Timeless [ Kaisoo GS] ✔️

By Jina_Lee

48.5K 5.3K 405

Warning Jangan Lupa Vote yaa ? Do Kyung soo (GS) Kim Jong in Byun Baekhyun (GS) Park Chanyeol and other OC co... More

# 1
#2
#4
bukan update
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15 (END)
Epilouge

# 3

3.4K 318 13
By Jina_Lee

September 3, 2008

"Yak Yak yak! Apa yang kau lamunkan pagi-pagi huh?!" ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dan mengacak-acak pucuk rambut gadis yang sedang berjalan dengan hikmat. Gadis itu bahkan tak mengeluarkan protesnya, dia hanya tersenyum pahit dan kembali menundukan kepalanya.

Pria itu hanya diam tak berani mengusik kebungkaman gadis itu, dan memilih mengalungkan lengannya dibahu gadis itu. tubuhnya dibalut kemeja putih, dasi yang terlihat kendor dilehernya dan blazernya yang kancingnya dibiarkan tidak terpasang layaknya siswa lainnya. Di bahunya, terlihat tali tas punggung yang ia gunankan. Tubuh tinggi tegap dengan kulit seperti susu dan rambutnya yang berwarna hitam pekat yang kontras dengan warna kulitnya.

" kau tak akan menemukan uang yang tergeletak dijalan. Kau mau mati tertabrak mobil?" Dengus seseorang lagi sambil berjalan di sisi lain gadis itu, sambil menyentuhkan pucuk kepala gadis itu dan memaksa gadis itu untuk mendongak dan menemukan wajahnya.

Wajah yang terlihat angkuh namun penuh aura mengiurkan, bengan bibir tebal dan siluet rahangnya yang keras, kulit cokelat berbeda dengan orang korea kebanyakan yang terlihat sangat kontras dengan gadis yang ada disampingnya, dan ditambah tatapan matanya yang tajam, memberikan kepuasan tersendiri bagi peminat wajah pria itu.

Kedua pria itu berjalan mengapit seorang gadis. Mungkin hampir semua anak seusia mereka atau yang satu sekolah dengan mereka akan merasa iri pada gadis itu karna dua pria tampan berada didekat nya dan tak ada orang lain mengusiknya, bukankah itu hal yang menakjubkan?

"Ada Masalah?" tanya pria berkulit pucat itu. Sedang gadis tu hanya menghela nafas berat.

" ani. . ."

" kau malas kesekolah karna tak mau menguras perasaanmu dan menahan diri untuk berusaha bersabar. Kau kena lagikan?" ujar pria itu yang membuat gadis itu bungkam seketika.

Semua yang dikatakan namja itu memang benar, seluruhnya benar. Bullying, cacian, cemooh dan tindasan yang membuat siapapun merasa tak akan betah dan ingin bunuh diri.

" kenapa kalian selalu terlihat mencolok. Aku hanya anak kelas satu dan langsung dibenci seluruh penjuru sekolah karna bisa dekat dengan kalian. Apa kalian ini tak bergaul dengan yang lain? Hah?!" gadis itu terlihat berusaha tidak meledak dan menekan emosinya.

" itu hal membosankan, mendengar teriakan dan rengekan mereka saja membuatku mual. Lebih baik tidur. Kurasa Sehun lebih sering meladeninya."

"YAK KIM JONG-IN!!" seru Kyungsoo dengan kekesalan penuh sambil menendang kaki pria itu, hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Apa kau ini tak kasihan padaku hah?! Kau ini senang melihatku diperlakukan seperti itu?! aku hanya ingin hidup tenang, apa kalian benar benar tidak bisa menyingkir dariku? Demi tuhan kalian bahkan masih bisa menemuiku di rumah dan di sekolah tolong jagan dekati aku!" seru gadis itu yang terlihat sangat emosi dan yang menakjubkan gadis itu tak kehilangan nafasnya.

" bernafas soo~ya. . kau selalu lupa menarik nafas jika sedang marah." Goda pria itu.

" Yak!"

Tiba-tiba Sehun menarik Kyungsoo mendekat kesisinya lebih dekat,. Terlihat raut kekesalan di wajah kedua pria itu.

"Kalian membuatku cemburu setengah mati. Jangan bertengkar layaknya pasangan kekasih, kalian ini tak lihat disini ada aku hah?" dengus Sehun yang terlihat sangat kesal. sedangkan Jong-in hanya mencibir dan memilih menatap kedepan dengan tangan yang terbenam di saku celananya.

" cih. Apa aku harus melihatmu?"

"Mwo? Yak! Kau lupa perjanjian kita dulu kita. . ."

"HENTIKAN! Astaga tuhan. . . aku bisa gila sekarang." Jerit Kyungsoo yang membuat langkah mereka terhenti dan dengan kekesalan penuh gadis itu berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.

