My Senior (Senior Series 1)

Autorstwa harniafebrian

631K 23.1K 670

[COMPLETE] Senio Reygan Pratista. Seorang lelaki yang terkenal troublmaker, bad boy, leadernya tauran, juaran... Więcej

MBBS TRAILER
Senio Reygan Pratista
Juni Nathania Reva
Bagian satu
Bagian dua
Bagian tiga
Bagian lima
Bagian enam
Bagian tujuh
Bagian delapan
Bagian sembilan
Bagian sepuluh
Bagian sebelas
Bagian duabelas
Bagian tigabelas
Bagian empatbelas
bagian limabelas
Bagian enambelas
Bagian tujuhbelas
Bagian delapanbelas
Bagian sembilanbelas
Bagian duapuluh
Bagian duapuluhsatu
Bagian duapuluhdua
Bagian duapuluhtiga
Bagian duapuluhempat
Bagian duapuluhlima
Bagian duapuluhenam
Bagian duapuluhtujuh
Bagian duapuluhdelapan
Bagian duapuluhsembilan
Bagian tigapuluh
Bagian tigapuluhsatu
Bagian tigapuluhdua
Bagian tigapuluhtiga
Bagian tigapuluhempat
Bagian tigapuluhlima
Bagian tigapuluhenam
Bagian tigapuluhtujuh
Bagian tigapuluhdelapan
Bagian tigapuluhsembilan
Bagian empatpuluh
Bagian empatpuluhsatu
Bagian empatpuluhdua
Bagian empatpuluhtiga
Bagian empatpuluhempat
Bagian empatpuluhlima (END)
Extra Part

Bagian empat

20K 828 14
Autorstwa harniafebrian

Karena Senio adalah jodoh Juni. Jadi kalo lo gak ada, buat apa gue dilahirin?
-Senio

❤❤❤

Hari kedua MOS di SMA Supernova pagi ini berkegiatan pengenalan sekolah, semua siswa diajak berkeliling sekolah oleh OSIS masing masing per kelas. Mulai dari halaman utama sekolah, lapangan basket, koridor kelas XI sampai koridor kelas XII dan ruangan lainnya.

Juni sekarang sedang mengikuti panduan dari kak Rendi yang menjadi mentor dikelasnya. Juni mengikuti paling belakang dengan teman barunya di sekolah baru ini dan sekaligus teman satu bangku Juni bernama Saskia Andara Purnama.

"Adik-adik, jadi sekarang kita lagi berada dihalam utama sekolah. Tempat ini sering kita gunakan sebagai acara-acara formal," jelas kak Rendi dan disahut anggukkan oleh adik kelasnya.

"Ehh kia, sekolah ini ada rooftop nya gak sih?" tanya Juni kepada Saskia disampingnya.

"Emm gak tau tuh, kayaknya ada deh. Emang kenapa?" 

"Kalo ada gue pengen kesitu ahh, soalnya gue suka banget kalo disekolah itu ada rooftop. Apalagi jamkos, pasti gue mabalnya selalu ke rooftop,"

"Ohiya? Gue juga dong sama, gue juga suka ke rooftop kalo lagi jamkos di SMP." 

Juni dan Saskia terus mengikuti panduan kak Rendi, meski sesekali mereka tak mendengarkan karna asik mengobrol. Kini saatnya mereka berada di lapang basket, yang disana juga ada beberapa kakak kelas yang sedang bermain basket.

"Kalian pasti sudah tahu kan ini lapang apa, kita sekarang lagi berada dilapangan basket sekolah," jelas kak Rendi.

Semua siswi yang tadinya fokus mendengarkan penjelasan kak Rendi seketika teralihkan saat melihat kakak kelas laki-laki yang sedang bermain basket.

"Ahh itu ganteng banget!"

"Kakak itu jago banget main basketnya, paling ganteng lagi disitu!"

"Kak ganteng banget sih!!"

"Idaman banget sih kak!"

"Unchh meleleh hayati."

"Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan!"

Semua siswi yang melihat langsung berlari kepinggir lapangan basket, dan seketika semua adik kelas histeris melihatnya. Kecuali Juni dan Saskia, ia bingung kenapa semuanya langsung berlari kepinggir lapangan.

"Ada apa sih, Kia? Kok langsung pada lari kepinggir lapangan?" tanya Juni bingung.

