Cinta Dalam Doa [End]

By Malekanita

163K 6.8K 265

Karena pada dasarnya Cinta dalam doa adalah hal yang Indah, hanya saja kita perlu mengendalikan perasaan kita... More

Pengajian bersama disekolah
Pesan darimu
Pacaran dan Hijrah
Astagfirullah
Ananda Rafifa Az-zahra Bashiel
Coretan Saya
Ana uhibbuka fillah
Perubahanmu
Perubahanmu 2
Pengenalan Tokoh
Hidup Baru
OSPEK
Rahasia-in dulu yah ..
Maafkan Fifa
Kak Bayu, mengertilah
Ada Apa Dengan Reno (AADR)?
Pulang untuk Pergi
Palestina
Cinta Dalam Doa
Kak, Amanat ini terlalu berat ..
After Married
Anak Siapa ?
2 Anugerah
Keluarga 4R
Raffa dan Rafania
Datang & Perginya Risa
Ocehan Author
Gak ada Lo Gw
Dua Adzan dihari ini
Rafania Menghampiri
Si Kembar
Kembali pada keluarga 4R
Part Saran

Kepulangan Raffa

3.7K 177 4
By Malekanita

"De, kamu di dalem?" Tanya Rafifa yang kini berdiri tepat didepan pintu kamar Rafania

Rafania yang memang ada didalam segera menghampiri pintu dan menemui umminya itu "Gimana mi?"

"Ada tamu tuh dibawah, katanya pengen ketemu Ade"

Rafania mengerutkan keningnya "Siapa mi? Temen kuliah Ade?" Rafania yang sudah terbiasa dipanggil dan memanggil dirinya Ade menjadi kebiasaan. Bahkan hingga kini ia telah kuliah pun masih menyebut dirinya Ade, ia tak mau dipanggil nama oleh Refand, Rafifa juga Raffa. Ia hanya mau dipanggil nama oleh orang lain termasuk teman teman kuliahnya.

"Pake dulu jilbabnya nak" Rafania mengangguk lalu masuk ke kamarnya dan kembali keluar setelah kepalanya berbalut hijab seperti biasanya.

Keduanya menuruni tangga untuk menemui tamu yang Rafifa katakan akan menemui Rafania. Baru turun dari anak tangga Rafania menoleh seseorang yang tengah duduk disamping abinya itu, betapa terkejut dan bahagia Rafania melihatnya.

"Bang Raffa?" Ucap Rafifa

Raffa yang sedang asik mengobrol dengan Refand menolehkan kepalanya kearah Rafania yang masih berdiri mematung didepannya.

Raffa berdiri dan tersenyum kearah Rafania "Wiihh udah gede aja nih Ade abang"

Rafania tak membalas ucapan Raffa, ia masih setia berdiri mematung sambil memandang Raffa dengan tatapan tak percaya. Ia merasa ini mimpi, setelah kurang lebih 6 tahun tidak bertemu dengannya karena tuntutan kerja yaitu mengurusi kantor cabang milik Refand yang berada di Kalimantan. Sejak Rafania masuk SMA, Raffa memutuskan untuk pergi dan mengurus kantor yang ada di Kalimantan dengan alasan ingin lebih mandiri dan mencari pengalaman.

"Gak kangen sama abangnya?" Bisi Rafifa yang kini ada disamping Rafania dan berhasil menyadarkan Rafania dari lamunannya.

"Waahh udah tua aja lu bang" canda Rafania yang membuat Raffa memelotkan matanya.

