Hola Mamá | Seoksoo [✔]

By turquoises_

150K 17.9K 2K

[ 1st Book Side Story Hola Series ] Isinya hanya keseharian mama Jisoo yang suka manja-manjaan. Side story Ho... More

prolog
(Belum Diketahui) - Call Call Call
(10 Minggu) - Ice Cream, I Scream
(Masih 10 Minggu) - Super Manja
(11 Minggu) - Ngambek
(12 Minggu) - My Sweety Bunny
(13 Minggu) - Makan Makan Makan!
(14 Minggu) - Makan Makan Makan! pt. 2
(15 Minggu) - Gemukan
(16 Minggu) - Lautan Gula
(17 Minggu) - Angry Seoksoo
(Masih 17 Minggu) - Angry Seoksoo pt. 2
(18 Minggu) - Kok Seokmin Yang Mual
(19 Minggu) - Kaki Lobak
(20 Minggu) - Stretch Mark
(21 Minggu) - Naik Bus
(Masih 21 Minggu) - Papa, Gendong!
(22 Minggu) - Papa Manja
Tolong Dibaca⚠
(Masih 22 Minggu) - Minum Susu
(24 Minggu) - Ngidam Aegyo
(25 Minggu) - Khawatir
(26 Minggu) - Jalan Sore di LA
(27 Minggu) - Cuci Baju
(28 Minggu) - Khawatir pt. 2
(29 Minggu) - Miss You
(30 Minggu) - Seokmin vs Novel
(31 Minggu) - Perpustakaan
(32 Minggu) - Bau Badan
TOLONG DIBUKA
(33 Minggu) - Mama Hong
(34 Minggu) - Mama Lee
(35 Minggu) - Selamat Berjuang! (End)
epilog

(23 Minggu) - Makan Dinihari

3.1K 451 60
By turquoises_

Selamat datang di chapter 20^^



































Jisoo bergerak tidak nyaman selama 20 menit terakhir.

Dia beberapa kali membenarkan posisi tidurnya, karena dia merasa tidak nyaman. Perutnya merasa tidak enak. Bayi-bayi yang ada di dalam kandungannya terus bergerak dalam beberapa menit terakhir. Membuat Jisoo kesulitan untuk tidur dan merasa tidak enak berada di atas ranjangnya. Jisoo mengelus lembut, beberapa tendangan aktif kini membalas elusan Jisoo di sana.

"Akh, kalian kenapa, hm?" pekik Jisoo sambil mengelus kembali perutnya. Dia meringis kecil, lalu memaksakan diri untuk bangkit dari tidurnya dan bersandar di kepala ranjang. "Aish, pasti anak-anakku kelaparan. Padahal kita sudah makan banyak, tapi kalian masih lapar rupanya."

Jisoo melirik jam weker di atas nakas. Pukul dua dinihari tertera di sana. Kenapa bisa ia merasa lapar di tengah malam seperti ini? Padahal dia sudah makan cukup banyak saat makan malam tadi. Bahkan Jisoo menghabiskan dua mangkuk sup ayam seorang diri.

Seokmin merasa terganggu ketika Jisoo bergerak kembali. Punggung si manis itu merasa pegal dengan posisi sebelumnya. Dia mencoba untuk mencari posisi yang nyaman agar perutnya tidak merasa sakit lagi. Tapi, aktivitas di dalam sana yang semakin membuat Jisoo tidak nyaman.

Seokmin bangun dengan wajah bantalnya. Dia mendekat ke arah Jisoo dengan ikut bersandar di sebelah istrinya itu. "Ada apa, sweet?"

Jisoo meringis. "Kemarikan tanganmu."

Seokmin diam saja ketika Jisoo meletakkan tangan besarnya di atas perut buncit Jisoo. Si bangir itu mulai tertawa ketika sebuah tendangan mampir di sana. Dia sangat suka saat di mana respon si kembar di dalam perut Jisoo. Jika Seokmin mengelus perut Jisoo, maka kedua anaknya akan menendang dari dalam atau sekadar bergerak kecil. Mereka seakan mengerti jika sedang diajak bermain oleh kedua orang tuanya.

