PUZZLE

De mellani_29

251 83 9

#Based on true story# Takkan pernah habis air mataku Bila ku ingat tentang dirimu Mungkin hanya kau yang tahu... Mais

PROLOG
Pindah Kantor
Kilas Balik (Bimbingan Belajar)
Kilas Balik (Hembusan Angin)
Kilas Balik (Bahagia)
Kilas Balik (Kebun Binatang)
Kilas Balik (Toko Buku, Bioskop)
Kilas Balik (Lulus Sidang)
Kilas Balik (Tak selamanya karang itu tegar)
Kilas Balik (Wisuda)
Bulan Sibuk
Masalah Anggaran
BANDUNG
Dua Bulan Satu Minggu
Kosong
Kenangan Itu
Janji (kilas balik)
Pemakaman (kilas balik)
Pilihan

Kilas Balik (Konflik)

5 4 0
De mellani_29


Ini adalah hari pertama Rara menginjakkan dirinya kekampus setelah satu minggu yang lalu ia dinyatakan lulus siding skripsi. Dan hari ini Rara berniat untuk mengurus administrasi untuk persiapan wisuda yang akan digelar seminggu lagi.

Rara berjalan menyusuri lorong lantai dua untuk menuju ruangan tata usaha, namun ia dikejutkan oleh Bu Deva saat melewati ruangan yang sangat nyaman tersebut.

"Rara, sini sebentar ibu mau bicara." Panggil Bu Deva

Rara tersenyum dan berjalan memasuki ruangan itu yang kemudian ia duduk disofa seberang Bu Deva yang lebih dahulu menempati tempat duduknya.

Bu Deva tersenyum hangat,"Ibu mau ngucapin selamat,akhirnya kamu udah jadi sarjana sekarang, ibu bangga banget bisa jadi pembimbing kamu."

Rara tersenyum,"Terima kasih banyak Bu, semua juga berkat dukungan dan bimbingan ibu juga."

Bu Deva mengganggukkan kepalanya,"Sebenernya, ada satu hal yang ingin ibu omongin sama kamu Ra," raut wajah Bu Deva berubah serius,"Ibu sangat berterima kasih sama kamu karena udah mau bantu Yudha sampai akhirnya ia berhasil lulus juga."

Rara merasakan ada gejolak aneh didalam dadanya saat Bu Deva menyebutkan nama cowok itu. Setelah hampir dua minggu terakhir ini Rara menjauhi Yudha, akhirnya ia bisa mendengar kabar baik tersebut.

Rara merasakan kelegaan dalam hatinya mengetahui bahwa orang yang saat ini sedang membuat pikirannya kacau ternyata berhasil melewati sidang skripsinya juga.

Sangat jelas diingatan Rara bahwa Yudha pernah mengatakan,ia ingin menjadi seorang yang berhasil dengan jerih payahnya dan memiliki apa yang diinginkan dengan usahanya sendiri. Bahkan suatu saat nanti jika Allah mengijinkan dirinya memiliki keluarga kecil,ia ingin membahagiakannya dengan apa yang ingin segera ia raih,Yudha memiliki prinsip yang kuat.

Tanpa Rara sadari ia tersenyum dan pipinya menghangat. Entahlah perasaan seperti apa yang muncul saat mendengar nama itu ditelinganya. Dan debaran didadanya seolah mendominasi apa yang ia rasakan.

Bahkan dalam hati kecilnya, ia berharap bisa bertemu dengan pemilik nama itu meskipun pikirannya mengatakan untuk menolak.

Tak lama kemudian Rara pamit dari ruangan Bu Deva setelah berbincang-bincang dan ia ingin segera menyelesaikan urusannya dikampus ini. Ia berjalan menuju keruangan yang ia tuju dan segera menyelesaikan pembayaran administrasi.

Ia berjalan untuk segera keluar dari kampus dan ingin segera pulang karena angga, adiknya sedang sakit dirumah. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti ketika seseorang memanggil namanya dari ruang kelas yang nampak kosong, Rara menenggok dan berjalan kearah pintu yang terdapat seorang perempuan cantik sedang berdiri menyandarkan tubuhnya. Ya,cewek itu adalah Renata, cewek populer yang terlihat perfect dari tampilan fisiknya.

