PARTNER

By dqueen_

8.3K 2.1K 236

"Karena aku tahu, bahwa kita akan tetap menjadi kita." -Riki More

CAST
PROLOG
1. [Baru]
2. [Sekarang]
3. [Siapa?]
4. [Kelam]
5. [Pengakuan]
6. [Mr.Robot]
7. [Satu Kali]
8. [Pengakuan ke-2]
9. [Hening]
10. [Masalah Baru]
11. [Silang]
12. [Pesan]
13.[Kostum]
14. [Segitiga]
15. [Menyerah? Tidak!]
Iklan Sekejap [penting!]
16. [Detik-detik menuju UAS]
17. [Pertanda]
18. [Menuju Kebenaran]
19.[Gagal]
20. [Bandara]
21. [Terluka]
22. [Jubah hitam]
23. [I'm your Riki]
24. [Siapa Dia?]
25. [Sepupu]
26. [Truth or Dare]
27. [Tahun Ajaran Baru]
28. [Cinta Lama]
29. [Dilla Kembali]
30. [Alasan Kembali]
32. [Tertangkap]
33. [Sulit]

31. [Drama Kecil ala Tobi]

4 2 0
By dqueen_

kau pernah menvonis dirimu sangat dekat dengannya

kau menganggap dirimu ialah matahari

yang selalu meneranginya dengan cahaya, 

sebentar ...

aku hanya ingin mengingatkan,

apakah kau lupa bahwa ada waktunya dia membutuhkan bulan?

yang harus menerangi malamnya

kenapa? karena pada saat malam matahari tidak ada

dan engkau akan tergantikan untuk sementara.

Rani menutup note book Kanya, menerawang jauh apa yang baru saja ditulis sahabatnya sepuluh menit yang lalu, bahkan ini pertama kalinya rani melihat Kanya menulis sesuatu yang sulit di mengerti olehnya. Biasanya hanya curahan hati Kanya tentang Riki yang Rani lihat, namun kali ini sepertinya itu tidak diperuntukkan untuk sang kekasihnya, melainkan yang sampai sekarang masih dipertanyakan oleh Rani.

Rani menghampiri Ranjang kanya, yang tanpa sengaja melihat kertas yang terselip diantara balutan selimut berwarna putih. Rani ragu untuk mengambilnya, mungkin dia akan terlihat sangat lancang jika Kanya tahu. Tapi? bukankah mereka seorang sahabat.

And than i don't have true friend

Coretan hitam yang melukis disana semakin membuat Rani mengernyitkan dahi, segera dia kembalikan kertas itu setelah mendengar engsel pintu kamar mandi Kanya. Kanya terlihat sangat segar, dengan balutan handuk pada kepalanya.

"Rani, sejak kapan disini? kenapa ga teriak biar aku mandinya cepet?"

Rani menggeleng , " ihh ga ada masalah kali mau kamu mandi seharian juga, aku kesini sebenarnya mau ngajak main."

"Main kemana?" Kanya bertanya tanpa melihat wajah Rani, dia meraih kertas yang belum lama dilihat oleh Rani, meremukkannya dan memasukkannya ke dalam tempat sampah kecil dekat rak bukunya.

Rani melihat Kanya asing, " ko dibuang?"

Kanya mengangkat bahunya, "ga penting ran. oh iya aku gabisa main, aku baru ingat harus nyari buku."

"Yaudah aku ikut."

"Udah kamu main sama Reno aja."

"Sekali-kali main sama kamu lah Kankan. Kangen aja gitu, dua hari ini kayaknya kamu sibuk banget."

"Kamu tau kan? kenapa aku ngelakuin ini?" Kanya menengok ke Rani yang dibalas dengan anggukan bahu oleh Rani.

"i must forget my long story with Riki. caused it i want to busy and busy more."

"Yaudah pamit ya kankan." Rani berjalan keluar dari kamar Kanya, menutup pintu kamar Kanya. "bahkan ngejawab aku aja dia enggan, apa aku harus bilang kondisi Kanya ke ka Rizki?"

🐤

"Malam bunda, malem yah," sapa Rizki seraya memasuki Rumah Kanya.

Tobi menyusul dibelakangnya.

Kanya segera mengajak Tobi dan Rizki ke ruangan diatas, tak lupa sedikit snack dan minuman dingin disediakan oleh kanya.

Tobi memulai.

"Mulai besok lu berdua harus putus," ucapnya santai dan langsung menenggak minuman.

"What?" teriak Kanya dan Rizki bersamaan membuat Bunda segera bertanya dari dari bawah.

"Kanya baik-baik aja bun, lagi main ini." Kanya berusaha menaikkan volume suaranya agar terdengar oleh bunda.

"Gua ga bercanda, itu yang si Dilla dan kawanannya mau."

belum sempat Rizki membuka mulut ocehan Tobi kembali menerjang.

"Yayaya, gua tau kalian gaakan percaya kalau gua bilang Reno dan kawanannya, termasuk Rani." Tobi menekankan akhir kalimat seraya menatap Kanya yang membuat Kanya terdiam "Dalang dari baliknya Dilla ke Jakarta."