Rafifa dan Refand dibuat tertawa oleh dua anaknya ini. Mereka sendiri bingung dengan anak anaknya itu, dari kecil keduanya memang dekat tapi sering bercanda seperti ini. Terlebih setelah keduanya sekolah, Rafania SMP dan Raffa SMA. Keduanya menjadi memakai kata lu gw dengan alasan biar lebih akrab. Refand sempat melarangnya karena ia menilai kurang sopan, terlebih Rafania yang menyebut lu gw pada kakaknya sendiri. Tapi mereka dapat meyakinkan Refand bahwa mereka tetap akan merasa hormat dan merasa nyaman dengan panggilan itu. Sejak saat itu pula Refand dan Rafifa membuka rahasia besar selama ini ia sembunyikan mengenai asal usul Raffa. Refand pun melarang keduanya terlalu dekat apalagi jika harus bersentuhan antara keduanya. Rafania dan Raffa yang memang sudah terbiasa bercanda berdua, berpelukan sebagai tanda sayang seorang adik kakak, bahkan keduanya bebas keluar masuk kamar masing masing pun kini dilarang keras oleh Refand karena memang diharamkan karena keduanya tak ada hubungan darah. Beberapa tahun setelah itu Raffa memutuskan untuk menyambung kuliahnya dan bekerja di Kalimantan.

"Ehh itu mulut, gw sumpel pake oleh oleh baru tau rasa" Greget Raffa

Mendengar kata oleh oleh, mata Rafania langsung berbinar dan menghampiri Raffa kemudian duduk disampingnya "Mana oleh oleh buat gw bang?"

"Ekhemm" Refand berdehem cukup keras sehingga didengar oleh semuanya.

Raffa dan Rafania mengerti maksud deheman Refand itu. Rafania menjauhkan posisi duduknya dengan Raffa kemudian melanjutkan membuka oleh oleh tersebut. Keduanya terlihat asik melakukannya, sesekali Raffa memukulkan boneka yang ia beli ke kepala Rafania dan dibalas injakan kaki oleh Rafania.

"Lu kira kira aja bang, gw udah segede gini masih aja dibeliin boneka" protes Rafania

"Diih geer banget, siapa juga yang beliin ini buat elo?"

"Terus?"

Raffa menoleh dan tersenyum kearah Rafifa sambil merebut boneka yang ada di tangan Rafania dan memberikannya pada Rafifa "Untuk ummi"

Rafifa yang merasa bingung oleh tingkah anaknya itu tertawa kecil diikuti pula oleh tawa Refand yang berada disamping Rafifa "Kamu sehat kan nak?" Rafifa ikut menggoda Raffa yang terlihat kikuk sejak tadi

"Hahaha, anak ummi yang satu ini kayanya lagi kurang sehat mi" ucap Rafania yang lagi lagi mendapatkan pelototan dari Raffa

"Kan bisa buat cucu ummi nanti" Ucap Raffa

"Kamu sudah punya calon bang?" Tanya Rafifa 

"Udah dong, yakan bi?" Jawab Raffa yang kini juga melibatkan Refand dalam pembicaraannya. Refand mengangguk mengiyakan.

"Kok gak bilang bilang sih sama ummi?"

"Nanti Abang kenalin deh mi, sekalian sama lu juga de" Raffa kembali hendak menggoda adiknya itu namun rupanya Rafania sudah tak ingin lagi.

Rafania hanya mengangguk menanggapi ucapan Raffa kemudian ia berdiri dan meminta ijin untuk pergi ke kamarnya. Rafifa yang mengetahui penyebab perginya Rafania segera menyusulnya.

"Kamu nangis ya nak?" Tanya Rafifa sambil menutup pintu kamar Rafania dan mendekati Rafania yang tengah merubah posisinya dari tengkurap menjadi duduk sambil mengusap ngusap pipinya yang terlihat basah.

"Apaan sih mi? Nggaklah"

Rafifa membawa Rafania kedalam pelukannya "Ummi ngerti apa yang kini Ade rasain, ummi juga tau gimana sebenernya perasaan Ade ke abang"

Kini mulai terdengar suara isak tangis Rafania "Salah ya mi kalo Ade suka sama abang?"