"Gak tau aku juga, coba yuk kita liat," ajak Saskia yang langsung menarik tangan Juni kepinggir lapangan untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Eh tunggu-tunggu, kita liat dari sini aja." Tahan Juni saat sudah berada paling belakang dikerumunan orang orang yang memenuhi sisi lapangan basket.

"Emangnya lo keliatan? Enggak kan? Udah ikut aja." Ucap Saskia dan langsung menarik tangan Juni menerobos keramaian.

"Misi-misi," ucap Saskia dan Juni bersamaan seraya menerobos keramaian.

Saat sudah paling depan pada keramaian, saskia seketika diam seribu bahas saat melihat satu orang lelaki yang langsung menarik perhatiannya. Mulut Saskia terngaga kaget dan terpesona seketika. Sedangkan Juni masih belum menyadari dan melihat apa yang saskia lihat.

"Kia, ada ap--,"

Bukk

Bola basket tepat mendarat dikepala Juni hingga membuat pandangan Juni berputar hebat dan akhirnya penglihatannya menggelap. Juni pingsan ditempat dan semua orang langsung mengelilinginya.

"Juni.. Bangun.. Juni.. Juni bangun dong," panik Saskia sedangkan Juni sudah pingsan ditempat dengan tubuh yang terkapar disisi lapangan.

"Minggir minggir!" ucap seorang lelaki yang langsung memecah kerumunan dan menghampiri Saskia dan Juni.

"Kak bantuin kak," pinta Saskia yang sudah hampir menangis.

'Adik kelas cantik?!" batin Senio yang terkaget.

"Biar gua bawa ke UKS," ucap Senio dan langsung membopong Juni.

Semua orang menatap ke arah Senio yang menggendong Juni menuju UKS dengan berlari kecil, diikuti Saskia dibelakangnya.

Sesampainya di UKS ia lekas membaringkan Juni di brankar yang sudah disediakan di UKS. Dibantu oleh beberapa anggota PMR dan seorang dokter sekolah. Dokter sekolah pun langsung memeriksa Juni.

Saskia yang sedang berdiri disamping Senio panik, ia khawatir dengan Juni yang sedari tadi belum sadar.

Senio meraih sebotol Minyak kayu putih dan membalurinya ditelapak tangan, kemudian ia mendekatkan telapak tangannya kehidung Juni untuk menghirup hangat bekas Minyak kayu putih agar Juni sadar dari pingsan.

Sayangnya yang dilakukan Senio tak membuahkan hasil, Juni masih belum sadar dan dokter sekolah menyarankan untuk menunggu karna Juni pasti nanti akan siuman.

"Udah kak tunggu aja, dia pasti siuman kok." Ujar Saskia yang melihat Senio sangat khawatir.

"Adik kelas cantik, bangun dong," pinta seni terhadap Juni yang masih belum sadar.

Tak lama Juni mulai sedikit demi sedikit membuka matanya, pandangannya sedikit memburam tetapi tak berangsur lama pandangannya menjelas dan ia melihat yang bersamanya kini.

"Hay adik kelas cantik." Sapa Senio yang tersenyum melihat Juni sudah kembali sadar.

"Lo udah sadar?" tanya Saskia yang ikut senang karna Juni sudah siuman.

"Senio, Saskia?" ucap Juni seraya memegang pelipisnya yang masih terasa sakit.

"Syukur deh kalo lo udah sadar," ucap syukur Saskia.

"Ternyata adik kelas cantik bisa pingsan juga yahh," ujar Senio yang justru membuat kesal Juni.

"Paan sih lo, orang sakit juga," kesal Juni dan berusaha bangkit untuk duduk dari brankarnya.

"Eit, lo masih sakit dan lo gak boleh banyak gerak," 

"Gue pengen duduk."

"Lo harus nurut sama gue, karna gue senior lo."

"Gue gak peduli, gue pengen duduk."

"Gak boleh adik kelas cantik yang cerewet," paksa Senio dengan nada lembut.

"Ih lo ngeselin banget sih, jangan-jangan karna lo yang buat gue pingsan?"

"Kalo iya kenapa?"

"Tuhkan, kemarin lo hampir mau nambrak gue, sekarang nimpuk gue pake bola. Besok apa? Bunuh gue?"

"Besok gue nembak lo." Ucap Senio dengan polosnya dan senyuman manis yang menambah kodrat tingkat kegantengannya.

Juni membelalakan mata kaget mendengar ucapan Senio yang mampu mempercepat degupan jantungnya. Saskia yang sedari tadi menjadi crispy kini ikut terkaget mendengar ucapan Senio.

