Bangtan Daddy!

By bypnvu

4.2M 299K 64.2K

Bangtan daddy versi kecil pindah lapak ke aplikasi Dreame dengan akun yang sama (bypnvu) - LINK DI BIO Sedang... More

Childish Daddy
Derpful Daddy
Cold Daddy
Sweet Daddy
Busy Daddy
Overprotective Daddy
Tired Daddy
Lazy Daddy
Cleaning Day, Daddy!
Through The Night
Through The Rain
Pregnant Daddy
Vlogger Daddy
Dating with Daddy
Dear Daddy
Baby Daddy
It's Ok, Daddy
I Need U
Bangtan Daddy
I'm Here, Daddy
The Most Beautiful Moment in Life
For You
Babies IG
Summer Beach Daddy
Mommy Daddy
Scared Daddy
HBD, Daddy
Happy Work Day, Daddy!
The Greatest Mommy
Don't say Goodbye Mom
Can I Ask, Daddy?
Daddy is Fine
Bangtan's Babies
Happy Birthday, Mommy!
Mommy Said, Fight is Care!
Love You, Mommy!
Vlogger Mommy
Spring Day
Tired Mommy
Pregnant Mommy
Bangtan Daddies' Teenager
Babbies' IG
Bangtan's IG
Mommies' IG
Teenagers' IG
Youtubers Family
kjaejin
kjaejin [2]
kjinseo
kjinyoung
Park Sibling
Jung & Kim
Kim Trouble
Kim Saera
Busy Mommy
Honeymoon with Daddy
#ARMYSELCADAY
Choose Now, Daddy
Is He My Daddy?
Yoongi 1993
Daddy Instastory
Bangtan Daddy Characters
War
Taehyung 1995
Supporting Cast Profile
Jimin 1995
Help Me, Daddy
So Sweet Daddy!
Taehyung Being Normal
Strong Daddy!
Supporting Kiddo Casts
Daddy Baby
Daddy Trip in the Jungle
Happy Birthday Daddy!
I Can See You, Daddy!
Gombalan Daddy
Tell Me the Truth Daddy
Jin Twins
Don't Say Goodbye, Daddy!
II. Hi Daddy!
Gojek Bangtan
II. Housekeeper Daddy
Bangtan Daddy Facts
II. I'm Sorry Daddy
Kim Trouble Teen
II. Flashback Daddy
Swagger Teen
Fake Teen
Jeoncest
II. Stop Daddy!
Let's Pray Daddy
Min Yoonhee Teen
Daddy Fall in Love at The First Sight
II. Daddy's Supermath
II. I am Home, Daddy
Jung Sibling Teen
II. Daddy's Partner
II. Brother Daddy
II. Destroyer Daddy
II. Aunty Daddy
Ask.Jin
Ask.Joon
II. I Wanna Be With Daddy
Ask.Min
Ask.Jung
II. Morning Daddy
Ask.Chim
Jung Haenggi Teen
Ask.Tae
Ask.Kook
Jung Hayoung Teen
Kim Jinwoo Teen
Park Jisung Teen
II. Bad Morning Daddy
II. Japan Daddy
Daddy as Barbie
II. Twins Daddy
Daddy as Princess
QnA with Babies
97 Line Daddies
Jin Twins Teen
Cha Minha Teen
Hwang Jonghyun Teen
Happy Birthday Ayah!
Jin Brothers Teen
Park Sibling Teen
Trio Bontot Teen
Kim's Daughter Teen
One Day
Happy Bunda's day!
YoonJun Teen
Let's Pray
Bangtan Teenagers Fact
Thank You, Daddy
Problematika Menuju Dewasa
Don't Cry, Daddy!
Jeon Heejung Teen
Jung Hana Teen
Ask.fm Kim Jaejin
Park Ahra Teen
Kim Jinyoung Teen
Ask.fm Min Yoonhee
Ending Scene
Years I Walked at Your Side
Tell Me the Old, Old Story
Endgame
I'm Okay Daddy!
Problematika Orang Tua
II. Min Yoonji Daddy

Park Sibling Teen

23.7K 1.7K 320
By bypnvu

"Adek, kakak! Ayo bangun, rotinya udah ayah siapin ya di meja, ayah mau berangkat" seru Jimin berhasil membuat dua pintu kamar terbuka berbarengan.

Terlihat si cantik yang sudah siap dengan seragam SMA-nya, sedangkan sang kakak masih dengan tampang beler yang tetap tampan bagi semua kaum hawa.

