Asmara Anak SMA

heltymakmur

727K 32K 2.6K

Novel ini menceritakan tentang kisah asmara anak SMA. Remaja yang pemikirannya masih sangat labil. Naufal dan... Еще

Prolog
Part 1
part 2
part 3
part 4
Part 5
part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Pengumuman
Part 21
Part 22
----
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
..
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Sepenggal Curahan Sang Penulis
Part 35
Part 37
Part 38 (End)
Epilog
Open Order AAS
Mengikhlaskan Rasa

Part 36

12.3K 622 71
heltymakmur

"Gimana Singapore Sa, betah gak?" Tanya Alif saat mereka mereka bertiga sedang bersantai ditaman belakang rumah Naufal.

Posisinya, Naufal sedang duduk pada kursi panjang besi sedangkan Alif dan Khansa sedang berayun pada ayunan besi yang ada didalam taman itu.

"Alhamdulillah seru kak. Aku menikmati proses pengobatannya.  Oh yah, aku mau ngucapin terimah kasih kepada kak Alif udah jagain Naufal selama aku tidak ada didekatnya." Ujar Khansa dengan senyum tulus dibibirnya. Pandangannya kemudian beralih pada Naufal yang kini sedang sibuk dengan ponselnya.

Alif tertawa garing.
"Gak perlu berterimah kasih, aku juga gak ngapa-ngapain. Dia terlalu keras untuk di didik." Sahut Alif ikut memandang kearah Naufal.

Khansa tersenyum kecil.
"Boleh aku minta bantuan untuk yang kedua kalinya?" Tanya Khansa yang kini menatap wajah Alif dengan serius.

"Jangan bilang kalau mau nitip Naufal lagi... Enggak, aku bukan tempat penitipan barang." Kata Alif disusul tawa dari Khansa. Alif ikut tertawa saat mendengar tawa Khansa yang benar-benar terdengar tulus.

"Tau aja kak. Hahahaa.. sebagai kakak yang baik, kak Alif harus jagain adik kakak. Didik dia jangan sampai jatuh ke lubang sama. Itu tanggungjawab kakak loh." Ujar Khansa disela tawanya.

"Kok semuanya diserahin ke kakak sih, lalu tanggungjawab kamu apa sebagai kekasihnya?" Protes Alif.

Khansa kembali tertawa,"tugas aku kan hanya mencintainya sampai kami kembali di pertemukan di jannah-Nya." Katanya sambil menaik turunkan alisnya.

Melihat tingkahnya yang konyol, Alif memukul kepala Khansa dengan sebuah buku tipis.
"Dasar." Gumamnya dengan pandangan kembali mengarah pada Naufal.

"Oh iya, katanya kamu sekelas sama Prisca yah?" Tanya Alif sambil mengetik sebuah pesan.

Alif:
Sekarang lagi dimana?

Send to Keira.

"Iya kak, kami sekelas tapi udah tiga hari ini dia gak masuk. Kak Alif kenal Prisca?" Tanya Khansa penasaran.

Alif tersenyum kecil. Ia kembali meletakkan ponselnya kedalam saku celananya.
"Kakak kenal dia waktu kalian abis kecelakaan dan di rawat dirumah sakit. Kamu ingat gak sama dokter Bram yang ngerujuk kamu ke Singapore?"

Khansa terlihat berpikir sejenak sambil memegangi dagunya. Dan beberapa detik kemudian, ia menjentikkan jarinya keatas.
"Ingat kak, ingat. Ada apa dengan dokter Bram?" Tanya Khansa kembali.

"Dokter Bram itu papanya Prisca. Dan kebetulan waktu itu penyakitnya Prisca sedang kambuh dan harus dirawat dirumah sakit. Disitu secara gak sengaja kami ketemu dan kenalan." Jelas Alif.

"Jadi Prisca punya penyakit? Naufal tau gak soal ini?" Tanya Prisca dengan nada penasaran.

Alif mengangguk kecil. Pandangannya kembali mengarah pada Naufal yang kini telah bangkit dari tempatnya berjalan menuju dimana mereka sedang berbincang dengan sebuah gitar ditangannya.

"Lebih jelasnya, kamu tanya ama Naufal gih. Dia jauh lebih tau tentang Prisca." Lirih Alif sebelum akhirnya bangkit dari duduknya untuk menjawab panggilan masuk dari ponselnya.

"Bentar ya Sa. Aku terimah telfon dulu." Katanya pamit.

Khansa menanggapi dengan anggukan kecil.

Naufal duduk pada ayunan besi tepat didepan Khansa tempat dimana Alif tadi telah duduk. Melihat senyum hangat Khansa menyapanya, tangannya terjulur membelai lembut pucuk kepala Khansa.