"Ish apaan sih lo, gue udah sembuh dan gue mau ke kelas," ucap Juni dan mencoba turun dari brankar dibantu Saskia.

"Eit tunggu dulu adik kelas cantik yang cerewet," tahan Senio seraya meraih tangan Juni.

"Jangan pegang-pegang, gu--," ucapnya terhenti.

"Kalo misalkan gue besok nembak lo beneran gimana?"

"Gue tolak!" jawab Juni tanpa berfikir terlebih dahulu, dan langsung berjalan keluar UKS diikuti Saskia bersamanya.

Senio tersenyum menatap punggung Juni yang mulai menjauh darinya.

****

Jam istirahat sudah berbunyi, semua kegiatan disekolah diharuskan berhenti sebentar untuk mengisi tenaga kembali. Juni dan Saskia mereka sedang asik berbincang dikantin dan memesan minum dan makan masing-masing.

"Jadi lo udah kenal sama kakak kelas itu?"

"Udah jangan dibahas orang nyebelin itu, males gue ngomonginnya." Jawab Juni seraya meminum minumannya yang sudah ia pesan.

"Etapi gue penasaran nihh, kenapa lo bisa kenal sama kak Senio?"

"Ya ceritanya panjang deh, awalnya gue hampir mau ditambrak sama dia dan..,"

"Oh iya, dia belum minta maaf sama gue sama sekali, pas dia hampir nambrak gue dan sekarang dia nimpuk gue pake bola basket," lanjut Juni.

"Dia bukan nimpuk lo Juni, dia salah sasaran, harusnya dia ngoper bola ketemennya dan malah nyasar ke kepala lo."

"Tapi yang ngelempar dia kan? Kalaupun dia gak sengaja setidaknya minta maaf kek, ini bahkan dia gak minta maaf sama sekali sama gue,"

"Sebegitu sebel nya ya lo sama kak Senio?" tanya Saskia.

"Iyaps." jawab Juni seraya anggukan kecil.

"Hati-hati lho,"

Ditempat lain dikantin, Senio baru datang ke kantin dan menghampiri teman-temannya yang tengah mengobrol dipojok kantin.

"Woy broo!" sapa Senio dengan teman temannya.

"Oyy bro, dateng juga akhirnya. Traktir boleh lah." Ujar Fery teman satu kelas Senio sekaligus sahabat Senio.

"Haha, lu mau? Ambil," jawab Senio.

"Wih dapet traktiran nih kita," sahut teman-temannya yang lain hingga membuat mata mereka berbinar karna mendapat traktiran dari Senio.

Disaat teman-temannya yang lain tengah asik memesan makanan, Senio justru diam-diam tengah memperhatikan gadis cantik berambut panjang memakai seragam SMA yang sedang asik mengobrol dengan temannya.

'Cantik.' Batinnya tersenyum menatap gadis tersebut.

Senio bangkit dari tempat duduknya menuju warung bakso bu Susi untuk memesan makanan, ia berjalan dengan terus memperhatikan Juni yang sedang berbincang-bincang dengan Saskia tanpa memperhatikan jalan.

Byurr

Senio membelalakan matanya melihat bajunya kini basah karna terkena tumpahan air dingin berperasa. Ternyata, adik kelas lelaki yang masih memakai baju SMP sama seperti Juni, tidak sengaja menabrak Senio dan adik kelas itu kini menunduk ketakutan dihadapan Senio. Senio menatap tajam adik kelas yang sudah membuat bajunya kini basah.

"Lo punya mata gak?" omel Senio hingga membuat adik kelas itu ketakutan.

"I-iya k-kak ma-maaf, sa-saya ng-nggak sengaja." Ucapnya terbata-bata dan tak berani menatap wajah Senio.

"Maaf? Disaat baju gua udah basah, lo seenaknya minta maaf?" kesal Senio dengan meningkatkan lagi nada suaranya.

Semua siswa yang sedang berada di kantin pun langsung mengarah ke arah Senio dan adik kelas itu. Termasuk Juni dan Saskia.

"Itu ada apaan sih, Kia? Kayak ada yang ribut ribut dehh,"

Saskia menyahut pertanyaan Juni dengan menaik turunkan bahunya mengartikan ia juga tidak tahu.

"Ehh ehh tunggu deh, itu kayak kenal gue suaranya," ujar Juni dengan mencoba mendengar suara keributan itu dari jauh.

"Kayak suara...," Saskia menggantung ucapannya seraya mengira dan mengenali suara itu.