"Rara." Renata tersenyum manis,"selamat ya jadi mahasiswa termuda lulus dengan nilai sempurna."

Rara tersenyum,"makasih, ada perlu apa ya?" tanya Rara to the point karena merasa tidak pernah ada urusan apapun dengannya.

"Ada hal penting yang mau gue omongin Ra,masuk dulu yuk." Ajak Renata duduk dibangku yang biasa digunakan mahasiswa untuk belajar.

Rara duduk berhadapan dengan Renata,"aku gak bisa lama-lama ,bisa langsung ke pembicaraan?"

Renata tersenyum tipis dengan wajah tidak sukanya,"gue mau kasih tau sama lo dua hal, dan gue harap setelah lo tau lo bisa jauh-jauh dari Yudha."

Renata nampak tak nyaman duduk, ia berdiri di belakang bangkunya,"Yang pertama, lo cuma dijadikan objek taruhan sama Yudha dan temen-temennya, kalo Yudha berhasil deketin lo dan bikin lo jatuh cinta sama dia, setelah kalian lulus sidang skripsi Yudha harus ninggalin lo berarti dia menang dan lo tahu tarohannya apa? Mobil mewah keluaran terbaru, secara kita tahu Yudha dan temen-temennya adalah anak orang-orang kaya, dan lo juga bukan termasuk dikriteria ceweknya Yudha, lo liat diri lo gimana, culun tau gak, fashion lo ketinggalan jaman banget gak update." Kata Renata dengan tegas dan nada yang agak menyakitkan.

Rara sangat kaget dengan penuturan Renata namun ia mencoba untuk menahan semua rasa dan pikirannya dalam hati,"trus yang kedua apa? " kata Rara datar tanpa ekspresi.

Seketika ingatannya tertuju pada obrolan mereka diperpustakaan yang pernah mereka lontarkan saat pertama kali saling mengenal :

"Apa liat-liat terus?" tegur Rara mengagetkan,"Nanti kalo terpesona sama aku gimana." Kata Rara meledek sambil tertawa.

Yudha ikut tertawa geli,"gak akan aku terpesona sama kamu, kan kamu bukan tipe cewek ku."

Renata berjalan kemeja Rara,"Lo gak sakit hati dijadikan bahan taruhan gitu?" katanya dengan nada merendahkan.

"Aku cuma cukup tau dua hal bukan? Dan sudah satu hal yang aku tau, bisa katakan hal kedua yang harus aku tahu lagi?" ucap Rara dingin dan menyembunyikan perasaan sakit, terkejut, dan marah yang saat ini ia rasakan.

Renata nampak kesal mendengar ucapan Rara yang tak merespon pertanyaannya tadi,"Kalo lo mau tau yang kedua lo harus siapin mental dan hati lo," tatapan tajam Renata mengarah ke nama Rara,"Selama ini gue diam dalam perasaan marah gue saat liat lo ketawa tiwi sama Yudha, jalan sana sini sama Yudha tanpa mandang gimana gue berusaha gak kelihatan sedih dan sakit hati, demi kelulusannya Yudha gue rela lakuin itu, dan sekarang perlu lo tahu kalo status gue dan Yudha itu sudah tunangan, setelah lulus Yudha bakal pegang perusahaan ayahnya dan langsung nikah sama gue, untuk itu gue tegaskan sama lo Rara buat jauh-jauh sama Yudha, karna lo bukan tipe cewek yang Yudha mau, lo hanya cewek pinter yang cupu dan lo hanya sebagai objek taruhannya Yudha, gue harap lo paham dengan apa yang gue bilang." Renata berteriak menumpahkan semua emosinya,"Dan sekarang lo bisa lihatkan setelah dinyatakan lulus sidang dia langsung pergi ke singapura buat mulai ngurus bisnis kita disana, itu artinya lo gak usah coba deket-deket lagi sama Yudha karna memang lo gak berarti apa-apa buat dia, lo hanya sebatas cewek yang berhasil bantu Yudha selesain skripsinya." Tegas Renata.

Sudah bisa ditebak bagaimana perasaan Rara saat ini, bahkan sebuah kalimat pun tidak ingin ia lontarkan. Ia mencoba untuk tenang meski sebenarnya ia sangat ingin menjerit.

