How to Melt a Stoner - Humor...

Door Benitobonita

1.3M 17.1K 728

"Tidur di kamar yang salah, dengan teman tidur yang salah, membuat seorang gadis harus menikahi salah satu pr... Meer

Prolog
Chapter 1 - 369 or 396
Chapter 2 - Warm Pillow
Chapter 3 - Number 369
Chapter 4 - Number 396
Chapter 5 - The Bridal Shop
Chapter 6 - Mother and Daughter's Secret
Chapter 7
Chapter 8 - The Wedding Bell
Chapter 9
Chapter 10 - First Night
Chapter 11
Chapter 12 - Egg and Sausage
Chapter 14 - Queen Marie
Chapter 15 - Seperate Room
Tersedia Ebook dan Novel

Chapter 13 - All The Way Home

10.8K 1K 30
Door Benitobonita

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita

Setelah mengisi perut secukupnya, Stanley memutuskan untuk membawa pulang pengantinnya ke rumah mereka. Pria itu membiarkan ibunya memanjakan menantu barunya sejenak sebelum dirinya menyeret Jessica bersama koper mereka untuk diletakkan di pintu depan hotel.

"Tunggu di sini," perintah Stanley kepada istrinya. Pria itu segera berjalan untuk mengambil mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat itu.

Jessica mengangguk kecil dan mengamati punggung Stanley yang semakin jauh. Dia terlalu takut untuk melakukan apa pun selain menuruti semua keinginan pria yang pemarah itu. Tiba-tiba salakan anjing terdengar dari arah belakang. 

Perempuan itu membalikkan tubuh dan tersenyum lebar. Seekor anjing poodle berbulu putih berjalan dengan gaya angkuh di sisi majikannya. Jessica refleks berjongkok dan mendongak ke arah gadis kecil yang menggenggam rantai cokelat untuk berkenalan sebelum mengajak bercanda binatang berkaki empat yang memakai pakaian mini ala Barbie.

Udara segar berembus mempermainkan rambut sebahunya yang terlepas dari ikatan. Dia segera mengangkat kedua tangan untuk merapikan penampilannya tanpa menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikannya dari balik jendela kendaraan.

*****

Stanley mengamati lekuk perempuan yang sedang tertawa lebar dengan saksama kemudian berdecak penuh sesal. Fisik istrinya yang tidak boleh disentuh benar-benar sesuai dengan selera pria itu. Bahkan dirinya menyukai model rambut berantakan Jessica yang baru saja di acak-acak oleh angin.

Gairah laki-laki itu kembali timbul. Dia memiliki hak untuk melakukan apa pun yang dirinya inginkan. Jakun Stanley bergerak saat menelan ludah. Kemarin malam istrinya sangat penurut. Jessica tentu tidak akan keberatan apabila dirinya meminta satu dua ciuman.

Namun, keinginan pria itu untuk mencumbu istrinya menguap seketika saat dia dengan mata kepala sendiri melihat binatang jorok yang sangat dicurigai tidak pernah menggosok gigi tiba-tiba melompat dan menjilat bibir Jessica.

Wajah Stanley berkerut jijik seketika. Laki-laki itu memutuskan untuk membuka kaca Mercedes-Benz E-Class abu-abu edisi terbaru yang dia kendarai dan berseru, "Ayo masuk."

Mata Jessica segera mencari asal suara. Perempuan itu membiarkan sang poodle menjilat bibir dan dagunya sekali lagi tanpa menyadari efek yang ditimbulkan kepada suaminya lalu bangkit berdiri setelah mengucapkan salam perpisahan.

Seorang petugas hotel dengan sigap membantu memasukkan barang-barang ke dalam bagasi. Jessica dengan gugup membuka pintu penumpang dan duduk di sebelah suaminya yang sibuk menyetel tape. Alunan musik keras seketika menghantam gendang telinga perempuan malang itu. 

Jessica mengeryitkan wajah tidak nyaman. Dia tidak terbiasa mendengarkan lagu-lagu yang menceritakan keindahan api neraka. Namun, perempuan itu terlalu gugup untuk memberitahukan keberatannya kepada sang supir yang berwajah sangar.