"Nggak nak, itu gak salah. Tapi kalo kalian gak jodoh, Ade harus ikhlas ya nak ya?" Rafania mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada Rafifa.

---

"Fa, abi nyuruh kamu pake baju ini. Kan hari ini Abang kamu mau lamaran" Rafifa menyodorkan paper bag yang berisi ghamis yang Refand beli khusus untuk Rafania sang anak

Rafania hanya menoleh kearah paper bag tersebut lalu kembali fokus ke layar monitor laptopnya "Ade gak ikut ah mi, banyak tugas kuliah"

Rafifa menghampiri Rafania lalu memegang pundak anaknya itu dari belakang dengan lembut "Nak, meskipun kamu gak suka ini tapi kamu harus ikhlas, ini takdir Allah. Kamu gak boleh menentangnya nak"

Rafania menoleh kearah Rafifa lalu mengambil baju yang Rafifa bawa dan menggantinya di toilet sedangkan Rafifa duduk diatas ranjang milik Rafania menunggu sang anak keluar.
Hanya dengan polesan bedak tipis dan lip gloss Rafania sudah terlihat sangat cantik, hampir serupa dengan Rafifa dulu sampai membuat Refand tergila gila olehnya.
Keduanya menuruni tangga dan dilihatnya Refand dan Raffa yang sudah rapi dengan kemejanya. Raffa memandang Rafania yang memakai pakaian syar'i tanpa kedip, ia baru melihat Rafania kecilnya begitu cantik dan menawan. Tapi tak lama dari itu ia segera beristighfar kepada Allah karena ia tahu yang ia lakukan barusan adalah dosa.
Rafifa dan Rafania ikut duduk di ruang keluarga bersama Refand dan Raffa. Rafania masih sibuk dalam fikirannya, ia sedang berusaha mengikhlaskan Refand untuk wanita lain, ia tau ia tak berhak untuk itu, ia yakin kalau selama ini ia hanya mengharap Cinta yang tak jelas karena hanya bertepuk sebelah tangan karena Raffa hanya menganggap Rafania adiknya saja tak lebih. Tapi semakin Rafania berusaha fikirannya justru malah memutar kembali rekaman rekaman kebersamaannya saat bersama Raffa dulu.

Flashback on

Raffa yang baru pulang sekolah SD sibuk mencari Rafania. Ia terus mencari kesana kemari namun tak ada, dikamarnyapun tak ada.

Raffa menghempaskan tubuhnya keatas sofa yang ada didekat Taman belakang dan didengarnya suara Rafania yang tengah tertawa bersama Rafifa. Segera ia hampiri keduanya.

Rafifa dan Rafania yang menyadari kedatangan Raffa menghentikan aktivitasnya dan menyapa Raffa.

"Yeay abang udah pulang" Rafania senang melihat kepulangan Raffa dan berhamburan memeluknya kala itu

"Ade jangan peluk abang, abang belum mandi loh. Gak bau?"

Rafania menggeleng dan tetap memeluk Raffa. Hingga Raffa akhirnya lupa akan benda yang akan ia tunjukan pada Rafania.

"Oiya de sampe lupa, abang punya sesuatu untuk Ade" ucap Raffa pada akhirnya

"Apa bang?" Tanya Rafania sambil melepas pelukannya

"Tutup matanya dong" pinta Raffa

Rafania dengan polosnya langsung menutup matanya dan itu membuat Rafifa terkikik pelan melihat kelakuan kedua anaknya itu.

"Sekarang buka matanya de"

Begitu membuka matanya, sesuatu yang pertama Rafania lihat adalah dua buah cincin berinisial R.

"Ini buat Ade bang?" Tanya Rafania dengan girang

Raffa menganggukan kepalanya lalu ia pasangkan cincin tersebut satu dijari Rafania satu dijarinya.

