ELFARGA

By jeantandungan

1.7M 55.9K 2.1K

[DILARANG PLAGIAT!] Fellicya Arscharlie. Gadis yang unggul dalam seni beladiri, namun tak unggul dalam urusan... More

First Of All
Elfarga | One
Elfarga | Two
Elfarga | Three
Elfarga | Four
Elfarga | Five
Elfarga | Six
Elfarga | Seven
Elfarga | Eight
Elfarga | Nine
Elfarga | Ten
Elfarga | Eleven
Elfarga | Twelve
Elfarga | Thirteen
Elfarga | Fourteen
Elfarga | Fifteen
Elfarga | Sixteen
Elfarga | Seventeen
Elfarga | Eighteen
Elfarga | Nineteen
Elfarga | Twenty
Elfarga | Twenty Two
Elfarga | Twenty Three
Elfarga | Twenty Four
Elfarga | Twenty Five
Elfarga | Twenty Six
Elfarga | Twenty Seven
Elfarga | Twenty Eight
Elfarga | Twenty Nine
Elfarga | Thirty
Elfarga | Thirty One
Elfarga | Thirty Two
Elfarga | Thirty Three
Elfarga | Thirty Four
Elfarga | Thirty Five
Elfarga | Thirty Six
Elfarga | Thirty Seven
Elfarga | Thirty Eight
Elfarga | Thirty Nine

Elfarga | Twenty One

24.4K 1.1K 16
By jeantandungan

Felli tidak tahu apa yang Mark lakukan kepada Cinta, cewek yang menamparnya seenaknya tadi. Semenjak pulang sekolah dan Felli sudah sampai di rumah berjam-jam yang lalu, Mark belum memunculkan batang hidungnya. Itu membuat Felli cemas. Ia sudah chat berapa kali, tetapi tidak dibalas sama sekali. Rumahnya gelap sekali karena tidak ada penghuninya. Mark belum pulang, sedangkan mamanya masih di Jogja.

Tadi Felli pulang diantar oleh Aldo karena dia memaksa. Padahal sudah Felli tolak. Felli tawarkan untuk mampir ke rumahnya, tetapi Aldo menolak karena ia ada pertemuan dengan squad game-nya.

Aldo juga menyuruh Felli menyimpan kontaknya. Katanya kalau ada apa-apa, ia langsung hubungi Aldo saja. Semoga saja tidak ada apa-apa.

Felli sekarang sedang di depan jendela kamarnya. Sekali-kali ia mengintip untuk mengecek Mark sudah pulang atau belum. Tapi, sudah hampir jam tujuh, Mark belum datang juga. Apa Mark sedang bersama teman-temannya? Felli langsung mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Aldo. Kali saja dia tahu Mark dimana.

Fellicya.ars
Kak, Mark bareng lo gak?

Sambil menunggu Aldo membalas pesannya, Felli duduk dipinggir kasur. Lama diam, tiba-tiba ia teringat kejadian saat Farga menatapnya, memegang rambutnya, sampai menyuruhnyq untuk mengobati pipinya yang terkena tampar. Kalau ia tidak salah lihat, wajah Farga tadi khawatir saat ia tahu ia yang jadi korbannya Cinta, dan Felli tidak mengerti kenapa dia seperti itu.

Bukannya kepedean, tapi memang seperti itu.

Memang, Felli tidak kenal dengan Farga. Ia hanya kenal Farga sebatas kakak kelas dan temannya Mark. Hanya itu. Tetapi, entah kenapa, jika melihat matanya, Felli seperti pernah melihatnya dan terasa familiar. Felli coba ingat-ingat, tapi sama sekali tidak ada yang terlintas diotaknya tentang apakah ia sudah pernah bertemu Farga atau belum. Mungkin cuma perasaannya saja.

Ting!

Felli cepat-cepat mengambil ponselnya dan mengecek pesan yang baru masuk. Matanya berbinar saat melihat Mark membalas pesannya.

MarqoRdr
Gue baru nyampe rmh

Felli langsung berdiri dan lari ke bawah. Ia harus bertemu dengan Mark untuk menanyakan apa saja yang dia katakan atau lakukan ke cewek gila yang menamparnya di sekolah tanpa alasan yang jelas.

Ia buru-buru keluar dari rumah. Tidak peduli hanya memakai baju tidur, Felli langsung menuju ke rumah Mark yang letaknya tepat di depan rumahnya. Rumah Mark yang tadinya gelap, sekarang sudah terang karena si empunya rumah sudah pulang. Tanpa repot-repot mengetuk pintu, Felli menyerobot begitu saja ke dalam rumah Mark.

"Mark! Lo dimana?" Teriak Felli langsung dengan suara kencang, mengalahkan suara Lucinta Luna yang mirip burung gagak.

"Gue ganti baju! Bentar!"

