SELAMAT MALAM!
CIEEE END
INGAT TYPO DIMANA-MANA
HAPPY READING...
"untuk apa?" tanya Leonard heran
"biar aku saja yang melawannya!" ucap Steny
"puggh!" Steny terlempar kebelakang
"Putri!!" teriak nona Grace yang khawatir
"tidak masalah! Ini hanya sebagian kecil" ucap Steny yang langsung beranjak bangkit
"apa kau yakin dapat mengalahkan kami?" tanya Larry dengan nada ejek
"tentu saja, aku akan mengembalikan mata yang telah kalian curi!!" ucap Steny tegas
"hahahahaha!" tawa ketiga pemburu mata itu
"hyattt!" teriak Steny yang kembali menyerang
"bagaimana ini? Kita tidak dapat membuat Putri Steny seorang diri menyerang mereka" ucap panik Zeffina
"aku juga tidak tahu!" ucap Steve
"Steve! Apakah kau bisa menghacurkan dinding transparan itu?" tanya Antha
"akan aku coba!" ucap Antha, dengan seketika Steve langsung memejamkan matanya, awan hitam langsung munucl berada ditengah pertarungan Steny
"Duarrr! Duarrr!" petir langsung menyerang dinding transparan yang berbentuk setengah bola itu
"Syttt!" dinding itu langsung menghilang
"berhasil!!" ucap Steve senang, dengan cepat Antha berlari dan
"tughh!" badanya menabrak sesuatu
"sial! bagaimana bisa?" ucap Antha karena dinding transparan itu muncul kembali
"Steny apa yang kamu lakukan?" tanya Antha khawatir
"aku tidak mau kalian menjadi korban lagi!" ucap Steny yang masih saling menyerang
"kau akan jadi korban selanjutnya!" ucap Larry
"coba saja, jika kau bisa" tantang Steny. Larry langsung menghindar kebelakang, sedangkan Derran dan Ferry masih bertarung dengan Steny
"mundulah kalian!" ucap Larry, mendengar ucapan seperti itu Derran dan Ferry langsung menghindar
"takk" suara benda jatuh dihadapan Steny
"tit, tit, tit" suara benda itu yang ternyata adalah
"awass! Granat!!!" teriak Antha dan
"Duarrrrrr!!!!!" ledakan begitu besar terjadi, asap mengepul sehingga mereka semua penglihatan dan penciumannya terganggu
"uhukkk! Uhukk!" batuk Antha dengan mengibaskan tangannya agar udara dari Granat itu berkurang
"Putri Steny! Dimana kamu?" tanya Antha yang begitu khawatir, tetapi asap tidak hilang-hilang
"aku yakin! Dia sudah mati!!" ucap Ferry
"benarkah??" tanya seseorang dari belakang
"bagaimana bisa??" tanya Ferry tidak percaya saat membalikan badannya
"kau kira aku bodoh!" ucap Steny
"aww!" ucap Steny sambil memegang kepalanya
"apa yang terjadi?" tanya Lily
"Sepertinya kepala Steny sedang sakit" ucap Zeffina yang melihat Steny memejamkan matanya serta memegang kepalanya
"ouchh!" rintih kesakitan Steny hingga dia langsung jatuh terduduk
"ada apa denganmu? Apakah kau sudah mengalah! Hahahaha!" ucap Larry
"ada apa dengan kepalaku?" tanya Steny sambil menahan sakit
"sebaiknya akan langsung ku bunuh!!" ucap Derran yang tiba-tiba langsung berlari kearah Steny
"Prankkk!" dinding es langsung melindung Steny
"aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya!!" ucap Siren
"csssss!" lava langsung keluar dari tanah
"sial!!" ucap Derran yang langsung menghindar kebelakang
"Aaaaaaaa!!!!" teriak Steny yang langsung membuat orang lain menutup telinganya
"suara apa ini??!!" tanya Larry yang langsung menutup telinganya
"sial!" ucap Derran lagi karena dia berada dekat dengan Steny
"prankk!" dinding es langsung yang melindungi Steny langsung hancur, bahkan lava yang keluar tadi tiba-tiba membeku menjadi lapisan batu
"apa ini??!" tanya nona Grace, setelah beberapa menit Steny pun tersadar dan menghentikan teriakannya
"ada apa dengan kalian?" tanya Steny yang kebingungan, merekapun langsung melepaskan tangan karena mendengar Steny bertanya
"seharusnya kami yang bertanya" ucap Bryan
"apakah ada yang salahd dengan tadi?" tanya polos Steny
"tentu saja! Suaramu bisa merusak telinga kami!!" ucap Larry. Steny langsung memejamkan mata, semua orang hanya menatapnya.