Gadis itu berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya dengan mulut yang terus mengumpat dan bergumam sendiri seperti sedang merampalkan mantra tak peduli bahwa beberapa gadis yang melihatnya menyumpahinya karna berani berteriak pada seniornya.

"lihat ulah kalian. Menyusahkan saja." Ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dengan mulut yang tersumpal dengan sedotan yang mengarah ke susu kotak yang ia pegang.

"bukan sepenuhnya salahku. Baek" Ujar Jong-in lalu merebut susu kotak ditangan Baekhyun dan berlari kecil mengejar Kyungsoo yang sudah berjalan jauh didepan.

"Aish. . . apa dia tak bisa mengubahnya? Apa-apaan itu? Yak! Kim jong-in bodoh"

" dia benar-benar menyebalkan." Dengus Sehun sambil mengalungkan lengannya di bahu gadis itu.

" kau lagi. Sedang apa tangan mu ini? Menggoda ku? Atau sedang menjadikan topangan tanganmu? aku tidak mau menjadi bulan-bulanan fansmu seperti kyungsoo, Oh Sehun~sii"

" kau yakin? kukira kau menikmatinya." Kekeh Sehun sambil berlari kearah Kyungsoo dan Jong-in yang terlihat sedang berdebat satu sama lain setelah mengacak-acak rambut Baekhyun.

"YAK!"

Semuanya terlihat usang, seperti dedaunan yang berguguran waktu itu. Dan terus berlanjut seperti itu.

****

Kyungsoo berjalan dengan cepat menuruni tangga. Tak peduli para pria yang menyapanya karna bisa di bilang Kyungsoo juga cukup cantik untuk dijadikan incaran para pria dan beberapa memiringkan kepala mereka berusaha melihat bagian dalam rok gadis itu yang sedikit tertiup angin saa menuruni tangga.

gadis bergumam seperti membaca mantera dengan tangan yang terkepal sempurna dan dengan langkah yang terlihat emosi . Terlihat Jong-in dan Sehun yang sekarang saling menatap dan Jong-in yang mengulurkan tangannya pada Sehun yang berbaring diatas rumput. Banyak gadis-gadis yang bergerombol menyaksikan mereka berdua berkelahi.
bahkan belum sempat Sehun menerima uluran tangan Jong in, kepala mereka berdua sudah mendapat pukulan keras dari gadis yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka

"Yak! Kalian berdua hentikan! Kalian mau mati hah?!" sungut gadis itu dan meraih leher keduanya lalu mengapit mereka di lengannya lalu menyeret kedua pria itu keluar dari lapangan.

"Yak! Yak! Yak! Ini memalukan Kyungsoo~ya. . " rengek Sehun. Gadis itu melepaskan lengannya dengan kasar dan menyeret keduanya berdiri dihadapannya.

"Dan kalian yang saling membanting satu sama lain tidak merasa malu, begitu?!" seru Kyungsoo

"dengar! " sungut Kyungsoo sambil membenturkan kepala kedua pria itu hingga mereka memiris kesakitan.

"Jika aku melihat kalian bertengkar lagi, ku cekik kalian berdua. Arraseo?!" Seru Kyungsoo tepat di telinga kedua pria itu. yang menyebabkan dengung menyakitkan di teliga mereka. sepertinya telinga kedua pria itu tidak bekerja seperti semestinya sekarang.

"hei pendek, kau tak tahu apa-apa, tak usah ikut-ikutan."

"kau bilang apa? Yak Kim Jong-in, kau. . "

"Aku sunbae- mu chagi." timpal Sehun sambil mengalungkan lengannya di bahu Kyungsoo yang jelas langsung di tepis oleh gadis itu

"Sial!"

"Oppa!!" jerit seseorang dari belakang yang menarik perhatian mereka bertiga.

Seorang gadis dengan seragam sekolah dan rambut yang tergerai bebas berlari kearah mereka. wajahnya yang terpahat begitu indahnya dengan bibir yang berwarna pink alami begitu juga dengan rona pipinya, ditambah dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Membuat gadis itu terlihat sangat mempesona dan membuat siapapun iri dibuatnya.

Dengan gerakan lambat, Jong-in menarik pinggang Kyungsoo agar gadis itu merapat kearahnya, wajah mereka terlihat sangat was-was. Sehun pun berdiri didepan Jong-in dan Kyungsoo seolah melindungi mereka berdua.

"sedang apa kau disini? Yeon hee" gadis itu hanya mengerutkan keningnya tapi masih ada senyuman diwajahnya saat mendengar pertanyaan Sehun.

"menemui oppa. Eu? Kyungsoo eonnie? Annyeong?" Kyungsoo hanya bisa tersenyum pahit sambil mengangguk. Gadis itu terlihat sangat bahagia melebihi siapapun.

"A. . Annyeong Yeon hee~sii"

"oppa Kajja."

" kau tak lihat ini sekolah? Pulang." Ujar Sehun sinis tanpa mau menatap gadis itu sedikitpun.

