Tiga Belas [COMPLETED]

By snowfa

60.8K 3.8K 63

"Kenapa lo harus sembunyi?" tanya Dafa pelan. Rei diam. Sulit menjawab pertanyaan itu dengan sejujurnya. "Kar... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
Bab 27
BAB 28
BAB 29
Bab 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35

BAB 8

2K 138 1
By snowfa


"Dia teman terbaik yang selalu ada untukmu. Dia orang terbaik yang selalu ada di hatimu. Jadi, dia yang mana yang kamu pilih itu?"

Bety menghapus air matanya.

Gadis itu kemudian meninggalkan lorong dan berjalan menuju UKS. Kembali menengok Dafa.

Seperti apa yang takdir katakan. Bety tepat berada di sana ketika Dafa berbincang dengan Rei. Berdebat dengannya, sampai akhirnya Dafa mengungkap perasaan itu.

Bety benar-benar terkejut.

Bukan cuman karena Dafa mencintai gadis lain, tapi juga karena gadis itu adalah sahabatnya sendiri, Rei.

Rei dan Dafa kemudian menyadari kehadiran Bety yang menangis.

Rei tak sanggup berkata apa-apa.

Gadis itu tau apa yang sahabatnya rasakan. Harusnya semua ini tak terjadi. Rei lebih mengenal Bety ketimbang Dafa yang masih beberapa hari dekat dengannya.

Bety lebih disayangnya dari siapapun.

Satu-satunya orang yang menjadi tempat Rei menuangkan apapun.

Bety tempat terbaik itu.

Tapi, mulai detik ini, tempat itu akan berubah. Meski direnovasi sebagus apapun, tak akan menjadi tempat yang nyaman lagi.

"Bety, kenapa lo nangis?" tanya Dafa pelan.

Pria itu benar-benar tak tau. Benar-benar tak menyadarinya.

Seperti apa kata Riki, Bety benar-benar terlihat menyedihkan.

Sangat...

"Daf, kalau lo berpikir gue orang yang tepat. Gue juga cinta sama lo. Itu salah!" ungkap Rei mengisi keheningan.

"Lo cuman orang baru di hidup gue. Lo sama dengan temen cowok gue yang lain. Lo cuman sebatas temen, cuman sebatas itu," tambah Rei.

"Rei!" seru Dafa tak percaya.

"Orang yang tulus, cinta, dan sayang sama lo, itu Bety," ujar Rei.

"Bety yang harusnya lo cintain, bukan gue Daf..."

Dafa melirik pada Bety yang masih menangis.

Gadis itu masih sesenggukan.

"Gue enggak suka jadi orang ketiga. Dimanapun tempatnya, gue benci itu," lirih Rei. Ia kemudian berjalan pergi. Meninggalkan Bety dan Dafa.

Dafa menatap raut wajah Bety yang terluka.

Bety sendiri menangis menatap lantai di bawah. Ia tetap sesenggukan.

Terlalu berat menerima semuanya.

Sangat berat.

@

Rei masuk ke kamar mandi. Gadis itu berdiri di depan cermin, memandangi dirinya. Air matanya yang sedari tadi berkaca-kaca, akhirnya meluapkan air mata.

Rei juga menangis.

Di depan bayangannya sendiri.

Pada akhirnya, semua orang terluka. Takdir telah mempermainkan mereka. Karena takdir telah menghubungkannya. Karena Tuhan selalu menguji hambanya. Apakah cinta sesama mahluknya lebih besar daripada cintanya pada Tuhan yang telah menciptakannya?

Atau apakah seorang sahabat yang selalu ada. Selalu menjadi tempat berpangkunya. Digantikan dengan seseorang di hatinya? Yang tak mungkin akan selalu terus menetap.

Atau tak ada pilihan. Tak ada jawaban.

Hanya sebuah jalan cerita yang berjalan pelan.

Dan tanpa peduli, takdir terus mengujinya.

Jalan cinta dan cerita ini.

@

Dafa masih belum tega berkata apapun pada Bety.

Gadis itu masih lemah, air matanya belum berhenti mengalir, wajahnya masih teguh tak menatap Dafa.

Pria itu serba salah.

"Lo beneran suka sama gue, Bet?" tanya Dafa.

Bety tak menjawab.