Aduh, Mas Jisung kapan jelek sih? Jeritan hati acu.hm

Jisung kembali tergolek lemas di atas sofa sedangkan Ahra menghampiri ayahnya yang tengah memakai sepatu kerja.

"Ayah mungkin tidak pulang malam ini, jadi adek sama kakak makan diluar aja. Kasus Tn. Seo belum tuntas"

Ya, Ayah Jimin kita sudah menjadi ketua detektif kepolisian sekarang, sudah bukan lagi polisi administrasi yang pulang dan datang ke kantor sesuka hati, mengingat anaknya juga sudah pada besar jadi Ayah Jimin merasa sudah tidak wajib lagi mengintai kedua anaknya secara berlebihan.

Beberapa tahun silam, Ayah Jimin ditawari untuk menjadi seorang detektif kepolisian, langsung dari atasannya sendiri yang tak lain dan tak bukan mertuanya sendiri pula bernama Ahn Jaesuk.

Cukup lama Ayah Jimin tidak menjawabnya karena merasa tak pantas untuk jabatan yang menurutnya sangat keren. Terlebih istrinya meninggal dalam jabatan itu. Hingga akhirnya Tuan Ahn berkata dalam wasiat terakhirnya sebelum meninggal, meminta Jimin untuk menyetujui perpindahan divisi menjadi detektif kepolisian.

Karena tak ada pilihan lain akhirnya Jimin mengamini, dan sekarang dia sudah menjabat sebagai kepala detektif kepolisian cabang Seoul.

Ayo kita tepuk tangan untuk Duda tertjinta kita, yureobun.

Ahra mengangguk, "hati-hati, yah" Ahra memeluk sang ayah tak lupa mengecup pipinya. "Adek sayang ayah" bisiknya setelah itu berlalu masuk meninggalkan Jimin yang tersenyum melihat kelakuan si bungsu.

Jimin berlalu masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan pelataran rumah sederhana mereka, tak lupa membunyikan klakson sebagai salam perpisahan untuk Jin yang sedang sibuk menyisiri si bungsu yang terus saja berlarian di halaman rumah.

Ahra menendang kaki kakaknya lalu menyambar roti yang sudah tersedia di meja yang berada di depan sofa yang Jisung tiduri.

"Bangun kak!" polusi suara dari Ahra.

Jisung menutup telinga dengan bantal, "Berisik"

"Buruan kak, antar Ahra sekolah"

"Naik ojek online aja kenapa dek,"

"Mau adek bilangin ayah?" Ahra mengeluarkan ponsel apel kegigitnya yang kini sudah ter-upgrade menjadi tipe tambah. Menempelkannya pada telinga seakan sedang menelepon sang ayah, "halo ayah, ini Kak Jisung gak mau nganter Ah..."

Jisung bangun dari sofa, mendorong jidat adiknya dengan telunjuk, "berisik" setelah itu berlalu pergi ke kamar mandi meninggalkan sang adik yang kembali mengeluarkan polisi suara.

Jisung sudah siap dengan pakaian seadanya, kaos putih ditambah jeans denim yang menambah kesan manly. Kalau Ahra tidak ingat punya hubungan darah sudah digeret saja itu kakaknya ke KUA.

"Kakak emang gak ada kelas hari ini?" tanya Ahra saat melihat kakaknya tengah mengikat sepatu neo-adidas, hadiah dari fansnya yang ke-639 di kampus.

Sekarang Kak Jisung sudah kuliah semester tiga jurusan Software Engineering, mengenai belajar cara mendesain dan menganalisis algoritma dan pemrograman menggunakan struktur data yang efisien serta mengembangkan sistem operasi dan aplikasi berbasis web atau mobile. Ini bisa digunakan untuk membuat games.

Ribet ya? Ya sudah lupakan saja, kamu juga pasti tak akan paham.

Iya memang sebegitu cintanya Kak Jisung dengan games, sampai rela berpusing ria bertemu algoritma. Ayah Jimin hanya bisa setuju saja dengan permintaan sang anak, walaupun dia sendiri tidak pernah dengar jurusan itu, yang penting anaknya bahagia.

"Gak ada"

"Berarti jemput adek dong?"

"Pulang sendiri kenapa sih?" kata Jisung.

"Ntar kalo ada yang culik Ahra gimana? Ternyata selama ini ada orang yang ngintai Ahra terus mau culik Ahra karena Ahra cantik, manis, imut, gemesin..."

