MY PERFECT BADBOY

By citortor

430K 35.9K 2K

Baca biar tau keseruan Sasuke dan Sakura. More

MPB | Dua
MPB | Tiga
MPB | Empat
MPB | Lima
MPB | Enam
MPB | Tujuh
MPB | Delapan
MPB | Sembilan
MPB | Sepuluh
MPB | Sebelas
MPB | Dua Belas
MPB | Tiga Belas
MPB | Empat Belas
MPB | Lima Belas
MPB | Enam Belas
MPB | Tujuh Belas
MPB | Delapan Belas
MPB | Sembilan Belas
MPB | Dua Puluh
MPB | Dua Puluh Satu
MPB | Dua Puluh Dua
MPB | Dua Puluh Tiga
MPB | Dua Puluh Empat
MPB | Dua Puluh Lima
MPB | Dua Puluh Enam
MPB | Dua Puluh Tujuh
MPB | Dua Puluh Delapan
MPB | Dua Puluh Sembilan
MPB | Tiga Puluh
MPB | Tiga Puluh Satu
MPB | Tiga Puluh Dua
MPB | Tiga Puluh Tiga
MPB | Tiga Puluh Empat
MPB | Tiga Puluh Lima

MPB | Satu

40.8K 1.9K 160
By citortor


PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Berpasang-pasang mata kini telah menatap ke arah tiga pemuda yang tengah melangkah di koridor dengan santai. Namun, berbeda dengan kedua pemuda yang terkadang membalas sapaan dari para gadis yang tak jarang menyapanya di sepanjang mereka melangkahkan kakinya menuju ke arah kantin.

Sasuke, nama pemuda yang berjalan di tengah menatap tajam ke arah depan tanpa memperdulikan sekelilingnya.

Setibanya di kantin yang terasa penuh itu pun dengan cekatan kedua pemuda yang berjalan di samping kanan kirinya mengusir seorang siswa yang sedang menikmati makan siangnya dengan gertakan halus.

"Bosan sekale," keluh seorang pemuda berkulit tan seraya menghempaskan bokongnya ke kursi yang sekarang didudukinya.

"Hidupmu memang selalu membosankan, jadi jangan heran," timpal pemuda berambut klimis yang menatap pemuda berambut durian yang kini menjatuhkan kepalanya ke meja dengan raut wajah yang terlihat mengantuk.

"Sialan kau Sai," sahut Naruto dengan tatapan tajamnya menatap Sai yang kini memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Sedangkan pemuda yang memiliki paras wajah yang hampir mendekati kata sempurna itu terlihat jengah mendengarkan perdebatan sahabatnya. Ia menaikkan kakinya ke atas meja sehingga membuat Naruto terperanjat kaget dan kembali menegakkan kepalanya menatap tak suka ke arah Sasuke yang dengan santainya menyeruput minuman yang baru saja datang tanpa memperdulikan Naruto.

Irish birunya menatap seorang gadis yang tak sengaja melewati mejanya, dengan gerakan cepat, Naruto bangkit dan mencegat jalan gadis tersebut sehingga berhenti, "Pesankan aku minuman, cepat ya," ucap Naruto dengan nada perintah yang sangat kentara. Ia pun kembali duduk mengabaikan gadis yang menatapnya tidak mengerti.

"Pesan saja sendiri," jawaban gadis yang tidak ia duga membuat Naruto kembali berdiri dan menatap gadis manis dengan tubuh mungil di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.

"Hei, kau tidak tau siapa aku?" tanya Naruto kala perintahnya tidak dituruti.
"Cepat, aku hauss," lanjutnya dengan mengibaskan tangannya agar gadis tersebut segera melaksanakan perintahnya.

"Tidak, dan aku tidak mau, permisi," balas gadis tersebut tanpa menatap takut ke arah Naruto yang melongo ketika perintahnya tidak diindahkan oleh gadis yang baru saja melewatinya.

Naruto pun menekuk wajahnya seraya melirik sinis gadis berhelaian merah muda yang berjalan dengan santainya keluar dari kantin. Bukannya menunjukkan wajah yang seram, Naruto bahkan terlihat menggelikan di mata Sai dan membuat dengusan Sasuke keluar.