Rara bangkit dari tempatnya duduk,"Sebenarnya kamu ga perlu mikir sejauh itu tentang aku dan Yudha, karna pada dasarnya kita memang gak pernah ada hubungan lebih dari teman yang belajar bareng dan kamu bilang kalo dia sedang ke singapura mengurus bisnis kalian, itu artinya kamu sudah bisa menebak kalo yang lebih berarti buat dia itu kamu bukan aku, dan harusnya kamu bisa menilai sendiri ucapan kamu yang bilang aku tidak berarti apa-apa dimata Yudha, kenapa kamu sendiri merasa terancam?."

Rara berlalu meninggalkan Renata dalam ruang kelas tersebut, ia sedikit berlari menyusuri koridor kampusnya. Pergi membawa sebuah luka hati yang mengores sangat dalam, disaat ia ingin mencoba mengubur masa lalunya dan membuka lembar baru hidupnya, Rara harus sadar sekarang jika kenyataan dalam hidupnya saat ini sangat teramat menyakitkan.

Tanpa ia sadari, air mata berhasil lolos dari kedua matanya. Dengan cepat ia segera melajukan kendaraannya keluar kampus. Bahkan saat ini ia tak ingin memikirkan apapun selain ingin membenamkan dirinya dikamarnya yang penuh kehangatan.

♥♥♥

Rara mencoba untuk menyembunyikan kesedihan diwajahnya, ia memasuki rumahnya setelah mencium tangan ibunya yang pamit akan pergi kepasar. Rara membuka pintu kamar Angga, nampak angga sedang duduk bersandar ditempat tidurnya sambil membaca komik.

"Udah enakan badannya?" Tanya Rara sambil mencoba tersenyum.

Angga membalas senyuman kakak tercintanya,"Sini kak, ada yang ingin aku bicarakan." Ajak Angga sambil bergeser memberi tempat duduk untuk Rara disampingnya.

Rara duduk disampingnya,"Kenapa sih, kalo lagi sakit gitu manjanya kumat ya adek ku ini." Kata Rara sambil mengacak puncuk kepala adiknya.

"Kak,pernah denger gak istilah ini?

Rara nampak siap mendengarkan kalimat dari Angga.

"Kalo kita punya masalah, dan kita coba berdamai dengan diri kita sendiri semua jalan bisa kita tentukan."

"........"

"Iya, hidup itu kayak puzzle ya kak, Ketika beberapa potong puzzle belum bisa pas dengan potongan yang lain, kita masih berusaha mencari potongan yang lainnya agar menjadi satu yang artinya indah, sama dengan halnya kehidupan seseorang, ketika masalah yang ada itu sulit kita hadapi kita akan tetep cari jalan keluarnya agar semua mudah diselesaikan, meski gak mudah buat menyelesaikannya tapi akan indah pada akhirnya."

Tanpa disadari air mata Rara mengalir dipipinya. Angga langsung mendekap tubuh kakaknya, ia yakin saat ini jiwanya sangat rapuh. Ya, Angga sangat menyadari itu, semenjak kepergian sahabat tercintanya Rara lebih banyak menyimpan awan mendung dalam dirinya.

Bahkan ia menjadi saksi bagaimana seorang wanita tegar namun rapuh itu berusaha untuk memenuhi janji yang pernah terucap.

Angga bahkan sangat menginggat bagaimana hancur dan tersiksanya Rara saat ia harus kehilangan apa yang berharga dalam hidupnya, kasih sayang dan cinta dari sahabatnya. Ia berjanji akan menjaga agar hati Rara untuk bisa bahagia.

"Kak,"Angga mengecup kepala Rara,"Aku yakin suatu saat nanti kebahagian untuk kakak akan datang, ibarat sebuah puzzle, saat ini kakak masih kehilangan beberapa potong puzzle dan kakak harus yakin suatu saat nanti saat potongan itu berhasil kakak dapatkan, puzzle kabahagiaan akan menjadi sempurna."

Jiwa yang rapuh adalah jiwa yang terluka, terluka akan kehilangan dan terluka akan goresan. Saat ini itulah yang menggambarkan diri seorang Rara Budi Putranti.

♥♥♥

Continue lendo

Você também vai gostar

391K 22K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
3.7M 54.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...