"So? Kita harus buktiin supaya lu berdua yakin kalau itu fakta, dan bisa dipertanggung jawabkan." 

Rizki dan Kanya saling menatap, 

"Pertama, Mulai besok kalian berdua harus terlihat sangat jauh. Kedua, Kanya! lu harus bisa bikin Rani ngaku kalau dia sebenarnya tau tentang Dilla sebelum lu. Ketiga, Rizki! lu harus deketin deketin Dilla dan lu harus terlihat nyesel karna dulu ga mili Dilla demi Kanya."

"Haa ... "

"Diem Riz! belum kelar. Kay lu harus keliatan seperti orang yang sangat galau, dan ga bisa move on. Supaya Rani percaya dan akhirnya dia nyeritain semua rahasia Reno dan kawananya ke lu."

Rizki menggelengkan kepalanya, "cara lu ga banget deh tob."

"Aku setuju!"

"Kayyy!"

"Tos dulu dong," pekik Tobi mengangkat tangannya,

Kanya meletakkan tanggannya di atas tangan Rizki, "Riz ayo!" Tobi menarik tangan Rizki.

"Sukses!"

🐤

Deg... Deg... Deg...
Sebenarnya itu bukan suara jantung kami semua yang berada disini, itu adalah suara yang sudah kami nanti-nanti sejak lima belas menit yang lalu. Pelajaran Fisika pada jam pertama kurasa lebih baik,

"Semoga pak Giswar masuk," pekik Kanya.

"Eh Kanya kok lu songong sih?"

"Tau nih, doanya yang aneh-aneh."

Kanya melirik Rani, "aneh dimananya coba ran?"
Rani mengangkat kedua bahunya.

"Mentang-mentang lu pinter, jadi sok gitu," pekik siswi yang sedang duduk di meja guru.

"Eh kalian semua, jangan pikirin soal pinter apa engga tapi pikirin soal materinya. Inget tahun sebelumnya, pak Giswar sakit, kita gadiajarin terus UAS kita soalnya gaada yang kita tau cara nyelesaiinnya. Mau Fisika kalian kaya tahun kemarin lagi? Think smart lah, udah sama-sama dewasa kan."

Semua yang ada diruang kelas terdiam, banyak dari mereka yang benar-benar menelan perkataan kanya bukan hanya lewat saja.

"Sekarang kalian kembali ke tempat kalian masing-masing, dari pada pak Giswar datang dan melihat kalian seperti anak TK begitu. Ingat, sikap juga masuk kriteria penilaianya. Kalau kalian sebut aku pintar, disini aku juga mau kalian sebut diri kalian juga pintar. Jadi dewasalah."

Semua kembali ke tempatnya masing-masing, mempersiapkan alat tulis diatas meja serta membaca buku, namun banyak juga yang hanya membolak-balik kertasnya.

Kanya menarik nafas dalam seraya duduk kembali, membuka gadgetnya dan mematikan datanya. Rani tak bersuara, hanya dengusan nafasnya yang terdengar.

"Ran, kamu sakit?"
Meskipun Tobi mencurigai sahabatnya itu tapi Kanya masih  belum percaya bahwa Rani ikut andil dalam rencana Ali yang di bilang oleh Tobi saat dirumahnya semalam.

"Harusnya aku yang tanya kamu kenapa kankan?" Rani bertanya pelan.

"Pagi anak-anak."

"Pagi pakkk ..."

Kanya bernafas lega, pak Giswar memang selalu menjadi guru populernya sejak pertama kali dia mengijakkan kakinya disekolah ini. Bahkan dalam keadaan tersulit seperti ini dia masih saja dapat membantuku menghindari pertanyaan Rani. Dan ternyataada  gosip terbaru yang sudah sampai ke daun telinga Kanya yaitu pak Giswar sedang melanjutkan S2 nya sekarang, gurunya itu semakin paling hebat di mata Kanya. Tapi urutan ketiga,

“Kanya Maju," pekik pak Giswar memberi Kanya dua buah spidol, merah dan biru.

Kanya segera menghampirinya, menunduk dan mendengar sedikit bisikan dari pak Giswar. Semua siswa merasa aneh, tidak biasanya pak Giswar datang telat dan seperti malas mengajar mereka padahal biasanya guru yang terkenal galak se-penjuru sekolah itu selalu mempunyai semangat yang berapi-api dalam mengajari murid-muridnya. Namun senyumannya itu.

Pak giswar mendelik.

Kanya tersenyum malas.

Semua siswa seakan berteriak, "ada apa sihhhh?"

"Hari ini kita kuis." Ucap Kanya parau.

"@#%$?"

Ikan mas koi bertebaran dimana-mana, sebentar lagi kelas ini akan penuh dengan gelembung-gelembung lucu yang keluar dari masing-masing siswa dan siswi.

Kanya mulai menulis dipapan tulis membuat 4 kolom dipisah oleh 3 garis menggunakan spidol biru, "kuis perbaris ya ... " Kanya kembali membuka mulutnya, nadanya terdengar sangat malas.

