Cigarette +guanho

By jidatoppa

42.4K 8.1K 2.3K

[COMPLETED] Senyum, perlakuan, dan perasaan yang manis itu hanya sementara. Benarkah? Main casts : Wanna One'... More

하나
다섯
여섯
일곱
여덟
아홉
열하나
열둘
열셋
열넷
QnA
열다섯
열여섯
열일곱
열여덟
열아홉
스물하나
스물둘
스물셋
스물넷
NCT! 💚

스물

1.2K 245 23
By jidatoppa

18 Februari 2018

Aku tidak pernah berpikir tentang betapa sulitnya mencintai seseorang. Hingga aku bertemu dia yang membuatku jatuh. Kini, aku tidak bisa bangkit kembali, bahkan ketika aku telah mencoba. Dia, Guanlinku.







-Cigarette-







"Kak Guanlin?"

"Hm?"

Seonho tersenyum manis. Di hadapannya kini, Guanlin menatapnya sayang. Dia sehat. Guanlin telah sembuh dari penyakitnya.

"Aku nggak pernah berpikir kalau aku bisa jauh dari Kak Guanlin."

Guanlin mengernyitkan keningnya.

"Memang seharusnya kamu nggak jauh dari aku, kan?"

Seonho diam. Ingatannya kembali pada keberangkatannya ke New York. Ia belum menemukan cara yang tepat untuk memberi tahu Guanlin.

"Aku pengin ngomong."

"Boleh," Guanlin tersenyum, "apa, sayang?"

"Jangan lihat aku kaya gitu, Kak."

"Kenapa?"

"Aku jadi makin sayang," Seonho menunduk, malu.

"Aku juga selalu makin sayang sama kamu, kok."

"Huh," Seonho memutar bola matanya, "aku serius."

"Iya, mau ngomong apa?"

"Aku bakal pergi jauh, Kak."

"Kemana? Ke rumah nenek kamu?"

"New York."

"What?" Guanlin melotot, "jangan becanda, nggak lucu."

Seonho menyodorkan amplop berisikan surat undangannya pergi ke New York. Masih utuh surat itu, tidak kusut sedikitpun.

Butuh beberapa waktu untuk Guanlin dapat mencerna kalimat-kalimat dalam surat itu, hingga akhirnya ia mendongak, menatap tajam kedua manik Seonho.

"Kenapa baru ngomong?"

"Aku nggak tahu gimana caranya."

"Keberangkatannya tinggal semester depan, loh, Ho."

"Iya, aku tahu," Seonho memainkan jarinya, "tapi... maaf."

"Ya sudah, sekarang mau kamu apa?"

Seonho tidak ingin menjawab.

"Kamu ngajak ketemuan hari ini karena pengen putus?"

"Ya ampun, Kak, enggak gitu," Seonho hampir menangis, "Kak, aku cuma pengin ngomong tentang itu."

Guanlin luluh, ia tidak bisa melihat Seonho menangis. Ia memeluk kekasihnya itu, erat.

"Maaf," Guanlin mengusap punggung Seonho, "aku nggak marah, kok."

"Tapi..."

"Aku cuma nggak mau pisah sama kamu dulu, Ho. Aku sayang kamu," Guanlin mencium puncak kepala Seonho, "tapi, kalau itu cita-cita kamu, aku selalu dukung, kok."







-Cigarette-







"Hyungseob!"

Hyungseob mendongak, mengabaikan tugas-tugas yang sedang ia kerjakan.

"Eh, ngapain?"

"Kangen."

"Idih," Hyungseob kembali mengerjakan tugasnya, ketika Woojin sudah duduk di sampingnya, "balik kelas sana, mau masuk, tuh."

"Kamu istirahat masih juga ngerjain tugas," Woojin merangkul Hyungseob, "kantin aja, yuk?"

"Nggak," Hyungseob berontak, ingin melepaskan rangkulan Woojin, tapi tidak bisa.

"Galak banget."

"Biar."

"Jadi pacarku, yuk."

Tak

"Woy, sakit, Seob!"

Hyungseob mengambil kembali pensil yang ia lempar untuk memukul Woojin sebelumnya.

"Berisik."

"Aku serius nanya, lho."

"Aku juga serius jawab, lho."

"Tapi, kamu nggak jawab pertanyaanku, tuh."

"Jin..."

Cup

"...jangan nyium orang sembarangan bisa nggak, sih?!"

Woojin nyengir, "Habisnya kamu nengok ke sini, sih. Aku kan jadi khilaf."

"Udah sana pergi."

"Cie."

Hyungseob dan Woojin sama-sama berbalik, menemukan Jinyoung di sana.

"Ngapain ke sini?"

"Lah, kamu sendiri ngapain?" Jinyoung duduk asal, entah di tempat siapa, "aku mau ketemu Jihoon, tapi, nggak tahu, deh, kemana."

"Nah, itu," Woojin menunjuk Jihoon yang baru datang dengan dagunya.

"Apa?" Jihoon langsung duduk di bangkunya.

"Pergi, yuk, Hoon," Jinyoung menghampiri bangku Jihoon.

"Huh, kamu lagi."

"Kalian..." Woojin berkata jail, "pacaran?"

"Nggak!"

"Doain aja ya," Jinyoung berkata seraya mendekatkan dirinya pada Jihoon, "gimana, udah cocok belum?"

"Jinyoung, apaan, sih?"

"Cocok, kok," Woojin terkikik, "cepat jadian ya, nanti double date sama kita."

"WOOJIN!"







-Cigarette-







Guanlin pergi ke atap kembali. Memang, ia belum berangkat sekolah hari ini, teman-temannya pun tidak tahu ia di sini. Guanlin hanya... rindu.

Beberapa waktu Guanlin duduk di bangku panjang tempatnya dulu berkumpul dengan yang lain, hingga terdengar derit pintu terbuka.

Guanlin berdiri. Ia sedikit terkejut, ketika didapatinya Daniel berjalan ke arahnya.

"Kak Daniel?"

Daniel mencari sumber suara dan tersenyum lebar ketika melihat Guanlin.

"Lai Guanlin!" Daniel berlari ke arahnya, memeluknya erat, "serius, kangen banget sama kamu!"

"Kangen Kak Daniel dan yang lain juga," balas Guanlin ketika Daniel sudah melepas pelukannya, "Kak Daniel mau apa ke atap? Ngerokok?"

"Pengin tidur dulu di sini tadi," Daniel nyengir, "kami udah nggak ngerokok, kok."

"Gimana kabar yang lain?"

"Sudah jarang kumpul," Daniel duduk, disusul Guanlin, "benar-benar udah nggak seakrab dulu."

"Gara-gara aku, ya?"

"No. Kita punya kesibukan sendiri-sendiri juga, kok," Daniel tersenyum, "pakaianmu bebas, kamu belum berangkat hari ini?"

"Belum."

"Cepat berangkat," diusapnya punggung Guanlin, "nanti aku yang atur kita kumpul di sini lagi."

Continue Reading

You'll Also Like

726K 67.8K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.7M 65.4K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
86.8K 8.6K 36
FIKSI
204K 21.9K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...