"OPPA!!!" gadis itu dengan amarahnya menjerit hingga mungkin seluruh penjuru sekolah bisa mendengarnya.

"Oh Sehun. . ."

Mendengar peringatan Jong-in, Sehun hanya bisa menghela nafas sambil menunduk lalu kembali mengangkat kepalanya. Menatap wajah gadis itu yang terlihat sangat kesal dengan tangan yang terkepal sempurna.

"Oppa, harus sekolah. kau tahu bukan? Lalu kenapa kau tak berangkat sekolah. jangan lakukan lagi, arra? Pulang sekarang, nanti kita jalan-jalan.hm?"

"Jinjja? Hanya berdua kan?" wajah gadis itu seketika berubah seperti mendapatkan lotre. Terlihat sangat bahagia melebih yang tadi.

"Ne. Kyungsoo ada kencan dengan ku jadi kau boleh membawa kakakmu pergi seharian." Ujar Jong-in tiba-tiba yang membuat Kyungsoo mendelik kaget.

"horee. . "

" dimana Jung woon? Telphone Jung woon suruh dia menjemputmu. Jangan sampai kau terluka." Ujar Sehun sambil mengalihkan wajahnya dari gadis itu dan menatap kearah gedung sekolahnya.

"Arraseo! Oppa," ujar gadis itu sambil menangkup wajah Sehun dan dengan cepat mencium pipi pria itu lalu berlari dengan wajah bahagia.

"Saranghae oppa!!!" seru gadis itu. Sehun hanya bisa tersenyum kaku sedangkan Jong-in mencengkram bahu Kyungsoo kuat-kuat.

Seolah semuanya baru saja terjadi. Gadis itu, Yeon hee, tiba-tiba muncul diantara mereka, saat Kyungsoo, Jong-in ,dan Sehun berada didalam cafe bersama. Gadis itu langsung memecahkan salah satu botol dan langsung melukai leher Kyungsoo.

Jong-in masih merasakan ketakutan itu saat melihat luka itu masih membekas dibalik kerah baju Kyungsoo. Tidak ada yang bisa disalahkan disini, anak itu sudah terlambat dan sangat tak terkendali. Sehun menghela nafas kasar dan memegangi keningnya yang berdenyut menyakitkan.

" inilah alasanku membanting Jong-in. Kau, aku tak tahu kenapa harus kau kyung~a."

***

Kyungsoo bangkit dari kursinya saat melihat Jong-in sudah berdiri didepan pintu kelasnya dengan telinga yang tersumpal oleh earphone. Pria menyebalkan yang tak pernah mau mendengarkan ucapannya padahal Kyungsoo yakin sudah menyuruh pria itu untuk tidak menjemputnya didepan kelas seperti yang dia lakukan sekarang mengingat akan ada banyak gadis-gadis berkerumum diluar kelasnya seperti sekarang ini.

" cinta sekali ya. . . sampai masuk di koridor anak kelas satu." Suara itu membuat Kyungsoo menghela nafas berat sambil menoleh kearah teman sebangkunya itu.

"Berhenti menggodaku, baek " dengus Kyungsoo sambil mengepaki barang-barangnya yang ada dimeja. Sedangkan Baekhyun sibuk dengan permen lolipop yang ada di mulutnya memperhatikan Jong in yang masih di kerumuni gadis-gadis.

" tadi kulihat Yeon hee datang. apa dia melukaimu lagi?"

" tidak. lebih tepatnya belum." Desah Kyungsoo sambil menggendong tasnya di punggungnya.

"mau sampai kapan kau bergosip huh?" seru Jong-in dengan wajah mengantuknya yang selalu dia perlihatkan dimana-mana, bersandar pada pintu kelas. Kyungsoo hanya bisa berdecak lidah sambil melangkah kesal kearah pria itu.

" Innie ~ya, jangan makan Kyungsoo" Seru Baekhyun saat Kyungsoo sudah berdiri didepan Jong-in dan membuatnya harus berbalik.

"Yak Byun Baekhyun!" seru Kyungsoi kesal. sedangkan sahabatnya itu hanya menjulurkan lidahnya meledek Kyungsoo tentu saja.

Dengan malas Jong-in menarik tangan Kyungsoo yang membuatnya mendelik kearah Jong-in dan berusaha melepaskan diri, tapi tangan pria itu mencengkram kuat tangannya.

" kau mau ikut?" tawar Jong-in pada Baekhyun saat Gadis itu hampir melewati mereka dan membuat gadis-gadis di situ bergumam tak karuan.

"kalian saja, aku masih ada perlu"

" baiklah. Kajja" Jong-in dengan seenaknya menarik Kyungsoo keluar dari kelasnya dan berjalan santai dengan posisi tak berubah.

" kenapa kau dingin sekali?" tanya Kyungsoo akhirnya saat merasakan suhu tubuh pria itu yang begitu dingin.