"Sial," umpatnya kembali duduk.

Sasuke sendiri terlihat terkejut kala mengetahui gadis tadi yang dengan beraninya menentang perintah Naruto. Selama ini pun mereka selalu mendapatkan apa yang mereka mau. Tapi dengan beraninya gadis yang membuat smirk muncul di bibir pemuda Uchiha tersebut memabuatnya tertarik dengan tatapan elangnya yang seakan siap menyantap semua orang yang berani menentangnya. Tak terkecuali seorang gadis sekalipun.

"Lihat saja nanti jika ketemu," Naruto masih saja menggerutu kesal karena tidak terima jika perintahnya di bantah bahkan oleh seorang gadis yang tubuhnya lebih kecil darinya. Sungguh hari yang menyebalkan! Sial.

***

"Apa?"

"Kenapa ekspresi mu begitu?" tanya Sakura heran ketika mendapati sahabatnya yang menatapnya dengan mulut yang sedikit terbuka setelah mendengar ceritanya.

Tak lama kemudian, Ino menepuk jidatnya sendiri, "Forehead kau tidak tau siapa mereka?"

"Lalu apa masalahnya?" Sakura kembali bertanya dengan heran. Ia tidak bodoh, dan Sakura tentu tau siapa yang dengan seenaknya menghentikan langkahnya dan dengan tiba-tiba memerintahkannya sewaktu di kantin tadi.

"Bagaimana jika mereka tidak terima dengan bantahanmu? Kau ini kenapa tidak menurut saja hn?" Ino gemas sendiri dengan sikap gadis di hadapannya yang keras kepala. Ia bahkan mengepalkan kedua tangannya menatap Sakura gemas.

Sakura memutar bola matanya bosan mendapati respon yang menurutnya berlebihan.

Ino yang melihatnya semakin gemas dan mengguncang pelan bahu Sakura, "Ishhhh, kau tidak takut apa? Mereka bisa melakukan apa saja Forehead," ucap Ino dengan tatapan takut. Apalagi jika berurusan dengan most wanted sekolah ini yang terkenal ke Bad Boy an nya.
Ino tidak menyangkal jika mereka sangat tampan tapi tingkah laku mereka yang tidak tampan.

Saat Sakura ingin membuka mulutnya membalas ucapan Ino, gadis berkuncir kuda itu kembali menyelanya dengan cepat, "Kau lupa jika baru dua hari kemarin ada yang mengundurkan diri karena mereka?" ucap Ino dengan ringisan di akhir kalimatnya.

"Mereka pikir mereka siapa? Mereka bukan Tuhan, jadi aku tidak takut," balas Sakura acuh dan bertepatan dengan bel masuk berbunyi.

Ino yang mendengarnya malah ia yang merasakan ketidak tenangannya, selama pelajaran berlangsung pun ia terus merapalkan doa agar sahabatnya tidak masuk dalam daftar 'target' mereka. 

***

"Heh kau!"

Sakura menghentikan langkah kakinya ketika mendengar panggilan dengan nada keras dibelakangnya. Karena hanya ia yang tengah berjalan di koridor yang sepi tersebut. Jadi Sakura merasa jika orang tersebut memang menanggilnya.

Tubuhnya berbalik dan bermaksud menatap kesal karena sudah meneriakan namanya. Namun, Emeraldnya membulat ketika lelaki dihadapannya dengan cepat mengambil sesuatu dari mulutnya dan meletakkannya di atas kepalanya dengan tatapan yang luar biasa menyebalkan menurut Sakura.

Sebelum berbalik meninggalkan gadis yang masih loding di hadapannya, Sasuke menyempatkan diri untuk menyeringai tipis sebelum melangkah pergi.

Sakura mengangkat tangannya dan menyentuh sesuatu yang sempat di letakkan di atas kepalanya dan raut wajahnya berubah menjadi merah karena menahan kesal, "Dasar iblis kurang ajar," gumam Sakura dengan geram.

***

"Kan, bener apa kataku," ucapan Ino hanya Sakura abaikan karena ia masih sangat kesal.