Ucapan Ahra terputus saat tiba-tiba Jisung mengecup kening sang adik. "Polusi suara tahu gak?" bisiknya pelan, membuat Ahra ambyar.

Aduh, kenapa sih punya abang bangsul banget, jago banget porak-porandain kokoro princess, teriakan Ahra dalam hati.

Ahra tetap mematung di tempat, hingga suara Jisung yang sudah duduk di atas motor ninja berhasil tertangkap indra pendengarannya.

"Dianter apa berangkat sendiri?" pertanyaan Jisung yang berhasil membuat Ahra berlarian ke arah sang kakak.

"Iya iya sabar!" kesal juga Ahra dengan Jisung yang tidak sabaran.

"Rumahnya kunci dulu, mau dimasukin maling emang" Jisung menoyor kepala adiknya, membuat si cantik cemberut kesal.

"Jangan toyor-toyor nanti aku makin cantik gimana? Aku bilangin ayah nih"

"Bawel" komentar sang kakak, berhasil membuat Ahra berjalan kembali ke rumah sembari menhentak-hentakkan kaki.

Selesai mengunci rumah, Ahra kembali ke motor sang kakak, lalu naik ke atas boncengan dengan tampang ditekuk.

"Helmnya gak dipake?"

"Eh iya lupa"

Jisung balik badan memakaikan helm pada kepala sang adik, setelah itu kembali menoyor kepala sang adik yang telah dilapisi helm bermerk SNK karena SNI hanya milik Indonesia.

"Bingu"

Ahra memajukan bibirnya lalu menggeplak helm sang kakak dengan kesal.

Jisung menyunggingkan senyum kecil dibalik helm, "berangkat sekarang?"

"Tahun depan!" balas Ahra kesal.

Jisung hanya terdiam di atas motor tanpa berniat menyalakan si Awkarin. Iya, si motor ninja bewarna hitam itu bernama awkarin:) sedangkan motor bebek sang ayah yang sudah tua dan sering jajan diberi nama Gaga, dan itu Kak Jisung semua yang memberi nama. Sungguh tidak berfaedah sekali.

"Kok diam?" tanya Ahra bingung.

"Katanya tahun depan" balas Jisung enteng.

"Ihhhh kakak" Ahra memukuli helm kakaknya layaknya drum, kesal juga lama-lama punya kakak kaya Jisung, tidak jadi dibawa ke KUA lah kalau begini.

Jisung meringis pelan tanpa berniat menanggapi amarah sang adik. Hingga tetangga mereka kembali menahan laju motor Jisung.

"Pagi milea" bisa kalian tebak ini siapa?

Iya, bukan Dilan. Melainkan anak ketiga Ayah Jin, yang tak lain adalah Kim Jinyoung. Hobi mengardus dan gombal sana sini, cocok deh kalau disamain sama Mang Saswi, itu loh keluarganya Akang Sulli dan Andre Tauladan di Ini Talking.

"Boleh kuramal?" tanyanya dengan senyuman menawan yang mirip sekali dengan sang ayah saat melakukan gombalan gagal. "Nanti kita akan bertemu di kelas"

Rasanya Ahra mau teriak saja di hadapan wajah Jinyoung, 'YA IYALAH KITA KAN SATU KELAS!'

Tapi dia masih punya akal sehat dan tidak akan melakukan hal yang tidak classy seperti itu.

Selain malu Ahra juga rasanya mau muntah mendengar gombalan Jinyoung, digombalin sama Jinyoung memang sudah biasa, menerimanya itu yang belum biasa.

Dasar playboy cap Softex!

"Heh, ngalus mulu lo tumit ketel, buruan naik, gue tinggalin nih" balas Jinseo yang sudah muak dengan gombalan Jinyoung.

Berbeda dengan Ahra dan Jisung yang memakai panggilan sayang kak-dek, atau aku, Kim twins memakai panggilan lo-gue sebagai panggilan so sweet mereka. Sebenarnya kata Jinseo biar dia tidak dianggap maho saat bersama Jinyoung. Tahulah anak kembar, tak dapat dipisahkan. Sebenarnya Jinseo mau saja berpisah dengan Jinyoung, mau banget malah, apalagi dengan kondisi Jinyoung selalu gombal sana-sini bikin dia malu, rasanya mau loakin saja kembarannya yang tak berguna itu.

Tapi bagaimana lagi, sekali lagi, namanya kembaran tidak dapat dipisahkan.