"Besok pagi mama ama papa akan kembali." Ujarnya memecah keheningan.

"Kok tumben, mereka udah janjian yah?" Tanya Naufal dengan alis hampir bertaut satu sama lain.

Khansa tertawa.
"Tau tuh mereka. Aku juga terkadang bingung. Tapi katanya sih papa pengen check up gitu. Jadi besok, aku mau izin nganterin papa ke rumah sakit." Ujar Khansa menjelaskan pada Naufal.

Naufal hanya bisa ber "o" ria sambil memetik gitarnya dengan petikan-petikan halusnya.

Sudah lama Khansa tidak menikmati petikan itu. Petikan yang mampu membuat Khansa kembali dan kembali jatuh cinta lagi setiap kali mendengarnya.

Naufal membalas tatapan Khansa dengan senyuman kecil di bibirnya, sebuah senyuman kecil tapi terkesan manis di mata Khansa.

Petikan itu semakin lama semakin dalam. Dan......

I found a love for me....

Khansa tersenyum lebar saat sebait lagu berhasil keluar dari suara serak basah Naufal.

Darling, just dive right in and follow my lead
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Tatapan Naufal seakan membuat Khansa lupa pada dunianya.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it, darling, you look perfect tonight

Well I found a woman, stronger than anyone I know
She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home
I found a love, to carry more than just my secrets
To carry love, to carry children of our own
We are still kids, but we're so in love
Fighting against all odds
I know we'll be alright this time
Darling, just hold my hand
Be my girl, I'll be your man
I see my future in your eyes

Naufal mengedipkan sebelah matanya membuat Khansa tak kuasa menahan senyumnya.

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When I saw you in that dress, looking so beautiful
I don't deserve this, darling, you look perfect tonight

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
I have faith in what I see
Now I know I have met an angel in person
And she looks perfect, no I don't deserve this
You look perfect tonight......

Sebuah ciuman berhasil mendarat dipipi kanan Naufal bersamaan dengan berhentinya suara petikan gitar ditangannya.

Wajahnya datar, bingung, tidak tahu harus merespon bagaimana.

"Makasih sudah jadi bagian terindah dalam hidupku. Aku gak berharap lebih, aku cuma berharap semoga Allah selalu menjaga kamu, untukku. Untuk hatiku. Andai pada akhirnya bukan aku yang menemanimu hingga masa tuamu, aku harap cinta dan perjuanganku bisa kamu rasakan. Aku sayang kamu Fal, aku benar-benar sayang sama kamu." Lirih Khansa dengan mata berkaca-kaca seakan memendam rasa yang begitu dalam.

Mendengar ucapan Khansa yang begitu serius dan tulus, Naufal menangkup pipi Khansa dengan kedua tangannya.

"Kalau bukan kamu yang menemani aku hingga masa tuaku, lalu siapa lagi? Aku cuma punya kamu. Dan maunya cuma kamu. Gak ada yang lain. Jadi berhenti ngomong gak jelas seperti tadi.
Aku sayang kamu... dan akan terus menyayangimu." Ujar Naufal dengan senyum kecil diakhir ucapannya. Tangannya membelai halus pipi Khansa.

Khansa tersenyum, ia memeluk Naufal. Air matanya pecah, bahkan isak tangis yang ia coba sembunyikan bahkan bisa didengar oleh Naufal dengan jelas.

Bingung. Naufal bingung dengan keanehan Khansa hari ini. Sungguh, tidak biasanya Khansa secengeng ini. Naufal hanya bisa ikut membalas pelukan Khansa. Ia menepuk-nepuk punggung Khansa berharap bisa menenangkannya.

"Udah sayang... aku janji, gak akan ninggalin kamu." Lirih Naufal.

Khansa memejamkan matanya sejenak sambil bersandar dibahu Naufal. Tangan kanannya digenggam erat oleh tangan kiri Adnan. Kedua pipinya masih mengalir air mata yang entah mengapa sangat menyakitkan hatinya. Bahkan ia harus menggigit bibir bawahnya agar isaknya tidak terdengar lagi oleh Naufal.

"Ekhemm....."

Deheman Alif berhasil membuat mereka sedikit terlonjak kaget. Buru-buru keduanya saling menjauh satu sama lain. Khansa dengan cepat menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya.

"Jangan mesra-mesraan disini dong, kasian para jojofi." Sindir Alif ikut duduk diantara mereka.

"Sirik aja." Kata Naufal dengan ekspresi memutar bola matanya.

