ya sibuk terus dari dulu gak pernah berubah suka nunda-nunda makan kalo udah focus sama satu hal, ini udah waktunya makan siang."

"Ya tapi gak gitu juga caranya, nanti kalo pada lihat gimana, bisa pada salah paham." Rara terus ngedumel dan langsung mengambil kotak makannya dengan kasar disamping Yudha.

"Lain kali jangan gitu donk Yud, kalo ada yang lihat gimana? Kata Rara sambil mulai memakan bekalnya, Yudha hanya tersenyum dan menikmati makanannya tanpa bersuara.

Mata Rara masih fokus dilayar komputernya dan sambil menggerakkan mousenya untuk menscroll dokumennya naik turun.

"Lho, kok ini gak masuk akal sih datanya." Tiba-tiba suara Rara menghentikan kegiatan makannya.

Yudha yang sudah selesai makan segera merapikan tempat bekalnya dan menengguk air minumnya.

"Gak masuk akal gimana Ra?" tanyanya penasaran sambil menatap layar komputer Rara.

"Coba lihat ini deh Yud, ini data dari cabang di Bandung. Kenapa bulan lalu untuk pemakaian budget melebihi dari yang di acc ya, kayak gak ada kontrol pemakaian budget gitu." Kata Rara sangat serius."Dan bulan ini di ajukan budget sama dengan bulan lalu, seharusnya kalo ada peningkatan pemakaian, pengajuannya juga harus lebih, buat nutupin kekurangan budget bulan lalu, ini juga pembelian barang yang sama dalam waktu yang gak jauh beda hanya selang lima hari tapi harganya malah ada peningkatan sampe tiga kali lipatnya padahal dalam quantity yang sama, pada penawaran harganya tercantum tanggal yang sama namun harganya beda, tanggal yang satu harganya sesuai dengan pembelian pertama tapi tanggal yang satunya lagi sama dengan pembelian barang kedua."

Yudha masih ikut mengamati data yang ditunjukkan oleh Rara,"Coba kita cek data tiga bulan sebelumnya, apakah ada keseimbangan budget atau gak."

"Kita tunggu Mas Yoga dulu kalo gitu, dia yang olah data dari cabang Bandung." Jawab Rara tegas.

Yudha mengangguk dan beralih memperhatikan wajah Rara.

"Gak usah lihatin gitu donk Yud, bantuin aja cari solusinya masalah ini." Ucap Rara tanpa melihat orang disampingnya.

Yudha tertawa,"Kamu jago banget ya menganalisa, jangan-jangan kamu juga lagi menganalisa perasaan aku juga nih."

Sontak Rara menoleh,"Gak usah ngaco deh Yud kalo ngomong ini masalahnya serius lho, bukan waktunya bercanda."

Masih dengan senyumnya yang mengembang,"Kita tunggu Mas Yoga dulu selesai istirahat baru kita cari tahu permasalahannya apa setelah itu kita cari solusinya, kamu tu terlalu serius kerja tau gak ampe makanan kamu gak dihabisin gitu."

♥♥♥

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB, yang artinya satu jam lagi jam pulang kantor akan tiba. Namun kesibukan masih nampak pada divisi yang dibawahi oleh Yudha, saat ini mereka masih duduk dan ruang meeting dan membahas masalah yang saat ini mereka hadapi.

Nampak Rara dan Mas Yoga yang tengah sibuk dengan data – data dilaptopnya, Tania yang nampak memeriksa dokumen-dokumen pada tumpukan – tumpukan kertas diatas meja, dan Yudha yang nampak sibuk dengan telfon dan laptopnya.

Masalah yang tiba-tiba muncul adalah hasil dari analisa yang dilakukan Rara atas ketidak seimbangan budget dan pengeluaran yang dilakukan oleh cabang di Bandung. Sehingga hal ini harus membuat mereka bekerja lebih ekstra dari hari-hari sebelumnya.

"Iya nih, data tiga bulan sebelumnya juga menunjukkan nilai budget dan penggunaan gak seimbang." Kata Mas Yoga sambil menunjukkan layar laptopnya.

Yudha beranjak mendekat dan Rara hanya menggeser posisi duduknya mengarah ke laptop milik Mas Yoga,"Kenapa baru ketahuan sekarang, bukannya data ini kamu yang olah setiap bulannya?" tanya Yudha.

"Gak Pak, data yang saya terima itu berdasarkan hasil audit oleh bagian auditing keuangan, biasanya dia bakal kirim data ke saya kalo udah di ACC manager auditingnya."

"Kalo dilihat dari datanya, ini seperti ada manipulasi data, kita lihat dibulan pertama dan bulan ketiga datanya sama, dan dibulan kedua keempat juga sama, itu artinya manipulasi dilakukan dalam beda bulan." Seru Rara

"Ini yang harus kita selidiki dari bagian auditing, harusnya auditornya paham kalo ada manipulasi data, atau jangan-jangan ini juga ada peran dari bagian auditing." Tambah Mas Yoga.

"Ok, sekarang juga kita kumpulkan data dari bagian auditing masih ada satu jam sebelum jam pulang kantor, saya akan hubungi managernya dan kamu Tania sekarang juga pergi kebagian auditing minta data dari cabang Bandung dari bulan pertama sampai bulan kelima." Perintah Yudha.

Kemudian terlihat Yudha langsung menelfon orang yang dimaksud agar Tania dapat dengan mudah mendapatkan dokumen yang dibutuhkan.

Rara menatap tajam Yudha,"Sebenernya udah berapa lama kamu pegang divisi ini Yud?" Tanya Rara curiga dan membuat Mas Yoga tersentak mendengar panggilan Rara yang menyebut nama atasannya tanpa embel-embel pak."Harusnya kamu lebih teliti saat croshcheck ulang data sebelum kamu tandatangani."