Felli mendengar Mark menyahut dari lantai atas. Sambil menunggu Mark selesai mengganti baju, ia memutuskan untuk melihat-lihat isi rumah Mark karena selama pindah, ia belum pernah ke rumah Mark. Hanya Mama Mark yang berkunjung ke rumahnya.

Bentuk rumah Mark sama dengan bentuk rumah Felli, hanya penataan barang-barang yang membedakan. Karena gabut, Felli akhirnya menyanyi-nyanyi kecil sambil berjalan ke bagian dinding yang banyak sekali foto tertempel.

Ia lumayan terkejut saat mendapatkan sebuah foto yang tertempel tepat di atas televisi. Satu anak perempuan, dan satu anak laki-laki. Ia tiba-tiba tersenyum lebar, bersamaan dengan Mark yang baru turun.

"Woi! Ngapain lo?"

Mendengar si tuan rumah sudah turun, Felli menoleh, masih dengan senyuman lebar. "Lo masih nyimpen foto itu?" Tanyanya sambil menunjuk foto itu.

Mark mengangguk pelan. "Foto dua anak kecil itu?"

"Iya! Ih, lo masih nyimpen ya ternyata!" Felli senang sekali. Kalian kepo, 'kan kenapa? Itu foto Felli waktu kecil.

"Nyokap gue yang nyimpen, bukan ke gue. Lagian gue nggak kenal siapa anak cewe yang foto bareng gue disitu," kata Mark dengan santainya.

"LO NGGAK TAHU DIA SIAPA?" Felli langsung ngegas.

"Enggak tahu. Siapa sih? Lo tahu?"

Sepertinya, Mark memang terlahir untuk membuat orang kesal, ya? Untung Felli sabar, orang sabar mah disayang cogan.

Felli menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum tipis. "ITU GUE, BEGO!!!" Jawabnya dengan suara kencang. Bukan kencang lagi, tapi teriak.

"Lah? Serius lu?" Mark tampak kaget, namun belum sampai dua detik, ia senyum-senyum tidak jelas. "Gue udah tahu kok. Ya kali enggak tahu," kata Mark lagi sambil cengengesan.


"Ih! Bikin gue emosi aja deh lo!" Bentak Felli sambil mengatur emosi. Cewek cantik tidak boleh marah-marah. Ya 'kan?

"Maaf-maaf. Gue bercanda aja tadi." Mark jalan menghampiri gadis itu, lalu mengacak-acak rambutnya sampai berantakan. Felli hanya meringis menahan kesal, lalu berjalan ke meja makan yang tidak ada apa-apa di atasnya. Hampa.

Felli melihat Mark yang cuma berdiri saja di belakangnya sambil memperhatikan dirinya.

"Lo udah makan?" Tanya Felli.

Mark menggeleng sok imut. Felli ingin tampol sebenarnya, hanya saja kasihan, dia ditinggal mamanya beberapa hari. Felli juga belum makan. Makanya rencananya juga, ia ingin mengajak Mark makan bareng. Bukan, Felli bukan mau masak, tapi makan di luar. Masak air saja kadang berubah jadi api kalau Felli yang masak.

"Makan bareng, kuy!"

"Lo mau masak? Enggak ada yang bisa dimasak tapi."

"Makan diluar maksud gue. Lagian gue juga nggak bisa masak," kata Felli datar.

"Oke deh. Ayo! Lo yang traktir tapi ya?" Mark naik turunin alisnya.

"Gampil itu mah!"

***

Felli berjalan berdua dengan Mark sudah seperti adik kakak yang lama terpisahkan. Mau masuk ke Mcd saja mengobrol panjang lebar. Mana suara mereka tidak pakai dikontrol lagi. Jadinya, saat mereka berdua masuk, orang-orang langsung memperhatikan mereka. Ya, karena Felli orangnya bodo amat, sama seeprti Mark, jadi tidak mereka ambil pusing.

Kalian sudah tahu kalau Felli itu tidak
biasa makan banyak sejak kecil. Jadi, ia tidak ingin memesan makanan banyak-banyak, takutnya tidak habis.

"Mark, biar gue deh yang pesenin. Lo mau makan apa?" Tanya Felli saat mereka sudah sampai di meja yang Mark pilih.

"Pengen burger."

"French fries mau?"

"Boleh."

"Oke, tunggu, ya!" Felli langsung otw pesan makanan mereka. Sebenarnya, Felli yang memesan makan karena ia sengaja agar Mark tidak komentar jika ia ingin makan apa. Soalnya, Felli hanya ingin memesan dua potong ayam tanpa nasi. Kebanyakan tidak sih? Menurut Felli itu sedikit dan tidak terlalu mengenyangkan, tapi cukup buatnya.

Sambil menunggu, Felli melihat Mark dari posisinya sekarang, bergelantungan dikasir. Tidak kok, bercanda. Felli memperhatikan Mark yang kelihatan sibuk sekali dengan ponselnya. Mukanya yang kelihatan konyolnya tidak cocok dibuat serius. Jatuhnya lucu.