Khansa hanya bisa tertawa garing melihat tingkah kakak beradik ini. Boleh di bilang, gak pernah akur satu sama lain.

"Dasar bocah tengil. Udah ah, ini gak penting jadi bahan perdebatan. Yang penting itu, aku mau ngasih info kalau Prisca sekarang sedang dirawat di rumah sakit." Ujar Alif sambil menunjukkan foto pada layar ponselnya.

Terlihat jelas didalam foto itu keadaan Prisca sudah sangat memperihatinkan. Beberapa selang telah terpasang pada bagian tubuhnya. Bahkan ia tidak bisa apa-apa tanpa alat bantu pernapasan. Wajahnya pucat pasih, matanya tertutup rapat. Tapi dibalik itu semua, Naufal bisa melihat ketenangan dibalik wajah pucat Prisca.

"Aku dan Keira akan menuju kesana. Kalian mau ikut?" Ajak Alif.

Khansa melirik Naufal. Dari sudut pandang Khansa, ia bisa merasakan ada kesedihan dibalik tatapan kosong Naufal saat ini.

"Kami ikut kak." Jawab Khansa pada akhirnya dengan tatapan serius mengarah pada Alif. Kali ini Naufal yang meliriknya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tak butuh waktu lama, mereka bertiga langsung menuju ke rumah sakit tempat dimana Prisca dirawat.

Hanya butuh beberapa menit untuk mereka sampai pada rumah sakit.

Khansa dan Naufal mengikuti arah langkah Alif yang begitu cepat menyusuri setiap deret lorong yang tak berujung.

Tepat didepan ruang ICU, Keira sudah duduk menunggu pada sebuah kursi panjang dengan pandangan menunduk.

"Keira..?" Panggil Alif berjalan menghampiri Keira yang ikut berdiri dari tempatnya.

"Alif..." Keira memeluk Alif dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi. Sebuah kenyataan yang membuat Alif sedikit kaget adalah Keira bukan tipe orang yang suka mengumbar masalah dan kesedihannya. Tapi kali ini Keira seakan lupa dengan siapa dia yang sebenarnya.

Menyadari akan hal itu, Alif tahu kalau Keira butuh seseorang untuk mendampinginya. Keira butuh pundak untuk bersandar. Keira butuh tempat untuk mengadu keluh kesah. Dan Alif siap untuk berada pada posisi itu.

Melihat keadaan Keira seperti ini, Naufal bisa menebak kalau Prisca sudah dalam keadaan yang tak memungkinkan lagi. Sebuah rasa sesak di dadanya seketika menyerang. Langkahnya gontai menjauh.

Dan satu hal yang pasti, Khansa menyaksikan itu semua.

"Naufal...??"

Langkah Naufal terhenti saat pendengarannya menangkap suara Keira memanggilnya.

"Prisca butuh kamu. Dia butuh kamu disampingnya." Lirih Keira berjalan menghampiri Naufal.

"Dia tidak punya banyak waktu lagi. Keadaannya kritis. Temui dia, Fal. Temui dia." Pinta Keira sambil menyerahkan sepucuk surat untuk Naufal.

******

Sebenarnya udah gak mau lanjutin UPDATEnya lagi. Tapi karena aku gak mau buat kalian penasaran, jadi demi kalian, aku usahain update part ini.😂

Jadi, jangan kecewain aku dong...
Aku cuma berharap VOTE dan COMMENT kalian, gak lebih..😬😬

Satu part terakhir....😘

Продолжить чтение

Вам также понравится

3. Dear Mantan: Cinta yang Benar [END] MEI🌺

Художественная проза

39.6K 2.3K 26
Seri 3 dari Dear Mantan. Realised: 19 Oktober 2016 - 11 Febuari 2018 *** Namaku Hellenya Anugrah Putri Guenio. Setelah kecelakaan (ngga jadi) yang me...
Love You Paketu!! Hana pertiwi

Подростковая литература

1.3K 52 11
Saat ketua geng motor pacaran dengan wakil ketua osis. Mending langsung baca aja buat tahu kelanjutan cerita mereka berdua
437K 31.3K 35
[ HARAP UNTUK FOLLOW DULU AUTHOR SEBELUM MEMBACA OKEYY ] [ SLOW UP ] WARNING!!! DILARANG KERAS UNTUK NGEJIPLAK/COPY PASTE KARNA CERITA INI MURNI HASI...
Kiblat Cinta ✓ ovi

Разное

4.1M 535K 48
"Shaka akan didera 100x di depan umum sebagai hukumannya!" putus Gus Ali dengan wajah menahan amarah. Alisa yang tengah menangis seketika berteriak d...