" oleh karna itu tetaplah seperti ini, tubuhmu itu ajaib. Selalu hangat bahkan panas, kau tak pernah kedinginan. Mungkin karna lemakmu." ujar pria itu yang langsung membuat Kyungsoo menendang kaki pria itu. Sedangkan Jong-in hanya meringis kesakitan.

" jangan mulai Kim Jong-in."

" sepertinya akan makin banyak yang membencimu." sambil mengusap betisnya yang terkena tendangan dari Kyungsoo

"biarlah, sekarang aku tak peduli. Toh mereka bakal merasa lelah sendiri."

" bagus, kau kembali lagi ke Kyungsoo ku yang dulu"

" Kyungsoo-mu? Cih. . . jangan harap." dengus gadis itu lalu berjalan meninggalkan Jong-in yang sepertinya masih kesakitan.

" mau kemana kita sekarang?" tanya Jongin yang sudah berada disisi Kyungsoi dan kembali menggegam tangannya

" pulang. Mau apa lagi?"

" Yeon hee mengawasi kita. Jangan buat Sehun sulit."

" dia bersama Sehun kan? Bagaimana dia mengawasi kita?"

"Sehun yang mengatakannya padaku. Kau mau mengantar ku?" tanya pria itu.

" eodiga?" Jong in hanya menyeringai lalu menarik Kyungsoo keluar dari pelataran sekolah tak menyadari sesorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil.

***

"Huaaaa Hyung. . .!!!" seru seorang anak kecil sambil berlari kearah Jong-in dan membuat Kyungsoo langsung terperangah kaget. Anak itu langsung berdiri didepan Jong-in sambil mengangkat kedua tangannya.

Jong-in hanya tersenyum lalu mengangkat tubuh anak itu di atas bahunya. Anak itu kira-kira berumur 3 tahun. Setelah membuat gadis itu kesal membuntuti pria itu kedalam mini market dan memborong hampir satu troli penuh cokelat dan menyuruhnya membawa cokelat-cokelat itu, sekarang dia dikejutkan dengan hal lain. pria itu,dekat dengan anak kecil? Dan tersenyum sebanyak itu?

" bibi Hwang sehat?" tanya Jong-in setelah memposisikan anak itu dibahunya dengan benar.

"Em! Hyung, kau bawa cokelat?" gaya bicara anak itu masih belepotan khas anak kecil ditambah sepertinya anak itu cadel yang membuat siapapun gemas mendengarnya.

"Ani. . . nunna yang membawanya." Ujar Jong-in sambi mengendikan bahunya kearah Kyungsoo dan membuat anak itu menatap Kyungsoo yang berdiri dengan memegang sekantong besar berisi cokelat.

"Nunna. . . kau mau memberiku satu?" ujar anak itu dengan wajah ragu.

"tentu saja. . ." gadis itu dengan riangnya mengambil salah satu cokelat didalam kantong plastik itu.

"Igeo. . ." ujar Kyungsoo sambil memberikan salah satu cokelat.

" Gomawo nunna." Ujar anak itu dan dengan cepat langsung membuka cokelat itu dan mengigitnya besar-besar. Tak lama setelah mereka berjalan beberapa meter, seorang gadis kecil berlari kearah mereka berdua. Gadis mungil yang berlari dengan boneka usang yang ia bawa.

"Jojong Oppa. . ." seru gadis itu sambil berlari mendekat dan memeluk kaki pria itu lalu melompat-lompat didepan Jong-in dan menarik-narik Blazer Jong-in.

" Jang geum~a..a Namaku bukan Jojong." Ujar Jong-in yang masih memasang senyuman langkanya.

"Yak! Bonbon kenapa kau mendapat cokelat!"

"apa masalah mu?!"

" kau mau?" tawar Kyungsoo sambil menyodorkan sebatang cokelat kearah gadis itu yang membuat gadis itu bingung namun langsung terperangah gembira saat melihat cokelat yang di sodorkan. Gadis itu menerima cokelat itu dengan wajah yang sangat bahagia.

" khamsa hamnida, eonnie."

"ne . .. siapa namamu?"

"Jang geum! Hwang Jang geum! Eonnie?"

"Kyungsoo. Bangapseumnida Jan geum~sii."

"Jan geum~a, ajak eonnie ke yang lain."

" ne! Kajja!" seru gadis itu sambil menarik Kyungsoo dengan semangat dan kyungsoo mengikuti gadis itu sambil menoleh kebelakang dan mendengus kearah Jong-in. Jong-in tahu bahwa gadis itu akan menyukai tempat ini.

"Hyung, nugu? Neo yeojachingu, eoh?"

" hm. . . begitulah."

"Woo yeppuda. "

Jong-in tersenyum saat melihat gadis itu sudah dikerubungi sejumlah anak yang ribut dengan cokelatnya. Gadis itu terlihat sangat menikmati kegiatannya itu, bahkan sekarang dia tengah mengangkat salah satu anak kecil yang menangis karna berebut cokelat dengan yang lain. Sepertinya gadis itu berhasil mengatur anak-anak itu untuk berbaris.