"Abang kenapa kasih Ade cincin?kan Ade pesennya permen bang"

Raffa tersenyum "kan kalo cincin bisa jadi kenang kenangan, kalo permen sekali makan juga abis, makanya Ade simpen baik baik ya cincinnya"

"Iya bang, Makasih yaa"

Flashback off

"De" panggil Refand yang baru Rafania sadari setelah beberapa kali terlewatkan

"Ehh.. i..iya bi?"

Refand mengerutkan keningnya dan seolah bertanya memalui sorot matanya "Ade baik baik aja kan?"

"Iya bi, gapapa kok"

"Aelahh napa sih lu de? Galau ya karena masih jomblo? Gw dong udah mau lamaran" potong Raffa yang membuat Rafania memonyongkan bibirnya karena kesal

"Apaan sih lu bang? Iyalah lu duluan kan lu lebih tua, kaya mau diterima aja" Balas Rafania sekenanya

"De kok ngomongnya gitu sih?" Rafifa mulai menengahi pertengkaran antara keduanya

"Abis bang Raffa ngeselin mi, udah ah ade gak mau ikut" ucapnya

"Ikut kemana?" Tanya Refand

Rafania malah dibuat bingung oleh pertanyaan Refand "Ya kerumah calonnya si abang lah"

"Emang ade gak usah ikut" kata Refand

"Terus kenapa Ade disuruh pake baju ini?" Tanya Rafania masih dengan muka merajuknya

"Ya karena ade yang mau dilamarnya" Refand mulai menjelaskan yang sebenarnya. Mendengar ucapan Refand sang abi Rafania merasa bingung, hal itu dapat dilihat dari sorot matanya yang terlihat kebingungan.

"Maksudnya apa sih bi?"

"Malam ini bang Raffa emang mau ngelamar seseorang dan seseorang itu adalah kamu de" jelas Refand 

Rafania bertanya kepada Raffa melalui sorot matanya seolah meminta penjelasan akan semua ini, Raffa tampaknya mengerti dengan pandangan Rafania tersebut "Iya de, abang pengen kamu bukan cuma jadi adenya abang, tapi juga jadi istri abang, ade mau kan?"

Rafania memalingkan pandangan kearah Rafifa seolah meminta pendapat mengenai apa yang telah Raffa utarakan karena ia sendiri masih bingung harus menjawab apa. Rafifa menganggukkan kepalanya mengiyakan dengan senyuman pula yang membuat Rafania yakin akan jawaban yang harus ia berikan pada Raffa.

"Iya bang"

"Iya apa?" Goda Raffa

"Iya mau"

Tak sampai disitu, Raffa masih terus asik menggoda Rafania yang semakin memerah pipinya "Mau apa?"

"Ih rese ya lu bang, au ah"

"Ehh udah udah, sekarang kita bahas aja tanggalnya untuk kalian menikah, abi udah punya pilihan?" Tanya Rafifa pada Refand yang dibalas oleh acungan jempol sambil tersenyum meyakinkan

"Minggu depan"

"Hah?" Tanya Raffa dan Rafania bebarengan

---

Kini Raffa dan Rafania telah sah menjadi suami istri yang harmonis juga sakinah mawadah warahmah. Begitupun Refand dan Rafifa yang tetap menjaga keharmonisan keluarganya walau mereka sudah bisa dibilang tak muda lagi.

-- Tamat --

😊😊😊💐💐💐💐

Continue Reading

You'll Also Like

166K 15.9K 51
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
215K 7.5K 70
Bagaimana perasaan kalian kalau tau dipinang oleh habib tampan yang banyak digandrungi oleh kaum hawa. Senang? sudah pasti. Mari kita ikuti perjalana...
210K 15.1K 47
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
17.3K 3.3K 3
[A DAN Z UNIVERSE] Dibaca berurutan: A dan Z, ATHARRAZKA, ATHARRAZKA 2: Aryan, ATHARRAZKA 3: Zyana. Zyana Falisha Atharrazka, anak perempuan semata w...