"Ah, mereka sedang bermain sepak bola pada malam ini." Seokmin semakin antusias agar elusan tangannya dibalas lagi. "Kalian jangan nakal, oke? Kalian sudah mengganggu waktu tidur mama."

Jisoo mengangguk sambil memajukan bibir."Hm, anak-anak kita sangat aktif pada malam hari, persis seperti papanya."

Seokmin tersenyum lebar. "Ada yang kau rasakan, Jisoo? Apa ada bagian tubuhmu yang sakit?"

Jisoo boleh jujur tidak kalau dia sedang lapar malam ini?

Jisoo ingin sekali makan. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, ditambah bahan makanan mereka yang tersisa hanya telur dan mi instan. Seokmin memang belum belanja untuk keperluan bulan ini. Jisoo tiba-tiba menginginkan nasi kari yang dijual di sebuah restoran kecil di depan kantor Seokmin. Tapi, lagi-lagi dia mengurungkan niat karena tidak mau merepotkan Seokmin.

"Tidak ada, Seokmin. Ayo, kita kembali tidur!" Jisoo mengajak Seokmin untuk berbaring. Namun, wajah Jisoo tidak menyatakan bahwa ia baik-baik saja. Seokmin tentu saja tampak khawatir. Dia sangat paham jika Jisoo sedang menyembunyikan sesuatu.

Seokmin mengelus kepala Jisoo dengan hangat. Kembali meyakinkan istrinya untuk mengatakan apa yang ia rasakan. "Katakan saja, hm? Aku jadi ikut tidak tenang kalau kau seperti ini."

Ingin rasanya Jisoo jujur kalau ia sangat lapar dan menginginkan nasi kari. Dia takut mengatakannya pada Seokmin. Suaminya itu sering kesal jika Jisoo mulai meminta macam-macam pada waktu yang tidak tepat. Makanya Jisoo diam saja ketika Seokmin menanyakan apa yang ia rasakan sekarang.

Seokmin terkejut ketika ia bisa mendengar dengan jelas bunyi perut Jisoo yang kelaparan. SI bangir itu tertawa kecil dan tangannya ia letakkan lagi di atas perut buncit Jisoo. Dan lagi-lagi Seokmin mendapatkan sebuah tendangan dari dalam.

"Kalian lapar, hm?" kekeh Seokmin. "Kenapa kau tidak bilang, Sayang?"

Jisoo menunduk. "Aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Aku sadar kok, aku sering merepotkanmu di waktu yang tidak tepat. Makanya aku tidak bilang."

Seokmin mengangkat dagu Jisoo agar istrinya itu bisa menatap wajahnya dengan jelas. Tidak ada sorot mata garang di sana. Hanya ada mimik wajah Seokmin yang gemas akibat tingkah imut Jisoo. Menurut Seokmin, jika memang lapar kenapa tidak bilang saja?

"Aku tidak setega itu membiarkan ketiga malaikatku kelaparan," ucap Seokmin lembut. "Kalau kau lapar, bilang saja oke?"

Jisoo mengangguk kuat. Dia diam saja ketika Seokmin mencium hidungnya. Senyum kucing itu terbit ketika Seokmin mulai bangkit dari tempat tidur dan meraih kunci mobil yang tergeletak di atas nakas. Laki-laki bangir itu memakai jaketnya dan mulai bergegas untuk membeli makanan.

Jisoo bersyukur, prianya sangat peka akan apapun yang ia mau. Jisoo bilang, ia menginginkan nasi kari yang dijual di depan kantor Seokmin. Si bangir itu hanya mengiyakan dan meminta Jisoo untuk menunggunya di rumah. Jisoo tentu saja mengangguk antusias!

"Aku buatkan teh hangat dulu, oke? Sambil menungguku, kau bisa memakan biskuit yang aku beli semalam. Untuk sekadar menganjal perutmu, tidak apa, kan?"

Seokmin kurang sigap apa lagi, sih? Semua keinginan Jisoo pun selalu ia kabulkan meskipun waktu sudah menunjukkan tengah malam!

"Terima kasih, creamy! Saranghae..."

-Hola Mamá-

"Jisoo, maaf. Aku tidak mendapatkan makanan yang kau mau."

