PERINGATAN!
CERITA DI CHAPTER INI AGAK ABSURD
JADI SAYA INGIN MINTA MAAF
JIKA ADA KALIMAT YANG TIDAK NYAMBUNG
HAPPY READING
"hei! Aku kan yang meminta, ayolah duduk" ucapku lagi, dan dia segera duduk di salah satu kursi yang kosong
"bolehkah aku bertanya lebih lagi?" ucapku memintanya
"tentang toko ice cream disebrang itu?" tanyanya kepadaku
"iya" jawabku
"apakah kamu sudah tahu,kalau ada tiga orang yang yang mengelola tokonya?" tanya wanita itu kepadaku
"ya, aku tahu, mereka bertiga kembar!" jawabku
"kembar?" tanya Lily
"tiga orang!" kaget Zeffina
"ya, kembar tiga orang" ucap wanita itu
"apakah kamu merasa mereka begitu misterius?" tanyaku
"memang, semenjak mereka begitu terobsesi mata bakat alam, mereka langsung berubah, mereka lebih tertutup bahkan mereka sudah tidak bersosialisasi lagi dengan masyarakat lainnya, terkecuali para pelanggan" jelas wanita itu
"aneh sekali" gumamku
"memang aneh, rakyat Bozgiru kira mereka sudah gila, tetapi itu tidak benar, mereka masih normal hanya perilakunya saja yang berubah" ucap wanita itu lagi
"lalu dimana rumah mereka?" tanyaku penasaran
"ya toko itu rumah mereka, karena sebagian ruang lainnya sebagai tempat tinggal" jawab wanita itu
"apakah kamu pernah melihat mereka membeli bahan material semacamnya?" tanyaku penasaran sungguh penasaran
"kenapa kamu bertanya seperti itu? Yang pasti beberapa bulan kemarin aku melihat mereka berbelanja bahan-bahan material" ucapnya
" Mereka sedang memperbaiki apa?" tanyaku lagi
"aku juga tidak tahu, tetapi jika dilihat dari luar tidak ada yang perlu diperbaiki" ucapnya
"apa jangan-jangan mereka menyembunyikan sesuatu" ucap Zeffina
"hei, jangan begitu kamu harus positif thinking" ucap Lily
"kamu benar juga, mungkin mereka sedang memperbaiki kamar mandi" timpalku
"ya mungkin saja" ucap wanita itu
"sudahlah, oh ya jadi berapa semua minuman ini?" tanyaku ketika ingin membayar minuman yang sudah habis
"kalian tidak perlu membayarnya, aku gratiskan" ucap wanita itu
"tapikan-
"tidak ada tapi-tapian" ucap wanita itu memotong pembicaraanku
"kalau begitu terimakasih" ucapku
"dan terimakasih untuk informasinya" ucapku lagi
"sama-sama" ucapnya sambil tersenyum
"kalau begitu kami pergi dulu" ucapku dan segera beranjak pergi
"silahkan" ucapnya sambil tersenyum lagi
Kami keluar dari cafe tersebut dan memperhatikan toko ice cream yang ada disebrang tersebut
"kamu penasaran?" tanyaku
"hooh" ucap mereka berdua sambil mengangguk, tiba-tiba salah satu orang keluar dan membalikan tanda yang tadinya buka menjadi tutup
"sepertinya kita telat" ucapku sambil tersenyum
"lihatlah, dia menutup tokonya" ucapku sambil menunjuk orang itu
"ahhh, padahal sepertinya enak siang-siang seperti ini makan ice cream" keluh Lily
"mungkin ini bukan hari keberuntungan kita" ucap Zeffina sedih
"sudahlah! Ayo pergi!" ajakku
"kita akan kemana lagi?" tanya Lily
"maunya? Aku ingin lihat AEA" ucapku
"kamu kangenkan belajar di AEA?" tanya Lily
"tidak juga, tetapi aku merasa ada hal buruk yang akan menimpa AEA" ucapku
"intuisimu mungkin salah!" ucap Zeffina
"tidak! Aku rasa ada hal aneh" ucapku lagi
"baiklah! Ayo kita ke AEA" ajak Lily
Setelah kami sampai diluar AEA, kami hanya menatap gedung AEA yang begitu tinggi
"lihat! Tidak ada apa-apa" ucap Lily
"tunggu sebentar!" ucapku menatap sekeliling, aku menatap kekanan dan kekiri, bukan mencari sesuatu, tetapi menunggu sesuatu terjadi
"Steny! Lihatlah diatas, ada pesawat pemburu itu lagi!" ucap Zeffina menunjukan pesawat kecil seperti pesawat jet, tetapi tidak ada bagian atas pesawat, hanya ada satu pengemudi dan 2 orang lainnya yang sedang berdiri