Setelah satu jam lebih mereka berada di dalam kamar mandi untuk menghilangkan permen karet di rambut Sakura, Ino terus saja berceloteh ria menasehati Sakura.
Entah itu yang berusaha menjauhi mereka jika mereka mendekatinya dan hal-hal yang membuat Sakura lepas dari masalah.

"Sialan," umpat Sakura mengabaikan ucapan Ino yang kini tengah kesal karena di abaikan.

***

Sakura berjalan dengan langkah tenang di koridor yang sepi, karena memang jam pelajaran tengah berlangsung dan ia mendapatkan tugas untuk mengambil buku paket di perpustakaan.

Brugh

"Aww,"

Saat Sakura hendak berbelok di tikungan koridor ia terjatuh karena tersandung kaki seseorang yang kini menatapnya remeh.

"Jalan pakai mata," ucap Sasuke sinis.

Sakura yang melihat Sasuke sudah melangkahkan kakinya menjauh dengan segera mengambil salah satu buku dan melemparkan tepat mengenai bahu tegap pemuda tersebut.

"Kau pikir aku takut denganmu? Dasar iblis," balas Sakura yang kini menatap Sasuke dengan Emerald berkilat kesal. Apa pemuda itu tidak memiliki otak? Dia pikir jatuh seperti tadi tidak sakit? Dasar Gila! batin Sakura geram.

Sasuke terkekeh dengan tatapan meremehkan.

"Gila," gumam Sakura yang masih dapat di dengar oleh pemuda yang hanya berjarak 3 langkah darinya.

"Kau tidak-"

"Kalaupun aku tau, kau mau apa?" tantang Sakura menatap kesal ke arah pemuda yang juga merupakan kakak kelasnya itu.

"Kau tidak takut?" balas Sasuke menatap dalam Emerald yang terlihat berani di hadapannya.

"Kau pikir kau Tuhan? Kenapa harus takut?"

Salut. Itulah yang di pikirkan Sasuke ketika menatap gadis yang berani membalas tatapan tajamnya. Satu-satunya gadis yang berani menatapnya berani.

Sasuke maju mendekati Sakura dan berhenti tepat di depannya.
"Jangan menyesal jika-"

"Tidak akan," potong Sakura dan dengan segera ia menumpuk kembali buku paketnya dan berjalan mendahului Sasuke yang kembali menampilkan smirk di bibirnya. 'Menarik,'

***

Sasuke menghempaskan tubuhnya ke arah ranjang berukuran king size miliknya. Bosen. Itulah yang ia rasakan di rumah mewah berlantai tiga milik keluarganya. Namun hanya ia dan seorang pembantu yang menempati rumah tersebut. Bisa kebayang bagaimana sepinya rumah tersebut?

Setelah beberapa saat hanya terdiam dengan menatap langit-langit kamarnya. Ia mengambil ponsel yang berada di sakunya dan membuka aplikasi chat Whatsapnya. Seketika ia memencet tombol hijau di bagian bawah sebelah kiri dan dengan cepat mencari sebuah nama yang baru saja ia tambahkan saat berada di sekolah tadi.

Pinky

Sasuke membuka room chatnya yang masih belum terisi apa-apa.

Woy

Entah apa yang merasuki pemuda tersebut sehingga tanpa ragu mengirim pesan pada gadis yang berani menantangnya tersebut.

Tiga menit ia menunggu balesan dari gadis yang bahkan belum ia ketahui namanya tersebut. Sasuke kembali mengirim beberapa pesan.

Woe, tuli ya?
Jual saja telingamu jika tidak berfungsi!
Ponselmu bunyi-_

Apasih!

Lama

Terserah😒

Baru saja Sasuke hendak mengetikkan omelannya, namun irish jelaganya tidak sengaja melihat foto profil gadis yang sedang ia chat sudah berganti dengan gambar berwarna abu-abu. Dan dengan cepat jarinya menghapus kata yang sempat ia ketik dan hanya mengirim pesan singkat.

P
P
P
P
P

'Shit,'

Sasuke yakin jika dirinya di blok oleh gadis yang sukses menyulut amarahnya. Onyxnya menatap tajam huruf yang ia kirim namun ceklis satu tersebut.
Dengan kesal ia membuang ponselnya asal.