" ternyata kau." Ujar sebuah suara yang membuat Jong-in berbalik. Seorang biarawati yang sudah cukup tua berdiri hadapannya, Jong-in hanya menundukan kepalanya memberi salam.

"sudah lama tak melihatmu. Kau makin tinggi." Wanita itu tersenyum keibuan dikiri kanannya ada dua anak kecil yang menggegam tangan wanita itu. Sepertinya mereka berdua saudara kembar, beruntung mereka perempuan dan laki-laki, hingga lebih mudah membedakan mereka berdua.

" anda sehat, bibi Hwang?" tanya Jong-in

"yah. . . seperti yang terlihat."

"anak-anak semakin banyak ya." Ujar Jong-in sambil mengendikan dagu pada kedua anak yang berada disamping wanita itu. Kedua anak itu masih tetap berdiri sambil menatap barisan anak-anak yang mengantri untuk mendapatkan cokelat.

"kau benar, greja ini sangat penuh sesak dengan anak kecil. Aku sangat menyukainya. Siapa gadis itu? Cantik sekali." pandangan wanita itu mengarah pada Kyungsoo yang sedang membagikan cokelat.dan anak kecil yang masih sesenggukan duduk dipangkuan gadis itu.

" dia pacar Jong-in hyung." Ujar anak yang ada di bahu Jong-in.

" Joon woo~ya, kau sedang apa? Ayo turun." Suara wanita itu bahkan selembut beledu.

"Shireo."

"biarkan saja. Kalian, kenapa tak ikut mengantri? Kalian tak suka cokelat?" tanya Jong-in pada dua anak yang sejak tadi diam.

" Joon woo ajak mereka ke tempat Nunna." Perintah Jong-in.

" Baiklah. . ." dengus anak itu, Jong-in mengangkat Joon woo turun dan anak itu langsung menarik bocah kembar tadi kearah Kyungsoo.

" berkat kau, Joon woo kembali tersenyum. Anak kembar itu kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan. Tak ada saudara dan pada akhirnya mereka di bawa kesini. Mereka baru datang jadi kurasa mereka masih trauma."

" dunia makin mengerikan, aku senang ada kau yang menjaga mereka."

" baiklah bermainlah dengan mereka, aku harus melakukan sesuatu sekarang." Ujar wanita itu sambil berlalu pergi dan Jong-in hanya membungkuk memberi salam. Tatapannya sekarang tertuju pada Kyungsoo yang berjongkok di depan dua bocah kembar tadi.

Dia tahu bahwa Kyungsoo sangat menyukai anak kecil. Sejak dulu sampai sekarang, gadis itu selalu berlari kearah anak kecil yang mengundang perhatiannya. Melihatnya tersenyum bahkan tertawa diantara anak-anak itu membuatnya ikut merasa bahagia.

pria itu melangkahkan kakinya kearah Kyungsoo yang sedang duduk bersama anak yang tadi menangis, anak itu sepertinya sangat lengket dengan Kyungsoo dan dengan nyamannya mengalungkan lengannya di leher Kyungsoo dan kepalanya yang bersandar dibahunya.

"Kau mau?" tawar Kyungsoo menyodorkan sebatang cokelat saat Jong-in sudah berada hadapannya. Pria itu hanya tersenyum dan memiringkan wajahnya.

" aku mau seperti Min Joon." Ujarnya itu sambil menaikan alisnya dan langsung mendapat lemparan cokelat dari kyungsoo

"Mimpi saja kau" dengus Kyungsoo

"ayo makan cokelatnya Min joon~a" ujar Kyungsoo sambil mengoyang-goyangkan lengannya karna anak lelaki yang bernama Min joon itu masih memeluk Kyungsoo tanpa mau melapaskan diri.

" Dia hampir tidur." Ujar Jong-in saat mengintip anak itu. kepalanya sudah terkulai dibahu Kyungsoo.

Kyungsoo hanya tersenyum sambil mengusap punggung Min-joon dan menatap anak-anak yang berlari kesana kemari dengan cokelat ditangan mereka. Pandangan Kyungsoo terhenti pada dua anak kembar yang sejak tadi tidak mau bicara. Keduanya duduk hanya diam dan sama sekali tidak membuka cokelatnya.

"Mereka kehilangan orang tuanya karna kecelakaan dan mereka baru saja dibawa kesini." Terang Jong-in seperti menegtahui apa yang Kyungsoo pikirkan. Kyungsoo hanya mengangguk memahami situasinya.

Tanpa sadar kakinya melangkah menuju kearah dua anak kembar itu lalu berjongkok dihadapan mereka. Tangan gadis itu masih tak berhenti mengusap punggung Min Joon, anak itu sepertinya bener-benar sudah tertidur pulas.

"kenapa tidak dimakan? kalian tidak suka cokelat? mau yang lain?" keduanya serentak menggeleng dengan kepala tertunduk.