Jisoo terkikik geli melihat wajah murung Seokmin. Wajah sedih yang menunjukkan penyesalan yang amat dalam karena ia tidak berhasil mendapatkan apa yang Jisoo inginkan. Jisoo kan sedang ngidam, dan Seokmin sedih karena ia tidak bisa memenuhi keinginan ngidam Jisoo.

Seokmin pulang dengan tangan kosong, Berulang kali ia meminta maaf, dan berulang kali pula Jisoo memaafkan Seokmin. Si bangir itu bahkan hampir menangis karena ia tidak berhasil mendapatkan nasi kari. Padahal restoran itu buka 24 jam, kenapa mereka bisa kehabisan bahan, sih?

"Tidak apa, creamy. Kan memang sudah habis." Jisoo mengusap pipi Seokmin untuk menenangkan prianya. Lucu juga melihat Seokmin yang hampir menangis karena ia tidak berhasil mendapatkan nasi kari.

Seokmin mengerucutkan bibirnya. "Tapi, kau dan bayi-bayi kita kelaparan. Sedangkan persediaan di rumah hanya ada mi instan dan telur."

Jisoo kembali terkekeh melihat wajah panik. Oh astaga, Seokmin lucu sekali ketika mengkhawatirkan ketiga malaikatnya!

"Tenang saja, aku akan memasak telur mata sapi. Pakai nasi dicampur dengan kecap manis, itu juga bisa membuat kami kenyang, kan?" Suara lembut Jisoo berhasil menenangkan Seokmin. Tangannya mengelus perut buncit itu yang kembali merasakan tendangan dari dalam.

"Kalau begitu, aku yang akan memasaknya untukmu."

Jisoo dipersilakan duduk oleh Seokmin. Sementara laki-laki bangir itu mulai sibuk dengan wajan dan minyak goreng yang akan ia gunakan untuk memasak. Seokmin mengambil beberapa butir telur dari dalam lemari es. Dia juga mulai mengambil beberapa bahan lainnya karena ia berniat ingin memasak nasi goreng spesial untuk Jisoo.

Jisoo menatap punggung lebar itu dengan senyum manis yang tidak Seokmin sadari. Mempunyai suami sigap dan perhatian membuat Jisoo bersyukur. Seokmin sudah banyak membantunya saat ini.

"Papa akan memasak nasi goreng dan telur mata sapi untuk mama dan anak-anak papa. Tunggu sebentar, oke? Karena papa harus memasukkan banyak cinta di dalamnya."

Jisoo memekik gemas. "Aw, so sweet. Terima kasih, papa. Mama dan si kembar akan menunggu dengan setia."

Semoga saja para tetangga tidak mendengar ributnya Lee Seokmin yang mulai heboh karena ia kehabisan kecap manis.

-Hola Mamá-


























Wah, makasih untuk 10K reads dan 3K votes di chapter 20!!! Horeeee

Meskipun belum masuk 10k, tapi kalo aku update ini pasti udah mau nyentuh 10k huhu makasih banyak ya aku seneng banget beneran T.T

Kalo aku perhatiin, Hola Series emang lebih banyak peminatnya dibanding ff seoksoo ku yang lain, kalo aku boleh nanya apasih yang bikin Hola Series beda? Dan kenapa kalian suka Hola Series?

Karena tiap aku update Hola series itu pasti feelnya beda, dan aku ngerasa di Hola Series aku bisa bener-bener deket sama pembacaku. Terima kasih banyak dan semoga ga bosen ya hehe :)

/aku mau kasih emot lope tapi gabisa:(/

Continue Reading

You'll Also Like

67.7K 5.2K 30
[Book 2] "bun, bunda kenapa mau sama ayah si bun?" -kmw, 10 thn. Sequel of "[I] Uke? ; MEANIE✔" 📍hiatus start: 23 April 2020. end: 🎖 #1 -minwoo (1...
10K 841 8
Kisah tentang mafia berhati dingin yang harus menikah dengan seorang bocah SMA. Bisakah Phayu menghadapi Si kecil Rain yang sangat aktif? Sesabar apa...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
16.7K 1.5K 31
"Aku sangat mencintai mu Boo!! Jadi kumohon pergilah. Larilah sejauh mungkin!!"- Hansol Vernon Chwe Di kehidupan ini bila kau melahirkan seorang anak...