Cigarette +guanho

By jidatoppa

42.3K 8.1K 2.3K

[COMPLETED] Senyum, perlakuan, dan perasaan yang manis itu hanya sementara. Benarkah? Main casts : Wanna One'... More

๊ณต
ํ•˜๋‚˜
๋‘˜
์…‹
๋„ท
๋‹ค์„ฏ
์ผ๊ณฑ
์—ฌ๋Ÿ
์•„ํ™‰
์—ด
์—ดํ•˜๋‚˜
์—ด๋‘˜
์—ด์…‹
์—ด๋„ท
QnA
์—ด๋‹ค์„ฏ
์—ด์—ฌ์„ฏ
์—ด์ผ๊ณฑ
์—ด์—ฌ๋Ÿ
์—ด์•„ํ™‰
์Šค๋ฌผ
์Šค๋ฌผํ•˜๋‚˜
์Šค๋ฌผ๋‘˜
์Šค๋ฌผ์…‹
์Šค๋ฌผ๋„ท
NCT! ๐Ÿ’š

์—ฌ์„ฏ

1.4K 348 119
By jidatoppa

Ketukan jari Guanlin di kemudi motor tidak berhenti sampai Seonho akhirnya datang. Ia melirik jam tangan, sudah pukul 14.30. Piket selama 30 menit, bagaimana Seonho bisa betah?



"Nunggu lama, ya?" Seonho tersenyum kikuk, "maaf, Kak, tadi Justin minta ngepel sekalian. Mumpung weekend."



"Nggak apa-apa, kok," Guanlin menyerahkan sebuah helm pada Seonho, "nih, dipakai. Langsung berangkat aja, yuk, keburu malam."



Seonho segera memakai helmnya dan tersenyum lebar.  Anehnya, Guanlin merasakan desiran hebat di hatinya.



"Jangan senyum kaya gitu, dong."



Wajah Seonho mendadak datar, "kenapa?"



"Dadaku rasanya jadi sesak, pengen meledak."



Nah kan, belum berangkat saja Seonho sudah merah.



"Iya-iya, aku nggak senyum lagi," Seonho hampir saja naik ke atas motor Guanlin, sebelum sekelebat bayangan Jihoon datang dalam pikirannya, "Kak, apa mending nggak usah jadi pergi aja? Kak Jihoon gimana?"



"Loh, gapapa dong jalan sama kamu. Kamu juga temanku, kok."



"...kamu juga temanku kok."



"...juga temanku, kok."



"...teman..."



"Hehe, iya, Kak."













-Cigarette-













"Sendirian aja, Hoon."



Jihoon menoleh. Ia menghembuskan nafasnya kasar dan baru melanjutkan langkahnya ketika sosok Woojin yang terlihat.



"Kenapa, sih, masih marah?"



Jihoon kembali berhenti, "siapa yang marah?"



"Kamu. Kalau nggak marah kenapa menghindar?"



"Suka-suka aku, dong. Lagian males aja lihat kamu."



"Ada apaan, sih?" Samuel datang bersama Jinyoung. Tas punggung ia sampirkan asal di pundak kanannya.



"Terus aja ribut. Lagian si Jihoon juga, kamu udah sama Guanlin, tapi masih aja kesel sama Woojin dan Hyungseob. Move on, Dude."



"Sok paling bener aja kamu," Jihoon menatap sinis pada Jinyoung, "kalau nggak tahu posisinya diem deh."



"Bodo amat."



"Kok jadi kalian yang ribut?" Woojin menengahi, "ngerokok aja, yuk."



"Cih," decihan terdengar dari belakang, "nggak punya otak."



Hyungseob berlalu begitu saja melewati Jihoon, Woojin, Samuel, dan Jinyoung setelah mengungkapkan perkataan kasar sebelumnya.



"Heh!" Jihoon melempar botol minumnya yang sudah kosong ke arah punggung Hyungseob, "kalau ngomong yang bener, jablay."



"Wih, kalem, Hoon," Samuel menarik Jihoon supaya mundur, takut jika saja lelaki itu menyerang Hyungseob.



Hyungseob yang menerima perlakuan itu berbalik, tersenyum, dan mengambil botol minum milik Jihoon. Dengan santai ia melangkah mendekat.



"Aku cuma bilang, kalau kesindir, berarti emang nggak punya otak," Hyungseob segera menyerahkan botol Jihoon kepada Jinyoung, "kasih, tuh, ke yang punya."