"Pakai sabukmu," ucap Stanley ketika dirinya melihat perempuan di sebelahnya bertingkah seperti patung.

"Apa?" tanya Jessica kebingungan. Dia tidak dapat mendengar perkataan suaminya dengan jelas. Gendang telinganya yang sensitif sedang menimbang-nimbang untuk memutuskan pensiun dari pekerjaannya.

"Pakai sabukmu!" Stanley menaikkan nada suaranya. Pria itu bahkan tidak terpikir untuk mengecilkan musik yang kini memperdengarkan suara gitar yang dibanting berulang kali.

"Apa?!" Jessica memajukan kepala. Dia bahkan menyelipkan untaian rambut pirangnya ke balik telinga agar dapat mendengar lebih jelas.

"Astaga! Apa kau tuli?! Pakai sabukmu!" teriak Stanley gusar ke arah istrinya. Pria itu curiga Jessica sedang mempermainkan dirinya.

Jessica mengerjapkan mata. Suaminya kembali membentak dirinya. Perempuan itu memasang sabuk dan melipat kedua tangan dan bersikap layaknya seperti istri saleh yang patuh. Stanley mendengkus. Dia melepaskan rem dan mulai menyetir.

*****

Perjalanan menuju Tracey Lee terasa membosankan bagi Stanley. Pria itu mulai jenuh dengan irama keras yang menceritakan tentang pembunuhan dan over dosis akhirnya mengganti hiburannya dengan lagu bernuasa pop. Jessica diam-diam menghela napas lega. Gendang telinganya yang malang dapat beristirahat dari serangan nada-nada penuh makian. 

Melihat suaminya masih tidak berminat mengajaknya berbicara, perempuan itu mulai sibuk melihat-lihat keadaan sekitar. Manik biru Jessica tiba-tiba berbinar ketika mereka melewati sebuah taman kota. Dia melupakan rasa takutnya dan bertanya, "Stanley, apa itu George Himes City Park? Aku baca kita bisa melakukan piknik di sana."

Stanley menengok sejenak ke arah deretan pepohonan yang ditutupi bunga kuning khas musim gugur lalu mengedikkan bahu. "Terlalu banyak serangga dan kotoran binatang."

""Kita bisa memakai obat anti nyamuk," bujuk Jessica antusias. Perempuan itu sudah menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa keindahan lingkungan barunya dan dia sangat tertarik untuk menjelajah beberapa taman kota yang asri.

Pria itu melirik sekilas ke arah wanita bodoh, tetapi cantik yang telah mengenakan cincin perkawinan atas namanya. "Aku tidak berminat membuang-buang waktu hanya untuk meneliti perbedaan tiap jenis daun. Aku yakin informasi di internet sudah sangat cukup untuk memuaskan rasa ingin tahu seorang manusia."

Ekspresi Jessica berubah menjadi kecewa. Ternyata selain memiliki selera musik yang jauh berbeda, mereka juga sangat bertolak belakang dalam memandan alam. Gadis itu kembali menoleh ke arah jendela dan mengamati bangunan-bangunan yang mereka lalui. 

Mata Jessica kembali melebar ketika mereka melewati sebuah gedung abu-abu tua berlantai dua yang memiliki banyak jendela. "Stanley, apakah benar itu tempat hiburan yang sering diceritakan orang? Aku mendengar mereka memiliki ruangan-ruangan yang sulit untuk diselesaikan."

Pria itu kembali menoleh dan mengangkat alis kanan dengan wajah kebingungan. Dia sama sekali tidak mengerti ucapan istrinya. "Apa yang kau bicarakan?"

"Escaping room," balas Jessica dengan terengah seakan kehabisan napas. "A-aku pernah mencobanya dengan Caroline di Tacoma, tetapi kami tidak berhasil menyelesaikan teka-teki tepat waktu. Mereka menyarankan untuk membawa lebih banyak orang. Kalau kau dan Paul ikut, tentu 4 orang akan lebih mungkin menyelesaikan tantangan."