" siapa nama kalian? namaku Kyungsoo"

"Oh Ri-on imnida dan dia adikku Oh Ri-jin."

"Ri-on, Ri-jin... wah nama yang cantik." ujar Kyungsoo dan entah apa yang salah dari ucapannya hingga gadis kecil itu tiba-tiba menangis bahkan cukup keras dan membuat Min joon mengeliat karna merasa terganggu dan Jong-in tanpa di perintah mengambil alih Min joon.

" wae, wae... eum? eonnie salah bicara? ada yang sakit Ri-jin~a??" sambil mengusap pipi gadis itu yang sudah memerah dan banjir dengan air mata.

"eomm. eommaaa ... hisk bogoship.. bogoshipeoso eommaa... hiks"

"sudah kubilang jangan menangis!" sungut saudaranya yang membuat tangis gadis itu makin pecah.

"Ri-on~a... " ujar Kyungsoo memperingatkan anak laki-laki itu sambil menarik tubuh Ri-jin kepelukannya.

" gwaenchana menangislah, hm??" ujarnya sambil mengangkat tubuh Ri-jin dan membiarkan gadis kecil itu menangis sepuasnya. sedangkan Ri-on hanya menunduk tampak bersalah.

" Ri-on~a... kemari." ujar Jong-in yang langsung dituruti anak itu dan dengan satu kali tarikan anak itu sudah berada di dekapannya dan mengangkat anak itu dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya masih menggendong Min joon yang tertidur.

" apa kau kesal karna adikmu menangis seperti itu?" tanya Jong-in dan hanya dibalas dengan gelengan kepala.

"lalu kenapa kau menyuruhnya berhenti menangis?"

" karna aku tidak mau dia menjadi orang yang lemah." gumam anak itu sambil meremas cokelat ditangannya.

" dan apakah kau tau orang yang bicara sambil menunduk lebih lemah dibanding orang yang menangis?" celetuk Jong in yang membuat anak itu menegang dan dengan perlahan menangkat kepalanya dan menatap Jong-in dengan manik matanya.

Bahkan Jong-in tau anak ini akan jadi anak yang tak terbantahkan nantinya dengan tatapannya yang tajam.

" bagi perempuan menangis bukan suatu tanda bahwa dia lemah Ri-on~a. . . itu kekuatan mereka karna mereka lelah menahan beban dan mengeluarkanya dengan menangis dibandingkan lari. mengerti maksudku?" anak itu menggeleng lagi menandakan bahwa dia tidak paham dan Jong-in hanya tersenyum menanggapinya

" dia pernah mengeluh padamu sebelumnya tentang hal yang sama pada saat dia tidak menangis?" lagi-lagi hanya gelengan kepala yang dia dapat dan anak itu kembali menundukan kepalanya tampak sangat bersalah sekarang.

"itu artinya dia menyimpannya, dan saat ini dia hanya ingin melepasnya sejenak. yang perlu kau ajarkan pada adikmu adalah jangan pernah menundukan kepalamu karna kau tidak akan menang jika berkelahi dalam keadaan menunduk. aku benar bukan?" ujar Jong-in yang membuat Ri-on mengangkat kepalanya menatap Jong-in yang masih bertahan dengan senyumnya.

" perempuan itu sulit. " dengus Ri-on yang langsung membuat Jong-in tertawa dan mengundang perhatian Kyungsoo yang memang berada sedikit lebih jauh darinya.

"hahaha kau benar. tapi khusus untuk lelaki, jangan pernah menunduk saat kau bicara dengan lawan bicaramu karna itu artinya kau lemah. Kau akan terlihat kuat jika kau menatap matanya dan mengalahkannya hanya dengan tatapanmu, kau mengerti sekarang?" anak itu mengangguk untuk pertama kalinya yang membuat Jong-in tersenyum.

***

"Kenapa kau bisa tahu tempat ini? tempat ini lumayan jauh dari rumah kita kan?"

Gadis itu menoleh kearah Jong-in meminta jawaban. Cukup lama Jong-in terdiam dengan senyum yang masih mengembang diwajahnya dan tatapannya yang masih tertuju pada anak-anak.

"Dulu aku pernah tinggal disini selama 2 minggu." Ujarnya akhirnya sambil menoleh kearah Kyungsoo.

" kenapa kau ada disini?"

" aku kabur dari rumah waktu itu, dan dirawat disini selama 2 minggu, waktu itu kau sedang pergi ikut Suho hyung keluar kota. Setelah itu, nenek dan kakek menemukanku disini. Kakek memarahiku habis-habisan waktu itu dan nenek menasehatiku panjang lebar."

"dan kau tak mendengarkannya." ujar Kyungsoo yang bisa membayangkan wajah Jong-in kecil yang sedang merajuk.

" semacam itulah."

" sifat dasarmu." Jong-in hanya terkekeh mendengar komentar Kyungsoo

" bukankah disini sangat nyaman?"

"kau benar. Kenapa kau tak mengajakku dari dulu bodoh!"