"Hehe, dah mileaku sampai berjumpa di kelas" kata Jinyoung saat motor vespa kembarannya berlalu lebih dulu, tak lupa Jinseo memencet klakson sebagai salam perpisahan.

"Cie yang digombalin dilan" ejek Jisung.

"Berisik malih!" umpat Ahra membuat Jisung terkekeh kecil.

Setelah kejadian yang tidak penting itu akhirnya awkarin berlalu meninggalkan pelataran rumah.

Jisung menghentikan awkarin di depan gerbang sekolah Ahra.

Ngomong-ngomong belum kuberi tahu, Ahra sekarang kelas satu SMA, baru masuk tahun ini. Sama seperti keempat anak Ayah Bangtan lainnya, Heejung, Hana, Jinseo dan Jinyoung yang dihitung sepaket, tapi beda kelas. Heejung yang notabenenya anak pintar dapat di kelas X1-Sains, sedangkan Hana di X1-Sosial, lalu Ahra, Jinseo, dan Jinyoung dapat kelas paling amsyong, yaitu X4-Sosial, agak heicnbjdk anak Ayah Jin dan Ayah Jimin ya. Sengaja disensor takut diambekin ayah mereka.

Mereka juga satu sekolah dengan anak Ayah Bangtan lainnya, seperti Juno di kelas XI1-Sains, Hayoung dikelas XII2-Sains, dan Saera juga Yoonhee di kelas XII5-Sosial.

Untuk kali ini saya tidak akan mensensornya. Mereka memang bobrok:)

Ahra turun dari motor sang kakak, menghadap sang kakak hanya untuk mengingatkan Jisung agar menjemputnya pulang sekolah.

"Jemput ya kak"

"Males" jawab Jisung sekenanya.

Ahra cemberut. "Aku bilangin ayah nanti"

"Cepu!" ejek sang kakak.

"Biarin" balasnya sembari menjulurkan lidah.

Jisung menoyor helm adiknya membuat Ahra lagi-lagi berteriak tak terima. "Toyor-toyor terus, nanti kalau aku jadi goblok gimana?"

"Kan emang udah goblok"

Hampir saja Ahra menampar mulut sang kakak dengan sepatunya yang sudah tidak dia cuci dua bulan. Tapi pergerakannya terhenti saat ada suara lain menghampiri mereka.

"So sweet banget sih, kaya orang pacaran" komentar Yoonhee mendekati mereka.

"Kan jomblo jadi iri" sambung teman sekomporan Yoonhee, siapa lagi kalau bukan Saera. Paket komplit ya mereka.

"Jangan jones banget deh kak, bahu jalan masih panjang tuh, sandaran sana" komentar Ahra pedas.

Yoonhee terkikik, "galak banget sih, takut banget kakaknya kena tikung kita" gadis yang kini memotong pendek rambutnya itu menubrukkan punduknya pada punduk Ahra.

"Idih siapa juga yang cemburu, kalau kakak kakak pada mau, ambil aja nih kutil anoa satu ini" kata Ahra dengan tampang jutek.

"Ngomong gak cemburu, tapi tampang jutek begitu. Kurang ngopi apa?" usil Saera sembari menaik turunkan alis.

"Berisik ih" omel Ahra kesal.

Saera, Yoonhee, dan Jisung hanya tertawa menanggapi omelan Ahra yang dianggap lucu bagi mereka.

"Udah ah gak mau ganggu si ganteng, takut pawangnya ngomel" kata Yoonhee yang malah membuat bibir bawah Ahra semakin maju.

"Jangan lupa ya kak, ntar malem" Saera mengedipkan mata pada Jisung yang dibalas ibu jari dan senyuman.

"Dahhh~" pamit kedua kompor itu sebelum berlalu.

Yoonhee dan Saera tidak benar-benar menggoda Jisung, mereka hanya iseng mengerjai Ahra, karena menurut mereka kesalnya Ahra itu sangat lucu, apalagi kalau sudah berhubungan dengan kakaknya yang tampan itu. Jisung sendiri paham dengan kelakuan dua gadis beda spesies itu, jadi dia menanggapinya dengan enteng.

"Nyebelin ih" gerutu Ahra sembari menghentak-hentakkan kaki.

Jisung hanya terkekeh, "ngomel terus, cepet tua tahu rasa"

"Kakak!" teriak Ahra lagi-lagi membuat polisi suara.

"Berisik" omel Jisung, "sudah sana masuk"

Ahra kembali menghentakkan kaki dan berlalu begitu saja meninggalkan sang kakak.