"Kak Senio." Ucap Juni dan Saskia secara bersamaan dan langsung berlari ke tempat keramain itu.

"I-iya k-kak, saya minta maaf. Ta-tadi juga kakak jalannya gak liat-liat, dan--," ucap adik kelas itu terbata - bata.

"APA? jadi lo mau nyalahin gua? IYA?" Marah Senio yang semakin membara.

"Enggak kak. Bukan maksud saya buat nyalahin kakak, ta--," ucapnya kembali terhenti saat Senio kembali memotong ucapannya.

"Gue gak butuh penjelasan lo, mending sekarang lo elapin nih baju gue pake tisu sampe bersih!"

"Masih mending lo gue suruh elapin, belum gue suruh lo cuci ni baju. Cepetan!"

Terpaksa adik kelas itu menuruti perintah Senio, ia mengambil beberapa lembar tisu dari meja makan.

"Stop!" tahan Juni yang tiba tiba memasuki keramaian dan langsung menahan yang akan dilakukan teman seangkatannya itu.

"Lo gak usah ngelakuin itu, Den." ucap Juni dengan teman seangkatannya yang diketahui bernama Deden.

Senio menatap kaget kearah Juni yang tiba-tiba datang dan mengagalkan perintahnya kepada Deden.

"Ta-tapi--," ucap Deden terhenti saat Juni langsung menyelanya.

"Udah gakpapa, sekarang lo beli lagi minuman lo dan balik ke kelas. Masalah ini biar gue yang selesain," ujar Juni dan dengan tidak enak hati Deden menuruti ucapan Juni.

Seni menatap bingung Juni yang seenaknya melepaskan orang yang sudah mengotori bajunya.

"Kenapa?" tanya Juni dengan tatapan menantang.

Seni mengepalkan tangannya, hawa panas sudah menggebu-gebu dalam dada nya melihat tatapan Juni. Tapi apa daya, Senio memang orang yang pemarah tapi ia tidak bisa jika harus melawan seorang perempuan. Karna kodrat seorang lelaki adalah melindungi perempuan, bukan menyakitinya.

'Untung cewek, sabar sen, sabar.' Batin Senio.

"Kenapa lo lepasin dia?"

"Karna dia gak salah,"

Senio menghela nafas berat.

"Dia salah, lo gak liat baju gue? Basah, karna dia jalan gak pake mata,"

"Lo sendiri jalan pake mata gak?" timpal Juni.

Tingkat kemarahan Senio sedikit demi sedikit mulai meningkat sejalan dengan perlawanan dari Juni.

'Untung sayang, sabar sen, sabar.' Batinnya lagi.

"Gue itu senior lo, jadi lo harus nurut perkataan gue bukan malah ngelawan,"

"Gue itu junior lo, jadi gue punya hak buat ngebela temen gue dan kalo gak ada junior pasti gak ada senior," lawan Juni dengan penuh keyakinan.

"Berarti kalo gak ada Juni pasti gak ada Seni?"

"Maksud lo?"

"Karna Senio adalah jodoh Juni, jadi kalo lo gak ada. Buat apa gue dilahirin?"

Blush.

Semua orang menatap Senio terkaget dengan apa yang ia ucapkan. Termasuk Saskia yang ada disitu pun terbawa perasaan dengan ucapan Senio. Sedangkan gadis berkuncir kuda yang kini tepat dihadapan Senio pipinya berubah warna menjadi merah padam karena ucapan Senio. Entah apa maksudnya berbicara seperti itu.

"Ish apaan sih lo, gue lagi serius!"

"Gue duarius," ucap Senio seraya sedikit terkekeh.

Merasa keadaan sudah mulai kacau, Juni menghela nafas kasar dan langsung berlari meninggalkan Senio yang sedari tadi menatapnya tak lepas. Dan Saskia pun ikut berlari mengejar sahabatnya itu.

'Untung lo orang yang gue cinta, makanya gue sayang.' Senio.

❤❤❤

-Har

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

13.4K 814 45
[Cerita ini sudah ending] Nanda Pratama Fischer seorang laki laki ganteng pakai banget, keturunan Jerman dan Indonesia... Nindi sajaya Shawn seorang...
21K 645 6
Anak OSIS yang terkenal cuek dan dingin, akhirnya mempunyai rasa cinta terhadap Ade kelas nya yang suka muncul dalam hidup nya
4.4M 261K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
Leonada Autorstwa Nafia

Dla nastolatków

972K 49.4K 39
[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue ga...