"sudah aku bilang! Aku tidak salahkan?" ucapku sambil memicingkan mata kearah pesawat ,yang kedua orangnya sudah masuk kedalam AEA, dengan menghancurkan kaca gedungnya
"apakah kalian tidak ingin melakukan sesuatu?" tanyaku dengan serius
"memangnya apa yang harus kita lakukan?" tanya Lily
" kejar mereka, aku akan mengejar orang yang memakai pesawat ini" ucapku
"baiklah!" ucap mereka berdua dan segera berlari, menuju gedung AEA
Sedangkan disana, para Seeker dan Chaser sedang sibuk-sibuknya mengejar kedua orang itu, dan melupakan sasaran empuk yang berada diluar AEA
"dasar!" ucapku geram
"dettttt! Detttt! Detttt!" suara alarm berbahya sudah terdengar sampai di luar AEA, semua orang tampak terkejut dan segera melihat gedung AEA
"siapa orang itu?!" tanya seseorang melihat sosok yang berada dipesawat
"dia hanya seorang yang pengecut!" ucapku kesal, dan orang itu langsung menatapku dengan tatapan aneh
"aku tahu! Pasti luka dikakimu belum sembuh, dan sekarang pasti kamu bergantian" gumamku menatapnya dengan serius, sosok itu hanya diam menunggu dua orang lainnya yang sedang masuk ke dalam AEA
"baiklah! Mari kita mulai!" ucapku dengan segera aku mengeluarkan tembakan tidak terbatas
"tush, tush, tush" terdengar suara peluru yang mengarah pada sosok itu, tetapi sosok itu dengan cepat menyadarinya dan dengan segera dia menaikkan pesawatnya
"sial!" ucapku kesal
"tush, tush, tush" kembali ku tembaki sosok itu, tapi tetap saja nihil, dia dengan mudah menghindar karena udara lebih luas
"prankkkk!!" terdengar suara kaca gedung AEA pecah, dan disana ternyata dua sosok lainnya kabur dari gedung AEA
Mereka bertiga kembali berada di pesawat, tetapi tanpa segaja aku melihat dua orang itu menggelengkan kepalanya, dan mereka langsung pergi begitu saja
"apa yang mereka cari" gumamku, dan saat aku menoleh keatas, disana terdapat Lily dan Zeffina yang kesal karena tidak berhasil mengejar mereka, aku mengisyaratkan kepada mereka untuk kembali kebawah, dan mereka hanya mengangguk
"Steny! Kamu harus tahu!" ucap Lily
"tahu apa?" tanyaku heran
"mereka mengincar senjata yang berada digudang" ucap Zeffina
"di gudang" ucapku dan segera memikirkan apa yang telah aku lakukan
"pantas saja tadi mereka menggeleng, ternyata tidak dapat senjata ya" ucapku dalam hati
"hahahahaha" tertawaku
"Steny! Apakah kamu sudah gila?" tanya Lily sambil memegang keningku
"tidak, lalu bagaimana?" tanyaku yang masih menahan tawa
"ternyata gudang senjata AEA kosong, dan itu aneh" ucap Zeffina
"baguslah!" ucapku tersenyum
"kenapa bagus, nanti kita tidak dapat senjata yang baru" ucap Lily
"lagipula para Profesor selalu tiap hari membuat senjata, lalu apa yang perlu dikhawatirkan" ucapku
"kamu benar juga" ucap setuju Lily
"dan apakah kamu tahu, kalau Stella sudah bisa berjalan" ucap serius Zeffina
"lalu?" tanyaku
"apakah kamu tidak dendam kepadanya?" tanya Zeffina
"untuk apa, sayangnya aku bukan pendendam" jelasku
"lagipula dendam tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi hanya akan memperburuk masalah" ucapku lagi
"baiklah! Kami mengerti" ucap kompak mereka sambil menunduk dan mengerucutkan bibirnya
"dan kalau kalian ingin balas dendam, balaslah dengan positif, contohnya kalahkan dia didalam rank" ucapku lagi
"untuk apa! Lagipula dia sudah kalah olehmu" ucap Lily
"kalian ini! Hanya bisa mengandalkanku saja!" ucapku marah
"Steny kan yang terbaik!" ucap Zeffina sambil mengacungkan jempol
"ya, memang terbaik! Tetapi terasa terpahit!" ucap marahku lagi
"sudahlah! Aku pulang dulu, sudah sore" ucapku yang langsung beranjak pergi
"tunggu....
BTW SORRY
KEMARIN TIDAK BISA POST
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMASUKAN CERITA SAYA KE READING LIST
JANGAN LUPA VOMENTNYA
VOTE DAN COMENTNYA