"Ahra!" teriak Jisung, membuat sang empu nama berbalik dan kembali ke hadapan sang kakak dengan tampang kesal.

"Apa lagi?" katanya jutek.

"Kamu mau belajar pake helm?"

Ahra meraba kepalanya lalu terkekeh, dia baru sadar bahwa kepalanya masih terbalut helm hello kitty milik kakaknya, ingat milik kakaknya.

Jisung membuka helm sang adik lalu merapihkan rambut panjang digerai Ahra yang sedikit berantakan.

Dan kembali, perasaan ingin dihalalin kakaknya menghinggap lagi. Kenapa kakaknya malah jadi rasa pacar begini? Kan Ahra jadi sebal, karena sudah lahir di lubang yang sama dengan Jisung.

Senyuman Jisung semakin membuatnya terpana.

Ganteng banget sih kakak gue, kalau bisa coret nama sendiri dari KK udah gue lakuin dari kemarin deh biar bisa dihalalin sama doi.

"Eh, kok ngelamun? Mikir apa sih?" Jisung mengernyit melihat sang adik yang malah sibuk senyum sendiri.

"Eh apa? Gak kok gak, ya sudah Ahra masuk dulu ya, jangan lupa jemput!" Ahra berlalu ke dalam sekolah karena bel masuk akan berbunyi lima menit lagi, selain itu karena dia sudah tidak kuat lagi menahan baper yang dibuat oleh kakaknya sendiri.

Rasanya mau oleng saja kapten!

---

Bel pulang sudah berbunyi, menandakan semua murid boleh membereskan buku ke dalam tas untuk bersiap pulang.

Ahra sendiri sedang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Ra, mau bareng gak?" tanya Cheonsa teman sebangku Ahra yang sudah terkenal menjadi vlogger masa kini, turunan Ayah Jeonghan.

Ahra menggeleng, "gak, aku dijemput Kak Jisung"

Tiba-tiba saja Cheonsa berlari kembali ke arah meja mereka setelah mendengar nama Jisung. Seakan sinyal bucinnya dalam radar aktif.

"Bareng ayo ke depannya, Ra"

Ahra melirik malas ke arah Cheonsa, "genit banget sih" Ahra menoyor kepala Cheonsa membuat anak cantik itu mengerucutkan bibirnya.

"Ayolah, Ra. Lumayan cuci mata"

"Cuci tuh mata pake Dottol" kata Ahra malas.

Cheonsa hanya terkekeh membalas ucapan Ahra lalu mengalungkan lengannya pada lengan Ahra, biarkan saja Ahra mau ngomong apa yang penting Cheonsa bisa bertemu cowok tampan seperti kakaknya Ahra.

"Hai mileaku" sapa seseorang menghadang jalan Ahra dan Cheonsa.

Sudah pada tahulah siapa.

"Kalau malam ini turun hujan, artinya aku sedang merindukanmu" kata Jinyoung dengan senyuman yang lebih mirip kaya anak TK ketimbang anak SMA yang lagi ngegombal.

Ahra dan Cheonsa hanya mampu memutar bola mata malas, bosan juga mereka mendengar gombalan tidak berfaedah dari anak ketiga Ayah Jin.

"Milea, boleh kuramal lagi?" tanyanya tanpa ada yang menanggapi. "Nanti kita akan bertemu di rumah"

"Bacot!" balas Jinseo yang mulai kesal dengan kembarannya, "buruan pulang, bagian lo sekarang yang nyuci piring di rumah" Jinseo menarik kerah belakang Jinyoung sembari berlalu di lorong sekolah.

"Woy Bang! Jangan ditarik juga dong Pangeran William!" teriakan Jinyoung menggema.

Ahra dan Cheonsa saling menatap seakan berbagi pemikiran mereka.

"Untung kembarannya masih normal" kata Ahra.

"Untung terbuat dari bibit unggul bapaknya" tambah Cheonsa.

Setelah itu mereka berlalu keluar sekolah untuk bertemu Kak Jisung.

Dari tigapuluh menit sebelum bel pulang, Jisung sudah stand by di depan gerbang untuk menjemput adiknya.

Kakak gawang sekali.

Dia hanya tak ada kerjaan saja karena tak ada kelas hari ini. Sebenarnya ada satu mata kuliah, cuma dipindah kelain hari karena dosennya sedang mengikuti seminar di Busan. Ingin mengajak Jaejin kopdar juga tidak bisa karena anak itu full jadwal hari ini hingga sore.

