"Daging, daging, daging!"
Seokmin hanya menghela napas ketika kucing gembulnya terus menerus merengek minta dibelikan daging sapi mahal yang terlihat begitu lembut. Ya, sebenarnya Seokmin tentu saja dengan senang hati akan membelikan daging itu untuk Jisoo. Tapi, Jisoo sudah terlalu banyak makan daging akhir-akhir ini.
"Tidak."
"Ah, Seokmin. Jichu mau daging!"
Jisoo menghentakkan kakinya kuat-kuat. Dia sama sekali tidak malu bersikap kekanakan padahal perutnya sudah membesar. Beberapa orang yang lewat pun bisa mencuri-curi pandang ketika melihat kejadian itu. Mereka penasaran ada masalah apa ketika melihat sepasang suami istri yang sedang ribut di depan etalase daging.
Mereka sedang berbelanja bulanan malam ini. Tadinya, hanya Seokmin yang akan pergi berbelanja. Tetapi, Jisoo memaksa ingin ikut karena dia sedang suka jalan kaki yang dipercaya akan membuat tubuh ibu hamil akan semakin sehat. Awalnya Seokmin menolak, tapi Jisoo merengek sambil men-dusel di lengan Seokmin hingga laki-laki bangir itu akhirnya mengizinkan.
Dan sekarang, mereka sedang ribut di supermarket karena Jisoo lagi-lagi merengek meminta dibelikan daging sapi. Padahal, Seokmin sudah mengingatkan untuk tidak mengonsumsi daging terlalu banyak. Tapi, Jisoo tetap saja keras kepala dan menyalahkan anak-anaknya yang ada di dalam perut.
"Ini permintaan anak-anakmu! Kau tidak mau mengabulkannya?"
Itu yang selalu menjadi senjata andalan Jisoo jika Seokmin menolak keinginannya. Seokmin biasanya akan memarahi Jisoo jika mereka sedang berada di rumah. Dan Seokmin tentu saja tidak mungkin memarahi Jisoo di tengah-tengah padatnya orang yang berbelanja di supermarket, bukan?
"Sayang..."
"Daging, daging, daging!"
"Kitten..."
"Daging, Jichu mau daging!"
Argh, Seokmin meringis pelan ketika beberapa orang kini mulai terganggu dengan rengekan Jisoo yang amat manja. Orang-orang di sekitar Seokmin bahkan sudah memasang wajah sinis dan menganggap Seokmin sebagai suami pelit yang enggan mengeluarkan banyak uang demi mengabulkan keinginan istrinya yang sedang hamil.
Seokmin jadi dianggap yang tidak-tidak!
Laki-laki bangir itu akhirnya mengangguk pasrah. "Oke, ambil satu saja."
Jisoo melonjak kegirangan dan mulai sibuk mencari daging yang akan ia konsumsi nanti. Mata kucing itu berbinar dan dia asyik bersenandung sambil memilih daging. Tak lupa tangannya juga mengelus perut besar itu dengan lembut sambil mengajak anak-anaknya berbicara.
"Hore, kita makan enak lagi malam ini. Papa akan memasak daging untuk makan malam kita."
Seokmin mendelik ketika mendengar ucapan itu. Jisoo memang selalu bersikap seenaknya jika permintaannya sudah dikabulkan. Seokmin pun buru-buru mendorong troli belanja mereka yang sudah penuh dengan berbagai macam makanan. Jisoo yang sadar suaminya jalan terlebih dahulu langsung memilih daging yang besar dan menaruhnya di dalam troli.
Seokmin mendengus melihat daging yang Jisoo beli. Daging itu lumayan besar dan tentu saja mahal. Jisoo benar-benar gila makan semenjak ia sedang mengandung. Seokmin mungkin sebentar lagi akan kehabisan uang hanya untuk memberi makan Jisoo.
