LAST LOVE (KYUNGSOO STORY)

By agl_paulina

14.1K 1.4K 77

Do Kyungsoo merasa dia adalah pria yang paling beruntung di dunia. Memiliki kekasih, keluarga serta teman yan... More

INTRO
PROLOG
1st
2nd
3rd
4th
5th
6th
7th
8th
9th
10th
11th
12th
13th
14th
15th
16th
18th
19th
20th

17th

406 39 0
By agl_paulina


"Ahhh.. kenyangnya..." ucap So Hyun setelah menyuapkan suapan terakhirnya lalu menyenderkan punggungnya pada kursi sambil mengelus-elus perutnya yang sudah terisi penuh oleh masakan Kyungsoo.

Kyungsoo yang semula sedang minum dibuat melongo dan hanya bisa memberikan tatapan heran pada gadis itu. Bagaimana tidak? Gadis itu menghabiskan 3 piring omurice yang dimasaknya hanya seorang diri!

Apa gadis ini tidak takut dengan namanya gemuk?

"Gomawo..." ucap gadis itu lagi yang membuat Kyungsoo sadar dari lamunannya. Kyungsoo berdehem dan membalasnya dengan anggukan kecil lalu meminum minumannya yang sempat tertunda tadi.

"Kyungsoo-ssi" panggil So Hyun yang dijawab dengan deheman pelan.

So Hyun memajukan tubuhnya kedepan "Apa kau yakin itu masakkanmu sendiri?"

"Menurutmu?"

"Entahlah. Lagipula aku tidak melihat orang lain di dapur selain kau." Ucapnya mencoba menerawang.

Tiba-tiba So Hyun memekik membuat Kyungsoo sedikit terkejut "Ada apa?"

"Apa jangan-jangan..."

Mengerti maksud dari gadis itu, Kyungsoo memberikan tatapan datarnya. Ia segera mengambil sendok lalu melayangkannya pada kepala So Hyun "Terserah apa katamu. Intinya aku sudah memasakkanmu makanan pagi ini." Katanya kemudian mengambil piring kotor lalu berdiri dari tempatnya mengabaikan So Hyun yang meringis kesakitan.

"Ya! Aku kan hanya menduga! Lagipula aku tak yakin jika kau yang memasaknya karena itu terlalu lezat!" teriak gadis itu sambil memegangi kepalanya.

So Hyun beranjak dari tempatnya menyusul Kyungsoo. Ia melihat pria itu sudah mulai mencuci piring. Ia diam dan mengamati semua pergerakan dari Kyungsoo dari samping. Ia melipat kedua tangannya ke depan dadanya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan seperti ada yang ingin dikatakan.

"Apa?" tanya Kyungsoo pada akhirnya.

So Hyun menghela nafasnya lalu mengubah posisi awalnya menjadi bersender pada meja dengan tangan yang sebagai tumpuannya "Malam itu. Apa yang telah terjadi padamu?"

Kyungsoo menjawab tanpa melihat ke arah So Hyun "Tidak ada apa-apa."

"Benarkah? Kalau begitu, kenapa kau harus mabuk? Apa kau yakin tidak ada apa-apa?"

Kyungsoo tak menjawab. Ia tetap melanjutkan kegiatannya hingga piring terakhir lalu melap tangannya pada sehelai kain. Ia melihat So Hyun sekilas lalu pergi berlalu begitu saja.

Merasa diabaikan, So Hyun dengan cepat mendekat dan menahan lengannya "Tunggu. Kau belum menjawab pertanyaanku."

Kyungsoo melihat lengannya yang ditahan oleh So Hyun dengan tatapan datar "Haruskah?" tanyanya yang dibalas dengan anggukan kecil.

Kyungsoo melepas tangan gadis itu dari lengannya dan menatap So Hyun dengan senyum miring "Kau tahu? Walaupun waktu itu aku sudah mulai memberi kepercayaanku padamu, bukan berarti kau harus mengetahui semua tentangku. Karena kau masih terlalu asing bagiku."

"Kalau begitu, buat aku tidak asing agar aku bisa mengetahui semua hal yang tidak kuketahui tentangmu." Ucap So Hyun spontan. Ia benar-benar tidak menyadari perkataannya barusan.

Kyungsoo terdiam sejenak mendengar ucapan So Hyun. Kyungsoo bisa merasakan ada kesungguhan atas perkataan gadis itu barusan. Ia melangkahkan kakinya untuk mengambil segelas air dan menegaknya. "Tidak semudah itu. Karena aku sendiri masih ragu padamu, So Hyun."