"Lantas, apa Rei itu orang yang lo kenal? Orang yang deket sama lo?" tanya lagi Dafa. Seolah telah mendapat jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Dia sahabat gue," lirih Bety singkat.

Dafa terkejut.

"Jadi, apa itu penyebab Rei menghindar dari gue?" tanya lagi Dafa.

Bety mengangguk pelan.

Gadis itu kemudian mengangkat kepalanya. Menatap Dafa dengan secercah senyum menyedihkan.

"Sepertinya, Rei pingin melindungi sahabatnya, tapi dia gagal," lirih Bety.

Dafa melemah.

"Di sini gue juga punya sahabat Daf. Daripada kehilangan seorang sahabat, gue lebih memilih kehilangan perasaan ini," ungkap Bety.

Dafa tak menjawab.

Bety kemudian berjalan pelan meninggalkan Dafa.

Dafa sendiri tak bisa mengungkapkan apapun. Perasaannya, yang tumbuh dan mengakar kuat sejak umurnya masih belia, ternyata menjadi sesuatu yang menyeramkan. Yang menyerang sebuah persahabatan. Membuahkan air mata kepedihan.

Baik dirinya, orang yang dicintainya, dan orang-orang di sekelilingnya.

Mereka semua terluka.

@

Setelah setengah jam menangis di dalam toilet sendirian. Rei memutuskan membasuh mukanya yang sembab. Gadis itu kemudian keluar dari toilet.

Bukannya menuju ke kelasnya, tapi gadis itu nekat ke parkiran. Mengemudikan mobilnya dan melajukannya ke luar sekolah. Tanpa peduli tas yang masih di dalam kelas, ataupun jam sekolah yang harusnya masih diisi pelajaran.

Berhubung sedang ada tamu SMA Nasional ke sekolahnya, gerbang dibuka lebar. Rei sedikit beruntung hari itu. Ia segera melajukannya kencang.

Menjauh dari gedung sekolahnya.

Berlari dari kenyataannya.

Kalau pergi, Rei ingin dirinya mati di perjalannya ini. Menemui papanya.

Sementara terus melajukan mobilnya. Gadis itu tidak berpikir untuk kembali ke rumah. Ia hanya terpusat pada lukisan yang pernah dilihatnya di pameran sewaktu bersama Dafa dulu. Jalan-jalan pertamanya itu.

Rei akhirnya sampai di depan gedung pameran yang sama. Ia perlahan masuk dan berjalan pelan melewati lukisan-lukisan lain.

Hanya satu yang ingin dilihatnya, diamati lamat-lamat olehnya. Lukisan yang menggambarkan dua wanita dan satu pria. Cinta segitiga yang disiratkan lewat gambar itu.

Rei berhenti di depan lukisan itu.

Gadis itu masih mengingat Dafa bersamanya saat itu. Dafa menerangkan filosofinya dengan sangat jelas.

Dua wanita dengan satu pria. Pria yang berada di antara wanita. Menggandeng dan memeluknya. Satu dianggap sahabat dan satunya lagi dianggap kekasih.

Sejak awal melihatnya, gadis itu sudah tertarik. Bertanya pada Dafa apa maknanya. Tapi, tanpa diduganya. Lukisan ini adalah gambaran kehidupannya. Sejak awal, sejak pertemuannya dengan Dafa itu, Rei telah menjalin cinta segitiga.

Takdir memperkuatnya.

Waktu membantu mereka bertemu.

Tapi, Tuhan memisahkan mereka.

*************

jangan sungkan-sungkan kasih vote, comment, dan follow sekalian yak:)

Kritik dan saran akan sangat membantu

terimakasih



Continue Reading

You'll Also Like

350K 24.5K 50
"Sejak awal aku jatuh cinta pada mu, walaupun aku baru menyadarinya saat kamu bersamanya. Tapi sayang, ternyata kamu mencintainya. Semoga kamu bahagi...
50.9K 4K 67
Pertemuan akan selalu menghasilkan dua hal. Bisa menjadi sebuah perpisahan, atau bahkan menjadi satu kesatuan. Namun bunga anyelir itu seakan berkata...
246K 9K 43
Nyatanya, menyukai seseorang yang disukai banyak orang membuat Rahma harus terdiam dengan rasa sukanya. Apalagi semenjak orang yang disukainya ternya...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...