Jadilah Kak Jisung luntang-lantung di rumah.

"Kak," panggil Ahra, Jisung menoleh dengan cepat.

"Halo kak" sapa Cheonsa sembari melambaikan tangan imut ke arah Jisung.

Jisung hanya tersenyum kecil menanggapi Cheonsa.

"Ayo pulang" ajak Jisung pada Ahra.

"Tapi Cheonsa belum dijemput kak, kasihan kalau ditinggal" kata Ahra.

Jisung mengangguk lalu kembali menstandarkan awkarin yang hampir dia nyalakan mesinnya.

Senyum Cheonsa yang mengembang senang karena akan lama bersama Kak Jisung pupus sudah saat melihat mobil pink sang ayah yang melaju mendekati mereka.

Ayahnya tak bisa diandalkan dalam keadaan seperti ini.

"Itu ayahmu kan?" tanya Ahra.

Cheonsa hanya tersenyum getir sembari mengangguk malas. Belum juga mengobrol dengan Kak Jisung, ada saja godaannya.

"Cheonsa ayo" seru lelaki cantik eh tampan dari dalam mobil pink itu.

Dengan berat hati Cheonsa berpamitan pada Ahra dan kakaknya, "aku duluan ya, dah"

"Iya, hati-hati"

Malas-malas dia menghampiri mobil sang ayah, tetap saja arah matanya menoleh ke arah Kak Jisung.

Dalam hati Cheonsa menjerit hanya dengan melihat Kak Jisung yang sibuk dengan ponselnya.

Ena ya jadi Ahra bisa lihat Kak Jisung tiap hari, lubuk hati Yoon Cheonsa remaja.

Ahra kembali melambaikan tangan saat mobil pink Ayah Jeonghan melaju menjauhi mereka.

"Ngegames terus, ayo pulang" kata Ahra sembari menaiki motor tanpa aba-aba.

Membuat Jisung hampir goyah, untung saja reflek Jisung sangat baik dan berhasil menyeimbangkan si awkarin, jadi tidak jatuh.

"Bawel" komentar Jisung dan langsung memasukkan ponsel ke dalam kantung jaket kulitnya.

Coba orang lain yang memintanya untuk berhenti ngegames pasti tidak akan diwaro oleh Jisung, giliran adiknya yang minta dengan cepat dia akan patuh.

Memang benar bucin adiknya dia itu.

Jisung memberikan helm pada Ahra lalu memakai helmnya sendiri. Setelah itu melajukan awkarin untuk membelah jalanan.

"Cari makan ya, Ra"

"Apa?!" teriak Ahra.

"Budek" komentar Jisung yang berhasil mendapat tabokan maut dari sang adik. "Giliran dikatain dengar" lanjut Jisung.

"Bawel ih" omel Ahra.

Jisung cuma berdehem pasrah.

"Kak, adek laper" kata Ahra merajuk.

"Tadi juga kakak ngajakin makan"

"Apa?!" teriak Ahra lagi.

"Budek" komentar Jisung yang lagi-lagi kena geplakan sang adik. "Kenapa sih kalau dikatain dengar?"

"Abis kakak ngomongnya gak jelas"

"Budek" maki Jisung lagi yang sukses mendapat tiga geplakan yahut dari Ahra, sekali lagi gratis yang nulis:)

"Kak kita ke toko Bibi Haru, mau gak?" tanya Ahra "aku kangen cheesecake-nya"

"Call!"

"Apa?!"

"Budek"

Sekali lagi Jisung mendapat geplakan maut dari Ahra yang membuatnya mendapat gratisan yang nulis cerita:)

Geblek

Jisung memarkirkan awkarin tersayang di parkiran toko Bibi Haru. Selesai membuka helm tak lupa kakak tampan itu membenahi rambutnya yang terlihat berantakan karena helm di kaca spion, membuat beberapa gadis di sana menoleh menatapnya.

"Kak, masuk yuk. Gak enak dilihati orang"

"Kamu yang bakal dilihati orang kalau masuk toko pake helm. Bingu" Jisung kembali melepaskan helm sang adik yang lagi-lagi lupa di lepas.

Dasar bingu!

Ahra terkekeh manis membuat Jisung mencubit gemas pipi chubby adiknya.

Jelas saja Ahra baper diperlakukan seperti itu, yang ngetik saja baper ngebayanginnya.hm

Tak mau semakin baper dengan sang kakak, akhirnya Ahra masuk ke dalam toko lebih dulu. Diikuti Jisung yang setia berjalan di belakangnya.