Hyungseob segera melanjutkan langkahnya menuju ujung koridor. Namun, baru lima detik ia bergerak, sebuah tangan menggenggam lengannya erat, membawa tubuhnya pergi.
















-Cigarette-


















Guanlin dan Seonho telah sampai di pusat perbelanjaan. Niat awal Guanlin mengajak Seonho untuk menonton film pupus setelah Seonho memilih untuk makan dan main games saja.



"Kak, ada takoyaki!" Seonho menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah stand takoyaki, "nggak apa-apa, kan, berhenti dulu? Seonho mau beli.."



Guanlin menatap lelaki yang lebih pendek darinya beberapa senti itu dan mengusak rambutnya gemas.



"Iya gapapa. Kakak traktir."



"Loh, Kak, bukan maksud Seonho ngode kakak buat nraktir," Seonho segera menggelengkan kepalanya ketika mendengar respon Guanlin.



"Kakak juga nggak kena kodean kamu, kok," Guanlin semakin gemas, "ayo sana pesen."



Seonho mengangguk dan berlari senang ke arah stand takoyaki, memesankan dua porsi dengan isian lengkap. Setelah mendapat pesanannya, ia duduk di depan Guanlin yang lebih dulu memilih tempat duduk.



"Ini, Kak, makasih ya!"



Guanlin tersenyum tipis. Ia fokus pada Seonho yang masih asyik membuka takoyaki dan sumpitnya.



"Takoyaki favorit kamu?"



Seonho mendongak, "Hm, kalau favorit, semua makanan jadi favoritku."



"Kamu suka makan tapi nggak gemuk-gemuk."



"Iya, aku cuma nambah tinggi," Seonho melahap satu takoyaki sekaligus, "nggak kaya Kak Jihoon, dia badannya bagus."



"Dia kaya buntelan, nggak nambah tinggi," Guanlin masih belum menyentuh makanannya, "lagi pula, kita harus senang sama diri kita sendiri, kan?"



Seonho mengangguk setuju. Lihat, ini Guanlin yang ia suka. Ini baru Kak Guanlin.










"Sudah habis~" Seonho memberesi sampahnya, kemudian berhenti setelah melihat makanan Guanlin, "tapi, punya kakak masih utuh."



"Memang," Guanlin mendekatkan takoyakinya kepada Seonho, "ini buat kamu aja. Aku kenyang, kok, lihat kamu makan."



Kesialan yang bertubi-tubi hari ini. Ah, kenapa Guanlin harus menjadi terlalu manis seperti ini?










-Cigarette-















"Apaan, sih, lepas!" Hyungseob segera melepas paksa tangannya dari genggaman kuat itu, "lagian ngapain aku dibawa ke sini, aku mau pulang!"



Di depannya kini terdapat Woojin dengan tatapan tegasnya. Lelaki tan itu menghimpitnya dengan tembok kamar mandi, tepat di seberang kaca wastafel.



"Bisa nggak, sih, nggak usah cari gara-gara?" Woojin bertanya datar, "ngapain pakai ngomong aneh-aneh?"



"Ya emang dasarnya kalian nggak punya otak. Udah jelas aturan di sekolah nggak boleh ngerokok, masih aja ngerokok," Hyungseob menjawab enteng, "apalagi kamu, Park Woojin. Benar-benar nggak punya otak."



Cup



"Sialan!"



Plak



Tangan mungil Hyungseob memberikan tamparan pada pipi Woojin dengan keras setelah Woojin memberikan ciuman kecil pada bibirnya.



"Setelah nggak punya otak, sekarang nggak punya sopan santun juga?" Hyungseob mulai menangis, "aku makin benci kamu, Woojin."



Hyungseob berontak dan berlari secepat mungkin untuk keluar dari tempat itu, tempat yang mungkin akan ia benci selamanya. Tujuannya hanya satu, pulang.



"Brengsek!"

Continue Reading

You'll Also Like

57.6K 11.4K 51
berawal dari jongho yang bercanda untuk menyewa beberapa kamar kosong di rumahnya saat libur musim panas dan akhirnya mendapat penyewa. tapi semuanya...
7.4K 820 9
warning! boys love. [18+] Yechan,Jaehan (Omega X) Dibuat karena terinspirasi Karakter mereka di (A shoulder to Cry on) Belum ada niatan buat pake sem...
499K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
5K 481 40
Yechan yang terbangun di tengah-tengah keadaan koma nya di kejutkan dengan kenyataan bahwa jiwa nya kini harus terpisah dari tubuhnya untuk sementara...