Si bangir pun melangkahkan kakinya menuju bagian sayuran. Dia harus mendorong Jisoo untuk makan sayuran juga. Jisoo selama ini memang memiliki nafsu makan yang bagus jika itu menyangkut sayuran. Makanya Seokmin akan membeli banyak sayuran untuk Jisoo nanti.
Jisoo pun membelalakkan mata ketika melihat Seokmin memasukkan banyak sayuran ke dalam daftar belanja mereka. "Takoyaki, kau ingin membuatku seperti hewan herbivora?"
"Biarkan saja, kau harus menurut kali ini, kitten."
Jisoo mendengus. Dia kan berharap banyak kalau Seokmin akan membelikannya banyak daging, bukan sayuran!
Mata Jisoo menatap lobak putih yang terlihat bagus. Dia langsung sibuk memilih-milih lobak putih yang berhasil membuat matanya berbinar. Jisoo mau makan lobak!
"Takoyaki, nanti mau buatkan aku kimchi?"
Jisoo memekik kegirangan dengan tangan yang memegang lobak. Seokmin mulai menjalankan troli belanjanya untuk menghampiri Jisoo.
"Buatkan aku kimchi, Sayang. Buatkan kimchi!"
Seokmin pun ikut memilih-milih lobak putih karena Jisoo memintanya. Dia tidak mempermasalahkan belanjaan yang begitu banyak seperti ini. Yang penting Jisoo dan kedua calon anaknya kenyang dan senang!
Seokmin lebih sibuk ketika ia mencari-cari lobak yang lebih besar. Dia bahkan sangat serius dan tidak sadar jika jarak keduanya mulai menjauh. Jisoo pun dengan susah payah mendorong troli itu. Perut besarnya membuat Jisoo sedikit kelelahan padahal hanya mendorong sebuah troli.
Seokmin tiba-tiba memekik kegirangan. "Jisoo, lihat! Lobak ini mirip kakimu, bukan?"
Jisoo yang melihatnya langsung cemberut. "Kakiku tidak sebesar itu, Seokmin!"
Seokmin mengambil lobak-lobak besar itu dan memasukkannya ke dalam troli. "Ini mirip kakimu, Sayang. Kakimu kan besar."
"Ya!"
"Makanya kau jangan terlalu banyak makan daging! Lobaknya benar-benar mirip dengan kakimu!"
"Ih, aku bukan kaki lobak!"
Jisoo mengerucutkan bibirnya hingga membuat Seokmin merasa gemas. Laki-laki bangir itu akan membeli lobak yang ia pegang sekarang untuk bahan membuat kimchi nanti. Karena Jisoo meminta, maka Seokmin harus membuatkan.
"Maaf ya, kimchi."
"Kimchi?"
Seokmin mendekat ke arah Jisoo yang sedari tadi mendorong troli. Si bangir itu dengan tidak tahu malunya mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Jisoo. Padahal mereka masih berada di supermarket.
"Takoyaki, kimchi. Cocok, kan?" Seokmin tersenyum lebar.
Jisoo pun langsung membalas senyum Seokmin dan menyikut pinggang si bangir dengan malu-malu. "Ih, so sweet."
Seokmin pun dengan tidak tahu malunya lagi mencuri ciuman singkat di bibir kucing Jisoo. Membuatnya keduanya tertawa dengan panggilan baru mereka. Lucu juga jika mempunyai nama panggilan pada pasangan dengan menggunakan nama makanan.
"Mama, masa paman itu berciuman di depan umum!"
Seokmin dan Jisoo langsung melihat ke arah sumber suara. Mereka buru-buru pergi menjauh karena ketahuan berciuman di depan umum. Apalagi di depan seorang bocah yang masih kecil.
Huh, dasar pasangan mesum!
-Hola Mamá-
Maafin aku yang emang sering update Hola Mamá wkwk
Kalo kalian terganggu sama notif seoksoo ku bilang aja yak ehehe maapkeun suka nyampah aku tuh