Kembali ia di selimuti kesepian di kamar tersebut.

***

Sakura menatap penuh kesal ke arah pemuda yang kini menghadangnya.

"Mau apa kau?"

"Menghukum tikus yang nakal," jawab Sasuke dengan senyuman tipis yang sangat menyebalkan. Sakura memang mengakui jika kakak kelasnya ini sangat sangat tampan, namun ia kembali menyangkalnya mengingat sikap yang selama seminggu ini ia dapatkan dari pemuda di hadapannya.

Sakura heran, bukankah ia membantah perintah pemuda berambut kuning jabrik? Kenapa yang menjadi lawannya cucu dari pemilik sekolahan ini?

Sakura melangkah mundur ketika Sasuke maju mendekatinya, "Ja-jangan macam-macam y-ya," Sakura segera merutuki mulutnya yang berucap dengan nada bergetar seperti itu.

Pemuda di hadapannya terkekeh mendengarnya, "Kau kenapa? Takut?" tanya Sasuke remeh. Onyxnya menatap tajam Emerald yang membuatnya untuk terus menatapnya. Jaraknya dengan gadis di hadapannya tak lebih dari selangkah.

Sakura terus merutuki posisi yang merugikan untuknya. Ia menatap siaga pemuda yang masih saja menatapnya. Dan Sakura akui ia sedikit gugup di tatap sebegitu intensnya.

Sebelum Sasuke melangkahkan kakinya semakin mendekat, dengan reflek kaki kecil Sakura menendang kaki Sasuke.

"Argh!" teriak Sasuke menatap kesal ke arah gadis yang masih di hadapannya. Tendangan Sakura memang tidak sepenuhnya menggunakan tenaga. Tapi tetap saja ia menendang tepat di tulang keringnya.

"Maaf aku tidak sengaja," ucap Sakura dengan nada menang dan tak lupa meleletkan lidahnya di akhir ucapannya sebelum melangkah pergi.

Namun langkahnya kalah cepat dengan pergerakan Sasuke yang kini sudah berada di hadapannya dengan mencengkram kedua pergelangan tangan Sakura. Sakura sendiri tidak sempat berteriak karena gerakan pemuda di hadapannya benar-benar cepat.

"Kau-"

"Lepas!" ucap Sakura seraya menghentakkan tangannya agar cengkraman tangan Sasuke lepas. Namun semakin ia berusaha melepaskannya, semakin erat Sasuke mencengkramnya.

"Berani sekali kau memotong ucapanku," ucap Sasuke kesal bukan main.
Dan inilah yang Sakura takuti, tatapan pemuda yang menyiratkan kemarahan dan kekesalan luar biasa di matanya kini tengah menatapnya dalam dan tajam. Apalagi dengan posisi yang lebih menguntungkan untuk Sasuke.

Sakura semakin memundurkan kepalanya kala kepala Sasuke semakin mendekat. Sampai kepala Sakura tidak bisa mundur karena dinding di belakangnya. Ia menatap waspada iblis di hadapannya.

Dugh

"Akh," Sakura menundukkan kepalanya ketika pemuda yang ia sebut Iblis tersebut menjedukkan kepalanya dengan kepala Sakura. Seringai tipis tercipta dibibir Sasuke. Entah kenapa, membuat kesal gadis dihadapannya seolah menyenangkan untuknya.

"Sedang apa kalian?!"

Shit. Satu kata yang terlintas di pikiran Sasuke ketika mendapati Kakashi berdiri di ujung lorong seraya memperhatikan mereka dengan tatapan sangat tajam. Dengan posisi ia yang masih memojokkan gadis di hadapannya.

Sasuke segera melepaskan cengkramannya dan membuat Sakura segera mengusap dahinya yang berubah menjadi merah akibat Sasuke.

"Kalian! Bukannya belajar malah mojok disini!" bentak Kakashi yang jengah dengan tingkah laku pemuda yang semakin menambah uban di kepalanya.