So Hyun menunduk dalam. Ada perasaan sesak di dada saat Kyungsoo mengatakan bahwa ia masih ragu padanya. Ia berusaha menahan air matanya ketika akan siap merubuhkan pertahanannya. Ia mengangkat kepalanya kembali dan mencoba tersenyum kecil.

"Baiklah. Aku mengerti. Mungkin kau butuh waktu untuk itu semua. Lagipula kita baru saling mengenal beberapa bulan terakhir ini." Ucapnya sebisa mungkin.

"Maafkan aku karena sudah memaksamu. Aku permisi." tambahnya setelah itu mengambil tas dan mantelnya yang berada di ruang tengah lalu melangkahkan kakinya menuju pintu. Ia merasa tak punya alasan lagi untuk bisa berlama-lama ada disini.

Kyungsoo melihat punggung So Hyun yang menjauh dari belakang. Ia merasa ada yang aneh ketika melihat gadis itu barusan. Baru saja akan membuka pintunya, Kyungsoo memanggilnya dan menghampirinya.

"Gomawo" ucap Kyungsoo tiba-tiba tulus.

So Hyun dibuat terkejut tak percaya dengan ucapan pria itu barusan. Ia mengernyitkan dahinya, tak mengerti maksud dari pria yang berada dihadapannya sekarang. Jelas saja, karena pria yang notabenenya tak mau mengucapkan terimakasih itu mengucapkan terimakasih kepadanya tiba-tiba "Untuk apa?"

Kyungsoo menghembuskan nafasnya, berusaha mengatakannya dan menatap So Hyun "Untuk semua atas apa yang telah kau lakukan selama ini."

Sebuah lengkungan kecil di bibirnya perlahan mengembang membentuk sebuah senyuman kecil menghiasi pada wajah cantiknya. Ia menatap Kyungsoo yang juga sedang menatapnya. Entah mengapa kalimat yang dilontarkan pria itu dapat membuat hatinya menjadi lebih baik dan menghangat. Ia sangat senang dengan hal kecil seperti itu.

So Hyun mengangguk kuat lalu mengucapkan pamit sekali lagi pada Kyungsoo sebelum ia benar-benar menghilang dari balik pintu itu. Kyungsoo masih diam ditempatnya sampai pintu tertutup rapat kembali.

Ia merasakan ada yang aneh saat melihat So Hyun tersenyum kecil seperti tadi. Ia merasa pernah mendapat senyum itu dari seseorang. Tapi siapa?

...

Jongin baru saja tiba pada taman dekat kota. Seperti janjinya, ia datang seperti permintaan gadis itu padanya tadi siang.

Ia memarkirkan mobilnya pada bahu jalan lalu keluar dari dalam mobilnya. Baru saja mengedarkan matanya, ia sudah dapat melihat gadis itu tengah berdiri memebelakanginya. Rasa gugupnya tiba-tiba lebih mendominasinya sekarang.

Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan gadis itu. Ia terkejut bukan main saat gadis itu menghubunginya tadi siang. Bertemu dengan gadis yang selalu berada dalam pikirannya selama ini akan menjadi kenyataan.

Jongin mengangkat senyumnya yang tak bisa ia sembunyikan. Ia menghembuskan nafasnya beberapa kali dan perlahan berjalan kearah gadis itu.

Jongin mengangkat tangannya dan segera melingkarkannya pada pinggang ramping gadis itu. Ia menghirup dalam-dalam aroma lavender dari gadis itu lalu mendekatkan mulutnya pada telinga gadis itu dan membisikkan, "Aku merindukanmu."

Tubuh Eun Hee menegang. Ia dapat mendengar dengan jelas suara Jongin yang terdengar seksi ditelinganya. Ia menutup matanya mencoba mengendalikan dirinya. Ia tak mau dirinya menjadi hilang kendali lagi.

Eun Hee melepaskan pelukan Jongin tersebut dari pinggangnya lalu berbalik menghadap pria berkulit Tan itu. Ia menatap Jongin yang masih tak berhenti tersenyum kearahnya.

"Lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?" tanya Jongin lembut.

Eun Hee yang sedari tadi diam hanya menjawab seadanya saja. Ia sedang berusaha menghindar dari tatapan Jongin yang tak pernah lepas darinya.

Jongin merasa gemas dengan tingkah Eun Hee yang menurutnya sedang malu-malu dihadapannya. Tangannya terangkat, ingin mencubit gemas pipi lembut milik gadis itu. Namun pergerakannya berhenti diudara karena Eun Hee menghentikannya "Berhenti! Jangan lakukan hal itu lagi!"

Alis Jongin menyatu. Ia bingung dengan perubahan sikap dari kekasihnya ini. Mengapa ia mangatakan hal itu?