Kerutan pada dahi Stanley semakin dalam. Dia bergantian melihat ke arah jalan dan mengamati perempuan yang masih memandang bangunan jelek itu dengan terpukau lalu bertanya, "Jessica, berapa tahun umurmu?"

"Huh?" tanya wanita itu memutar tubuh. "Aku 25 tahun."

"Apa kau yakin? Perempuan berumur 25 tahun tidak bertingkah konyol seperti seorang anak kecil," balas Stanley cepat. "Tempat itu lebih cocok untuk para remaja tanggung."

Rona merah yang samar menyebar pada pipi Jessica. Dia merasa malu dan tersinggung mendengar nada merendahkan dari suaminya. Melupakan bahwa dirinya harus menjadi istri yang penurut, mantan guru itu tidak dapat menahan ucapannya dan balik bertanya dengan suara ketus. "Lalu apa yang harus dilakukan oleh perempuan berumur 25 tahun?"

Ujung bibir Stanley berkedut kecil menahan senyum. Ternyata perempuan yang terpaksa dia nikahi tidak terlalu membosankan. Mereka dapat berdebat banyak hal hingga akhirnya Jessica Stoner menyerah kalah dan mengembalikan cincin perkawinan yang terukir nama pria itu.

"Hmm, coba aku pikirkan," jawab Stanley dengan nada suara seperti menggurui. Manik cokelatnya berbinar sesaat ketika mereka akan melintasi River Falls Mall, sebuah pusat perbelanjaan yang hampir bangkrut. "Kau bisa pergi ke tempat itu. Di sana ada Walmart dan Bacon."

Wajah Jessica berkerut kesal. Dia tidak suka pergi ke tempat yang ramai. "Aku tidak suka pergi ke mall."

Mata Stanley berbinar geli. Wanita itu pasti sudah membaca tentang kondisi mall yang hampir kosong. Semua perempuan yang dia kenal senang berbelanja, terlebih apabila menggunakan kartu kredit milik dari pria kaya yang berhasil mereka jerat dalam hubungan pernikahan. "Hmm, sayang sekali. Mungkin aku akan menemukan tempat lain yang menarik untukmu."

Kendaraan melaju dalam kecepatan sedang dan mulai melintasi jembatan panjang yang menghubungkan dua daratan. Perhatian Jessica  teralihkan oleh West Bridge Park, sebuah taman yang baru saja mereka lalui. Namun, perempuan itu tidak lagi berkomentar. Suaminya tidak tertarik dengan kegiatan alam.

Stanley mencuri pandang ke arah istrinya yang menutup mulut seperti kerang sebelum tersenyum kecil. Dia berhasil membuat perempuan itu jengkel. Tebakannya dalam waktu 1 minggu Jessica Stoner akan merengek untuk pulang ke rumah orang tua perempuan itu.

Pria itu mulai bersiul mengikuti alunan lagu tanpa menyadari bahwa suara sumbangnya telah membuat Jessica diam-diam mengeryit karena merasa tidak nyaman.

Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang^^

1 Juni 2018

Benitobonita

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

590K 38.5K 52
50 BESAR AUTHOR RISING 2020 Bahkan saat Abimana menyebutkan nama Annisa dalam kalimat qobul-nya, laki-laki 28 tahun itu belum sepenuhnya mencintai sa...
16.4K 176 5
Achya Dewi Atmajaya seorang anak milyarder dari Atmajaya corp sengaja menyembunyikan identitasnya demi melanjutkan studi nya, selama ini hidupnya ber...
181K 4.2K 12
[#1 in FanFiction 10/07/2014] Menikah dengan dosen muda yang tak lain adalah saudara laki-laki dari sang sahabat membuat gadis itu mengembangkan se...
101K 5.6K 15
Pertinacious Romance Story Wattpad By Andearr 'Short Story' From "GAVIR: The Gay and The Virgin" Poppi & Alden [DALAM BENTUK EBOOK DI GOOGLE PLAYSTOR...