"Ini pesanannya, Mbak."

Felli langsung balik ke depan dan menerima pesanannya dengan senang hati. Tenang, sudah ia bayar kok. Setelah bilang terima kasih ke kasirnya, Felli langsung menuju ke meja yang ia tempati bersama Mark.

Saat ia datang, Mark langsung menyimpan ponselnya di dalam saku celananya, lalu tersenyum cerah menyambut makanannya. Sudah mirip sama bocah memang dia.

"Lho, kok lo mesennya ini doang?" Tanya Mark kaget melihat pesanan Felli.

"Emang kenapa?"

"Dikit banget. Bakalan kenyang lo?" Mark menaikkan satu alisnya, menunggu Felli menjawab.

"Lo, 'kan tahu kalo gue nggak biasa makan banyak. Gimana sih?" Felli mulai makan paha ayamnya yang ukurannya tidak besar, sedangkan Mark melihatnya dulu sesaat, lalu ikut memakan burgernya.

"Nih, makan juga kentangnya biar lo kenyang," ujar Mark sambil menyodorkan kentang kepada Felli. Gsdis itu mengangguk lalu memakannya.

"Makan sebiji doang nggak kerasa, Fel. Langsung lima biji baru kerasa," kata Mark.

"Gue nggak serakus itu, Mark." Balas Felli datar-sedatarnya. Temanan sama Mark lama-lama diajarkan untuk rakus.

"Yang bilang rakus siapa sih? Gue serius juga." Mark langsung nengambil kentang goreng sekitar tujuh biji dan langsung dia masukkan ke mulutnya tanpa kira-kira, tanpa malu. Ia tidak malu dilihat orang-orang. Mungkin orang-orang akan bilang, 'padahal ganteng, kok kelakuannya kaya gitu?'

"Terserah lo deh, Mark. Kalo lo pengen kentang lagi, bilang ke gue." Felli mulai sibuk dengan makanannya sendiri, begitu juga Mark yang kelihatan nikmat sekali dengan makanannya. Mungkin nasi campur garam juga dia nikmati.

"Mark ... gue mau nanya deh." Kata Felli setelah menghabiskan satu potong ayam. Ia sebenarnya ingin menanyakan Mark bilang apa ke Cinta saat di sekolah tadi. Felli penasaran.

Mark menelan makanannya, menyeruput minumnya lalu mengangguk. "Tanya aja," jawab dia.

"Lo tadi bilang apa ke Kak Cinta?"

Mark menatap Felli sebentar, tidak mengatakan apa-apa. Kemudian, ia membuang napas berat, seperti orang putus asa. "Gue marahin, terus cuma kasih tahu kalau dia berani ganggu lo lagi, dia bakalan berhadapan sama gue."

"Serius? Marahin gimana?" Felli sebenarnya rada-rada tidak percaya. Ya kali saja ada tambahannya begitu. Kalau hanya dikasih tahu saja sepertinya tidak mungkin karena Mark juga kelihatan marah sekali tadi.

"Gue marahin kenapa dia nampar lo seenaknya, terus bilang ke dia kalo lo aja baru kenal sama Farga. Dia sempat ngelak sih waktu gue bilang dia nampar lo, cuma ujung-ujungnya dia ngaku juga karena takut. Itu aja sih."

Felli mengangguk paham. Sepertinya memang begitu kenyataannya. "Terus Kak Farga bilang apa ke Kak Cinta?"

"Farga? Dia nggak nemuin Cinta."

"Lah? Tapi tadi gue kira dia nyusulin lo deh."

"Beneran? Kok gue nggak liat dia? Ke tempat lain kali."

Felli bingung. Jadi, Farga tadi tidak ketemu Cinta. Lalu kenapa dia buru-buru pergi begitu setelah membuatnya jantungan? Tuh, 'kan, Felli jadi teringat kejadian waktu Farga menatap wajahnya yang terkena tamparan. Cewek mana sih yang tidak lemah digituin cogan? Pasti cewek belok yang tidak lemah.

"Udah nggak usah dipikirin. Kalo Cinta gangguin lo lagi, gue yang turun tangan." Mark mengibaskan tangannya ke wajah Felli agar ia berhenti melamun.

"Terus, tadi lo kemana aja? Kok baru pulangnya jam tujuh?"

"Hah? Oh itu, g--gue ke rumah temen gue buat kerja kelompok."

Felli menatap Mark yang menjawab pertanyaannya sambil menunduk. Ia tidak melihat wajah Felli seperti biasa ketika sedang berbicara. Lalu, mimik mukanya jadi aneh, tapi tidak bisa dijelaskan. Apa Mark bohong? Tapi kenapa harus bohong? Apa yang ia sembunyikan? Felli merasa janggal.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

752K 10.3K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
458K 50K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
512K 19.2K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...