"Ra, Pak Yudha bar..." Kata Mas Yoga yang terpotong oleh Yudha.

"Rara saya akui saya yang kurang teliti, saya jarang cek ulang data yang selalu diberikan Mbak Erin." Kata Yudha sambil menatap Rara.

"Tadi aku tanya udah berapa lama kamu pegang divisi ini?" Tanyanya masih dengan nada yang kesal.

Yudha duduk kembali dibangkunya,"Satu bulan." Jawabnya singkat.

Rara terbelalak,"Hah..?"

♥♥♥

Kini Rara sibuk dengan pemikirannya sendiri, entah alasan apa yang sebenarnya sehingga ia harus dipindah tugas ke kantor pusat ini. Bahkan dalam bayangannya jika ia akan mempunyai seorang atasan yang berbadan pendek, perut gendut dan rambut yang siap berubah warna menjadi putih, dengan gaya kolot dan suka memerintah ternyata itu hanya bayangannya.

Bahkan saat ini yang ia hadapi adalah sebaliknya dari yang ia bayangkan, dan kenyataannya ia adalah sosok yang pengisi hari-harinya dimasa lalu. Entah bagaimana tkdir mempermainkannya, jika ia bersikeras ingin menjauhi dan melupakan, berbeda dengan sosok tersebut. Ia bahkan dengan perjuangan keras ingin memulainya lagi.

Kini sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, namun mereka masih berkutat dengan laptop dan data masing-masing.

"Besok Yoga dan Rara dampingi saya untuk langsung ke cabang Bandung, kita akan lakukan audit di sana, karena beberapa data tidak seimbang antara dalam laporan bagian auditing ACC dengan laporan pembelian." Kata Yudha sambil menatap layar laptopnya.

"Kenapa kita jadi kayak auditor gini sih ya, harusnya kan bagian auditing yang nemuin masalah kayak gini." Keluh Tania sambil membereskan tumpukan dokumen milik bagian auditing.

"Justru ini yang harus kita cari tahu, kenapa hal seperti ini bisa lolos dari audit." Sahut Yudha.

Mereka bersiap untuk pulang setelah membereskan semua data dan mempersiapkan keperluan untuk besok mereka bawa ke Bandung. Rara tidak menolak saat Yudha menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.

"Aku gak tahu alasannya kenapa Bu Jenny kekeh minta aku yang menggantikan Mbak Rossi selama cuti hamil, padahal kalo dilihat dari pengalaman dan lama kerja Mas Yoga yang lebih tepat orangnya, dan yang bikin aku makin gak ngerti lagi kalo ternyata atasanku adalah orang yang baru sebulan gabung didepartement ini, karena setahu ku selama aku gabung di grup perusahaan ini aku gak pernah denger kalo manager budgeting resign, atau malah aku yang selama dua setengah tahun ini gak pernah tahu siapa manager budgeting dihead office?" kata Rara sambil menatap intens Yudha yang bersiap melajukan mobilnya.

Yudha tersenyum,"Itu karena kamu terlalu focus sama diri kamu sendiri, tanpa menyadari keadaan sekitar kamu." Sahutnya santai dan mulai menjalankan mobil keluar dari area kantornya.

Pandangan Rara masih lurus kedepan,"Aku juga makin gak ngerti kenapa setelah tiga tahun berlalu setelah wisuda, kita malah ketemu lagi padahal susah payah aku buat menepis kalo kita pernah kenal." Rara mengatakan unek-uneknya yang selama ini ia pendam.

"Mungkin karena kita jodoh Ra, seperti yang kamu ucap disaat-saat terakhir kita ketemu," Kata Yudha tegas dengan pandangan lurus kejalan,"Kalo kamu berusaha keras buat coba melupakan aku, sebaliknya dengan aku Ra, tiga tahun itu waktu yang sangat panjang buat aku bangkit untuk menjadi Yudha yang sanggup memperjuangkan cinta pertamanya,"

Rara menggelengkan kepalanya sebagai respon tak mengerti maksud perkataan Yudha.

"Kesannya emang gak masuk akal, tapi selama aku mengenal banyak cewek cuma kamu yang bener-bener pantas buat aku perjuangin Ra."

Nampak Rara tersenyum tipis,"Jangan pernah berfikir seperti itu kalo pada akhirnya kamu sendiri gak bisa melakukannya."

Yudha menoleh kearah Rara saat mobilnya melaju sangat pelan karena macet,"Aku bakal buktiin Ra, sampai detik ini kamu adalah prioritas yang aku perjuangkan, tolong beri aku kesempatan untuk buktiin kalo kamu emang satu-satunya yang aku perjuangkan selama ini, jadi cukup kamu mengerti untuk aku Ra." Kata Yudha sambil mengusap kepala Rara, membawa kearahnya dan mencium lembut puncak kepala Rara.

Entah harus bahagia atau senang mendengar ucapan Yudha, namun kenyataannya ia malah meneteskan air mata, seolah batinnya terkoyak dengan masa lalunya, masa lalu yang sebenarnya belum pernah ia mulai.

Khawatir akan perasaan yang sebenarnya ia sendiri belum mengerti pun terus melanda, hal yang menurutnya tidak perlu untuk diperjuangkan karena pada akhirnya akan menyakitkan pun kembali hadir, perasaan akan kehilangan jika berusaha memiliki pun terus menghantui, goresan – goresan luka yang teramat dalam dihatinya seolah kembali terbuka dan ia sendiri mulai takut jika pada akhirnya luka tersebut akan semakin menjadi borok yang nantinya tidak akan bisa disembuhkan kembali.

♥♥♥

Continue Reading

You'll Also Like

356K 27.6K 58
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
1.1M 44.2K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
922K 85.3K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.1M 109K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...