Sakura menatap kesal ke arah sensei yang membentak mereka berdua. Apa-apaan ia di tuduh. Benar-benar membuat moodnya down.

"Kalian berdua keliling lapangan! Cepat!" lanjut Kakashi yang tidak mendapat respon apapun dari murid di hadapannya.

"Sensei, dia yang-"

"Kalian berdua!" potong Kakashi menatap keduanya tajam saat Sakura hendak protes.

"Berapa kali?" pertanyaan santai Sasuke membuat Sakura kembali menatapnya kesal bukan main.

"30,"

Emerald Sakura membulat ketika mendengar angka yang di jawab santai oleh sensei dihadapannya. Sasuke menyeringai tipis melirik gadis disampingnya. Tanpa Sakura duga, Sasuke menarik tangannya menuju lapangan yang tentu saja membuat sang empunya terkejut.

***

Mereka masih berlari dengan Sasuke yang sudah beberapa kali melewati Sakura. Bahkan sekarang, kaki Sakura ingin membelah diri dari induknya akibat kebas yang ia rasakan. Peluh menghiasi wajah cantiknya yang tampak pucat.

"Lelah?" pertanyaan bernada mengejek di sampingnya membuatnya ingin sekali memukul wajah tampan tersebut. Namun tenaganya sudah cukup terkuras akibat hukuman menyebalkan ini.

Sakura heran saat melirik pemuda di sampingnya yang terlihat santai berlari. 
Bahkan iblis di sampingnya tidak mengeluarkan peluh sebanyak dirinya.

Sakura tidak menghitung sudah berapa kali ia berlari. Emeraldnya menatap punggung yang kini berlari dihadapannya. Langkah kakinya semakin pelan saat ia merasakan pandangannya berkunang-kunang dan kakinya yang seakan sudah tidak menapak lagi.

Tubuhnya terjatuh akibat tidak bisa menopang berat badannya. Ia masih berusaha mengatur nafasnya. Sakura memejamkan matanya dan bahkan ia tidak perduli dengan seluruh rambutnya yang menempel pada wajahnya karena saat ini ia menunduk dengan kedua tangan sebagai tumpuan.

"Luruskan kakimu," Sakura merasakan tangan seseorang yang tiba-tiba menyenderkan punggungnya ke pembatas lapangan.

Sasuke membenahi rok gadis yang tengah memejamkan mata tersebut karena sedikit tersingkap. Entahlah, rasanya ia tidak tega jika melihat raut wajah yang pucat dan kelelahan tersebut.

"Buka matamu dan luruskan pandanganmu," ucap Sasuke seraya membantu Sakura meluruskan kepalanya dan menyeka keringat yang membasahi wajah manis di hadapannya.

Sakura masih menutup matanya karena memang ia sudah tidak memiliki tenaga. Ia bahkan tidak memperdulikan lagi iblis yang menatapnya penuh arti di depannya. Setelah energinya kembali nanti, ia akan memarahinya habis-habisan.

Sasuke yang pada dasarnya tidak tega, segera menggendong gadis yang dengan lemas membuka matanya menampilkan Emerald yang tampak kelelahan. Sasuke berjalan tanpa memperdulikan tatapan sebagian siswa-siswi yang belum masuk ke kelas mereka.

"Turunkan aku," gumam Sakura dengan suara lemah.

"Hn, kau berhutang padaku," balas Sasuke seraya menyeringai tipis.

Dan langkahnya berlanjut tanpa memperdulikan gadis yang ia bawa.

***

TBC •~•

Hahahaha :v

Continue Reading

You'll Also Like

269K 14.1K 22
Sakura terus berlari tanpa arah, air matanya pun ikut menetes tak ingin berhenti. Seolah menjadi jawaban atas apa yang terjadi dengan hatinya sekaran...
114K 8.8K 16
Hinata membenci Sasuke dan membuatnya menyesali pertemuan mereka. tetapi, Sasuke merasakan hal yang sebaliknya. ia merasa sangat senang mereka bisa b...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 315K 35
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.1K 137 6
Apa jadinya jika seorang Hermione Granger selingkuh dari seorang pria tampan,seksi,dan populer seperti Draco Malfoy? Well...This story is about our b...