'Kenapa harus saya sih pak? Kan ada yang lain. Males banget jadi penentu begini. Pasti dikira curang gara-gara milih barisa Rani terus. Padahal kan emang barisan Rani isinya anak rangking semua.'

"Yah pak kok perbaris?"

"Iya nih pak, barisan Rani anak-anak Ranking semua pak."

Pak Giswar tak menggubris, dia hanya berbicara pada Kanya untuk segera membacakan informasi selanjutnya.

"Materinya seputar sejarah Indonesia ya teman."

"Ko sejarah eh, lama-lama jadi anak IPS kita."

"Pak bukannya Fisika?"

Kelas kembali seperti pasar, ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar-menawar. Sudah kuduga pasti semuanya akan berespon seperti ini dan sebentar lagi pasti pak Giswar mengistruksikan untuk melanjutkan penjelasan terakhir.

Benar kan,

Kanya menggangguk, berarti mengerti.

"Teman-teman harap tenang ya. Jadi hari ini bu Nita ga bisa hadir di jam ketiga dan pelajaran Fisika dipindahkan ke jam ketiga. Lalu berhubung bu Nita mengambil cuti, dan beliau titip pesan supaya diadakan kuis seputar sejarah indonesia maka pak Giswar ditugaskan untuk membmbing kita. Dan saya sendiri di instruksikan oleh bu Nita untuk menjaaadiii ... "

Bagaikan slowmotion, semua sudah menantikannya.

"Sekretarisnya? Ah udah ketebak, tulisan Kanya kan bagus." Seorang siswa menimpa.

"Jurinya." Kanya menyela malas.

"Yahhhhh, curang nih pasti Kanya pak." Bimo segera menghardik tak terima.

"Sudah-sudah. Kalian seperti anak kecil saja. Kanya diberi amanah karna dia dapat mempertanggung jawabkannya."

Benar-benar kuis yang membosankan, karena pak Giswar tidak paham dengan sejarah jadi aku yang harus menentukan apakah yang setiap kelompok jawab benar atau tidak, belum lagi banyak yang berteriak aku curang karena terus-terusan membenarkan barisan Rani. Bagaimana tidak? Hanya mereka yang benar-benar menjawab, coba kalian telaah pertanyaan ku. Saat aku bertanyanya 'siapa yang mengetik naskah proklamasi?'  pasti kalian akan menjawab sayuti melik bukan? Itulah jawaban barisan Rani. Tepat sekali. Tapi kalian akan kesal jika mendengarkan jawaban-jawaban teman-temanku yang dekil ini. Mulai dari Nathan, Bimo, Radit ah aku semakin pusing, masa jawabannya 'tukang warnet depan rumah saya pak bisa ngetik, jago banget malah. Merem kelar'. Woi mas bangun, makanya kalau bolos jangan nongkrong diwarnet.

Dasar ketiak badak!

Tapi aku tidak melihat semangat di mata Rani sejak tadi, dia seperti menyimpan beban, apa dia memikirkan soal Dilla itu? Lalu sebentar lagi akan menceritakannya kepadaku? Tapi masa secepat ini? Sebentar, Rani kemana ya?

Sejak pak Giswar keluar dari kelas kami plus jam kedua kosong Rani sudah melesat entah kemana, duh aku belum sempat menjalankan misi dari ka Tobi untuk meyakinkan Rani dengan berpura-pura gagal move on.

Ah pemandangan yang sangat tidak aku inginkan, "deketin sih deketin tapi jangan segitunya juga kali, bahagia banget."

"Sabar dede Kanya, dia lagi jalanin misi buat dapet bukti kalo Dilla ada hubungannya sama si Ali. Oh iya by the way gua kesini mau nanyain soal misi lu. Udah dapet penjelasan?"

"Nihil kak. Rani menghindar." Kanya duduk pada kursi yang dekat dengannya.

"Siapa nihil?"

Kanya mendelik, "Gajah betina punya pak Giswar," jawabnya tanpa memandang.

"Pak Giswar punya Gajah juga?"
Kanya menatap tajam Tobi dan langsung berjalan menuju kantin, darahnya seperti mengumpul di ubun-ubun dan muncrat begitu saja seperti air mancur, melihat Rizki dan menghadapi Tobi membuat kerja jantungnya lebih keras, 'sabar Kanya'.
"Dia kira gua gatau beneran nihil apa kali ya? Dasar cewe," protes Tobi sambil melihat ke Rizki, "kalo udah cemburu susah deh. Udah kayak kebakaran jenggot, bisanya Cuma panik dan gabisa rileks."

🐤

Aku kembali lagi gengs, sorry banget buat post yang latenya sampai berbulan-bulan. Maklumin yak, D3 itu berat, lebih berat dr rindunya dolan.

Hayoo pada rindu Rizki sama Kanya ga? Wkwk tetep baca eaks, tapi gadibaca juga gpp hehe.

Jangan lupa votenyaa.

Terimakasih

Regards,
Queen.

[Chapter 32]👉

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
371K 33K 53
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...