" Sehun pasti juga akan ikut kesini, jujur saja aku tak suka dia datang kemarkasku."

" Aaaa... karna Sehun lebih tampan dan menawan, eoh?" ledek Kyungsoo.

" bukan. Kau, kau pasti akan lengket dengan pria itu dan anak-anak disini seakan kalian keluarga besar yang bahagia."

" wah. .. kau berfikir sampai sejauh itu? daebak"

"maka dari itu, cepat putuskan. Kau akan memilih aku atau Sehun, memonopoli kami juga tidak menyenangkan. Apa kau benar-benar mau dua-duanya?"

"kalau aku tak mau dua-duanya?" kekeh Kyungsoo sambil menoleh memastikan Min joon nyaman karna anak itu sempat menangis di gendongan Jong-in.

" jangan bercanda,"

" aku tak akan memilih untuk saat ini. kalian teman, keluarga dan kakakku, mana mungkin aku memilih salah satu dari kalian?" celetuk Kyungsoo yang hanya membuat Jong-in menghela nafas.

"suster Jung" seru Jong-in pada salah satu biarawati yang lewat, wanita itu langsung menoleh dan berjalan mendekat.

" Jong-in kau datang."

" Ne. . . bagaimana kabar anda."

" sangat baik." Ujar wanita itu sambil melirik kearah Kyungsoo, gadis itu hanya tersenyum sambil menundukan kepalanya.

"boleh ku bawa Min Joon, kau pasti lalah bukan? Anak ini selalu sulit tidur, aku tak menyangka di bisa tidur senyenyak itu."

"Ani aku baik-baik saja. . ."

Dengan perlahan, suster Jung mengakat Min Joon yang masih mengalungkan lengannya erat. Anak itu menggeliat saat suster Jung mengangkat anak itu.

"Eommaa . . ." gumam Min Joon saat sudah berada digendongan suster Jung dan membuat Kyungsoo mengerutkan dahinya mendengar gumaman itu.

"mungkin anak ini mengira kau ibunya, sulit bagi Min joon untuk melalui semuanya setelah keluarganya meninggalkannya. Sering-seringlah kemari, Min joon pasti senang."

" Tentu."

Suster itu berjalan pergi sambil mengusap punggung Min Joon. Kyungsoo hanya bisa menghela nafas berat mengingat apa yang terjadi barusan. Anak itu, masih beruntung di bandingkan dengan dirinya. Kyungsoo sama sekali tak pernah tahu seperti apa wajah ibunya, yang ia tahu hanya dia, Suho dan ayahnya.

"Kajja."

" pulang? Kita baru disini sebentar kan?"

" ikut aku, apa susahnya."Jong-in mengelurkan tangannya kearah Kyungsoo. Gadis itu hanya bisa mendengus sambil menerima tangan itu dan berdiri disamping pria itu.

"mau kemana?"

"tempat kesukaanku."

Kyungsoo hanya mengangguk tanpa mengajukan pertanyaan lagi. Jalan yang mereka lewati cukup sepi tenang dan menyejukan. Terlihat di kanan kiri jalan setapak deretan pohon bambu yang berjajar membentuk jeruji hutan yang nyaman, tak jarang terdengar suara deratan bambu yang saling bergesekan.

"kencan kali ini tak buruk bukan?"

" Sehun pasti akan marah-marah." kekeh Kyungsoo membayangakn bagaimana wajah kesal Sehun saat tau dia tidak di ajak.

"aku tak peduli soal dia."

" Yeon hee, kita harus bebuat apa pada anak itu? aku sedikit." celetuk Kyungsoo yang tanpa sadar membuat Jong-in mengeratkan genggamannya.

"aku juga tidak tahu. . . Yeon hee bukan orang yang bisa kita lawan. Yang bisa kita lakukan sekarang menuruti semua apa kemauannya."

"apa yang dia inginkan?" ucapan itu membuat Jong-in menghentikan langkah kakinya.

"mati, dia ingin kau mati." Terasa tangan jong-in mencengkram tangan Kyungsoo erat. Kyungsoo pun merasakan itu akan mejadi hal buruk yang mungkin saja merusak semuannya.

"tapi tak akan kubiarkann kau mati. Tenang saja hm?"

" kau bukan tuhan." Dengus Kyungsoo dan hanya dibalas dengan kekehan kecil Jong-in. Mereka terus berjalan menaiki bukt hingga berada di ujung tebing yang dikelilingi pepohonan. Pria itu menghentikan langkahnya dan membuat Kyungsoo bingung.

"coba kau berjaln kesana" tunjuk Jong-in kearah pepohonan yang ada diujung tebing, matahari kian menenggelamkan diri. Kyungsoo berjalan perlahan diikuti Jong-in yang ada di belakangnya.

Gadis itu langsung terperangah kagum saat melihat matahari tenggelam diantara salib yang ada diatap greja dan danau yang ada dibawah memantulkan warna jingga matahari sore, terlihat burung-burung berterbangan mengelilingi greja.