Steny' POV
"aneh sekali" gumamku kecil. Aku langsung memejamkan mataku, tidak lama aku sedang berputar-putar di sebuah tempat, tempat yang penuh dengan kristal. Kristal berserakan dimana-mana dengan ukuran yang bermacam-macam
"dimana aku?!" tanya Steny
"pewaris Crystal Pink" terdengar suara seseorang
"siapa kamu?!" tanyaku dengan berteriak
"segera selamatkanlah Planet Zaverius, sebelum Pewaris keturunan Crystal hitam menghancurkan satu-satunya istana Crystal" suara itu terdengar kembali, aku begitu kebingungan mencari suara itu
"Ingat! Masyarakat Planet Zaverius sudah menunggumu, Istana Crystal pink kini mulai memudar, kau harus segera kembali" terdengar kembali suara tersebut, itu hanya membuatku semakin bingung
"Steny sadarlah! Ada apa dengamu?" tanya seseorang sehingga aku kembali sadar
"lihatlah tubuhmu" ucap nona Grace, dengan segera aku melihat tubuhku dan ternyata
"apa ini?" tanyaku, aura berwarna-warni seperti pelangi menyelimutiku
"hentikan! Aku akan membunuhmu!!" teriak Larry dengan berlari kearahku, dia langsung melempar dua pedang kearahku, tanpa sengaja tanganku reflek terangkat
"syttt!" kedua pedang itu hilang seketika
"Bugghhh! Buggghhh!" terdengar suara seseorang terjatuh. Larry yang mendengar itu langsung membalikan badannya. Sedangkan aku sungguh tidak percaya
Author' POV
"tidak!!!!!!" teriak Larry ketika dia melihat kedua saudaranya terbunuh oleh senjatanya sendiri
"kau!!!" ucap Larry sambil mengangkat pedang hitamnya kearah Steny
"kau harus membayarnya!!!" ucap Larry tegas
"rasakan ini!!!" teriak Larry yang kemarahannya memuncak, dia melepaskan jubahnya, terlihat jelas di seluruh tubuhnya terpasang senjata dengan berbagai jenis. Dia melemaparkan sebuah granat kearah Steny, bukan hanya satu tetapi sepuluh Granat
"Steny menghindar!!" teriak Antha
"Sytttttt!!!" Cahaya langsung keluar dari tubuh Steny
"Duarrrrr! Duarrrrr! Duarrrrr! Duarrrrr! Duarrrrr! Duarrrrr!" ledakan Granat langsung menyelimuti Steny tetapi
"hah!!!" semua orang kaget
"sialan!!!" ucap Larry kesal karena melihat Steny selamat. Steny berada di udara dengan sepasang sayap seperti burung berwarna warni
"tunggu! Bukankah itu milik" ucap Lezzy
"sepertinya benar, dia membantu Putri Steny" ucap Leonard. Steny kebingungan sendiri melihat dirinya memiliki sayap. Dengan cepat di turun kembali dan sayap itu lenyap seketika dan hancur menjadi butiran debu yang bersinar
"sekarang aku sudah siap!!" ucap Steny tegas
"baiklah!! Ayo kita mulai!!" tantang Larry
"sub!!" Dinding transparan langsung muncul
"hyattt!!" teriak Larry berlari kearah Steny sambil mengibaskan pedangnya
"tanggg!!" dengan segera Steny mengeluarkan pedang berwarna Putih dengan hiasan mata berwarna-warni di sekitar bagian pegangan pedang
"tang! Tang! Tang! Tang!" pedang saling beradu
"Syuttt!" Larry mengibaskan pedang, Steny langsung berguling kebelakang
"ini bukan pedangku!" ucap Steny merasa janggal ketika menggenggam pedang itu
"pedangnya juga!!" ucap Lezzy heran
"bagaimana bisa!!" ucap Leonard
"jangan memamerkan pedang jelek itu!!" ucap Larry
"hyattt!" Larry kembali menyerangnya
"tanggg!" pedang Larry berada diatas sedangkat Steny menahannya dibawah
"Syuttttttt!" hujan senjata kembali datang. Dengan cepat Steny melepaskan tekanan pedangnya dan segera menghindar jauh
"sub! Sub! Sub! Sub!" senjata itu langsung kembali menancap ditanah
"huftt!" Steny berada jauh disebuah pohon dihutan, dinding transparan otomatis melebar
"mata itu? Mata milik siapa??" tanya Steny sendiri
"astaga! Tuan Jhonny!" ucap Steny yang teringat akan pemipin para polisi
"bagaimana bisa dia mengambilnya, dan bisa mengeluarkannya dengan cepat?" tanya Steny sendiri
"apakah kau takut!!!! Hahahaha" teriak Larry
"alat pengambil mata kemampuan"
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA
BESOK END NYA YAK?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA
SEKALIAN JIKA ADA TYPO SILAHKAN BERKOMENTAR...