"Kenapa? Aku sangat merindukanmu. Bahkan aku selalu menunggu hingga hari ini tiba. Apa kau tak merindukanku?" tanya Jongin akhirnya yang berusaha ingin menyentuh Eun Hee. Ia benar-benar sangat merindukan gadis yang berada dihadapannya sekarang setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Eun Hee menepis lagi tangan Jongin. Ia tak ingin mendapat perlakuan manis dari Jongin tersebut. Bahkan sebuah bayangan-bayangan yang sebelumnya hilang, kini kembali lagi menghantui dirinya. Ia ketakutan setengah mati saat ini.

Jongin memegangi kedua bahu gadis itu yang mulai berguncang hebat. Gadis itu menangis yang membuat Jongin kebingungan "Hei, ada apa? Kenapa kau menangis seperti ini?" tanyanya sambil membawa gadis itu dalam pelukannya.

Gadis itu tetap menangis dan berusaha melepaskan pelukannya dari Jongin tetapi ditahan oleh pria itu "Lepaskan aku!"

Jongin semakin mengeratkan pelukannya "Tidak. Aku tidak akan pernah melepaskanmu sebelum kau menceritakannya padaku."

Eun Hee tak menghiraukan perkataan Jongin barusan. Ia terus berusaha melepaskan dirinya namun usahanya sia-sia karena tenaga pria itu lebih kuat dari yang ia kira. Ia tak bisa bebas dari pelukan pria itu.

Eun Hee tak mengerti harus berbuat apa lagi hingga satu kalimat lolos dari mulutnya. "Aku tak pernah merindukanmu!"

Sukses! Pernyataan tersebut membuat Jongin seketika melepaskan pelukannya dan menatap Eun Hee penuh tanya. Jongin menyatukan kedua alisnya "Apa?"

Eun Hee segera mengatur nafasnya yang sudah tak beraturan lalu menatap Jongin "Aku tak merindukanmu. Tidak sedikit pun. Karena pada awalnya pun perasaanku bukan untukmu."

"Perasaanku ini hanya untuk Kyungsoo oppa. Dari dulu hingga sekarang." Tegasnya.

...

So Hyun menghempaskan dirinya di atas ranjangnya. Ia kini tengah menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan menerawang.

"Gomawo"

"Untuk semua atas apa yang telah kau lakukan selama ini."

Kata-kata itulah yang selalu terputar di otaknya sekarang. Ia sedang tersenyum senang atas perkataan yang diucapkan oleh Kyungsoo tiga hari yang lalu yang mampu membuat hatinya menghangat seketika.

"Kau tahu? Walaupun waktu itu aku sudah mulai memberi kepercayaanku padamu, bukan berarti kau harus mengetahui semua tentangku. Karena kau masih terlalu asing bagiku."

"Tidak semudah itu. Karena aku sendiri masih ragu padamu, So Hyun."

Tiba-tiba senyuman So Hyun memudar. Kini kata-kata yang membuatnya sedih pun terputar di otaknya. Ia masih ingat bagaimana pria itu mengatakan kalimat itu padanya. Pria itu mengatakannya dengan tatapan serius seolah itu yang ada di benaknya.

So Hyun mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap lalu menenggelamkan wajahnya pada bantal. Ia menghembuskan nafasnya berkali-kali mencoba menenangkan dirinya. Sekarang perasaannya sedang bercampur aduk. Ia tak bisa mengerti jalan pikiran dari pria itu.

Tiba-tiba suara ponselnya berbunyi membuat So Hyun mengambilnya dari atas nakas. Ia membukanya lalu mendapat sebuah pesan singkat dari ibunya.

So Hyun sayang, maafkan ibu ya..selama beberapa hari ke depan ibu tidak akan ada di rumah karena ada beberapa masalah yang harus diselesaikan ibu pada perusahaan ayahmu. Ibu harap kau mengerti. Jaga dirimu baik-baik disana. Salam cinta dari ibu.

So Hyun menghela nafasnya setelah membaca isi pesan singkat itu. ia meletakkan ponselnya kembali lalu melihat satu pigura yang memperlihatkan keluarganya yang sedang tersenyum bahagia. Ia mengambilnyan lalu menatapnya lekat. Ia sangat merindukan keluarganya yang lengkap dan bahagia seperti yang ada pada pigura ini.

Seandainya ayahnya masih hidup, mungkin ibu dan kakaknya tidak akan sesibuk seperti sekarang ini. Ia mengusap pigura itu dan mulai meneteskan air matanya. Abeoji, aku merindukanmu.

Saat tengah mengusap pigura itu, ia teringat akan sesuatu. Kakaknya, Kim Junmyeon selama tiga hari ini tidak ada di rumah dan tidak memberi kabar. Ia segera menghubungi Junmyeon tetapi tak bisa dihubungi.

Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Ia bertanya-tanya dalam hatinya lalu mengusap dadanya pelan. Mengingat kecelakaan yang terjadi tepat belakangnya 3 hari yang lalu.

...

Satu tenggakan sudah lolos pada kerongkongan pria yang sedang membaca buku tentang kedokteran yang membuat pria didepannya jengah, memutar bola matanya malas. Ia tidak peduli mendengar banyak dengusan dari pria di depannya dan tetap membaca dengan tenang.

Karena bosan yang sudah terlalu lama menguasai dirinya, pria yang di depannya mencondongkan dirinya ke depan dengan tatapan malas. "Ya! Kau menyuruhku datang hanya untuk menemanimu membaca buku konyol itu saja hah?" tanya Baekhyun dengan kesal.

Kyungsoo yang ada didepannya tetap tenang dan membaca bukunya dengan serius "Nikmati saja suasana seperti ini. Tenang saja, kau seorang CEO sekarang. Jadi, tidak ada yang mempermasalahkan kedatanganmu."

Baekhyun yang mendengarnya pun seketika menjadi kesal bertubi-tubi dengan jawaban yang dilontarkan oleh Kyungsoo. Bagaimana tidak? Pria itu menyuruhnya untuk segera datang karena ada hal penting yang ingin disampaikannya dan sampai 2 jam lebih pun pria itu belum mengatakan apa-apa dan asik dengan dunianya sendiri.

Baekhyun menutup matanya sebentar lalu menatap Kyungsoo dengan sebuah senyuman kecil di wajahnya "Jadi tidak ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?"

Kyungsoo mengangkat wajahnya lalu kembali menatap bukunya "Tidak ada."

"Kalau begitu seharusnya kau tak usah memanggilku! Kau tahu? hanya karena mengikuti kegiatan konyolmu itu, aku harus rela membatalkan pertemuanku dengan calon kekasihku!"

"Kalau begitu cari yang lain saja." Balas Kyungsoo enteng.

Baekhyun melongo tak percaya dibuatnya. Mungkin ia harus menyirami wajah tampan itu dengan secangkir kopi panas yang ada di depannya.

Baekhyun pun mendengus lalu melipat kedua tangannya "Aku penasaran dengan cara berpikirmu itu. Terlalu sulit untuk dimengerti siapa pun."

"Kalau begitu tidak usah dimengerti saja. Itu tidak akan mempersulitkanmu." Ucap Kyungsoo membuka lembaran selanjutnya.

Baekhyun kembali mendengus entah yang keberapa kalinya. Selalu saja seperti itu. Sepupu yang tidak tahu diuntung.

"Kau yang memberi tahu alamat ku pada Eun Hee?" tanya Kyungsoo tiba-tiba lalu menutup bukunya.

Baekhyun yang sudah menduga pertanyaan itu akan muncul biasa saja. "Ya. Dia terus memaksaku untuk memberitahunya."

Wajah Kyungsoo langsung berubah drastis yang sangat terbaca oleh Baekhyun. Pria itu pun tersenyum kecil seolah tahu apa yang ada dipikiran Kyungsoo sekarang. "Sebaiknya kau coba bertemu dengannya dan membicarakan hal ini baik-baik. Apa kau tidak merasa kasihan padanya? Mungkin saja dia juga rindu padamu."

"Tidak. Aku tidak memiliki perasaan apapun dengannya lagi." Ucap Kyungsoo acuh menyesap kopinya.

Baekhyun terdiam cukup lama sampai menyadari kedatangan seseorang di balik Kyungsoo. "Mungkin mulutmu mengatakan demikian. Tapi hatimu mengatakan lain."

"Sudahlah. Lagipula kau akan tetap menyangkalnya. Mungkin setelah kau bertemu dengan dia kau akan berubah pikiran." Ucap Baekhyun sambil mengangkat dagunya ke arah belakang Kyungsoo.

Kyungsoo menoleh dan mendapatkan seorang pria dengan tubuh tinggi ada di belakangnya. Wajah yang sangat familiar namun terasa asing. Sahabat lamanya sekaligus kakak dari gadis yang sangat dicintainya.


TBC...

Buat yg nanya itu foto siapa, itu visual buat Park Eun Hee nya yahh

kalo ngerasa gk cocok bisa pake imajinasi kalian sendiri :))

Vote & Comment :))


Hug&kiss

Xoxo:**



Continue Reading

You'll Also Like

89.2K 8.4K 33
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
369K 22.4K 27
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
YES, DADDY! By

Fanfiction

314K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
92.6K 9.2K 37
FIKSI