"waa. . . yeppeuda. . ." gumam Kyungsoo

" ini tempat yang ingin kutunjukan padamu. Tempat yang aku temukan dulu, aku berjanji pada diriku untuk membawa orang yang kucintai datang kesini. Keren bukan?" ujar Jong-in yang membuat Kyungsoo berbalik dengan wajah bingung. Entah apa yang harus dilakukannya saat mendengar pernyataan Jong-in, pria itu benar-benar. . .

Tiba-tiba Jong-in menarik Kyungsoo lalu mengecup bibirnya dan membuat gadis itu kaget. Ini yang pertama baginya dan temannya sendiri yang mengambilnya. Jong-in melepaskan bibir gadis itu namun dahinya masih menempel didahi Kyungsoo seakan meminta izin pada gadis itu untuk melanjutkannya, namun Kyungsoo sama sekali tak mengatakan apapun yang membuat Jong-in tersenyum lalu kembali menarik tengkuk gadis itu dan melumat bibir gadis itu.

****

"jaga kesehatanmu suster Jang." Ujar Jong-in sambil menurunkan Joon woo yang ada dipunggungnya. Anak itu memaksa untuk ikut mengantarnya.

"Aku tahu, kau juga jaga dirimu."

"Eonnie, datanglah sering-sering" ujar Jang geum sambil molompat-lompat didepan Kyungsoo

"Aku mau es cream!" seru Joon woo yang

"Arraseo. . . jalja Min joon~a." Kyungsoo mencium pipi Min-joon sayang ada digendongan Suster Jang dan membuat pipi anak itu bersemu merah.

" popo." Ujar Jong-in dan dengan mudahnya pria itu mendapat ciuman dari Jan geum dan membuat Kyungsoo tanpa sadar memegangi bibirnya lalu menggeleng menghilangkan bayang itu dari kepalanya suster Jung tersenyum melihat kelakuan kyungsoo seolah bisa menebak apa yang sedang dipikirkan gadis itu.

"Annyeong eonnie!!" seru Jang geum saat Kyungsoo naik kedalam bus diikuti Jong-in yang ada dbelakangnya

"Saranghae nunna!"

"oppa! Saranghae!"

Mereka berteriak entah apa dengan tangan yang masih melambai saat bus mulai bergerak maju. Anak-anak itu terlihat bahagia. Duduk disamping jendela dan melambaikan tangannya kearah Joon woo, Jan geum dan Min joon. Bus itu bergerak sedikit cepat sehingga dengan cepat pula anak-anak itu tak terlihat dari pandangan. Entah kenapa Kyungsoo merasa berat meninggalkan Min joon yang tadi terlihat hampir menangis.

" liburan kita bisa kesini, tak perlu menangis. . ." ujarJong-in sambil menyandarkan kepalanya dibahu Kyungsoo yang masih tidak beralih menatap kearah greja yang sudah tak terlihat.

" siapa yang menangis?! Aku tak menangis. Aku hanya khawatir pada Min joon." ujar Kyungsoo bohong.

"hm. . " gumam pria itu sambil meletakan kepalanya dipangkuan Kyungsoo.

"Yak berat!"

" hanya sebentar." Gumam namja itu.

"lalu? Kau pikir aku ini bantal?" dengus Kyungsoo, namun tak ada jawaban. pria itu benar-benar sudah tertidur seperti sebutannya raja tidur yang. Kyungsoo hanya diam membiarkannya, dia hanya memilih memandangi pemandangan yang disuguhkan diluar jendela bus.

Kencan? Jadi inilah kencan yang Jong-in inginkan? Tanpa sadar Kyungsoo sudah diolak alik oleh sebuah kenyataan. Bahwa dia harus memilih sekarang, antara Jong-in atau Sehun. Walaupun sebenarnya dia tak ingin hal ini terjadi, namun dia benar-benar harus melakukannya. Yang dia inginkan tetap seperti ini, berteman dan menjalani hidup seperti biasa.

"sekarang apa yang harus kulakukan? Aku tak bisa melakukannya, bahkan untuk memilih antara kalian berdua. Aku tahu aku tak boleh egois tapi, apa yang harus kulakukan? Dan apa yang aku lakukan tadi dengan Jong-in. . ."

Flashback end

-TBC

Continue Reading

You'll Also Like

464K 31.5K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
2.7K 124 22
Mahirap lang buhay ni yuwan highschool lang ang natapos niya dahil sa maaga nawala ang magulang niya tumira siya sa kanya tita ubod ng sama pati dala...
940K 21.6K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
167K 17.6K 23
"𝙏𝙤𝙪𝙘𝙝 𝙮𝙤𝙪𝙧𝙨𝙚𝙡𝙛, 𝙜𝙞𝙧𝙡. 𝙄 𝙬𝙖𝙣𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙚 𝙞𝙩" Mr Jeon's word lingered on my skin and ignited me. The feeling that comes when yo...