Ahra ke tempat kasir lebih dulu untuk memesan, sedangkan Jisung memilih meja paling pojok untuk mereka tempati. Fyi, itu adalah tempat favorit mereka kalau kemari, karena view-nya sangat bagus, melihat keluar jendela langsung melihat persimpangan jalan, posisi ini juga paling enak kalau memperhatikan kegiatan di dalam toko, semuanya terlihat.

Selesai Ahra memesan di kasir, dia duduk di meja yang kakaknya pilih untuk menunggu pesanan mereka.

Ntah kenapa mata Jisung tak bisa diam untuk memperhatikan sekitaran toko. Membuat Ahra mengernyit bingung.

"Cari siapa kak?" tanyanya.

"Hah? Gak kok" jawab Jisung seadanya.

"Hayo, cari siapa? Pasti Hana ya?" usil sang adik.

"Apa sih!" omel Jisung.

Ahra terkekeh lucu, "kakak gak boleh nikung gebetan orang, nanti kualat"

Jisung mengernyit, "hah siapa-siapa?" tanyanya penuh antusias.

"Ih kepo"

Jisung menampakkan wajah sinisnya.

"Aku kasih tahu, tapi cheesecake-nya dua sama black forestnya satu buat dibawa pulang"

Jisung memutar bola mata malas. Inilah salah satu sifat Ahra yang tidak disukai Jisung, tukang peras. Bahkan Ahra pernah memeras Jisung dengan menjajaninya selama sebulan karena anak itu berhasil mengetahui kakaknya yang merobek berkas penting ayahnya tanpa sengaja. Dengan embel-embel berkas, Ahra benar-benar kenyang selama sebulan dan menguras habis uang jajan Jisung selama sebulan.

Nasib

"Iya sudah terserah saja"

Ahra tertawa senang, "oke sip tambahan choco-macha dan rainbow cake satu loyang, sip"

"Loh kok makin nambah?"

"Ya kata kakak terserah, jadi Ahra gak salah dong"

Jisung tepok jidat. Salah bicara pangeran.

"Ya sudah cepat katakan"

Ahra mendekati wajah pada sang kakak yang juga ikut mendekat, lalu berbisik tepat di depan wajah kakaknya.

"Kak Juno" bisiknya pelan.

Jisung agak kaget, namun dia mampu menetralkan rasa kagetnya.

"Dari kemarin adek lihat Hana suka pulang bareng Kak Juno"

"Sok tahu kamu, kali aja emang lagi ada perlu"

"Masa ada perlu setiap hari"

"Ya kali aja, kan kamu bilang kemarin"

"Iya maksud adek dari dua minggu kemarin mereka pulang bareng terus, kadang juga berangkat bareng"

"Kebanyakan main sama Saera kamu makanya kaya lambe turah" kata Jisung berhasil membuat Ahra lagi-lagi mencebikkan bibir kesal.

"Beneran, ya sudah kalau kakak gak percaya, adek juga gak maksa" kata Ahra kesal.

Jisung jadi berfikir, apa benar anaknya Daddy Namjoon yang dulu juga sering dititipi di Ayah Jin dan Bunda Miyoung berani gebet gadis selugu Hana? Dirasa agak tidak mungkin, tapi mengingat tempat penitipan Juno saat kecil dulu selain di Ayah Jin dan Bunda Miyoung adalah Bibi Haru, yang pasti mereka berdua sering bertemu.

Daripada memikirkan hal yang tidak-tidak lebih baik Jisung ngegames saja, kan sama saja rasa bahagianya seperti bertemu gebetan.

Pesanan mereka datang. Ahra memakan cheesecake-nya dengan lahap membuat sang kakak geleng kepala melihatnya.

"Gak makan berapa tahun sih dek, pelan-pelan kenapa" tangan Jisung terulur untuk mengusap ujung bibir Ahra.

Ahra sendiri biasa saja, toh sudah biasa dia perlakukan seperti itu, kebaperannya sudah kebal sekarang jadi dia menerima saja elapan dari sang kakak.

"Kak,"

"Hm"

"Kakak beneran suka sama Hana?"

Jisung hanya menggidigkan bahu. Dia sendiri juga bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi dia merasa senang saat melihat Hana yang lugu dan lucu, disatu sisi Hana sebenarnya bukan type idealnya, karena Jisung lebih suka noona-noona ketimbang degem.

"Terus kenapa kakak nanyain Hana terus?"

"Kakak juga gak ngerti"

"Kakak beneran suka gak sama Hana?" ulang Ahra lagi.

"Bawel, nanya terus" kata Jisung akhirnya.

Ahra menutup mulut rapat tak lagi berani melanjutkan ucapannya.

"Kenapa sih kok nanyanya begitu?" Jisung berinisiatif bertanya pada sang adik. Dia sendiri kepalang kepo dengan Ahra.

"Gak apa-apa kok"

"Ada apa-apanya pasti. Kenapa? Cerita sama kakak"

"Gimana ya?" kata Ahra bingung sendiri

"Gimana apanya?"

Ahra menunduk, menatap sepatunya yang saling bertautan. "Jatuh cinta itu rasanya kaya apa sih kak?"

Seketika tawa anggun Jisung pecah, dia tak kuat lagi mendengar ucapan adiknya soal cinta, baginya ini adalah lelucon jenaka. Tapi bagi Ahra ini adalah sebuah perasaan yang selalu menghantuinya.

Ahra cemberut, meniup sedotan mocha floatnya ke arah sang kakak, membuat Jisung reflek menutup wajahnya yang terkena cipratan hujan mocha float.

"Aduh, dek, basah nih jaket kakak" kata Jisung sembari mengusap jaket kulitnya.

"Rasain" dumal Ahra kesal.

Jisung terkekeh pelan lalu menggeleng kepala seakan tak percaya bahwa adiknya sudah besar.

Kembali menegakkan duduknya lalu menatap adiknya yang malah asik mengaduk mocha float tak bersemangat.

"Kamu lagi jatuh cinta, dek?"

Ahra menggedikkan bahu.

"Terus?"

"Adek juga gak tahu kak"

Jisung mengernyit, "gak tahu gimana?"

"Gak tahu sama perasaan adek sendiri"

"Gimana gak tahu? Coba ceritain"

Ahra menghela nafas, "kalau ada dia pasti adek suka deg-degan, kalau dia senyum, adek juga suka ngerasa baper, padahal dia senyumnya sama orang lain deketnya sama orang lain ketawanya sama orang lain, kalau deket dia bawaannya mau nabok aja, abis bikin jantung adek jedag-jedug kaya lagi disko"

Jisung manggut paham, melipat kaki kanan di atas kaki kirinya. "Terus dia itu siapa?"

"Pokoknya ada lah, dia sering sama adek juga"

"Siapa? Kakak?!"

Tak

Ahra menjitak kepala kakaknya membuat sang empu meringis.

"Aduh, sakit dek"

"Makanya kalau punya mulut diayak dulu kenapa, minyak banget sih. Masa iya aku incest"

Jisung terkekeh, "terus siapa? Jinyoung?!"

"Bukan, Jinseo"

Dan pernyataan adiknya sukses membuat Jisung menahan nafas.

---

Macem ape lagi nih malih?! Tak puas lah bikin yang absurd-absurd?!

Ini orang sakit update mulu, pagi buta begini lagi. Hujat saja tidak masalah aku memang segabut ini

Galau masa aku baca komenan kalian yang mau ditinggal tamat:( alhamdulillah aja masih ada yang nunggu cerita yang makin absurd kaya chattingannya taehyung ini :(

Sayang banget lah sama kalian tuh

Btw makasih loh yang udah ngucapin habede, jangan lupa kadonya ya wkwk. Aku ulang tahunnya masih lama gaes tiga bulan lagi, pokoknya ulang tahun aing cuma beda sehari sama habedenya BTS. Catet ya biar gak kena ucup salah lagi.

3h3h3

Nih aku kasih gimana so sweetnya anak-anak Ayah Jimin.

Bloer ternyata

So sweetnya bikin bapaknya baper

Continue Reading

You'll Also Like

135K 4.1K 88
Lirik lagu The Boyz LENGKAP Ada fakta-fakta THE BOYZ ~THE B ZONE~
20K 4K 46
Sihir. Satu kata yang familiar di kalangan para penggemar rumor fantasia. Kata yang selalu dikaitkan dengan sosok penyembah setan yang menguasai ilmu...
58.4K 7.1K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
5.6K 1.2K 33
[ғᴛ. ᴄʜᴏɪ ʙᴇᴏᴍɢʏᴜ] Tuhan selalu mengirimkan malaikat penolong untukku, kemudian di saat aku sembuh, Dia mengambilnya kembali. Apa begini cara hidup...